Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua


orang dapat memperoleh informasi secara cepat dan mudah dari berbagai sumber
dan tempat didunia. Hal ini menuntut setiap orang untuk memilik kemampuan
memperoleh, memilih dan mengelola informasi pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti dan penuh persaingan. Kemampuan seperti ini membutuhkan
pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerjasama yang
efektif.
Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran
Matematika. Selain memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar
konsepnya

sehingga

memungkinkan

kita

terampil

berpikir

rasional,

matematikapun selalu tak pernah leps dari kehidupan sehari - hari, hal ini
dikarenakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari memerlukan perhitungan yang
matang dan rasional.
Dengan adanya pembelajaran Matematika, peserta didik diharapkan
mampu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mermpelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka dilakukan penilaian
terhadap proses hasil belajar peserta Didik. Hasil penilaian harus dapat
menggambarkan apakah pembelajaran yang dilakukan guru telah menunjukan
keberhasilan permbelajaran atau belum.
Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap proses terhadap proses belajar
mengajar Mata Pelajaran Matematika peserta Didik kelas V SDN Bojongkihiang
Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung 56 % dapat mencapai tingkat
penguasan materi. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi yang dipelajari. Penyebab lainnya, kurangnya perhatian

peserta didik terhadap penjelasan guru. Untuk meningkatkan penguasaan peserta


didik terhadap materi pelajaran, maka peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ( PTK ) .Kegiatan PTK ini
dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus masing-masing terdiri dari empat
tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Metode Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
peserta Didik kelas V SDN Bojongkihiang Kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung ?

C. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap jaring jaring bangun
datar.
2. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
peserta didik

kelas V SDN Bojongkihiang Kecamatan Cimenyan

Kabupaten Bandung melalui metode Demontrasi.

D. Manfaat Perbaikan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfat bagi :
1. Guru
Dapat memperbaiki dan mengetahui kelemahan dalam menyampaikan
materi pelajaran.
Dapat mengetahui metode yang tepat dalam penyampaian materi

2. Peserta Didik
Dapat terlibat aktif dalam pembelajaran
Dapat meningkatkan hasil belajar peserta Didik dengan metode
Demontrasi.
Dapat menumbuhkan bakat minat dalam pembelajaran Matematika

3. Sekolah

Dapat mencerdaskan dan menambah wawasan anak didik sesuai


dengan visi, yaitu terwujudnya akhlaq, prestasi, berwawasan global
yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran agama.

Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang


tercermin dalam peningkatan kemampuan professional para guru,
perbaikan proses dan hasil belajar siswa serta kondusifnya iklim
pendidikan di sekolah.

Sebagai sumbangan pemikiran kepada departemen pendidikan melalui


Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KTSP Matematika
Mata pelajaran matematika pada dasarnya bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami

konsep

matematika,

menjelaskan

keterkaitan

antara

pemahaman konsep matematika dan mengaplikasikan konsep tersebut


b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika

dalam

membuat

generalisasi

menyusun

bukti,

atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.


c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol , tabel diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaan masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matermatika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Pokok bahasan materi pembelajaran matematika yang dijadikan


perbaikan pembelajaran yaitu : jaring jaring bangun datar balok dan kubus

B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode berasal dari bahasa yunani Methodos yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan.
Menurut Eva Syarifah Nurhayati ( 2008 ) metode adalah alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan , maka diperlukan pengetahuan tentang
tujuan itu sendiri.
Dalam UU No. 20/2003. Bab I pasal ayat 10 pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Menurut Akhmad Sudrajat metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , peneliti menyimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara atau alat untuk mempermudah
pembelajaran yang telah dilakukan dan disusun untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

C.

Metode Demontrasi
1. Pengertian
Metode Demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong peserta didik mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan.
Demontrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator ( orang luar yang sengaja diminta ) atau
seorang peserta didik memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses.
Menurut Syaifudin Bahri Djamarah , metode demontrasi adalah
metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja
suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Menurut Muhibbin Syah, 2000 metode demontrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui

penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau


materi yang sedang disajikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas, maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa metode demontrasi adalah salah satu metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu
dengan jalan mendemontrasikan terlebih dahulu kepada peserta didik.
Dalam penerapan metode demontrasi, memiliki langkah-langkah
dalam menggunakan metode demontrasi yaitu :
1. Tahap Persiapan.
Hal yang harus dipersiapkan diantaranya yaitu merumuskan tujuan
yang akan dicapai oleh peserta Didik setelah proses demontrasi terakhir,
yang meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan sikap atau
keterampilan tertentu.

