Ulkus DM
Ulkus DM
Etiologi
neuropati
perifergangguan
sensorik,
motorik, dan autonom
Faktor lain yang berperan terjadinya ulkus :
iskemia, kalus, oedem
Neuropati sensorikhilangnya sinyal terhadap
rasa
nyeri
setempat
dan
hlangnya
perlindunagn terhadap trauma
Neuropati motorikadanya kelemahan otot
dan atrofi otot di ekstrimitas
Patogenesis Neuropati
Pada penderita dm timbul defek metabolisme pada sel Schwan
kecepatan konduksi pada serabut saraf menurun.
Neuropati motorik pada saraf otot gangguan kontraksi pada otot
intrinsik tungkai / kaki kelemahan otot, atrofi otot, deformitas
(hammer toes, claw toes, kontraktur tendon Achilles) dan memudahkan
terbentuknya kalus pada bagian telapak kaki yang mengalami tekanan.
Deformitas kaki dapat terjadi berupa neuroartropati Charcot .
Gangguan serabut sensoris akibat rusaknya serabut mielin dan sel
Schwan penurunan sensasi nyeri sehingga penderita kehilangan rasa
nyeri saat mengalami luka pada kaki. Penderita akan mengeluh nyeri
setelah luka atau ulkus menjadi lebih parah kondisi dan infeksinya.
Kerusakan serabut otonom yang terjadi akibat denervasi simpatik
menimbulkan kulit kering (anhidrosis) dan terbentuknya fisura kulit dan
edema kaki. Artinya. kulit yang kering pada sela-sela jari atau cruris
akan memudahkan timbulnya luka karena trauma.
Ulkus neuropati yang umum adalah bentuk malperforans. Predileksinya
terjadi pada plantar kaki sekitar kaput metatarsal I, II dan III. yang
dimulai dengan timbulnya kalus terlebih dahulu. Ulkus ini disebabkan
karena gangguan neurotropik sehingga ekstremitas tetap hangat dan
pulsasi arteri tetap dalam keadaan baik.
faktor metabolik
hiperglikemia
benda keton mengakibatkan asam laktat menurun daya bakterisidnya
glikogen hepar dan kulit menurun
Ulkus neuropati
Ulkus angiopati
Ulkus neuroangiopati
yang semuanya dapat disertai atau tidak disertai
infeksi.
Meskipun
klasifikasi
ini
dapat
memberikan cara pengobatan yang rasional tapi
tidak menggambarkan beratnya lesi di kaki
tersebut.
Tukak superficial
Gangren jari
Ganren kaki
Definisi
Tanpa iskemi
Partial gangren
Alas kaki
Kerusakan Nervus (persarafan) pada tungkai : pada Kaki mereka
mengalami suatu keadaan parestesia (baal) yang membuat mereka
tidak mengetahui ketika tungkai mereka mengalami perlukaan.
Sirkulasi pendarahan yang buruk : pembuluh darah mereka
mengalami sklerosis yang menghambat peredaran darah, terutama
kedaerah perifer. Gangguan perfusi (peredaran darah) ini menjadi
salah satu penyebab sulitnya penyembuhan luka pada penderita
diabetes.
Perlukaan pada tungkai : Perlukaan pada tungkai ini yang pada
akhirnya berkembang menjadi ulkus diabetikum.
Infeksi : Proses infeksi yang terjadi pada perlukaan di tungkai
penderita diabetikum ikut memperberat resiko timbulnya ulkus
diabetikum. Proses infeksi yang terjadi diawali dengan adanya suatu
infeksi kulit berupa selulitis yang disebabkan oleh kuman
sterptokokus grup A dan Staphylococcus aureus.
Rokok : Rokok meningkatkan resiko gangguan perfusi pada
mikrovaskuler terutama didaereh perifer sehingga menghambat
proses penyembuhan luka pada penderita diabetes.
Indikasi :
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat
Ketoasidosis diabetik
Gagal dengan OHO dosis maksimal
Stress berat
Kehamilan dengan DM
Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat
pemeriksaan
lengkap
yakni
pemeriksaan
CBC
(Complete Blood Count), pemeriksaan gula darah,
fungsi ginjal, fungsi hepar, elektrolit.
transcutaneous oxygen tension (TcP02), USG color
Doppler atau menggunakan pemeriksaan invasif
seperti; digital subtraction angiography (DSA),
magnetic resonance angiography (MRA) atau computed
tomography angoigraphy (CTA).
Gold standard untuk diagnosis dan evaluasi obstruksi
vaskuler perifer adalah DSA.
Pemeriksaan foto polos radiologis pada pedis juga
penting untuk mengetahui ada tidaknya komplikasi
osteomielitis. Pada foto tampak gambaran destruksi
tulang dan osteolitik.
Panas
Dingin
Pulsasi besar
Sensorik menurun
Warna kemerahan
upper-extremity (UE)
lower-extremity (LE) amputasi.
- toe and partial foot amputation (i.e., Symes);
- unilateral (i.e., involvement of only one leg) belowknee;
- unilateral above-knee;
- hip disarticulation and hemipelvectomy;
- bilateral (i.e., involving both legs) below-knee;
- bilateral above- and below-knee (i.e., one leg
amputated
above the knee, one leg amputated below the knee);
and
- bilateral above-knee (i.e., both legs amputated
above the knee).
Status Gizi
Kerja Santai
Sedang
Berat
Gemuk
(kal/KgBB)
25
30
35
Normal
(kal/KgBB)
30
35
40
Kurus
(Kal/KgBB)
35
40
40-50