Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
-

Gelas kimia 100 ml 2

Pipet ukur

Viscometer Ostwald

Piknometer

Filler

Pipet tetes

Statif dan klem

Timbangan analitik

1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
-

Aquades

Glukosa 20%, 40%, 60%, 75% dan x%

B. Prosedur Kerja
1. Pengukuran Massa Jenis

Piknometer kosong
-

Ditimbang

Dimasukkan aquades kedalam piknometer


yang diketahui beratnya hingga penuh

Ditimbang massanya untuk menentukan


massa air

Diulangi prosedur yang sama untuk larutan


glukosa

Ditentukan massa jenisnya

Hasil pengamatan

2. Penentuan Viskositas

Aquades
-

Dimasukkan sebanyak 15 ml kedalam


viscometer Ostwald

Dihisap sampai garis m (garis atas)

Dibiarkan mengalir sampai garis n (garis


bawah)

Dihitung menggunakan stopwatch

Dicatat waktu alir

Dilakukan triplo dan dihitung viskositasnya

Diulang

perlakukan

diatas

dengan

menggunakan larutan glukosa 20% dan 40%


Hasil Pengamatan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Pengamatan

1.

Tabel Pengukuran Massa Jenis


No.

2.

Perlakuan

Hasil

1.

Piknometer kosong

9,46 gram

2.

Piknometer + Aquades

19,57 gram

3.

Piknometer + glukosa 20%

20,34 gram

4.

Piknometer + glukosa 40%

21,10 gram

5.

Piknometer + glukosa 60%

21,79 gram

6.

Piknometer + glukosa 75%

22,50 gram

7.

Piknometer + glukosa x%

20,49 gram

Tabel Penentuan Viskositas


No.

Jenis Zat

Berat Zat(gr)

Waktu (s)

Massa Zat

1.

Aquades

19,57

92

1,011

2.

Glukosa 20%

20,34

155

1,088

3.

Glukosa 40%

21,10

316

1,164

3. Perhitungan
Dik :
-

W piknometer kosong = 9,46 gr

W sampel

=(berat piknometer + glukosa) berat piknometer

kosong
-

V piknometer

= 10 ml

= 0,8705 x 10-3 N/m2s

Untuk larutan Glukosa 20 %


W glukosa 20 %

= 10,88 gram

glukosa 20 %

= 0 x

= 0,8705 x 10-3 N/m2 x

= 1,088 gram / ml
= 1,578303 x 10-3 N/m2s

Untuk larutan Glukosa 40 %


W glukosa 40 %

= 11,64 gram

glukosa 40 %

= 0 x

= 0,8705 x 10-3 N/m2 x

= 1,164 gram / ml
= 3,4424 x 10-3 N/m2s

B. PEMBAHASAN
Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam
kondisi suhu dan tekanan tetap serta bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya.
Cairan juga melakukan tekanan kepada sisi wadahnya dan juga kepada benda yang
terdapat dalam cairan tersebut, tekanan ini disalurkan keseluruh arah. Viskositas adalah
sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan
shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan.
Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak di dalam fluidaa. Besarnya gesekan ini biasa
juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair,
maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Viskositas dalam
zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Viskositas dalam gas
yang berperan adalah gaya akibat tumbukan antar molekul-molekul dalam gas. Aliran
zat cair dalam suatu pipa garis aliran dianggap sejajar dengan dinding pipa. Akibat
adanya kekentalan zat cair dalam pipa, maka besarnya kecepatan gerak partikel pada
penampang melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar
molekul pada cairan kental. Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan
temperatur. Kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis
cairan sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya.
Penentuan viskositas suatu cairan (fluida), dapat ditentukan dengan 4 macam
metode yaitu penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald, metode bola
jatuh, viskometer cup dan bob, dan viskometer kerucut dan lempeng. Pada
percobaan kali ini kita mencoba menentukan viskositas cairan dengan metode
viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini dilakukan dengan mengukur waktu alir

yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir
antara dua tanda pada pipa viskometer.
Larutan Newton adalah aliran cairan yang sesuai dengan hukum Newton atau
memenuhi hukum Newton. Ada beberapa cairan yang memenuhi hukum Newton antara
lain air, etanol, gliserin, minyak pelumas, serta larutan yang mempunyai senyawa
terlarut dengan partikel berukuran kecil contohnya larutan gula. Larutan Newton yang
digunakan pada percobaan ini yaitu glukosa 20%, 40%, 60%, 75%, dan x%. Selain itu,
digunakan pula air yang hanya berfungsi sebagai pembanding saja. Sebelum dilakukan
pengukuran waktu aliran, terlebih dahulu ditentukan berat sampel yang akan diuji
dengan cara ditimbang menggunakan piknometer. Piknometer kosong ditimbang
terlebih dahulu. Setelah didapatkan massanya, kemudian ditimbang air, glukosa 20%,
40%, 60%, 75% dan x% yang dimasukkan kedalam piknometer kosong tadi. Berat
glukosa masing-masing adalah 20,34 gr, 21,10 gr, 21,79 gr, 22,50 gr, 20,49 gr.
Pengukuran waktu aliran air, gliserin, dan etanol dilakukan triplo atau
pengukuran sebanyak tiga kali kemudan dirata-ratakan. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat karena alat yang digunakan tidak bisa menentukan
pengukuran secara pasti. Setelah dirata-ratakan didapatkan waktu alir air 92 detik,
waktu alir glukosa 20% 155 detik, dan waktu alir glukosa 40% 316 detik. Waktu alir yang
ditentukan sangat lama karena viscometer yang digunakan tidak dapat berfungsi dengan
baik. Nilai viskositas setiap zat cair dapat dihitung menggunakan persamaan viskositas.
Didapatkan viskositas glukosa 20% adalah 1,578303 x 10-3 N/m2s dan viskositas glukosa
40% adalah 3,4424 x 10-3 N/m2s.
Menurut teori semakin lama waktu alir suatu fluida maka semakin tinggi
viskositas fluida tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dimana glukosa 40%

yang memiliki waktu alir yang lebih lama memiliki viskositas yang lebih tinggi
dibandingkan glukosa 20% yang memiliki waktu alir lebih cepat. Hal ini didasarkan pada
berat molekul dari setiap fluida tersebut. seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas, salah satunya adalah berat molekul.
Berat molekul glukosa 40% lebih besar dibanding berat molekul glukosa 20%, dimana
semakin tinggi berat molekul maka semakin tinggi viskositas suatu fluida.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Besarnya nilai viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan metode
viskometer Ostwald dimana cairan yang akan diukur viskositasnya dimasukkan
ke dalam pipa A kemudian dibwa ke B dan dibiarkan mengalir serta diukur
waktu alirnya dari tanda m ke n.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan yaitu berbanding lurus.
Semakin tinggi konsentrasi larutannya, maka akan semakin tinggi pula
viskositasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, D. K., et al., 2013, Pemanfaatan Hukum Snellius Dasar Alat Ukur Indeks Bias
dan Viskositas Larutan Garam Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535,
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, Vol. 1, No. 1.
Febrianto, et al., 2013, Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan
Bermotor Berbasis Mikrokontroler, Unnes Physics Journal, Vol. 2 No. (1).
Samdara et al., 2008, Rancang Bangun Viskometer Dengan Metode Rotasi Berbasis
Komputer, Jurnal Gradien, Vol.4 No.2.
Sutiah, et al., 2008, Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas dan
Indeks Bias, Jurnal Fisika, Vol.11, No.2.

Anda mungkin juga menyukai