Dari Intan 232575298 Panduan Triage IGD RS Indera TERBARU
Dari Intan 232575298 Panduan Triage IGD RS Indera TERBARU
TRIAGE
IGD RS INDERA
DAFTAR ISI
BAB 1:
PENDAHULUAN
.4
1.1 Pernyataan
Tujuan
.4
1.2 Hasil
Pembelajaran
4
1.3 Tujuan
Pembelajaran
4
1.4 Isi
Program
..5
1.5 Struktur
Program
5
1.6
Definisi
..6
1.7 Sejarah singkat
triase..7
1.8 Triase di Instalasi Gawat
Darurat 7
1.9 Tujuan Sistem
Triase.
8
1.10 Fungsi
Triase
8
1.11 Skala Triase di Instalasi Gawat
Darurat...9
1.12 Peran
Triase
..11
BAB 2: SKALA TRIAGE
AUSTRALIAN
13
2
2.1 Pernyataan
tujuan
13
2.2 Hasil
pembelajaran
.13
2.3 Tujuan
belajar
.. 13
2.4
Materi
..14
BAB
3:
DASAR-DASAR
TRIASE
.17
3.1
Pernyataan
tujuan
17
3.2
Hasil
Pembelajaran
17
3.3
Tujuan
Belajar
..17
3.4
Materi
.18
BAB
4:
PENILAIAN
NYERI
DI
TRIASE26
4.1
Pernyataan
tujuan
26
4.2
Hasil
pembelajaran
..26
4.3
Tujuan
belajar
.26
4.4
Materi
27
BAB
5:
TRIASE
PADA
PEDIATRI
.31
5.1
Pernyataan
tujuan..
31
5.2
Hasil
pembelajaran
..31
5.3
Tujuan
belajar
31
5.4
Materi
31
BAB
6:
KEHAMILAN
PADA
TRIASE 42
6.1
Pernyataan
tujuan..
42
6.2
Hasil
Pembelajaran
42
6.3
Tujuan
Belajar
.42
6.4
Materi
..42
BAB
7:
TRIAGE
PADA
KESEHATAN
JIWA..48
7.1
Pernyataan
tujuan.4
8
7.2
Hasil
pembelajaran
.48
7.3
Tujuan
belajar
..48
7.4
Materi
.49
BAB
8:
ISU
MEDICO
LEGAL
66
8.1 Pernyataan
tujuan..
66
4
8.2 Hasil
pembelajaran
.66
8.3 Tujuan
pembelajaran
66
8.4
Materi
.67
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan dari bab ini adalah untuk:
Memberikan gambaran tentang program pelatihan triase dan menekankan peran pelatihan
dalam mengoptimalkan konsistensi dalam melakukan triase
Mendiskusikan tujuan sistem triase dalam konteks pemberian pelayanan kesehatan pada fase
akut.
1.2 Hasil Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan memiliki pemahaman yang jelas tentang
tujuan program pelatihan triase dan strukturnya serta bagaimana system triage ini dapat
diterapkan di tempat kerja peserta.
Peserta juga akan mengembangkan apresiasi tentang pembangunan nasional dan
internasional yang membentuk dasar dari triage di instalasi gawat darurat di Australia. Mereka
juga akan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi pelaksanan triase
dalam konteksnya.
1.3 Tujuan Pembelajaran
Menyebutkan tujuan dan kegunaan sistem triase di UGD.
Mampu membedakan tujuan system triage militer dengan sistem triage bencana dengan system
triage di Instalasi gawat darurat.
Mendefinisikan urgensi
membuat perbedaan antara konsep urgensi, keparahan dan kompleksitas penyakit dan cedera.
Membandingkan dan membedakan kategori dasar dari Australasian Triage Scale (ATS) dengan
Canadian Triage and Actuity scale (CTAS), Manchester Triage Scale (MTS), dan Emergensi
Severity Index (ESI).
Kata Kunci
6
Sebuah sistem triase adalah merupakan struktur penting dimana semua pasien yang datang
diprioritaskan menggunakan skala peringkat yang terstandar.Tujuan dari sistem triase adalah
untuk memastikan bahwa tingkat perawatan gawat darurat yang diberikan sesuai dengan
kriteria klinis.
'Urgensi' ditentukan menurut kondisi pasien pada saat datang di UGD.
Sebuah skala triase lima tingkat adalah metode yang valid dan dapat diandalkan untuk
mengelompokkan pasien di UGD.
Program ini bagian dari pembentukan strategi nasional yang bertujuan untuk mengoptimalkan
konsistensi triase menggunakan ATS.
partemn Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
1.42Isi Program
Program ini bertujuan untuk memberikan pendekatan nasional yang konsisten dalam
memberikan pelatihan kepada perawat sebelum bertugas sebagai perawat triase, khususnya
konsistensi dari penerapan Australasian Triage Scale (ATS).
Strategi dari program pelatihan ini adalah mengintegrasikan bukti (evidence ) menjadi
serangkaian paket pelatihan. Materi pelatihan ini digunakan untuk melakukan triase oleh klinisi
di Instalasi gawat darurat rumah sakit dan mereka yang bekerja di pelayanan kesehatan daerah
terpencil dan pedesaan yang membuat keputusan triage sebagai bagian dari peran mereka dalam
pelayanan kesehatan
Program ini memberikan strategi pengajaran untuk membantu para pendidik dalam
penyampaian pelatihan triase khususnya untuk perawat di instalasi gawat darurat yang sudah
berpengalaman.Daerah pedesaan dan terpencil materi ini dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran mandiri.
1.5 Struktur program
Materi kursus ini telah dirancang untuk memungkinkan dimasukkannya kebijakan dan
protocol local untuk mengoptimalkan konsistensi pelaksananaan triase atau mengurangi waktu
tunggu di UGD.
Program ini terdiri dari 8 unit pembelajaran individu :
Bab 1: Pendahuluan
7
mengikuti
berdasarkan kebijakan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit tersebut akan. Organisasi
pelaksana
pelatihan
akan
bertanggung
jawab
untuk
menetapkan
kriteria
yang
berhubungan dengan tingkat pengalaman peserta di instalasi gawat darurat dan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk mengikuti program pelatihan ini.Yang terpenting, tidak ada jumlah minimum
peserta yang dibutuhkan, namun hal ini diharapkan bagi peserta untuk memiliki kesempatan
untuk melakukan diskusi kelompok antar peserta selama program pelatihan.
rencana
pengajaran
melibatkan
serangkaian kegiatan
pembelajaran
yang terstruktur. Setiap rencana pelajaran terdiri dari 9 tujuan pembelajaran, sinopsis literatur
8
yang relevan dengan topik yang dibahas, strategi pengajaran termasuk kegiatan pembelajaran,
pertanyaan pilihan ganda, poin diskusi dan / atau skenario pasien, dan daftar sumber pustaka
tambahan untuk digunakan oleh peserta. Dua bab terakhir mengkonsolidasikan dan menguji
pengetahuan peserta.
Kriteria
keberhasilan
menyelesaikan
program
ini
adalah
ditentukan
oleh
kebijaksanaan instruktur. Dalam kondisi dimana tidak ada infrastruktur untuk pelatihan triase,
program ini dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri dengan peserta bekerja melalui
proses membaca dan kegiatan belajar yang terstruktur.
1.6 Definisi
Sistem Triage: Proses di mana seorang klinisi menilai tingkat urgensi pasien.
Triage: sistem triase adalah struktur dasar di mana semua pasien yang datang dikategorikan ke
dalam kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala penilaian urgensi atau struktur .
Re-triase: status klinis adalah merupakan kondisi yang dinamis. Jika terjadi perubahan status
klinis yang akan berdampak pada perubahan kategori triase, atau jika didapatkan informasi
tambahan tentang kondisi pasien yang akan mempengaruhi urgensi (lihat di bawah), maka triage
ulang harus dilakukan. Ketika seorang pasien kembali diprioritaskan, kode triase awal dan kode
triase selanjutnya harus didokumentasikan. Alasan untuk melakukan triage ulang juga harus
didokumentasikan.