2. Pelaksanaan Tahap
a. Langkah pembukaan
Hal yang perlu diperhatikan antara lain mengatur tempat
duduk

yang

memungkinkan

semua

peserta

didik

dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang didemontrasikan.


b. Langkah pelaksanan demontrasi sebagai berikut :
Memulai

demontrasi

dengan

kegiatan-kegiatan

yang

merangsang peserta didik untuk berpikir.


Ciptakan suasana yang menyenangkan dan hindari suasana yang
menegangkan
Yakin

bahwa

semua

peserta

didik

mengikuti

jalannya

demontrasi dengan memperhatikan reaksi dari semua peserta


didik.
Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang
dilihat dari proses demontrasi itu.

c. Langkah Mengakhiri Demontrasi


Apabila proses demontrasi selesai dilakukan, maka proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang berkaitan dengan pelaksanan demontrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah peserta didik memahami proses demontrasi itu
atau tidak.

2. Keuntungan dan Kelemahan Metode Demontrasi sebagai berikut


a. Keuntungan Metode Demonsrasi
1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan , dan titik berat yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati.
2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru karena peserta
Didik memperoleh persepsi yang jelas dari pengamatanya.
3. peserta

Didik

akan

memperoleh

pangalaman

praktek

untuk

mengembangkan kecakapan dan keterampilan karena ikut aktif selama


pembelajaran
4. Membantu peserta didik untuk mengingat lebih lama tentang materi
yang disampaikan.

b. Kelemahan Metode Demonstrasi


Adapun

kelemahan-kelemahan

dalam

melakukan

metode

demontrasi sebagai berikut :


1.

Memerlukan waktu yang cukup lama.

2.

Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

3.

Apabila peserta Didik tidak aktif, maka metode demontrasi menjadi


tidak efektif.

4.

Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli


bahan- bahannya.

5.

Apabila terjadi kekurangan media, metode demontrasi menjadi kurang


efisien.

c. Prinsip dan Manfaat pelaksanaan Metode Demonstrasi


1.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Metode Demontrasi sebagai berikut :


a. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh peserta
Didik
b. Posisi demonstrator harus tepat, agar dapat mengamati seluruh
peserta didik dan dapat dilihat jelas oleh peserta didik.
c. Alat-alat yang akan digunakan ditempatkan pada posisi yang tepat
sehingga memudahkan demonstrator saat akan menggunakanya.
d. Memberikan saran kepada peserta didik untuk membuat catatan
seperlunya.

2.

Manfaat Psikologis dari metode Demontrasi adalah :


a. Perhatian peserta Didik dapat dipusatkan
b. Proses belajar peserta Didik lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil permbelajaran lebih melekat
dalam diri peserta Didik ( Daradjat,1985 )

D. Hasil Belajar
1. Pengertian
Hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki peserta Didik setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta Didik dan sisi guru . Dari
sisi peserta Didik ,hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seorang telah


belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut , misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukan hasil perubahan
dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri
peserta Didik karena sudah menjadi bagian dari kehidupan peserta Didik
tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses
dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang untuk membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja
yang lebih baik.
2. Faktor faktor yang mempengaruh hasil belajar yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada
faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang
mempengaruhi kegiatan tersebut adalah factor psikologis,antara lain
yaitu motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
b. Faktor Eksternal ( dari luar individu yang belajar )
Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar peserta Didik , factor
yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan , penanaman
dan keterampilan.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Karakteristik Siswa
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 ( Lima ) SDN
Bojongkihiang Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan Kabupaten
Bandung dengan jumlah peserta didik 26 Orang.
Tabel 3.1
Data Siswa SD Negeri Bojongkihiang
No

Kelas

Jumlah Siswa
L

Jumlah

11

11

22

II

11

11

22

III

11

11

23

IV

13

12

25

13

13

26

VI

16

12

28

Jumlah

79

67

146

Ket

2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di laksanakan di SD Bojongkihiang, Kp.
Bojongkihiang RT 02 RW01 Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung. Denah tempat penelitan dapat dilihat pada
gambar berikut :

