PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Produk pertanian baik buah maupun sayur merupakan jenis produk yang
cepat rusak, baik kerusakan fisik, tekstur maupun kandungan kimia. Pada
dasarnya kerusakan diakibatkan oleh berbagai macam faktor seperti terjadinya
gesekan, gangguan patogen, respisari, transpirasi dan faktor-faktor lainnya.
Akibatnya produk tersebut mengalami penurunan kandungan gizi, perubahan
warna serta komponen lain yang dapat berakibat pada menurunnya nilai jual
maupun daya tarik produk pertanian tersebut. Sehingga untuk menjaga kualitas
hasil pertanian agar tetap baik dan menarik diperlukan suatu metode penanganan
pasca panen yang optimal untuk mengurangi atau menghambat faktor-faktor yang
menyebabkan kerusakan terjadi.
Salah satu metode untuk mengurangi laju respirasi dan transpirasi untuk
menunda proses pematangan buah dan sayur agar tidak cepat rusak antar lain
yaitu dengan cara modifikasi atmosfer melalui pengemasan atau yang biasa
disebut MAP (Modified Atmosphere Packaging). Pengemasan merupakan suatu
pembungkusan yang dilakukan terhadap produk dengan tujuan agar produk tidak
mudah rusak dan memiliki nilai sensoris yang baik.
MAP (Modified Atmosphere Packaging) merupakan kombinasi antara
pengendalian konsentrasi oksigen dan karbondioksida dengan mengatur
kelembabanya. Maka dari itu untuk buah-buahan dan sayuran sangatlah penting
untuk mendapatkan perlakuan MAP (Modified Atmosphere Packaging) untuk
menghambat terjadinya resiprasi sehingga akan memperpanjang umur simpan dari
produk.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini mengetahui apakah adanya
perubahan susut berat, kekerasan, warna, pH, dan total padatan terlarut dari buah
tomat setelah 5 hari dalam pengemasan menggunakan plastik film dan styrofoam
dengan menggunakan MAP (Modified Atmosphere Packaging).
1.3
1.
Tujuan
Mahasiswa memahami pentingnya pengemasan dan suhu penyimpanan
sebagai cara untuk memperlambat kerusakan buah tomat.
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
famili Solanaceae dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Genus ini
dibagi dalam dua subgenus berdasarkan warna buah, yaitu Eulycopersicum yang
buahnya berwarna merah dan Eriopersicum yang buahnya berwarna hijau.
Species L. esculentum merupakan tomat yang banyak dibudidayakan.
Bagian dari tanaman tomat yang dimanfaatkan untuk konsumsi segar
adalah yang masih hidup, dimana hal tersebut ditandai dengan adanya respirasi
sebagai ciri dari aktivitas metabolisme tomat tersebut. Berlangsungnya respirasi
bertujuan untuk mempertahankan hidup dari tomat tersebut, dimana dalam
respirasi itu tomat mendapatkan energi. Pada` proses respirasi, karbohidrat dan
senyawa kompleks lainnya dirombak menjadi bentuk karbohidrat yang lebih
sederhana (gula) yang selanjutnya akan dioksidasi untuk menghasilkan energi.
Hasil dari respirasi ini berupa karbondioksida, panas, dan uap air. Apabila laju
respirasi semakin tinggi maka semakin cepat pula perombakan-perombakan yang
mengarah pada kemunduran dari produk tersebut. Air yang dihasilkan pada proses
respirasi tersebut kemudian ditranspirasikan, apabila hal tersebut tidak
dikendalikan maka produk menjadi cepat layu. Oleh karena itu, laju respirasi
sering digunakan sebagai parameter yang baik untuk menentukan masa simpan
pascapanen produk segar.
Tomat merupakan salah satu jenis buah yang memiliki pola respirasi
klimaterik, yaitu respirasi dimana akan terjadi peningkatan laju respirasi dan
produksi etilen pada`saat terjadi pemasakan. Pada awal proses pemasakan,
respirasi akan meningkat sampai puncak klimaterik, sesudah itu berkurang
perlahan. Respirasi klimaterik maksimal terjadi pada tomat tingkat merah jambu
tua (Pantastico, 1986).
Laju respirasi merupakan salah satu parameter kualitas buah tomat,
apabila laju respirasinya tinggi, maka tomat akan banyak kehilanngan air, yang
menyebabkan kenampakan menjadi kurang baik, selain itu juga nutrisi yang
terkandung dalam buah tomat menjadi berkurang. Selama pemasakan, secara
umum buah-buahan mengalami perubahan-perubahan utama secara fisik dan
kimia. Menurut Kays (1991) perubahan tersebut umumnya dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori, yaitu perubahan tekstur, pigmentasi dan flavor.
Pada tekstur, menurunnya ketegaran buah atau melunaknya buah
disebabkan
oleh
meningkatnya
aktivitas
enzim
poligalakturonase
yang
2.2
Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menjadikan
berfungsi
untuk
menempatkan
mempunyai
suatu
bentuk-bentuk
memudahkan
2.3
untuk kegiatan
pernapasannya yang akan menghasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Hal tersebut
akan menyebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi antara bagian dalam dan luar
kemasan yang mengakibatkan perembesan O2 kedalam kemasan. Konsentrasi CO2
pada saat yang bersamaan akan semakin bertambah dan mulai merembes keluar
kemasan (Sutrisno et al, 1999).
2.3.1
(MAP)
Menurut Mangaraj (2009) teknik pengemasan Modified Atmosphere
Packaging (MAP) memiliki bebrapa kelebihan dan kelemahan, yaitu :
1. Kelebihan :
2.