Urgensi: Urgensi ditentukan berdasarkan
menentukan kecepatan intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Tingkat
Urgensi adalah tingkat keparahan atau kompleksitas suatu penyakit atau cedera. Sebagai contoh,
pasien mungkin akan diprioritaskan ke peringkat urgensi yang lebih rendah karena mereka
dinilai lcukup aman bagi mereka untuk menunggu penilaian emergensi, walaupun mereka
mungkin masih memerlukan rawat inap di rumah sakit untuk kondisi mereka atau mempunyai
kondisi morbiditas yang signifikan dan resiko kematian.
* Instruktur akan menjadi orang yang dinominasikan dalam organisasi yang bertanggung jawab
untuk pengembangan kemampuan perawat dalam memberikan perawatan gawat darurat.
Departemen Kesehatan dan Pen
1.7 Sejarah singkat triase
Istilah Triase
berasal dari bahsa Perancis Trier , yang berarti untuk memilih atau
memilah. Triage sistem pertama kali digunakan untuk memprioritaskan perawatan medis selama
perang Napoleon pada abad ke-18. Setelah perang telah dilakukan penyempurnaan sistem
untuk memindahkan secara cepat korban yang terluka dari medan perang ke tempat perawatan
definitif. Sistem triase Mass Casualty Insiden (MCI)
yang mendasari triase MCI adalah mencapai hasil yang terbaik untuk jumlah korban yang
banyak dalam kondisi dimana kebutuhan klinis melebihi sumber daya yang tersedia.
Dalam pengobatan sipil, sistem triase telah disempurnakan dan diadaptasi untuk
digunakan dalam berbagai situasi. Dalam semua lingkungan pelayanan kesehatan, proses triase
ditopang oleh pertimbangan bahwa semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh
pelayananan medis yang definitive pasti akan meningkatkan dampak pelayanan kesehatan bagi
pasien.
1.8 Triase di Instalasi gawat darurat
Australia mengalami peningkatan permintaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
darurat medis. Kecenderungan saat ini menunjukkan pertumbuhan jumlah kunjungan di instalasi
gawat darurat di banyak lokasi, alasan untuk pertumbuhan ini bervariasi dan kompleks .
Standarisasi skala triage
instalasi gawat darurat. Dalam konteks ini mereka juga dapat digunakan untuk memberikan
informasi tentang perkembangan pelayanan kesehatan, manajemen risiko klinis dan keselamatan
pasien.
keselamatan dan efisiensi pelayanan darurat berbasis-rumah sakit dan untuk menjamin
kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat
Penggunaan sistem triase memfasilitasi peningkatan standar kualitas di instalasi gawat
darurat, karena memungkinkan untuk dilakukan perbandingan indikator kinerja utama (lama
waktu untuk-perawatan berdasarkan kategori triase) baik di unit itu sendiri maupun antarinstalasi
gawat darurat.Sejak awal 1990-an penggunaan sistem informasi komputerisasi di instalasi gawat
darurat Australia telah memungkinkan melakukan perhitungan waktu penangann dihubungkan
dengan hasil pelayanan kesehatn, termasuk kode triase, keluhan utama, diagnosis dan tujuan
pemulangan.
partemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
1.10 Fungsi triase
Triage adalah mempunyai fungsi penting dalam pemberian pelayanan di instalasi gawat
darurat, dimana sejumlah orang dengan berbagai kondisi yang sama dapat datang ke UGD pada
waktu yang bersamaan. Meskipun sistem triase mungkin berfungsi dengan cara yang sedikit
berbeda tergantung
memberikan
kondisi klinis, memperoleh rasa aman dan persyaratan administrasi, serta ketersediaan
peralatan pertolongan pertama serta tersedianya fasilitas cuci tangan.
3. Sebuah sistem penerimaan
aliran informasi kepada pasien dari unit triase sampai ke seluruh komponen instalasi
gawat darurat , dari pemeriksaansampai penanganan pasien
4. Didapatnya data yang tepat waktu untuk kebutuhan pemberian pelayanan , termasuk
sistem untuk memberitahukan kedatangan pasien dengan ambulan dan pelayanan gawat
darurat lainnya.
1.11 Skala Triase di Instalasi gawat darurat
11
Secara Internasional, system triage dengan lima tingkat telah terbukti menjadi metode
yang valid dan dapat diandalkan untuk mengkategorikan pasien yang datang ke UGD untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Skala ini menunjukkan tingkat presisi dan reliabilitas yang
lebih besar bila dibandingkan dengan system tiga tingkat maupun system empat tingkat.
Gambaran dari sistem triase dapat dievaluasi berdasarkan empat kriteria sebagai berikut:
1. Utility: Skala harus relatif mudah dipahami dan mudah untuk diterapkan oleh perawat
dan dokter UGD.
2. Validitas: skala harus mengukur apa yang dirancang untuk mengukur, yaitu harus
mengukur urgensi klinis sebagai lawan dari tingkat keparahan atau kompleksitas
penyakit atau beberapa aspek lain dari presentasi atau lingkungan instalasi gawat
darurat.
3. Keandalan: Penerapan skala harus independen dari perawat atau dokter yang
melakukan
peran,
yaitu,
ia
harus
konsisten.
Inter-rater
reliability
adalah istilah yang digunakan untuk ukuran statistik kesepakatan yang dicapai oleh
dua atau lebih penilai dengan menggunakan skala yang sama.
4. Keselamatan: keputusan Triage harus sesuai dengan kriteria klinis yang obyektif
dan harus mengoptimalkan waktu untuk intervensi medis. Selain itu, skala triase
harus cukup peka untuk menidentifikasi masalah pasien.
Australasian Triage Scalea (ATS), sebelumnya National Triage Scale (NTS)
National Triage Scale
triase pertama yang digunakan instalasi gawat darurat rumah sakit pemerintah di seluruh
Australia. Pada akhir 1990-an, NTS mengalami perbaikan dan kemudian berganti nama menjadi
Australasia Triage Skala (ATS).rtem
en Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
ATS memiliki lima kategori:
1. Immediately life-threatening (Dengan segera mengancam nyawa (kategori 1)
2. Imminently life-threatening (Dalam waktu dekat akan mengancam nyawa (kategori 2)
3. Potentially life-threatening or important time-critical treatment or severe pain
(Berpotensi mengancam nyawa atau perlu waktu penanganan yang segera atau nyeri
berat (kategori 3)
12
(berpotensi
menjadi kondisi serius atau situasional urgensi atau tingkatkompleksitas yang signifikan)
(kategori 4)
5. Less urgent (Kurang mendesak) (kategori 5).
ATS telah disahkan oleh Australasian College Emergency Medicine dan diadopsi dalam indikator
kinerja oleh the Australian Council on Healthcare Standards.
Canadian Triage and Acuity Scale (CTAS)
Canadian Triage and Acuity Scale (CTAS) secara resmi termasuk dalam kebijakan di seluruh
Kanada pada tahun 1997. The CTAS telah disahkan oleh Canadian Association of Emergency
Physicians and the National Emergency Nurses Affiliation of Canada.
Skala ini sangat mirip dengan ATS dalam hal tujuan waktu memperoleh penanganan, dengan
pengecualian dari kategori 2, yang adalah <15 menit dimana ATS adalah <10 menit.
Manchester Triage Scale (MTS)
Manchester Triage Skala (MTS) bersama-sama dikembangkan oleh Canadian Association of
Emergency Physicians and the National Emergency Nurses Affiliation of Canada.. MTS berbeda
baik dgn ATS maupun CTAS dalam hal pendekatan berbasis algoritma untuk pengambilan
keputusan. MTS menggunakan 52 flow chart yang membutuhkan pembuat keputusan untuk
memilih algoritma yang tepat berdasarkan keluhan pasien, dan kemudian mengumpulkan dan
menganalisis informasi sesuai dengan kondisi yang mengancam nyawa, rasa sakit, perdarahan,
tingkat kesadaran, suhu, dan durasi tanda dan gejala.