DENAH SEKOLAH
SDN BOJONGKIHIANG
TAHUN 2013 / 2014

R. KELAS I

R. KELAS II

R. KELAS III

R. KELAS VI

R. KELAS V

LAPANG
R. KELAS VI

R. GURU

R. DAPUR
R. KEP SEK
PERPUSTAKAAN

3. Waktu Penelitian
Adapun

jadwal

pelaksanaan

perbaikan

pembelajaan

di

laksanakan pada tanggal 8 mei 2014 untuk siklus 1 dan tanggal 14 mei
2014 untuk siklus 2.
Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No

Hari/Tanggal

Waktu

Mata
Pelajaran

Ket

1.

Kamis, 08 Mei 2014

09.20-09.55 Matematika

Siklus 1

2.

Rabu, 14 Mei 2014

09.20-09.55 Matematika

Siklus 2

4. Karakteristik Siswa
Peserta didik Kelas 5 SDN Bojongkihiang Bandung berjumlah
26 Orang dengan 0% peserta didik belum bisa membaca ( 0 orang )
dan 100% sudah bisa membaca ( 26 Orang) . Latar belakang
pendidikan peserta didik adalah 30% dari Rumah Tangga dan 70 %
dari Taman Kanak Kanak dan PAUD. Sedangkan latar belakang
ekonominya kelas menengah ke bawah dengan profesi orang tua
sebagai buruh pabrik dan bangunan. Hal ini menyebabkan kurangnya
perhatian orang tua kepada peserta didik dan berdampak pula pada
cara peserta didik belajar di sekolah.

B.

Deskripsi Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus
terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Adapun Desain prosedur pembelajaran yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), karena bermula dari persoalan praktek

pembelajaran sehari hari yang dihadapi oleh peneliti / guru. Untuk lebih
jelasnya desain dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3.1
Desain prosedur perbaikan pembelajaran
Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan
Siklus II

Pengamatan

Refleksi

Berdasarkan gambar desain prosedur perbaikan pembelajaran di


atas, peneliti menggunakan beberapa prosedur sesuai dengan tahapan atau
kaidah yang berlaku dalam teori Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Seperti yang dikemukakan di awal, Prosedur penelitian terdiri dari
2 siklus yang masing masing terdapat 4 tahap, yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi atau tindakan dan refleksi.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan dan
aktivitas peserta didik saat belajar Matematika kelas 5 dengan pendekatan
demonstrasi untuk mengamati peserta didik dalam pemahaman, perubahan
tingkah laku dan untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan

berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang telah
disbutkan di atas.
Data yang diambil adalah data kualitatif dari hasil tes presentasi nilai
tugas serta data kuantitatif yang mendukung penggambaran peserta didik
dalam segi keaktifana, antusiasme, partisipasi dan kerjasama selama diskusi,
juga kemampuan atau keberanian dalam melaporkan hasil.

Siklus 1
a.

Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan

b.

Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP 1 )

Lembar Observasi

Lembar Penilaian ( APKG 1 dan APKG 11 )

Alat peraga berupa kotak yang berbentuk kubus

Lembar pengamatan

Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama
dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran I. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan :

Kegiatan awal :
- Persiapan
- Apersepsi

- Memotivasi peserta Didik

Pada kegiatan inti :


- Peneliti menyampaikan materi pembelajaran
- Peneliti menunjukan alat peraga berupa model trapezium
- Peneliti meminta peserta Didik berdiskusi dengan teman sebangkunya
- Peneliti meminta peserta Didik menghitung luas trapezium pada contoh
- Peneliti mengadakan Tanya jawab

Pada kegiatan akhir :


- Peserta Didik dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran
- Peserta Didik diberikan latihan / evaluasi akhir
- Siwa diberi tindak lanjut berupa PR

c. Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan ,dan kelebihan
pada siklus pertama .Kegiatan ini berguna untuk memperbaiki pelajaran pada
siklus berikutnya.Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Harisna,A.Ma.Pd

d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I , serta temuan-temuan lainya , maka
peneliti merumuskan tindak lanjut yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

