Beranda
aboutme ....
"Orang yang berpikiran positif, dalam kondisi apapun juga selalu memacu dirinya sendiri ke arah
yang lebih baik, tanpa terpengaruh oleh kondisi luar, selalu berusaha melihat dari segi positif,
dan menjadikan halangan sebagai tantangan untuk maju"
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
Archives
o
2013 (27)
April (27)
ASKEP MEANINGITIS
ASKEP MAKROSMIA
ASKEP SC
ASKEP CA SERVIKS
ASKEP SUCIDE
ASKEP HALUSINASI
ASKEP DEPRESI
ASKEP HDR
ASKEP THYPOID
ASKEP GEA
ASKEP DM
ASKEP TBC
ASKEP HEPATITIS
KATA-KATA MUTIARA
ASKEP HIPERTENSI
THALASEMIA A.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Faringitis kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis-Viral (Faringitis karena
Virus) adalah peradangan pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal
tenggorokan) yang disebabkan oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan
perdadangan. Namun yang paling umum penyebab peradangan adalah virus. Ketika di
tenggorokan tidak ditemukan bakteri penyebab gejala, kemungkinan besar faringitis disebabkan
virus. Peradangan ini mengkibatkan sakit tenggorokan. Faringitis dapat terjadi sebagai bagian
dari infeksi virus yang juga melibatkan sistem organ lain, seperti paru-paru atau usus.
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi
yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1
tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap
berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan
faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.
B. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
C. MANFAAT PENULISAN
1. Umum
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan kita terhadap faringitis
ini khususnya bagi kita yang terjun langsung sebagai tenaga kesehatan sehingga menjadi perawat
2.
profesional pun bisa kita capai dengan bertambahnya lagi pengetahuan tentang faringitis ini.
Khusus
Mampu menjelaskan asuhan keperawatan faringitis pada anak-anak.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan dalam makalah ini yaitu terdiri dari:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah,
B. Tujuan Penulisan,
C. Manfaat Penulisan
D. Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA yang terdiri dari:
A. Konsep Medik
B. Konsep Keperawatan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KONSEP MEDIK
A. DEFINISI
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).Faringitis (dalam bahasa
Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring.
Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan.
Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih
merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan.
B.
KLASIFIKASI
Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Faringitis Akut
Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang sangat penting. Beberapa usaha
dilakukan pada klasifikasi peradangan akut yang mengenai dinding faring. Yang paling logis
untuk mengelompokkan sejumlah infeksi-infeksi ini dibawah judul yang relatif sederhana
Faringitis Akut. Disini termasuk faringitis akut yang terjadi pada pilek biasa sebagai akibat
penyakit infeksi akut seperti eksantema atau influenza dan dari berbagai penyebab yang tidak
biasa seperti manifestasi herpesdan sariawan.
2.
a.
Faringitis Kronis
Faringitis Kronis Hiperflasi
Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa dinding posterior. Tampak mukosa
menebal serta hipertofi kelenjar limfe di bawahnya dan di belakang arkus faring posterior (lateral
b.
band). Dengan demikian tampak mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
Faringitis Kronis Atrofi (Faringitis sika)
Faring kronis atrofi sering timbul bersama dengan rinitis atrofi.Pada rinitis atrofi udara
pernapasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta
c.
1)
a)
infeksi faring.
Faringitis Spesifik
Faringitis Luetika
Stadium Primer
Kelainan pada stadium ini terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding faring
b)
c)
arah laring.
Stadium Tersier
Pada stadium ini terdapat guma.Tonsil dan pallatum merupakan tempat predileksi untuk
2)
C.
GEJALA
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri
menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah. Gejala lainnya adalah:
Demam
Pembesaran kelenjar getah bening di leher
Peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih
merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Kenali gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut:
Rasa pedih atau gatal dan kering.
Batuk dan bersin.
Sedikit demam atau tanpa demam.
Suara serak atau parau.
5.
D.
1.
ETIOLOGI
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,
termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri yang
menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium,
2.
3.
4.
5.
6.
E.
PATOFISIOLOGI
Organisme yang menghasilkan eksudat saja atau perubahan kataral sampai yang
menyebabkan edema dan bahkan ulserasi dapat mengakibatkan faringitis.Pada stadium awal,
terdapat hiperemia, kemudian edema dan sekresi yang meningkat.Eksudat mula-mula serosa tapi
menjadi menebal atau berbentuk mukus dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat
melekat pada dinding faring.