MTS membutuhkan dokumentasi standar, dan pendekatan ini diyakini menghemat waktu
yang diperlukan untuk dokumentasi. Selain itu, pendekatan ini dianggap sangat bermanfaat bagi
perawat pemula karena proses pengambilan keputusan dilakukan dengan parameter yang sudah
ditetapkan. Kesulitan penerapan MTS adalah membutuhkan system komputerisasi yang canggih.
Kit
Emergency Severity Index (ESI)
Emergency Severity Index (ESI) adalah suatu sistem kategorisasi triase yang didasarkan
pada ketajaman pengobatan ( Berapa lama seorang pasien harus diperiksa ?) dan penggunaan
sumber daya (Apa sumber daya yang cederung perlukan ?). ESI telah disempurnakan pada
13
beberapa kesempatan. ESI diketahui dapat diandalkan saat diuji pada dengan scenario kasus
yang ditulis, dan saat ini sedang dipertimbangkan untuk digunakan di seluruh Amerika .
1.12 Peran triase
Pengambilan keputusan Triage adalah proses yang dinamis. Keputusan dibuat dalam
lingkungan yang sensitif terhadap waktu, dengan informasi terbatas, untuk pasien yang pada
umumnya tidak memiliki diagnosa medis. Karena peran triase sangat penting, perawat harus
memiliki pengetahuan khusus serta pengalaman dengan berbagai penanganan penyakit dan
cedera.
Keputusan Triage dapat dibagi menjadi primer dan sekunder ksesuai dengan tujuan
sistem triase. Memahami jenis keputusan tersebut sangat membantu dalam menjelaskan peran
dan tanggung jawab Perawat Triage dalam praktek dilapangan.
1. 'Keputusan triase Primer ' berhubungan dengan pembentukan sebuah keluhan utama dan
alokasi tingkat urgensi. Ketika kode triage dipilih ada tiga hasil yang mungkin terjadi:
'Under-triase' di mana pasien menerima kode triase yang lebih rendah dari tingkat
mereka
yang
sebenarnya
(sebagaimana
ditentukan
dan
fisiologis ).Keputusan ini memiliki potensi untuk menghasilkan waktu tunggu yang
berkepanjangan terhadap intervensi medis dan risiko hasil yang buruk.
Kode triage benar (atau diharapkan) sesuai keputusan triase (Correct (or expected)
triage decision ' di mana pasien menerima kode triage yang sesuai dengan tingkat urgensi
pasien
mengoptimalkan waktu untuk intervensi medis pasien dan mengurangi risiko hasil yang
merugikan.
Over triage
di mana pasien menerima kode triase yang lebih tinggi dari tingkat
urgensi sejati mereka. Keputusan ini memiliki potensi untuk menghasilkan waktu
tunggu yang singkat untuk memperoleh intervensi medis, akan tetapi, akan berdampak
buruk bagi pasien lain yang menunggu di UGD karena mereka harus menunggu lebih
lama.
Perawat Triage membuat keputusan tingkat urgensi menggunakan informasi klinis dan
riwayat penyakit untuk menghindari over triage atau under triage. Keputusan triase Sekunder
14
memperhatikan
menerapkan kebijakan dan prosedur local untuk mempercepat perawatan untuk semua pasien
jika diperlukan.
Semua pasien di ruang tunggu harus diperiksa ulang oleh perawat Triage jika waktu triage
kedaluwarsa. Penilaian yang kedua ini harus selalu didokumentasikan dalam catatan
pasien. Peran pendidikan dalam mengoptimalkan hasil triase. Kemampuan dari setiap sistem
triase untuk mencapai tujuannya didasarkan pada asumsi bahwa pengambilan keputusan
konsisten dari waktu ke waktu dan antara klinisi yang menggunakan skala. Keberhasilan
pelaksanaan program ini sebagai bentuk komitmen nasional yang sudah berjalan lama antara
organisai keperawatan, kedokteran dan pemerintah untuk mencapai konsistensi penggunaan ATS
dengan pendekatan yang koheren dengan mempersiapkan klinisi dalam penerapannya.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mengembangkan pengetahuan tentang hasil dari
penerapan ATS.
2.3 Tujuan belajar
Menjelaskan lima kategori dari ATS dalam hal waktu yang diperlukan untuk meperoleh
penangan dan deskripsi klinis.
Mempertimbangkan bagaimana keputusan triase digunakan untuk menilai kinerja UGD.
Mendiskusikan faktor lingkungan utama yang mengancam konsistensi triase.
Kata Kunci
ATS bertujuan untuk memberikan penilaian tepat waktu untuk semua orang yang datang ke
UGD berdasarkan kriteria klinis.
Waktu yang diperlukan untuk penanganan yang tertera pada kategori ATS menggambarkan
waktu maksimum yang aman bagi pasien untuk bisa menunggu memperoleh penilaian medis
dan pengobatan.
Keputusan untuk mengalokasikan kode triase menggunakan ATS harus memerlukan waktu
tidak lebih dari lima menit.
Setiap pasien yang datang ke UGD harus dinilai sebagai episode unik dari penyakit / cedera
yang bersifat individu.
2.4 Materi
Philosophy
Filosofi yang mendasari penggunaan ATS didasarkan pada nilai-nilai keadilan dan efisiensi
dalam pelayanan kesehatan. ATS telah dirancang untuk memberikan penilaian yang tepat waktu
dan intervensi medis yang tepat waktu untuk semua orang yang datang ke UGD. dampak dari
kerangka ini adalah secara prinsip bahwa baik itu secara klinis atau etis adalah tidak wajar untuk
membiarkan pasien menunggu lebih lama dari dua jam untuk memperoleh perawatan medis
dalam di UGD.
Pengembangan
16
FitzGerald (1989) pertama menguji validitas dan reliabilitas dari Ipswich Triage Scale
(ITS), yang merupakan adaptasi dari Box Hill Hospital System. Dia menguji korelasi antara
kode triase dan ukuran hasil, termasuk angka kematian rumah sakit dan angka kunjungan.
Diinformasikan oleh penelitian ini, pengembangan dan pelaksanaan National Triage Scale
(NTS) di seluruh Australia terjadi pada tahun 1993.
Pelaksanaan selanjutnya dari ATS didukung oleh proses konsultasi oleh Departemen
Kesehatan Keluarga Services Persemakmuran dengan klinisi dan badan-badan profesional yang
penting di seluruh Australia. Penelitian oleh Whitby, Leraci et al. (1997) digunakan di ATS
untuk menggambarkan fitur klinis yang terkait dengan urgensi dan untuk mengembangkan
deskripsi yang lebih komprehensif dari masing-masing dari lima kategori triase.
Dalam kerangka ATS, urgensi merupakan tingkat dari risiko klinis pasien dan tingkat
keparahan gejala penyakit pasien. Kekuatan ATS terletak dalam penggunaan deskriptor
fisiologis untuk menentukan keluhan umum pasien kedalam
Pendekatan ini dapat mempercepat pengambilan keputusan dengan mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk menentukan kode triase.
Aplikasi
Penerapan ATS ditopang oleh perumusan keluhan utama, yang diidentifikasi dari riwayat
penyakit singkat dari penyakit dan cedera saat ini. Keputusan Triage menggunakan skala yang
dibuat berdasarkan observasi penampilan umum, fokus pada riwayat klinis dan data fisiologis.
Klinisi yang melakukan peran harus memiliki pengalaman dalam penilaian dan penanganan
berbagai penyakit dan cedera. Mereka juga harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
organisasi untuk melakukan peran. Penilaian kesesuaian mereka untuk melakukan peran
ini juga harus dinilai secara individu untuk secara konsisten dan mandiri membuat keputusan
klinis dalam lingkungan yang dibatasi waktu.
Departemen Kes
Hasil
Waktu sampai mendapat pengobatan
Waktu sampai mendapat pengobatan,
menggambarkan waktu maksimum yang ideal pasien yang aman untuk bisa menunggu untuk
penilaian medis dan pengobatan. Sejauh mana kriteria ini dapat dipenuhi secara rutin dievaluasi
17
berdasarkan standar kinerja yang direkomendasikan secara nasional untuk masing-masing dari
lima kategori ATS. Ambang batas kinerja indikator ini dijelaskan dalam dokumen kebijakan ATS
dari perhimpunan Kedokteran Gawat Darurat Australia secara jelas dan rinci pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 :Katagori ATS untuk pengukuran tingkat ketajaman dan penilaian kinerja
Katagori ATS
Treatment Acuity
1
2
3
4
5
100
80
75
70
70
Indikator kinerja menggambarkan persentase minimum presentasi per kategori ATS yang
diharapkan untuk mencapai kriteria waktu ideal yang diperlukan untuk memperoleh pengobatan.