Siklus II

a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
- Membuat rencana perbaikan pembelajaran dua dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau
unsurnya
- Menyiapkan lembar observasi
- Menyiapkan penilaian ( APKG I dan APKG II )
- Lembar pengamatan
- Alat peraga berupa kotakyang berbentuk balok dan kubus

A. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dua pada siklus kedua dilaksanakan pada
tanggal 09 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran sesuai dengan perbaikan dua kegiatan pembelajaran dimulai dengan.
Kegiatan awal :
- Persiapan
- Apersepsi
- Memotivasi peserta Didik
Pada kegiatan intinya yaitu :
- Peneliti menyiapkan materi pembelajaran
- Peneliti meminta peserta Didik membuat gambar trapezium
- Peneliti meminta peserta Didik menuliskan rumus untuk menghitung luas
trapezium
- Peneliti membimbing peserta Didik menghitung luas trapezium
- Peneliti mengadakan Tanya jawab

Pada kegiatan akhir :

- Peserta Didik dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran


- Peserta Didik diberikan latihan evaluasi akhir
- Peserta Didik diberi tindak lanjut berupa PR

B. Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan, kekurangan dan
kelebihan pada siklus pertama. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat
yaitu Harisna,A.Ma.Pd seorang guru kelas VI SDN Bojongkihiang Kecamatan
Cimenyan Kabupaten Bandung.

C. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan ( Observasi ) dan siklus I ternyata pada
siklus kedua diperoleh temuan bahwa dengan melakukan diskusi dan persentasi,
peserta Didik dengan mudah memahami materi pembelajaran dan dapat menarik
minat peserta Didik terlibat aktif dalam pembelajaran.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per siklus
Pada bagian ini memuat deskripsi data dan pengolahan data yang
diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas belajar peserta Didik dan
hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas VI
SDN Bojongkihiang Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung,dengan jumlah
peserta Didik 17 orang yang terdiri dari 10 orang peserta Didik laki-laki dan 7
orang peserta Didik perempuan.

4.1 Hasil evaluasi sebelum tindakan ( SO )

Hasil evaluasi sebelum tindakan pada materi mengidentifikasi sifat-sifat


bangun ruang ( kubus dan balok ) seperti tertera pada table 1 dibawah ini.
Tabel 1
Hasil evaluasi sebelum tindakan ( SO )

Skor

Frekuensi

Prosentase

85 100

5,89 %

75 84

23,53 %

65 74

23,53 %

55 64

35,29 %

0 54

11,76 %

Jika dilihat dari table diatas hasil evaluasi sebelum tindakan perbaikan
prosentase peserta Didik yang mencapai nilai 7,5 hanya 5 orang yang tuntas
baru mencapai 29,41 %
4.2 Siklus I
4.2.1

Data tentang rencana Siklus I


Siklus I dilaksanakan dari tanggal 5 Oktober sampai 7 Oktober 2010
.Siklus ini dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 menit dan satu jam untuk evaluasi
akhir. Adapun m,ateri yang diajarkan mengenal sifat-sifat bangun ruang .Pada
pelaksanaan perbaikan siklus I, kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru
mengucapkan salam, menanyakan kehadiran peserta Didik, pada apersepsi guru

memberikan pertanyan yang berhubungan dengan pemahaman peserta Didik


dengan pembelajaran matematika untuk mengenal sifat-sifat bangun datar
memberikan motivasi dengan menuliskan materi dipapan tulis, menyampaikan
tujuan pembelajaran , memperlihatkan media/alat peraga berupa bangun
trapesium, serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
Pada kegiatan inti ,peserta Didik mendengarkan penjelasan guru peserta
Didik, memperhatikan guru dalam menggunakan alat peraga/media untuk
memperkenalkan kepada peserta Didik sifat-sifat bangun datar ( trapesium ).
Dilanjutkan dengan, peserta Didik diminta untuk berdiskusi sesame
dengan teman sebangkunya untuk memperkenalkan dan menyebutkan rumus luas
trapezium, peserta Didik diminta maju kedepan, untuk menunjukan cara
menggunakan rumus luas trapezium.
Setelah itu ,peserta Didik mengadakan Tanya jawab .Pada kegiatan akhir
peserta Didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran ,peserta Didik
menyelesaikan evaluasi yang diberikan oleh guru ,dan guru memberikan tindak
lanjut berupa PR.
4.2.1 Pengamatan
Pemberian evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran ,jumlah soal
sebanyak 2 soal;