Dengan hiperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi melebar. Bentuk sumbatan yang
berwarna putih, kuning atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tidak adanya
tonsilia, perhatian biasanya difokuskan pada faring dan tampak bahwa folikel limfoid atau
bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan
membengkak. Tekanan dinding lateral jika tersendiri disebut faringitis lateral. Hal ini tentu saja
mungkin terjadi, bahkan adanya tonsilia, hanya faring saja yang terkena.
F.
1.
2.
3.
KOMPLIKASI
Otitis media purulenta bakterialis
Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube eustacius akibat
kontaminasi sekresi dalam nasofaring.
Abses Peritonsiler
Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi,
menembus kapsul tonsil.
Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk ke ginjal. Proses
autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh meimbulkan bahan autoimun yang
4.
merusak glomerulus.
Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorok akan menyebabkan
peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katup-katup jantung, terutama pada katup
5.
6.
G. PETALAKSANAAN
1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida
a. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-250 mg penisilin V tiga
b.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
6.
a.
b.
Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal salin dan pelega tenggorokan
bila perlu.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak, hiperemis,
terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula
2.
3.
4.
a.
b.
II.
A.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan
Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya: batuk, pilek, demam.
Riwayat alergi dalam keluarga
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi
Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan
Ada/tidak riwayat merokok
Pemeriksaan Fisik
Pernapasan
Pernapasan dangkal, dipneu, takipneu, tanda bunyi napas ronchi halus dan melemah, wajah pucat
b.
c.
Kelelahan, malaise, insomnia, penurunan toleransi aktivitas, sirkulasi takikardi, dan pucat
Makanan dan cairan
Gejala :
d.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
B.
1.
2.
3.
4.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Peningkatan suhu tubuh berhubungandengan adanya peradangan
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada tenggorokan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan secret
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Intervensi
1. Ukur tanda-tanda vital
Rasional
1. Untuk mengetahui keadaan
2.
DX-1
DX-2
4. Untukmenguranginyeri
1. Untuk mengetahui adanya
peningkatan nafsu makan
nutrisi pasien
1.
DX-4
Identifikasi
kualitas
hangat.
agar mudah keluar.
Ajari pasien untuk batuk3. Untuk melegakan saluran
efektif.
nafas.
4. Kolaborasi untuk pemberian4. Untuk mengencerkan dahak.
terapi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An. T DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
FARINGITIS
DI RUANG PUSPA RST CIREMAI
RUANG RAWAT
: Ruang Puspa
TANGGAL MASUK RS
: 14 Januari 2013
NO. MEDRECT
: 000063765
: An. T
:P
: 8 tahun
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Diagnosa Medis
B.
1.
a.
b.
: Islam
: bawah umur
: SD
: Jln cendana Raya No. 61 Rt 004/009 Kec Talun
: Faringitis
RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan Utama
Klien mengeluh panas
Kronologis keluhan
Klien datang ke UGD RST Ciremai pada tanggal 14 Januari 2013 dengan keluhan panas, sakit
tenggorokan dan filek. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, sebelumnya klien di bawa
berobat ke puskesmas, namun karena keadaan klien tidak kunjung membaik akhirnya klien di
bawa ke RST Ciremai dan harus dirawat di ruang Puspa Kelas 2A. dengan diagnosa faringitis.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 14 januari 2013 pukul 21.00 WIB, keadaan klien tampak
lemah, klien mengeluh masih panas sakit tenggorokan,dan pilek. Adapun hasil dari pemeriksaan
2.
3.
4.
5.
No
1.
Jenisaktivitas
c. Porsi makan
d. Nafsu makan
e. Kesulitan/ gangguan
Minum
a. Jenis air minum
b. Jumlah
c. Kesulitan / gangguan
Eliminasi
Eliminasi fecal
Frekuensi
Warna
Konsistansi
Kesulitan / gangguan
Eliminasi urine
Frekuensi
Warna, bau urine
Apakah terpasang kateter
Personal hygiene
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Saatsakit / di RS
3x sehari
3x sehari
Nasi,lauk
Bubur +lauk
pauk,makanan
pauk
Nutrisi
makan
a. Frekuensi
b. Jenismakanan
a.
1)
2)
3)
4)
b.