Dalam situasi di mana pencapaian indikator kinerja yang berisiko, strategi organisasi harus
dilaksanakan untuk memenuhi permintaan dan memenuhi kebutuhan klinis.
Konsistensi triase
Tingkat dimana klinisi menyepakati alokasi kode triase seluruh populasi adalah
menndakan keandalan dari ATS.
Selama lebih dari satu dekade, penelitian telah dilakukan untuk menilai pencapaian
konsistensi triase dengan menggunakan ATS. Meskipun penelitian telah membantu dalam
memahami cara-cara yang digunakan para perawat menggunakan ATS, mereka juga berulang
kali menyoroti kesulitan yang berhubungan dengan mengukur konsistensi triase dalam praktek
klinis.
Untuk alasan ini, evaluasi konsistensi triase dilakukan pada makro, bukan tingkat mikro.
Sebagai contoh, distribusi presentasi di lima kategori dari ATS, biasa disebut sebagai 'jejak kaki,
sangat membantu dalam menilai konsistensi. Ini dapatdibandingkan antara UGD dengan profil
demografi yang mirip untuk mendeteksi sistemik dari under atau over triase.
ATS kategori Pengobatan
Faktor-faktor yang triase mempengaruhi keputusan-keputusan menggunakan ATS
18
seseorang
untuk
meninggalkan
UGD
tanpa
pengobatan
medis
tidak dianggap sebagai alasan yang sah untuk meng-upgrade kode triase. Selain itu, hati-hati
harus dilakukan ketika seorang orang pasien sering datang dan memiliki keluhan yang sama atau
mirip datang ke UGD. Dalam situasi seperti itu adalah penting bahwa setiap kunjungan akan
dinilai dan diprioritaskan sebagai episode baru. Frekuensi presentasi ke UGD tidak boleh
mempengaruhi alokasi kode triase.
(C) Airway
(D) Breathing
(E) Circulation
(F) Disablity
(G) Environment
2. Membedakan prediktor dari hasil yang buruk dari data lain yang dikumpulkan
selama penilaian triase.
3. Mengidentifikasi pasien yang menunjukkan tanda
ketidakstabilan fisiologis.
4. Menetapkan kategori ATS yang sesuai dalam berespon terhadap data penilaian klinis.
Departe terpenuhidikan Kit18
Kata Kunci
Mengidentifikasi dan mengelola risiko diri, pasien dan lingkungan adalah asas pertama latihan
triase aman.
Pertama gambaran penampilan umum harus selalu dipertimbangkan ketika membuat keputusan
triase.
Selalu tanyakan pertanyaan 'Apakah orang ini terlihat sakit? "
Pendekatan survei primer digunakan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang
mengancam jiwa di triase.
Kondisi lain di mana intervensi yang tepat waktu secara signifikan dapat mempengaruhi hasil
(seperti trombolisis, penangkal atau manajemen asam atau alkali splash ke mata) juga harus
terdeteksi pada triase.
Akses perawatan darurat pada waktu yang tepat dapat meningkatkan hasil pasien.
Identifikasi awal dari kelainan fisiologis di triase dapat menginformasikan fokus penilaian
medis yang sedang berlangsung dan penyelidikan.
3.4 Materi
20
Latar Belakang
Adanya kelainan fisiologis, kegagalan untuk mengenali dan mengobatinya, dan usia yang
lebih tua dari 65 tahun diketahui sebagai faktor risiko untuk hasil yang buruk. Respon Tepat
waktu terhadap temuan klinis abnormal telah terbukti mengurangi angka kesakitan dan kematian
pada pasien sakit kritis.
Deskriptor klinis ATS yang diinformasikan oleh penelitian menjadi prediktor hasil
dalam kondisi sakit kritis / cedera dan kriteria penilaian klinis yang relevan. Aplikasi yang
benar ini informasi juga penting untuk pengenalan tepat waktu dan perawatan pasien memburuk
dan dengan demikian menjamin re-triase.
Pendekatan survei primer dianjurkan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi
yang mengancam nyawa di triase. Tabel 4.1 memberikan ringkasan diskriminator fisiologis
dewasa untuk ATS, yang menggunakan format survei primer.
TRIAGE
LEVEL
LEVEL
LEVEL
LEVEL
5 ( LIMA ) LEVEL
Airway
obstruksi / obstruksi
bebas
Bebas
Bebas
beb
Respiratory distress
Respiratory
Respiratory
Tidak terjadi
Tid
distress sedang
distress ringan
respiratory distress
res
partial
Breathing
respirasi / hipoventilasi
Circulation
Disability
dis
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Tidak terjadi
Tid
hemodinamik berat /
Hemodinamik
Hemodinamik
ganguan
gan
sedang
ringan
hemodinamik
hem
GCS < 9
GCS 9 - 12
GCS > 12
GCS normal
GC
21
Faktor risiko untuk penyakit serius / cedera - usia, riwayat risiko tinggi, mekanisme cedera, faktor risiko jantung, efek dari oba
alkohol,ruam dan perubahan dalam suhu tubuh - harus dipertimbangkan secara jelas dalam riwayat penyakit dan data fisiologis. Be
risiko
= Meningkatkan risiko cedera serius / penyakit. Adanya satu atau lebih faktor risiko dapt digunakan sebagai pertimbangan untuk me
Level triage ke yang lebih tinggi.
TRIAGE 5 ( LIMA ) LEVEL IGD RS INDERA DENPASAR
2. Evaluasi cepat
apakah pasien stabil
22
4. membedakan
predictor dari
hasil yang buruk
dari data lain
yang
dikumpulkan
5.Mengidentifikasi
pasien
memiliki
ehatan yang
dan Penuaan
- Darurat Triage
bukti atau resiko tinggi
21
6. Mengalokasikan
staf untuk pasien,
termasuk
Kitserah
Pendidikan
terima
singkat kepada staf
7. lanjutkan alur
perawatan pasien di UGD
Triage harus
memastikan bahwa peralatan untuk memberikan bantuan hidup dasar (-Bag valve and mask
dan suplai oksigen) tersedia di triase. Demikian juga, diperlukan peralatan yang sesuai
dengan standar kewaspadaan (standard precaution ). Pada awal tiap shift, para perawat
Triage harus melakukan pemeriksaan keselamatan dasar dan lingkungan area kerja untuk
mengoptimalkan keamanan lingkungan dan pasien.
23
2. Penampilan umum
Ini
merupakan
komponen
penting
dari
penilaian
triase. Pengamatan
dari penampilan dan perilaku pasien ketika mereka tiba memberitahu kita banyak tentang
status fisiologis dan psikologispasien. Perhatikan secara khusus sebagai berikut:
Amati mobilitas pasien ketika mereka mendekati area reseption. Apakah normal
atau terbatas?Jika terbatasi, dengan cara apa ?
Tanyakan diri Anda pertanyaan 'Apakah pasien ini terlihat sakit? "
Perhatikan bagaimana pasien berperilaku.
Survei primer
membantu melakukan
lingkungan dan penampilan umum pasien lengkap ( harus dilakukan beberapa detik), survei
primer harus segera dimulai
3. Airway
Selalu memeriksa patensi jalan nafas, dan pertimbangkan tindakan untuk pencegahan
cedera servikal jika ada indikasi .
Jika
jalan nafas tersumbat atau adanya risiko langsung ke saluran napas harus
dialokasikan kategori ATS 1 (ini termasuk pasien yang tidak berrespons dengan GCS <9 dan
penyitaan kejang berkepanjangan).