yang berbentuk essay .Berikut ini table distribusi

frekuensi/evaluasi siklus I

Tabel 2
Distribusi frekuensi Hasil evaluasi akhir siklus I
( SI )
Skor

Frekuensi

Prosentase

85 100

11,76 %

75 84

41,18 %

65 74

29,41 %

55 64

11,76 %

0 54

5,88 %

Diagram 2
Distribusi Frekuensi Hasil evaluasi akhir siklus I

Dari hasil evaluasi matematika yang didapatkan peserta Didik di siklus I


pada table diatas, prosentase peserta Didik yang mencapai nilai 75 baru
mencapai 52,94 % .Didapat nilai dari evaluasi matematika di siklus I ( SI ) hanya
9 orang peserta Didik .Hal ini terjadi karena peserta Didik kurang memahami dan
mengerti konsep matematika dalam menyebutkan dan menggunakan rumus luas
trapesium .

4.2.2 Refleksi
Dari hasil evaluasi akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tidak
tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal disebabkan oleh beberapa hambatan
,berikut ini :
1. Sebagian peserta Didik kurang semangat dalam pelajaran matematika
dikarenakan peserta Didik belum paham dan mengerti materi yang telah
dijelaskan
2. Peserta Didik merasa bosan dikarenakan media/alat peraga yang dipakai
tidak menarik.
3. Pengalokasian waktunya kurang tepat.
4. Sebagian peserta Didik banyak mengobrol dan bermain ketika salah satu
temanya maju kedepan kelas untuk mendemontrasikan cara menemukan
rumus luas trapezium.
5. Pada proses pembelajaran sebagian peserta Didik kurang aktif dan masih
malu-malu ketika mendemontrasikan cara menghitung luas trapezium
dengan menggunakan rumus.
6. Masih terlihat peserta Didik belum berani bertanya secara langsung kepada
guru khususnya peserta Didik yang kemampuanya kurang .Peserta Didik
yang bertanya kebanyakan hanya peserta Didik yang selama ini
kemampuanya diatas rata-rata sedangkan peserta Didik yang kurang
kemampuanya ,hanya bertanya kepada teman-temanya.
7. Dari hasil belajar peserta Didik hanya 9 orang peserta Didik saja yang
dapat manjawab semua soal dengan benar sedangkan jawaban peserta
Didik lainya masih kurang tepat. Hal ini dikarenakan peserta Didik tidak
memahami materi yang diajarkan.

4.2.3

Perencanaan tindak lanjut


Dari hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I maka pada siklus II

peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan , yaitu memberikan motivasi kepada


peserta Didik

yang kurang bersemangat

dan kurang berusaha secara

maksimaluntuk terus balajar matematika, memberikan nasehat untuk tidak rendah

diri dan harus percaya diri , yakin akan kemampuan diri sendiri pada dasarnya
manusia mempunyai kemampuan asalkan kita mau berusaha sekuat tenaga ,
memberikan dan melihatkan media/alat peraga semenarik mungkian agar dalam
proses pembelajaran peserta Didik tidak merasa bosan , pada waktu akhir
penjelasan, peneliti seharusnya menanyakan kembali kepada peserta Didik apakah
ada yang belum mengerti dari penjelasan tadi ,serta diadakan Tanya jawab
sehingga peneliti tahu siapa saja peserta Didik yang belum paham atas materi
pembelajaran matematika yang telah dijelaskan, mengalokasikan waktu dengan
tepat, sehingga peserta Didik yang melaporkan hasil diskusinya didepan kelas
lebih banyak dan lebih maksimal dalam diskusi, peneliti terlalu banyak didepan
kelas ,disiklus II ini guru harus banyak berkeliling mendekati meja peserta Didik,
yang suka bermain dan mengobrol khususnya peserta Didik yang kemampuanya
kurang agar peserta Didik tersebut lebih terfokuskan danm tidak mengganggu
berjalanya proses pembelajaran dan teman yang lain untuk belajar, pada sat proses
pembelajaran siklus I guru kurang maksimal dalam memberikan bimbingan
kepada peserta Didik yang kurang kemampuanya , untuk melihat sekaligus
memberikan bimbingan secara maksimal kepada peserta Didik sehingga peserta
Didik lebih berani untuk memberikan pertanyaan , peneliti akan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan peserta Didik dalam memahami konsep dengan
memberikan penjelasan materi-materi yang lebih mudah dipahami peserta Didik,
serta memberikan contoh-contoh yang lebih banyak lagi kepada peserta Didik
yang kurang serius pada sat proses pembelajaran berlangsung maupun untuk
belajar dirumah, diberi nasihat untuk terus belajar selagi ada kesempatan untuk
bertanya kepada guru atau teman yang lebih pandai.