Kelemahan :
Diperlukan pemeriksaan suhu, perbedaaan komposisi gas pada masing-
2.3.2
membawa gas, yang hanya membolehkan sangat sedikit saja gas yang dapat dapat
menyebar kedalam produk. Pengemasan ini dibuat dengan menggunakan plastik
film yang memiliki permeabilitas tinggi terhadap keberadaan gas. MAP untuk
produk segar harus diberikan suatu oksigen agar menjaga proses metabolisme
aerobik dari produk tersebut. Sedangkan keberadaan CO2 (karbon dioksida) harus
ditiadakan untuk menghindari adanya gas yang membahayakan (Cortivo, 2008).
Permeabilitas dari suatu bahan pengemas dapat menentukan kondisi
atmosfer yang akan mempengaruhi masa bertahan (shelf life) suatu produk. Jika
atmosfer lebih tinggi CO2 (oksigen yang dibutuhkan rendah), maka bahan yang
digunakan harus bersifat impermeabel terhadap gas. Sayuran dan buah-buahan
2.3.3
memadai. Ada dua cara yang berbeda untuk memodifikasi udara di dalam
kemasan :
1) Gas flushing
Teknik ini biasanya dilakukan dalam pembentukan fill-sheal machines.
Penggantian udara di dalam sebuah kemasan yang dilakukan dengan aliran gas
yang terus-menerus. Gas ini mengencerkan aliran udara di sekitar produk
makanan. Dan kemasan tersebut kemudian terkunci. Tingkat residu oksigen dalam
kemasan adalah 2-5% O2.
Karena itu, , teknik gas flush biasanya tidak cocok pada makanan yang
sangat
sensitif.
Jadi
ketika
akan
melakukan
pengemasan
harus
besar teknik ini adalah kecepatan mesin. Karena kerja mesin yang terus-menerus,
produk ratenya sangat tinggi.
2) Compensated Vacuum
Teknik compensated vacuum yaitu menghilangkan udara di dalam
kemasan dengan cara penyedotan dan kemudian mengganti dengan gas campuran
yang diinginkan. Penggantian udara dicapai dalam dua-langkah proses, kecepatan
operasi dari peralatan lebih lambat dari teknik gas flush. Namun, efisiensi dari
teknik ini lebih baik. Karena itu, jika produk makanan sangat sensitif terhadap
oksigen, maka teknik inilah yang digunakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Buah Tomat ini dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Oktober 2013 dan bertempat di
Laboratorium Pasca Panen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.
3.2
Bahan
3.3
Prosedur Penelitian
1. Menyotir buah tomat yang akan di kemas dengan cara memilih buah tomat
yang segar dan matang.
2. Membersihkan buah tomat dengan cara dicuci dan kemudian ditiriskan
sampai air di permukaan buah tomat benar-benar kering.
3.3.1
Kontrol
3.3.2
Pasif
3.3.3
Aktif
3.4
Variabel Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan yaitu : Susut berat, tingkat kekerasan,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
Hasil
Dari penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur kerja, agar dapat
mengetahui suhu optimum dari buah tersebut dapat melihat dari tabel di bawah
ini.
Tabel. 1 Penyimpanan Komoditi Buah-Buahan dan Sayuran
Jenis Buah
/Sayuran
Alpukat
Pisang
Mangga
Pepaya
Kubis
Wortel
Mentimun
Tomat matang. Hj
Tomat matang tua
Kadar CO2
(%)
10
7
5
5
5
6
2-5
2-4
2-4
Kadar O2
(%)
2
4
5
1
3
2-3
2-5
3
3
Lama
Penyimpanan
40-60 hari
28 hari
**
3 minggu
1 bulan
**
45 hari
1-3 minggu
4-7 hari
Suhu oC
4,5
14
13
13
**
10
10-13
18-22
13-15
10oc
15oc
25oc
O2
CO2
O2
CO2
O2
CO2
1002
3600
265
342
226
364
888
422
294
473
291
430
746
412
299
4143
1464
656
6226
1479
CO2(%)
2-4
2-4
O2(%)
3
3
Suhu (oC)
7-10
13
=PxL
= (0,2) x (0,175)
= 0,035 m2
W . Rz
= Pz . A .
Keterangan :
W
= Berat bahan
= Luas plastik
Pz
= Permeabilitas CO2
Yu
= Ketebalan plastik
Diketahui :
Pz
= 364 ml.mm/m2.jam.atm
= 20 cm x 17,5 cm
= 350 cm2
= 0,035 m2
Yu
= 0,03 %
= 0,003
Yoptm = 3 %
= 0,03
Rz
= 15 mg/kg.jam
= 0,05 mm
Jawab :
W . Rz
= Pz . A .
=
=
Pengemasan Aktif
Langkah pertama kita mengukur volume styrofoam untuk mengetahui
berat buah yang akan dimasukkan ke dalam styrofoam menggunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan
W
= Berat bahan
= Luas plastik
Pz
= Permeabilitas CO2
Yu
= Suhu 10 oC
= 13-15 mg/kg.jam di ambil 15 mg/kg.jam
= Ketebalan plastik
Diketahui :
D atas = 12,5 cm
D bawah = 8,5 cm
= 21/2
D
= 10,5 cm
jadi jari-jarinya 5,25 cm
Rumus
A
= 3,14 x5,252
= 86,54 cm2
= 0,0086 m2
Pz
=364 ml.mm/m2.jam.atm
Yu
= 0,03 %
= 0,003
Yoptm = 3 %
= 0,03
Rz
= 15 mg/kg.jam
= 0,05 mm
BAB VI
KESIMPULAN