Pada orang dewasa, stridor terjadi ketika lebih dari 75 persen dari lumen jalan napas telah
tersumbat, pasien ini telah mengalami masalah pada survei primer
dan membutuhkan
manajemen jalan nafas definitif, sehingga pasien harus dialokasikan ke kategori triage tinggi
(ATS 1).temen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
4. Breathing
Penilaian pernapasan meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan kerja pernapasan.
Pasien dengan bukti disfungsi pernapasan selama
24
tingkat kesadaran
adalah indikator penting dari risiko penyakit serius atau cedera. Pasien dengan kelainan tingkat
kesadaran harus dialokasikan untuk kategori triage yang lebih tinggi (Diagram 4.1).
Figur 4,1 skala AVPU
A: alert ( sadar )
V: beresponse terhadap suara
Departemen Kesehatan dan Penuaan
- Darurat
Triage Kit Pendidikan
( verbal
)
P: beresponse terhadap nyeri
23
( Pain )
bertujuan
tidak bertujuan
Response flexi
Response ektensi
U:
unresponsive
(
tidak
berespon )
Cedera pada mata dilakukan secara hati hati dan berdasarkan mekanisme cedera dan potensial
terajdinya kegagalan pengelihatan berkepanjangan. Tabel 4.2 menunjukkan pertimbangan untuk
mentriase cedera mata menggunakan descriptor ATS
Tabel 4.2: Ringkasan prediktor pada kedaruratan ophthalmic pada ATS
25
Category 1
kategori 2
Katagori 3
Katagori 4
Katagori 5
Immediate
10 menit
30 menit
60 menit
120 menit
Cedera mata
Kelainan
Pengelihatan
Pengelihatan
tembus
pengelihatan tiba
normal
normal
Nyeri mata
Tanpa nyeri
( segera )
tiba dengan
Cedera kimia
ringan
Kehilangan
-trauma tumpul
pengelihatan tiba
Nyeri mata
mata
tiba dengan
sedang
- luka bakar
trauma
tumpul
mata
luka bakar
benda
berat
- Benda asing
asing
C24
Lingkungan
Penilaian suhu. Hipotermia dan hipertermia adalah indikator klinis yang penting dan perlu untuk
diidentifikasi di triase.
Pertimbangan Lainnya
Faktor risiko lain yang harus dipertimbangkan dalam penilaian triase. Pada pasien yang dengan
parameter fisiologis normal pada saat triase, adalah sebagai berikut:
1. Usia yang ekstrim (sangat muda atau sangat tua) memerlukan perbedaan fisiologis yang
meningkatkan risiko penyakit serius dan cedera, pasien tersebut memiliki penurunan cadangan
fisiologis dan perubahan respon , dan dapat hadir dengan tanda-tanda dan gejala non-spesifik.
2. Kondisi berisiko tinggi termasuk penyakit kronis, gangguan kognitif, defisit komunikasi,
beberapa co-morbiditas, keracunan atau sakit parah mungkin memerlukan alokasi ke kategori
ATS tinggi.
26
Ada mekanisme spesifik cedera yang berhubungan dengan risiko cedera yang mengancam
kehidupan yang perlu dimasukkan dalam keputusan triase. Contohnya termasuk kendaraan
yang terguling, kematian penumpang kendaraan yang sama, terpental dari kendaraan, dan
jatuh dari ketinggian lebih dari tiga meter.
5. Adanya ruam juga perlu diwaspadai oleh perawat Triage terhadap kemungkinan penyakit
serius seperti anafilaksis atau penyakit meningokokus, namun jenis presentasi biasanya akan
memiliki abnormalitas bersamaan pada survey primer
.
Re-triase - lihat definisi dalam Bab 1.
Memprioritaskan beberapa pasien di triage
Meskipun tidak ada penelitian yang berkaitan dengan triage beberapa yang datang
secara
didahulukan dari pasien dengan masalah sirkulasi.Tabel 4.1 menguraikan pendekatan survei
primer untuk memprioritaskan pasien.
Departe
27
pengambilan
keputusan triase.
4.3 Tujuan belajar
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspresi rasa sakit.
Analisis penerapan strategi yang umum dan valid yang digunakan dalam penilaian nyeri di
triase.
menghubungkan temuan penilaian nyeri dengan descriptor fisiologis yang digunakan sebagai
panduan keakuratan klasifikasi triage.
Membangun dan mengevaluasi strategi untuk meningkatkan penilaian rasa sakit dan
manajemen nyeri dari perspektif triase.
28
Ese
hatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pen
4.4 Materi
Nyeri adalah gejala yang paling umum dilaporkan oleh pasien yang datang ke UGD.
Penilaian Awal nyeri memungkinkan manajemen yang efektif dan untuk mengurangi penderitaan
pasien.Nyeri merupakan respon terhadap potensi kerusakan jaringan atau aktual, dan melibatkan
respon
fisiologis,
perilaku
dan
emosional.
Laporan
dari
Pasien
sendiri
dianggap
subjektif, individual
dilaporkan pasien. Namun, pengenalan ini tidak meluas dalam praktek klinis, khususnya di
UGD, dengan banyak penelitian menunjukkan rasa sakit yang sering tidak dikenali, penilaian
yang buruk, dan tidak diobati dengan tepat.
Nyeri dapat bersifat akut atau kronis. Sakit kronis berbeda dari nyeri akut dalam hal ini
nyeri kronik biasanya dirasakan pasien selama lebih dari tiga bulan. Sakit kronis memiliki
potensi untuk tidak diobati dengan tepat. Kejadian nyeri kronis meningkat di populasi Negara
Barat, dengan memperkirakan bahwa sepertiga dari penduduk Australia mengalami sakit kronis
dan umumnya terkait dengan orang tua.
ATS telah memasukan beratnya nyeri sebagai faktor dalam menentukan kode triase.
Dimasukkannya persepsi rasa sakit sebagai diskriminator fisiologis dalam penilaian triase adalah
merupakan pengakuan terhadap kedua faktor manusiawi yang terkait dengan memberikan
perawatan kepada anggota masyarakat, dan efek fisiologis rasa sakit. Efek
terakhir ini
termasuk peningkatan risiko infeksi, penyembuhan yang tertunda, dan meningkatkan stress pada
fungsi selular dan stabilitas sistem organ.
1. Penilaian nyeri
29
Penilaian harus berusaha untuk menentukan mekanisme yang menimbulkan rasa sakit,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengalaman nyeri, dan bagaimana rasa sakit telah
mempengaruhi kapasitas fisik, emosi dan perilaku.
Seperti pengalaman rasa sakit itu sendiri, penilaian rasa sakit memerlukan pendekatan
multifaset, tidak alat satupun yang mampu memberikan pengukuran yang objektif dari rasa
sakit.
digunakan secara
lazim. Skala ini juga telah diadaptasi untuk digunakan l dalam populasi lain, misalnya pada
30
pasien yang terbatas dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris Namun,
praktik ini telah menimbulkan kecaman yang mungkin akan ditafsirkan sebagai merendahkan
pasien dewasa. Beberapa alat yang spesifik untuk budaya tertentu baik untuk dewasa dan anakanak telah dikembangkan dengan penekanan
terhadap isu-isu budaya. Memang, variasi budaya perlu dipertimbangkan dalam penerapan alat
penilaian nyeri.
Abbey Pain Scale(' Abbey ') adalah method
mengukur beratnya nyeri pada orang yang memiliki demensia dan tidak dapat menyampaikan
pengalaman nyeri mereka. Alat ini memberikan pendekatan yang sistematis untuk mengukur
beratnya nyeri di triase. Skor total dihitung dari tanggapan terhadap enam item, masing-masing
dengan skor maksimal tiga poin ( tidak nyeri = 0; nyeri berat = 3). Dari total kemungkinan 18
poin, skor 0-2 dinilai 'tidak sakit', 3-7 dinilai 'ringan', 8-13 dinilai 'sedang ', dan> 14 dinilai
'berat'.
Skala keparahan nyeri juga dapat digunakan untuk mengkategorikan laporan oleh pasien
ke dalamkatagori ringan, sedang atau berat. Kategorisasi tersebut dapat membantu dalam
menentukan suatu analgesia yang tepat melalui pengembangan algoritma pemberian analgesik
untuk pasien anak dan dewasa.