Hambatan-hambatan diatas merupakan hasil dari pengamatan yaitu


peneliti ( guru ) dan dibantu oleh teman ( obsever ) yaitu Harisna,A.Ma.Pd ,pada
setiap pertemuan ( tatap muka ) pada siklus I , didakan pengamatan dengan teliti
,data terlampir pada lampiran.

4.3 SIKLUS II

4.3.1 Data tentang rencana siklus II


Siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit .Pada pukul 09.30 - 10.40 Wib. Adapun materi yang
diajarkan pada siklus I yaitu sifat-sifat bangun datar dan pada siklus II ini materi
yang diberikan adalah menyebutkan dan menggambarkan bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru
mengucapkan salam ,menanyakan kehadiran peserta Didik , pada apersepsi guru
memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman peserta Didik
dengan pelajaran matematika untuk mengenal sifat-sifat bangun ruang ,
memberikan motivasi dengan menuliskan materi dipapan tulis , menyampaikan
tujuan pembelajaran , memperlihatkan media/alat peraga berupa bangun datar
trapezium, serta menjelaskan langkah-lkangkah pembelajaran.
Pada kegiatan inti, peserta Didik mendengarkan penjelasan guru, peserta
Didik memperhatikan guru dalam menggunakan alat peraga / media untuk
memperkenalkan kepada peserta Didik trapesium dan cara menghitung luasnya.

4.3.1

Pengamatan ( SII )
Hasil evaluasi belajar siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010
, dengan waktu 2 x 35 menit , dan jumlah soal sebanyak 2 dalam bentuk
essay.Hasil evaluasi peserta Didik diperiksa sesuai dengan kunci dan jumlah skor
tiap soal jawaban memiliki bobot nilai 5 dan apabila benar semua maka
didapatkan skor 10 ( 2 soal x 10 bobot nilai dalam tiap soal ). Selengkapnya hasil
evaluasi akhir yang dicapai siklus II disajikan dalam table berikut :

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Siklus II ( SII )
Skor

Frekuensi

Prosentase

85 100

13

76,47 %

75 84

11,76 %

65 74

11,76 %

55 64

0 54

Dari tabel evaluasi diatas dapat dilihat bahwa jumlah peserta Didik yang
telah mencapai 75 berjumlah 15 orang atau 88,23 % .Hasil evaluasi siklus I dari
9 orang ( 52,94 % ) menjadi 15 orang ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini jumlah
peserta Didik yang telah mencapai ketuntasan 15 orang , secara klasikal adalah (
88,23 % ). Ini berarti ketuntasan secara klasikal sudah berhasil karena batas
ketuntasan 85 % saja.

4.3.2 Refleksi
Dari proses pembelajaran dan hasil belajar peserta Didik siklus II, serta
menyeleksi pada siklus I . Hal-hal yang sudah dicapai adalah :
1. Pada saat mengerjakan soal evaluasi peserta Didik sudah terlihat ada keinginan
untuk mengisi jawaban pada lembar evaluasinya karena pada siklus II peserta
Didik diberi motivasi , dipacu untuk lebih percaya diri akan kemampuanya.
2.

Pada saat salah satu peserta Didik mendemontrasikan media / alat peraga ke
depan kelas peserta Didik yang lain meny imak penjelasan temanya dan peserta
Didik lebih aktif untuk bersama-sama mengadakan Tanya jawab.

3.

Peserta Didik lebih berani bertanya, jika ada kesulitan karena peneliti ( guru )
selalu berusaha mendekati peserta Didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung, jadi guru tidak ha rus duduk dimeja tetapi dengan memberikan
bimbingan disetiap kelompok diskusi khususnya peserta Didik yang berada dalam
kelompok diskusi yang kurang kemampuanya.

