PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga
memungkinkan
kita
terampil
berpikir
rasional,
matematikapun selalu tak pernah leps dari kehidupan sehari - hari, hal ini
dikarenakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari memerlukan perhitungan yang
matang dan rasional.
Dengan adanya pembelajaran Matematika, peserta didik diharapkan
mampu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mermpelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka dilakukan penilaian
terhadap proses hasil belajar peserta Didik. Hasil penilaian harus dapat
menggambarkan apakah pembelajaran yang dilakukan guru telah menunjukan
keberhasilan permbelajaran atau belum.
Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap proses terhadap proses belajar
mengajar Mata Pelajaran Matematika peserta Didik kelas V SDN Bojongkihiang
Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung 56 % dapat mencapai tingkat
penguasan materi. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi yang dipelajari. Penyebab lainnya, kurangnya perhatian
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Metode Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
peserta Didik kelas V SDN Bojongkihiang Kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung ?
C. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap jaring jaring bangun
datar.
2. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
peserta didik
D. Manfaat Perbaikan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfat bagi :
1. Guru
Dapat memperbaiki dan mengetahui kelemahan dalam menyampaikan
materi pelajaran.
Dapat mengetahui metode yang tepat dalam penyampaian materi
2. Peserta Didik
Dapat terlibat aktif dalam pembelajaran
Dapat meningkatkan hasil belajar peserta Didik dengan metode
Demontrasi.
Dapat menumbuhkan bakat minat dalam pembelajaran Matematika
3. Sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KTSP Matematika
Mata pelajaran matematika pada dasarnya bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami
konsep
matematika,
menjelaskan
keterkaitan
antara
dalam
membuat
generalisasi
menyusun
bukti,
atau
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode berasal dari bahasa yunani Methodos yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan.
Menurut Eva Syarifah Nurhayati ( 2008 ) metode adalah alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan , maka diperlukan pengetahuan tentang
tujuan itu sendiri.
Dalam UU No. 20/2003. Bab I pasal ayat 10 pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Menurut Akhmad Sudrajat metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , peneliti menyimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara atau alat untuk mempermudah
pembelajaran yang telah dilakukan dan disusun untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
C.
Metode Demontrasi
1. Pengertian
Metode Demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong peserta didik mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan.
Demontrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator ( orang luar yang sengaja diminta ) atau
seorang peserta didik memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses.
Menurut Syaifudin Bahri Djamarah , metode demontrasi adalah
metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja
suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Menurut Muhibbin Syah, 2000 metode demontrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui
2. Pelaksanaan Tahap
a. Langkah pembukaan
Hal yang perlu diperhatikan antara lain mengatur tempat
duduk
yang
memungkinkan
semua
peserta
didik
dapat
demontrasi
dengan
kegiatan-kegiatan
yang
bahwa
semua
peserta
didik
mengikuti
jalannya
Didik
akan
memperoleh
pangalaman
praktek
untuk
kelemahan-kelemahan
dalam
melakukan
metode
2.
3.
4.
5.
2.
D. Hasil Belajar
1. Pengertian
Hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki peserta Didik setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta Didik dan sisi guru . Dari
sisi peserta Didik ,hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Karakteristik Siswa
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 ( Lima ) SDN
Bojongkihiang Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan Kabupaten
Bandung dengan jumlah peserta didik 26 Orang.
Tabel 3.1
Data Siswa SD Negeri Bojongkihiang
No
Kelas
Jumlah Siswa
L
Jumlah
11
11
22
II
11
11
22
III
11
11
23
IV
13
12
25
13
13
26
VI
16
12
28
Jumlah
79
67
146
Ket
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di laksanakan di SD Bojongkihiang, Kp.
Bojongkihiang RT 02 RW01 Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung. Denah tempat penelitan dapat dilihat pada
gambar berikut :
DENAH SEKOLAH
SDN BOJONGKIHIANG
TAHUN 2013 / 2014
R. KELAS I
R. KELAS II
R. KELAS III
R. KELAS VI
R. KELAS V
LAPANG
R. KELAS VI
R. GURU
R. DAPUR
R. KEP SEK
PERPUSTAKAAN
3. Waktu Penelitian
Adapun
jadwal
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaan
di
laksanakan pada tanggal 8 mei 2014 untuk siklus 1 dan tanggal 14 mei
2014 untuk siklus 2.
Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No
Hari/Tanggal
Waktu
Mata
Pelajaran
Ket
1.