2. Penerapan kategori triase
Istilah deskriptif yang tercantum pada Tabel 7.1 harus digunakan sebagai panduan untuk
penilaian ATS.
Tabel 7.1 penentuan katagory triase
Deskriptor
Sangat berat
Agak berat
Sedang
Minimal
Katagory ATS
2
3
4
5
Nilai kuantitatif
7 -10
4-6
1-3
0
32
sama
seperti
33
untuk
penilaian
dewasa,
namun,
usia
mempengaruhi pola presentasi, penilaian dan manajemen, anak-anak rentan terhadap kproses
prburukan yang cepat.
Konsistensi triase perlu dioptimalkan untuk populasi ini ketika usia, data historis dan
presentasi klinis digunakan dalam penilaian triase.
Pengkajian riwayat pada pediatri mengandalkan informasi yang diberikan oleh pengantar
dan kadang-kadang oleh anak atau orang muda. Sangat penting untuk mengembangkan
hubungan dengan pasien dan pengantar dalam rangka untuk memperoleh informasi maksimum
dalam waktu yang relatif singkat.
Menafsirkan makna dari informasi yang diberikan oleh pengantar
tambahan ketika mentriage
adalah tantangan
privasi
untuk
orang
tua,
anak-anak
dan
anak
muda
di
triase tidak boleh diabaikan.Masalah kesehatan yang ringan mungkin menjadi kesempatan bagi
orang tua untuk mencari bantuan mengenai isu-isu sensitive
.
Kaum muda memiliki kebutuhan mental dan emosional yang tinggi dan membutuhkan
privasi yang lebih besar. Mereka mungkin ingin mendiskusikan masalah kesehatan mereka tanpa
kehadiran orang tua mereka.(Lihat Bab 5 untuk pedoman triase yang berhubungan dengan
masalah kesehatan mental.)
1. Urgensi Klinis
Sejumlah gambaran klinis telah ditemukan secara signifikan dapat memprediksi penyakit
serius pada bayi dan anak-anak muda.
Hewson et al. 90 menunjukkan nilai parameter mudah dinilai secara positif dalam
mengidentifikasi bayi dengan penyakit serius, termasuk tingkat aktivitas, kewaspadaan, suhu
kulit, pola makan dan output cairan. Secara khusus, parameter berikut dapat memprediksi
penyakit serius:
Penurunan asupan makanan (<asupan dari normal selama 24 jam )
Kesulitan Pernapasan
Memiliki kurang dari empat popok basah dalam 24 jam
Penurunan aktivitas
Mengantuk
34
Penampilan umum
data klinis yang berkontribusi pada penilaian urgensi dapat diperoleh dari mengamati
penampilan umum seorang anak yang datang ke UGD. Hal ini penting dalam kasus di
mana pemeriksaan kemungkinan akan membuat anak dan bayi marah, hal ini akan
membuat pemeriksaan lebih lanjut sulit.
Airway
Evaluasi saluran udara akan berkonsentrasi pada penentukan patensi jalan nafas.
Stridor merupakan indikator penyumbatan saluran napas, dan karena itu menunjukkan
kondisi yang perlu dtangani segera.
Evaluasi obstruksi jalan napas pada bayi dan anak-anak harus dilakukan dengan
menilai kerja pernapasan.Manajemen tulang belakang servikal
bentuk komponen
sangat
Breathing
Secara luas diakui bahwa bayi dan anak-anak kemampuan mentoleransi gangguan
pernapasan sangat buruk, dan peningkatan kerja pernafasan telah terbukti menjadi
indikator penyakit serius pada bayi.
Kerja pernapasan dan status mental merupakan indikator yang paling berguna dari
keparahan asma. Parameter-parameter ini juga dianggap dapat memprediksi keparahan
pada bayi dan anak-anak muda dengan ganguan respirasi .
35
Sirkulasi
Hipotensi adalah suatu tanda yang sangat terlambat dari gangguan hemodinamik
pada bayi dan anak-anak. Penilaian awal harus bergantung pada penampilan umum, nadi
dan waktu pengisian ulang kapiler central.
Pucat pada bayi merupakan temuan yang signifikan dan indikator penyakit serius.
Waktu pengisian ulang kapiler merupakan indikator perfusi central dan merupakan
ukuran tidak langsung fungsi kardiovaskular.
Ringan
Haus, gelisah, agitasi
Normal
Normal
Normal
Normal
Sedikit kering
Normal
Normal
4-5 %
Keparahan
Sedang
Haus, gelisah, mudah
berat
Menarik diri, mengantuk atau
tersinggung
Cepat, lemah
Cekung
Cowong
Tidak ada
Kering
Menurun
Berkurang, pekat
6.9
%
Cepat, lemah
Sangat cekung
Sangat cowong
Tidak ada
Kering
Menurun
Tidak dalam beberapa jam
10%
Disability
Abnormaliatas
kesadaran
membutuhkan
penilaian
segera. Suatu
perubahan
dalam aktivitas dapat menjadi indikator penyakit serius pada bayi dan anak-anak.
Penurunan kesadaran dapat merupakan tanda gangguan oksigenasi atau sirkulasi
Tingkat perkembangan yang berbeda dari anak-anak
kesadaran dan penilaian neurologis. Skala AVPU adalah metode yang baik untuk menilai
tingkat kesadaran pasien di triase.
36
Jangan pernah meremehkan peran dari orang tua atau wali. Mereka sering akan
dapat mengidentifikasi penyimpangan kecil dari normal, yang mungkin Anda tidak dapat
mendeteksi secara klinis.
Penilaian Nyeri juga harus membentuk komponen penilaian neurologis. Penilaian nyeri
pada anak-anak mungkin memerlukan adaptasi alat penilai nyeri, dan akan tergantung pada
usia anak. Sebagai contoh, alat-alat penilai perilaku akan sesuai untuk anak-anak pra-verbal,
skala wajah sesuai untuk anak-anak verbal fase awal dan skala analog visual untuk anakanak yang lebih tua.
7
pengasuh.
Mekanisme cedera
anak anak
trauma. Mekanisme cedera merupakan bagian penting dari penilaian, seperti pada orang
dewasa, dan dapat digunakan untuk memprediksi pola cedera. Misalnya, fraktur greenstick
khas pada
diperhatikan.
Hal ini penting untuk memastikan riw menular, seperti cacar air.yat mengalami penyakit
infeksi seperti cacar.
Tabel 8.2 menunjukkan diskriminator fisiologis anak untuk ATS menggunakan metode
surveyprimer
37
Airway
Breathing
Katagori 1
Katagori 2
Katagori 3
Katagori 4
Katagori 5
Segera
Obtruksi
10 menit
Bebas
30 menit
bebas
60 menit
Bebas
120 menit
Bebas
total
Partial
Partial
Partial
obstruksi
obstruksi
obstruksi
dengan
dengan
dengan
respiratory
respiratory
respiratory
distress
distress
ringan
Ada nafas
Ada nafas
Ada nafas
Respirator
Respiratory
Respiratory
Circulation/
hipoventilasi
Respiratory
dehidrasi
distress berat y
kesadaran
seperti :
sedang
ringan
ada :
ada :
kegiatan
Penggunaan
seperti :
seperti :
Penggunaan
Penggunaan
pengisian
aksesorius
Penggunaa
Penggunaa
aksesorius
ada
<2 detik
aksesorius
aksesorius
mukosa
berat
mata cekung
Cyanosis
turgor
akut
mata
Tidak
respirasi
sirkulasi
/lemah
distress distress
ringan
Retraksi
nadi
distress y
Retraksi sedang
mulut kering
dalam
Respirator
ringan
Kulit pucat
Kulit
ada
Retraksi tidak
ada
ada
ada sirkulasi
ada sirkulasi
Ganguan
Ganguan
Bradikardia sirkulasi
signifikan
tidak
ada
Retraksi tidak
kemerahan
cepat yang
tidak aksesorius
tidak
Retraksi
sedang
ada
tidak distress
ada :
sirkulasi
Ganguan
Nadi
teraba
38
:
perifer Nadi
teraba
perifer
takikardia
seperti : HR hemodina
Kulit
Kulit
kemerahan,hanga
kemerahan,hanga
t,da
t,da
Tachycardia
Tachycardia
Ganguan
dan
ringan n kering
ringan n kering
hemodinami
pada
perifer
k berat :
brachial
teraba
60
bayi
Nadi perifer
tdk teraba
Pucat
Ganguan
mik
cepat Nadi
Kulit
pucat
Dehidrasi tidak
Kulit < 3 t/g dehidras
dan pucat
kulit, dingin,
dan i
hangat,
dingin,
Tachycardi
Tachycardi
lembab,
a sedang
a ringan
mottled
pengisian
Signifikan
ulang
tachycardia
kapiler 2-4 3-
pengisian
detik.