4. Pengalokasian waktu lebih tepat, sehingga peserta Didik yang melaporkan hasil
diskusinya didepan kelas lebih banyak dan lebih maksimal dalam berdiskusi.
5.

Dilihat dari hasil evaluasi meningkat walaupun tidak terlalu tinggi kenaikanya
dari 52,94 % menjadi ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini berarti untuk ketuntasan
belajar peserta Didik sudah tercapai peningkatanya mencapai 35,29 %.

4.3.3

Perencanaan Tindak Lanjut


Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II hasil belajar peserta
Didik dan ketuntasan peserta Didik meningkat dari siklus I. Agar prestasi peserta
Didik dapat dipertahankan , peneliti ( guru ) akan berusaha memberikan motivasi
dan bimbingan secara maksimal.

B. Pembahasan per siklus


Peningkatan hasil belajar peserta Didik terlihat meningkat dari sebelum
tindakan ( SO ) , Siklus I ( SI ), dan Siklus II ( SII ). Hal ini dapat dilihat pada
table 4, berikut ini :

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Evaluasi sebelum tindakan ( SO ) , Siklus I ( SI ), Siklus II
( SII )
Skor Peserta Didik

SO

SI

SII

85 100

5,89 %

11,76 %

13

76,47 %

75 84

23,53 %

41,18 %

11,76 %

65 74

23,53 %

29,41 %

11,76 %

55 64

35,29 %

11,76 %

0 54

11,76 %

5,88 %

Dari tabel diatas , jumlah peserta Didik yang telah mencapai nilai 75
sebelum tindakan ( SO ) : 5 orang ( 29,41 % ) , Siklus I : 9 orang ( 52,94 % ) ,
Siklus II : 15 orang ( 88,23 % ) , pada Siklus II, jumlah peserta Didik yang belum
tuntas sebanyak 2 orang. Adapun upaya peneliti terhadap satu orang peserta Didik
tersebut adalah memberikan bimbingan dari penguasaan materi pelajaran maupun
moral ( tingkah laku ). Kemudian diberikan evaluasi perbaikan , diluar jam
pelajaran atau diluar kegiatan belajar mengajar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa metode
diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika peserta Didik kelas V SDN
Bojongkihiang Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung . Hal ini terlihat dari
siklus I ketuntasan peserta Didik mencapai 52,94 % dan siklus II ketuntasan
peserta Didik mencapai 88,23 %.

B. SARAN
Bagi Guru

a. Perlu meningkatkan keterampilan proses dalam pembelajaran Matematika.


b. Hendaknya membimbing dan memberikan motivasi kepada peserta Didik
untuk
mengeluarkan kemampuanya dalam mendemontrasikan materi
pembelajaran.

Bagi Peserta Didik :


a. Memberikan kesempatan kepada peserta Didik untuk melakukan evaluasi
lebih
banyak lagi.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta Didik untuk mengungkapkan
pendapat
dan melakukan evaluasi sendiri.

Bagi Kepala Sekolah/sekolah

Hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran agar peserta


Didik dapat
mengekpresikan kemampuan yang mereka miliki.

Daftar Pustaka

Yuniarto,dkk.(2004).Cerdas Matematika.Bogor:Regina.
Dahar,Ratna Willis.(1996). Teori-teori Belajar.Jakarta:Erlangga.
Depdikbud.(1995).Kurikulum

Pendidikan

Dasar.Jakarta:Depdikbud,Ditjen

Diknas.
Depdiknas.(2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Matematika SD dan MI.Jakarta:CV Timur Putra Mandiri
Hamalik,Oemar(2006).Proses Belajar Mengajar.Hal.30.Bandung:Bumi Aksara
Daryanto(2007).Evaluasi Pendidikan.Hal 102-124.Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana,Nana(1989).Penilaian
Bandung:PT Remaja Rosdikarya

Hasil

Proses

Belajar

Mengajar.Hal.111

Mudjiono,dkk.(1999).Belajar

dan

Cipta.
http://techonlyb.wordpress.com
http://Indramunawar.blogspot.com
http://kuliahme.blogspot.com

Pembelajaran.Hal.250-251.Jakarta:Rineka

Anda mungkin juga menyukai