09.20-09.55 Matematika
Siklus 1
2.
09.20-09.55 Matematika
Siklus 2
4. Karakteristik Siswa
Peserta didik Kelas 5 SDN Bojongkihiang Bandung berjumlah
26 Orang dengan 0% peserta didik belum bisa membaca ( 0 orang )
dan 100% sudah bisa membaca ( 26 Orang) . Latar belakang
pendidikan peserta didik adalah 30% dari Rumah Tangga dan 70 %
dari Taman Kanak Kanak dan PAUD. Sedangkan latar belakang
ekonominya kelas menengah ke bawah dengan profesi orang tua
sebagai buruh pabrik dan bangunan. Hal ini menyebabkan kurangnya
perhatian orang tua kepada peserta didik dan berdampak pula pada
cara peserta didik belajar di sekolah.
B.
pembelajaran sehari hari yang dihadapi oleh peneliti / guru. Untuk lebih
jelasnya desain dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3.1
Desain prosedur perbaikan pembelajaran
Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi
berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang telah
disbutkan di atas.
Data yang diambil adalah data kualitatif dari hasil tes presentasi nilai
tugas serta data kuantitatif yang mendukung penggambaran peserta didik
dalam segi keaktifana, antusiasme, partisipasi dan kerjasama selama diskusi,
juga kemampuan atau keberanian dalam melaporkan hasil.
Siklus 1
a.
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
b.
Lembar Observasi
Lembar pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama
dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran I. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan :
Kegiatan awal :
- Persiapan
- Apersepsi
c. Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan ,dan kelebihan
pada siklus pertama .Kegiatan ini berguna untuk memperbaiki pelajaran pada
siklus berikutnya.Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Harisna,A.Ma.Pd
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I , serta temuan-temuan lainya , maka
peneliti merumuskan tindak lanjut yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
- Membuat rencana perbaikan pembelajaran dua dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau
unsurnya
- Menyiapkan lembar observasi
- Menyiapkan penilaian ( APKG I dan APKG II )
- Lembar pengamatan
- Alat peraga berupa kotakyang berbentuk balok dan kubus
A. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dua pada siklus kedua dilaksanakan pada
tanggal 09 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran sesuai dengan perbaikan dua kegiatan pembelajaran dimulai dengan.
Kegiatan awal :
- Persiapan
- Apersepsi
- Memotivasi peserta Didik
Pada kegiatan intinya yaitu :
- Peneliti menyiapkan materi pembelajaran
- Peneliti meminta peserta Didik membuat gambar trapezium
- Peneliti meminta peserta Didik menuliskan rumus untuk menghitung luas
trapezium
- Peneliti membimbing peserta Didik menghitung luas trapezium
- Peneliti mengadakan Tanya jawab
B. Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan, kekurangan dan
kelebihan pada siklus pertama. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat
yaitu Harisna,A.Ma.Pd seorang guru kelas VI SDN Bojongkihiang Kecamatan
Cimenyan Kabupaten Bandung.
C. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan ( Observasi ) dan siklus I ternyata pada
siklus kedua diperoleh temuan bahwa dengan melakukan diskusi dan persentasi,
peserta Didik dengan mudah memahami materi pembelajaran dan dapat menarik
minat peserta Didik terlibat aktif dalam pembelajaran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per siklus
Pada bagian ini memuat deskripsi data dan pengolahan data yang
diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas belajar peserta Didik dan
hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas VI
SDN Bojongkihiang Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung,dengan jumlah
peserta Didik 17 orang yang terdiri dari 10 orang peserta Didik laki-laki dan 7
orang peserta Didik perempuan.
Skor
Frekuensi
Prosentase
85 100
5,89 %
75 84
23,53 %
65 74
23,53 %
55 64
35,29 %
0 54
11,76 %
Jika dilihat dari table diatas hasil evaluasi sebelum tindakan perbaikan
prosentase peserta Didik yang mencapai nilai 7,5 hanya 5 orang yang tuntas
baru mencapai 29,41 %
4.2 Siklus I
4.2.1
frekuensi/evaluasi siklus I
Tabel 2
Distribusi frekuensi Hasil evaluasi akhir siklus I
( SI )
Skor
Frekuensi
Prosentase
85 100
11,76 %
75 84
41,18 %
65 74
29,41 %
55 64
11,76 %
0 54
5,88 %
Diagram 2
Distribusi Frekuensi Hasil evaluasi akhir siklus I
4.2.2 Refleksi
Dari hasil evaluasi akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tidak
tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal disebabkan oleh beberapa hambatan
,berikut ini :
1. Sebagian peserta Didik kurang semangat dalam pelajaran matematika
dikarenakan peserta Didik belum paham dan mengerti materi yang telah
dijelaskan
2. Peserta Didik merasa bosan dikarenakan media/alat peraga yang dipakai
tidak menarik.