t/g
dehidras
ulang kapiler
> detik.
ada
i
>6
t/g
dehidras
Perdarahan
yand
tidak
terkontrol
Disability
GCS <9
GCS 9-12
GCS >13
GGCS normal
GGCS normal
Penurunan
Penurunan
tidak ada
tidak ada
aktifitas
aktifitas
penurunan GCS
penurunan GCS
pada
pada
dari sebelumnya
dari sebelumnya
tingkat
tingkat
berat :
sedang :
Penurunan
Tidak ada
aktifitas pada
Penurunan
39
tingkat ringan :
kontak
mata
Kontak
kontak mata
Penurunan
mata
tonus otot
dirangsang
jika
aktifitas :
Bermain
Berinteraksi
dengan orang tua
tersenyum
Co
Usia
cedera,
morbiditas,
bulan dan
kejadian
Ruam
misalnya
misalnya
demam
sebelumnya presentasi ke ED
potensial efek
kejang Kegiatan
obat / alkohol
cedera HX prematur
tembus
penyakit perubahan
jatuh> 2 - pernapasan
tinggi
<3 variabel
sejarah,
Penyakit makan
aktual
eksposur kimia
penurunan output
envenomation
berkelok-
perendaman
kph
kelok!
Parental keprihatinan
dalam
ar
MBA
sepeda>
30 ginjal
km / jam
karsinoma
pejalan diabetes
kaki
Penyakit
ejeksi
perubahan
suhu.
akut tidur
berkelokkelok!
/ penyalahgun
Korban
rollover
aan zat
kekerasan,
berkepanjan
dikompromik
gan
an
pelepasan
immuno- misalnya
Anak
beresiko
Penyakit
40
perubahan
tubuh
menit
bawaan
penyeranga
penghuni
mobil
kompleks.
yang
pengabaian
sama
ledakan.
.
Kategori 1 Kategori
Langsung
Katagori 1
Katagori 2
Katagori 3
Katagori 4
Katagori 5
Segera
10 menit
Nyeri berat :
30 menit
Nyeri sedang :
60 menit
Nyeri ringan :
120 menit
Tidak ada atau
Pasien
/ Pasien
keluarga
keluarga
melaporkan
melaporkan
sedang
nyeri berat
nyeri sedang
Kulit kemerahan r
melaporkan nyeri
Ingan
dingin
dingin
Tidak
Perubahan
Perubahan
Perubahan
vital sign
vital sign
sign
Tidak
Meminta
Meminta
Meminta
Perubahan
analgesia
analgesia
analgesia
sign
menolak
Gangguan
Gangguan
Gangguan
analgesia
Tidak Gangguan
neurovascular
neurovascular
neurovascular
neurovascular
berat
sedang
ringan :
Tidk ad nadi
nadi ada
nadi ada
41
Tidak
ada sensasi
normal /sensasi
sensasi
Dingin
Dingin
Dingin
bergerak
Normal
Tidak bergerak
ada
pengisian /bergerak
pengisian kapiler
kapiler
pengisian kapiler
normal
42
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu menyebutkan perubahan fisiologis utama
yang
terjadi
pada
kehamilan
dan
menjelaskan
bagaimana
adaptasi
ini
akan
mempengaruhi alokasi kode triase. Peserta juga akan dapat mengidentifikasi komplikasi yang
umum dan mengancam jiwa d triase dapat terjadi di triage dan mendiskusikan bagaimana
tingkat urgensi ditentukan untuk kondisi ini.
6.3 Tujuan belajar
Mengetahui perubahan fisiologis pada kehamilan yang dapat memodifikasi pengambilan
keputusan triase.
Menjelaskan pertanyaan yang relevan untuk menanyakan tentang riwayat obstetric seorang
wanita.
Mendiskusikan kondisi non-obstetri umum yang dapat berdampak buruk pada wanita hamil dan
anak yang dikandung.
Menjelaskan faktor-faktordari ibu yang harus waspada perawat Triage sehingga penilaian
janin segera diperlukan.
Mendiskusikan komplikasi obstetri yang signifikan dari kehamilan yang berdampak pada
wanita hamil dan anak yang dikandung.
Kata Kunci
Semua wanita usia subur harus dianggap hamil sampai terbukti sebaliknya.
Penilaian yang urgensi harus dilakukan baik pada ibu dan janin.
Peningkatan Tekranan darah tinggi merupakan tanda perburukan: semakin tinggi tekanan darah
pemeriksaan semakin mendesak.
Wanita hamil berada pada mempunyai sejumlah kondisi beresiko, meliputi pendarahan otak,
trombosis otak, radang paru-paru berat, aritmia atrium, trombosis vena dan embolus, diseksi
arteri spontan, cholelithiasis dan pielonefritis, daripada wanita tidak hamil dalam usia subur .
43
Airway
Setiap wanita hamil yang datang ke UGD yang berpotensi mengalami gangguan jalan napas
memerlukan perhatian
medis
segera.
Wanita
hamil
sering
sulit
diintubasi
karena ukuran pasien, posisi pasien dan kebutuhan obat induksi yang berbeda akibat perubahan
fisiologis kardiovaskular.
Pernafasan
Progesteron dianggap bertanggung jawab dalam mempengaruhi kepekaan pusat
pernafasan dan meningkatkan rangsangan untuk bernapas.
Wanita hamil umumnya mengalami peningkatan vaskularisasi hidung dan jalan
nafas dan edema mukosa. Ini menyajikan sebagai peningkatan keluhan tentang hidung
tersumbat.
Sekitar sepertiga dari wanita dengan asma mengalami perburukan
mereka selama kehamilan.
44
penyakit
Sirkulasi
Kehamilan digambarkan sebagai kondisi hiperdinamik dan perubahan fisiologis
terjadi pada awal kehamilan 6-8 minggu. Progesteron menyebabkan vasodilatasi l dan
estrogen berkontribusi pada 40-50 persen peningkatan volume darah. Tekanan darah
diastolik turun rata-rata 6-17 mmHg, dengan tekanarah terendah selama trimester kedua.
Cardiac output (CO) meningkat sebesar 30-50 persen.
Pada kehamilan 20 minggu, berat rahim menekan vena cava inferior jika wanita
hamil berbaring di punggungnya. Penurunan aliran plasenta cukup untuk menggangu
kesejahteraan janin dan turunnya aliran baliki vena mengurangi curah jantung dan
tekanan darah ibu. Perubak spsesifik terjadi pada pembuluh darah yang mempengaruhi
wanita hamil sehingga terjadi diseksi arteri spontan.Departemen Kesehatan dan PenuaaDaruratArteri limpa, arteri subklavia dan aorta, misalnya, memiliki kecenderungan
meningkat terjadi diseksi spontan, bahkan pada wanita yang tidak memiliki riwayat
medis sebelumnya.
Kekerasan d lebihlam rumah tangga sering trejadi selama kehamilan dan
berhubungan dengan peningkatan komplikasi obstetri bagi ibu dan neonates.
Hal hal penting yang perlu diperhatikan :
1. Wanita hamil sering mengalami jantung berdebar selama kehamilan, yang biasanya
karena hiperdinamik aliran darah.
2. Volume aliran darah yang tinggi dan dinamis adalah diperkirakan berkontribusi pada
peningkatan resiko pendarahan otak (terutama perdarahan sub-arakhnoid (SAH))
pada kehamilan.