2. 1)
2)
3)
Saatsehat / di rumah
ringan,
1 porsi habis
Tidak habis
Baik
Kurang Baik
Tidak ada
Kesulitan
menelan
Air putih
4 gelas/hari
Kesulitan
menelan
1-2x/hari
1x/hari
Kuning khas
Tidak terkaji
Mandi
Oral hygiene
Cuci rambut
Potong kuku
Lembek
Tidak terkaji
Tidak ada
Tidak ada
Istirahat / tidur
3-4x/hari
1x
Kuning, khas
Tidak
Tidak
2x sehari
Di seka
1-2x sehari
1x/hari
Waktu tidur
Durasi tidur
Bangun malam hari
Gangguan dalam tidur
3.
2x sehari
1x/hari
1x dalam seminggu
1x/minggu
Malam hari
Malam hari
8 jam
6 jam
Tidak
Ya
Tidak ada
Panas
4.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran
: compos mentis
2. Tanda-tanda vital
Suhu
: 39,2 C
Berat badan : 24 Kg.
Nadi
: 92x/menit
Respirasi
: 22x/menit
Tekanan Darah
: Tidak Terkaji
3. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, konjungtiva an anemis, seklerea an ikhterik, pupil
isokor, kornea normal, otot-otot mata baik, lapang pandang baik, fungsi penglihatan baik (klien
bisa melihat dan membaca papan nama perawat)
4.
5.
Sistem pendengaran
Posisi telinga normal, aurikel baik tidak nyeri tekan, kondisi telingan terdapat serumen, fungsi
pendengaran baik dengan klien selalu menjawab pertanyaan yang di berikan perawat.
Sistem pernafasan
Frekuensi: 22 x/menit, posisi hidung simetris, pernafasan normal, terdapat sumbatan sekret, ada
batuk, suara nafas tidak baik (ronchi (+), wheezing -/-), fungsi penciuman baik klien bisa
6.
7.
usus 8x/menit, abdomen tidak kembung, flatus baik, tidak ada gejala susah BAB.
8. Sistem genetalia
Klien tidak bersedia untuk di periksa pada daerah genitaliany
9. Sistem saraf pusat
Tingkat kesadaran
: compos mentis
GCS:
pertanyaan)
NIX(glosofaringeus)
: klien dapat berbicara
NX(vagus)
: klien tidak menelan dengan baik
NX1(asesorius)
: klien dapat menggerakan bahu dengan baik
NXII(hipoglosus)
: klien mampu menggerakan lidah.
10. Sistem Muskuloskletal
Terpasang infus di tangan kanan, ,kekuatan tonus otot :
5
5
5
11 Sistem integumen
Turgor kulit baik, warna kulit coklat gelap.
D. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 14 januari 2013
Jenispemeriksaan
I. HEMATOLOGI
Hasil
Rujukan
DARAH RUTIN
Hemoglobin
12,2 gr%
W 12-16 gr%
Leukosit
11,5ribu / mm
4.0-10.0 ribu / mm
Erytrosit
5,16 juta / mm
W 4-4,5 juta/mm
36 %
W 37-43 %
158ribu / mm
150-390 ribu / mm
Haematokrit
Trombosit
II. SEROLOGI
WIDAL
2.
S.TY.H
+ 1 / 160
S.PA.H
-- / NEG
S.PB.H
+ 1 / 160
S.PC.H
-- / NEG
S.TY.O
+ 1 / 160
S.PA.O
+ 1 / 160
S.PB.O
+ 1 / 160
S.PC.O
+ 1 / 160
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
11,6 gram %
10,12-16 gram %
Leukosit
8,1 ribu/mm
4,0-10,0 ribu/mm
Erytrosit
5,18 juta
4-4,5 juta
35,8 %
37-43 %
150 ribu/mm
150-390 ribu/mm
BD
1,020
KUNING
PH
6,5
KUNING
Keton
--/NEG
NEGATIF
Nitrit
--/NEG
NEGATIF
Albumin
+/POSI
NEGATIF
Reduksi
--/NEG
NEGATIF
Urobilin
--/NEG
NEGATIF
Bilirubin
--/NEG
NEGATIF
0-4/LPB
DARAH RUTIN
Haematokrit
Trombosit
URINE LENGKAP
Warna
SEDIMEN
Leukosit
Erytrosit
Silinder
Epitel cel
Kristal
2--3
0-4LPB
0- -1
NEGATIF
+/POSI
POSITIF
--/NEG
NEGATIF
Jenis pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hasil
Nilai Normal
11,5 gram
10,12-16 gram %
5,0 ribu / mm
4,0-10,0 ribu/mm
36,1 %
37-43 %
145 ribu / mm
150-390 ribu/mm
DARAH RUTIN
Hemoglobin
Leukosit
Haematokrit
Trombosit
E.