3. Pengalokasian waktunya kurang tepat.
4. Sebagian peserta Didik banyak mengobrol dan bermain ketika salah satu
temanya maju kedepan kelas untuk mendemontrasikan cara menemukan
rumus luas trapezium.
5. Pada proses pembelajaran sebagian peserta Didik kurang aktif dan masih
malu-malu ketika mendemontrasikan cara menghitung luas trapezium
dengan menggunakan rumus.
6. Masih terlihat peserta Didik belum berani bertanya secara langsung kepada
guru khususnya peserta Didik yang kemampuanya kurang .Peserta Didik
yang bertanya kebanyakan hanya peserta Didik yang selama ini
kemampuanya diatas rata-rata sedangkan peserta Didik yang kurang
kemampuanya ,hanya bertanya kepada teman-temanya.
7. Dari hasil belajar peserta Didik hanya 9 orang peserta Didik saja yang
dapat manjawab semua soal dengan benar sedangkan jawaban peserta
Didik lainya masih kurang tepat. Hal ini dikarenakan peserta Didik tidak
memahami materi yang diajarkan.
4.2.3
diri dan harus percaya diri , yakin akan kemampuan diri sendiri pada dasarnya
manusia mempunyai kemampuan asalkan kita mau berusaha sekuat tenaga ,
memberikan dan melihatkan media/alat peraga semenarik mungkian agar dalam
proses pembelajaran peserta Didik tidak merasa bosan , pada waktu akhir
penjelasan, peneliti seharusnya menanyakan kembali kepada peserta Didik apakah
ada yang belum mengerti dari penjelasan tadi ,serta diadakan Tanya jawab
sehingga peneliti tahu siapa saja peserta Didik yang belum paham atas materi
pembelajaran matematika yang telah dijelaskan, mengalokasikan waktu dengan
tepat, sehingga peserta Didik yang melaporkan hasil diskusinya didepan kelas
lebih banyak dan lebih maksimal dalam diskusi, peneliti terlalu banyak didepan
kelas ,disiklus II ini guru harus banyak berkeliling mendekati meja peserta Didik,
yang suka bermain dan mengobrol khususnya peserta Didik yang kemampuanya
kurang agar peserta Didik tersebut lebih terfokuskan danm tidak mengganggu
berjalanya proses pembelajaran dan teman yang lain untuk belajar, pada sat proses
pembelajaran siklus I guru kurang maksimal dalam memberikan bimbingan
kepada peserta Didik yang kurang kemampuanya , untuk melihat sekaligus
memberikan bimbingan secara maksimal kepada peserta Didik sehingga peserta
Didik lebih berani untuk memberikan pertanyaan , peneliti akan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan peserta Didik dalam memahami konsep dengan
memberikan penjelasan materi-materi yang lebih mudah dipahami peserta Didik,
serta memberikan contoh-contoh yang lebih banyak lagi kepada peserta Didik
yang kurang serius pada sat proses pembelajaran berlangsung maupun untuk
belajar dirumah, diberi nasihat untuk terus belajar selagi ada kesempatan untuk
bertanya kepada guru atau teman yang lebih pandai.
4.3 SIKLUS II
4.3.1
Pengamatan ( SII )
Hasil evaluasi belajar siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010
, dengan waktu 2 x 35 menit , dan jumlah soal sebanyak 2 dalam bentuk
essay.Hasil evaluasi peserta Didik diperiksa sesuai dengan kunci dan jumlah skor
tiap soal jawaban memiliki bobot nilai 5 dan apabila benar semua maka
didapatkan skor 10 ( 2 soal x 10 bobot nilai dalam tiap soal ). Selengkapnya hasil
evaluasi akhir yang dicapai siklus II disajikan dalam table berikut :
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Siklus II ( SII )
Skor
Frekuensi
Prosentase
85 100
13
76,47 %
75 84
11,76 %
65 74
11,76 %
55 64
0 54
Dari tabel evaluasi diatas dapat dilihat bahwa jumlah peserta Didik yang
telah mencapai 75 berjumlah 15 orang atau 88,23 % .Hasil evaluasi siklus I dari
9 orang ( 52,94 % ) menjadi 15 orang ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini jumlah
peserta Didik yang telah mencapai ketuntasan 15 orang , secara klasikal adalah (
88,23 % ). Ini berarti ketuntasan secara klasikal sudah berhasil karena batas
ketuntasan 85 % saja.