-
PENATALAKSANAAN / THERAPY
Infus RL 20 tts/ menit
Cefotaxim 2x 1/ 600 mg
Antrain 2x1 250 mg
Etiologi
Virus / Bakteri
panas
DO: klien tampak lemah
Masalah
Peningkatan suhu
tubuh
S = 39.2 C
N = 92x/menit
proses inflamasi
R : 22x/menit
radang
Impuls
disampaikan ke
hypothalamus bagian
termoregulator
Hiperthermi
Peningkatan suhu
tubuh
Virus / Bakteri
Nyeri menelan
tenggorokan
Lapisan epitel dinding faring
DO : klien tampak rewel
Skala nyeri 3 (0-5)
Faringtis
S = 39.2 C
N = 92x/menit
R : 22x/menit
Proses Inflamasi
Sakit Tenggorok
Nyeri menelan
Virus / Bakteri
Gangguan nutrisi
(kurang dari
kebutuhan)
4.
Virus / Bakteri
tidak efektif
Lapisan epitel dinding faring
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
IV.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1
No.
Tujuan dan
Dx. Kep
I
Kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan
1.
1.
2.
keperawatan selama 3 x 24 jam
2.
Monitor temperature tubuh secara
3.
Suhu tubuh dalam batas normal, teratur
dengan kriteria hasil :
2.
II
Intervensi
Ukur tanda-tanda vital
3.
Suhu: 36,8-37,2 C
Setelah dilakukan tindakan
1.
1.
2.
mengatasi nyeri
Meningkatkan relak
3.
4.
nyeri
Untuk mengetahui
Untuk mengurangi
hasil:
-
3 menjadi 1
- klien tidak tampak rewel
- TTV normal
Suhu : 36 C
Nadi:60-100 x /menit
3
III
4.
1.
3.
IV
Kaji TTV
Kolaborasi dalam pemberian
analgetik
Untuk mengetahui
nafsu makan
Untuk memenuhi k
Untuk mengurangi
bias masuk
Ra
Untuk mengetahui
Mengetahui perkem
Membantu dalam p
Untuk mengetahui k
Untuk mencairka
keluar.
Untuk melegakan sa
Untuk mengencerka
sputum
-
V.
IMPLEMENTASI
Tanggal
No
1.
No.
Dx. Kep
I
Implementasi
Mengukur tanda-tanda vital
Respon
Klien bersedia dengan hasil s: 37.7
Memonitor temperature
94x/menit R: 20x/menit
Klien bersedia dan mau di periksa da
Kolaborasi pemberian
jangka waktu
Malam : 37,0C
Pagi : 37,6 C
Sore : 37,0 C
antibiotik, antipiretik
2
15-01-2013
II
mengkaji TTV
berkolaborasi dalam
pemberian analgetik
powler)
klien kooperatif dengan hasil
S: 37,7 C
N: 94x/menit
R: 20x/menit
klien bersedia untuk di injeksi (thora
dengan terapi : antrain 2x 250mg
III
klien
melakukannya.
IV
Mengidentifikasi
kualitas
VI.
EVALUASI
Ttd&
No
Tgl,
DX
Evaluasi
NamaPer
awat
1.
15-01-
2013
2.
15-01-
II
2013
P : pertahankan intervensi
S:klien mengeluh masih nyeri
tenggorokan
O : klien tampak rewel
A: masalah belum teratasi
3.
15-01-
III
2013
P :lanjutkan intervensi
S : klien mengatakan masih saki tpada
saat menelan makanan
O : - Nafsu makan menurun
- Klien tampak lemas
A : masalah belum teratasi
4.
15-01-
IV
2013
P : Lanjutkan intervensi
S : klien mengatakan saluran hidung
tersumbat karena adanya secret
O : terdengar suara ronchi
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
16-012013
II
16-01-
III
2013
16-012013
IV
P : Lanjutkan intervensi
S: klien mengatakan saluran
hidungnya sudah tidak tersumbat
O : sudah tidak terdengar suara ronchi
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).Faringitis (dalam bahasa
Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau
faring.Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih
merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan.
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan faringitis yaitu:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya peradangan
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan
3. Gangguan nutrisi (kurangdarikebutuhan) berhubungan dengan intake yang kurang dengan
kesulitan menelan
4. Bersihan jalnan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret
B. SARAN
Kami selaku penulis berharap kepada pembaca khususnya kami sendiri agar dapat
meningkatkan lagi ilmu dan pengetahuan yang dimiliki khususnya dibidang Keperawatan.