4.3.2 Refleksi
Dari proses pembelajaran dan hasil belajar peserta Didik siklus II, serta
menyeleksi pada siklus I . Hal-hal yang sudah dicapai adalah :
1. Pada saat mengerjakan soal evaluasi peserta Didik sudah terlihat ada keinginan
untuk mengisi jawaban pada lembar evaluasinya karena pada siklus II peserta
Didik diberi motivasi , dipacu untuk lebih percaya diri akan kemampuanya.
2.
Pada saat salah satu peserta Didik mendemontrasikan media / alat peraga ke
depan kelas peserta Didik yang lain meny imak penjelasan temanya dan peserta
Didik lebih aktif untuk bersama-sama mengadakan Tanya jawab.
3.
Peserta Didik lebih berani bertanya, jika ada kesulitan karena peneliti ( guru )
selalu berusaha mendekati peserta Didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung, jadi guru tidak ha rus duduk dimeja tetapi dengan memberikan
bimbingan disetiap kelompok diskusi khususnya peserta Didik yang berada dalam
kelompok diskusi yang kurang kemampuanya.
4. Pengalokasian waktu lebih tepat, sehingga peserta Didik yang melaporkan hasil
diskusinya didepan kelas lebih banyak dan lebih maksimal dalam berdiskusi.
5.
Dilihat dari hasil evaluasi meningkat walaupun tidak terlalu tinggi kenaikanya
dari 52,94 % menjadi ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini berarti untuk ketuntasan
belajar peserta Didik sudah tercapai peningkatanya mencapai 35,29 %.
4.3.3
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Evaluasi sebelum tindakan ( SO ) , Siklus I ( SI ), Siklus II
( SII )
Skor Peserta Didik
SO
SI
SII
85 100
5,89 %
11,76 %
13
76,47 %
75 84
23,53 %
41,18 %
11,76 %
65 74
23,53 %
29,41 %
11,76 %
55 64
35,29 %
11,76 %
0 54
11,76 %
5,88 %
Dari tabel diatas , jumlah peserta Didik yang telah mencapai nilai 75
sebelum tindakan ( SO ) : 5 orang ( 29,41 % ) , Siklus I : 9 orang ( 52,94 % ) ,
Siklus II : 15 orang ( 88,23 % ) , pada Siklus II, jumlah peserta Didik yang belum
tuntas sebanyak 2 orang. Adapun upaya peneliti terhadap satu orang peserta Didik
tersebut adalah memberikan bimbingan dari penguasaan materi pelajaran maupun
moral ( tingkah laku ). Kemudian diberikan evaluasi perbaikan , diluar jam
pelajaran atau diluar kegiatan belajar mengajar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa metode
diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika peserta Didik kelas V SDN
Bojongkihiang Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung . Hal ini terlihat dari
siklus I ketuntasan peserta Didik mencapai 52,94 % dan siklus II ketuntasan
peserta Didik mencapai 88,23 %.
B. SARAN
Bagi Guru
Daftar Pustaka
Yuniarto,dkk.(2004).Cerdas Matematika.Bogor:Regina.
Dahar,Ratna Willis.(1996). Teori-teori Belajar.Jakarta:Erlangga.
Depdikbud.(1995).Kurikulum
Pendidikan
Dasar.Jakarta:Depdikbud,Ditjen
Diknas.
Depdiknas.(2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Matematika SD dan MI.Jakarta:CV Timur Putra Mandiri
Hamalik,Oemar(2006).Proses Belajar Mengajar.Hal.30.Bandung:Bumi Aksara
Daryanto(2007).Evaluasi Pendidikan.Hal 102-124.Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana,Nana(1989).Penilaian
Bandung:PT Remaja Rosdikarya
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.Hal.111
Mudjiono,dkk.(1999).Belajar
dan
Cipta.
http://techonlyb.wordpress.com
http://Indramunawar.blogspot.com
http://kuliahme.blogspot.com
Pembelajaran.Hal.250-251.Jakarta:Rineka