3. Tidak biasa bagi wanita hamil untuk mengalami kemerosotan kondisi yang tiba-tiba
dan serius
6. Dalam kasus trauma, semua kriteria trauma harus diperhatikan. pertimbangan termasuk
trauma pada plasenta, uterus atau janin, terutama pada trimester ketiga ketika janin
sedang tumbuh. Tanda-tanda vital ibu mungkin dapat tetap stabil bahkan ketika
kehilangan sepertiga dari volume darah .
7. Perlakuan awal yang terbaik untuk janin adalah resusitasi optimum dari ibu.
Kondisi umum dapat ditemukan di UGD sesuai dengan usia kehamilan
1. Masalah yang terjadi sebelum 20 minggu
Wanita Hamil sering datang
umum termasuk berbagai jenis keguguran (yaitu terancam, tak terelakkan, lengkap, tidak lengkap
dan septik).
Pengetahuan tentang volume dan perdarahan warna per vagina (PV) akan membantu perawat
Triage menentukan kategori urgensi kasus.
Kehilangan darah merah terang biasanya menunjukkan perdarahan aktif, sedangkan kehilangan
darah merah kecoklatan biasanya terjadi sudah lama.
Banyak wanita juga menyampaikan keluhanyang berhubungan dengan abdominal pain yang
mungkin bisa disamakan dengan periode nyeri yang berat.
Nyeri Bahu dapat menjadi indikasi perdarahan kehamilan ektopik.
Diagnosis pertama dan utama untuk wanita dengan usia subur, yang datang dengan keluhan
perdarahan pervaginam setelah prosedur sterilisasi, adalah suatu kehamilan ektopik -. artemen
KesehaNyeri abdomen
kehamilan
ektopik. Kehamilan ektopik yang tidak pecah umumnya hadir dengan pendarahan (pada
umumnya berwarna coklat) karena kadar progesteron rendah dan akibat pecahnya desidua.
Terlepas dari diagnosis, tanda-tanda vital yang menyimpang dari normal dan rasa sakit
yang parah (seperti torsi atau kista pecah) menandakan perlunya penilaian medis yang segera.
2. Masalah yang terjadi dari 20 minggu dan seterusnya
Wanita hamil pada umur kehamilan 20 minggu kehamilan akan mengalami kondisi
obstetri berikut:
Perdarahan antepartum
46
Hipertensi (> 140/90) adalah tanda penting terutama untuk memperingatkan Perawat
Triage
pada masalah
yang lebihserius.
Adanya
gejala-gejala
terkait
preeklampsia
mungkin
tersembunyi antara plasenta dan rahim. Perubahan Hemodinamik hanya terlihat dengan
pendarahan besar, berdarah lebih kecil mungkin sulit untuk mendeteksi atau lebih
mudah dideteksi dengan cardiotocograph abnormal (CTG).Tanda-tanda utama dan gejalanya
adalah perubahan hemodinamik yang terkait dengan shock hipovolemik dan sakit perut.
Wanita Setelah Melahirkan mungkin datang dengan keluhan berikut ini:
Perdarahan postpartum sekunder sepsis nifas
Mastitis
Luka infeksi
Eklampsia
Cardiomyopathy postpartum
47
Depresi Postnatal.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidika
2. Ancaman Penting untukkeselamatan janin
Perubahan dalam saturasi oksigen pada ibu memiliki relevansi langsung pada kesejahteraan
janin. Penurunan kecil oksigenasi ibu sangat berdampak pada oksigenasi janin karena
pergeseran kiri dalam kurva disosiasi oxyhaemoglobin terkait dengan hemoglobin
janin. Pertimbangkan pengukuran saturasi oksigen di triase pada semua wanita hamil.
Perubahan Mayor pada tekanan darah (baik tinggi atau rendah) tidak ditoleransi oleh janin.
Perdarahan aktif vagina pada kehamilan merupakan risiko bagi janin.
Nyeri perut selama kehamilan mungkin merupakan suatu proses patologis mengancam janin.
Wanita hamil biasanya dapat merasakan gerakan janin 18-20 minggu kehamilan. Sebuah pola
pergerakan janin regular merupakan tandameyakinkankesejahteraan janin. Tidak ada
atau gerakan janin berkurang memerlukan penilaian awal.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
48
kelemahan.
Pertimbangkan strategi yang dapat digunakan meningkatkan penilaian kesehatan mental di
triase di tempat kerja Anda.
Kata Kunci
Pendekatan primer-survei yang biasa digunakan untuk menilai semua pasien yang masuk,
harus lengkap sebelum memulai penilaian kesehatan mental.
Triase kesehatan Mental didasarkan pada penilaian penampilan, perilaku dan percakapan.
Alokasi kode triase harus didasarkan pada kriteria klinis yang konsisten dengan deskriptor ATS
untuk gangguan perilaku akut dan perilaku berisiko merugikan diri sendiri atau orang lain.
7.4 Materi
1 . Latar Belakang
Sejak akhir 1990-an sejumlah alat telah dikembangkan dan disempurnakan untuk
mengoptimalkan konsistensi triase untuk pasien yang datang ke UGD dengan gangguan perilaku
akut atau penyakit mental primer. Sebagai contoh, di New South Wales, Sutherland Hospital
mengembangkan pedoman triase kesehatan mental bagi UGD. Di Tasmania, Smart, Pollard dan
Walpole (1999) memperkenalkan empat poin skala triage kesehatan mental yang akan digunakan
bersama dengan ATS. Di Victoria, evaluasi lebih lanjut dari alat Tasmania menemukan perbedaan
digunakan sesuai dengan pelatihan khusus, dan menyarankan bahwa pendidikan lebih lanjut
diperlukan untuk meningkatkan pemanfaatan alat ini. Kemudian, Departemen Kesehatan New
49
South Wales menerapkan pedoman management kesehatan mental di UGD. Sydney Area Health
service (SESAHS) melanjutkan untuk mengembangkan triage kesehatan mental dengan lima
tingkat untuk meningkatkan konsistensi triase pada kunjungan pasien kesehatan mental.
2. Pendekatan
Ada dua langkah yang penting dalam menentukan waktu untuk pengobatan untuk orang dengan
gangguan kesehatan mental: memperoleh data penilaian yang akurat dan menerapkan kode ATS
sesuai.
Kedua langkah harus dilakukan dengan kesadaran akan faktor risiko yang merugikan
(membahayakan diri dan menyakiti orang lain). Secara khusus, risiko tinggi berhubungan dengan
kegagalan dari kondisi sebelumnya baik pada fase akut atau gangguan mental yang berat.
3. Penilaian
Pasien mungkin akan dibawa ke UGD oleh polisi, ambulans, pekerja komunitas
kesehatan mental atau anggota keluarga, serta datang sendiri.
Pendekatan primer-survei yang biasa untuk menilai semua pasien yang masuk harus
diselesaikan sebelum memulai penilaian kesehatan mental. Hal ini meliputi menanyakan kepada
pasien mengapa mereka berada di UGD hari ini, dan siapa yang membawa mereka. Adalah
penting untuk terbuka, mendengarkan isyarat verbal, mengklarifikasi, dan tidak menghakimi.
Penilaian ini tidak dimaksudkan untuk membuat diagnosis, tetapi untuk menentukan urgensi dan
mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk pengobatan.
Penyakit psikotik, penyakit depresi, percobaan bunuh diri, pikiran untuk bunuh diri,
kecemasan, krisis situasional akut, ganguan akibat zat, dan gejala fisik tidak disertai adanya
penyakit adalah gambaran yang paling umum dari gangguan kesehatan mental di triase.
Selalu menjaga keselamatan Anda dan keselamatan orang lain. Jika perilaku pasien
meningkat, cari bantuan segera.
DepartePerlu diketahui juga bahwa tidak semua perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit
mental. Beberapa perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit organik seperti hipoglikemia,
delirium, cedera otak atau intoksikasi. Kelainan organik ini merupakan penyebab perilaku yang
tidak biasa dan mengganggu, mungkin terlihat seperti penyakit mental padahal sebenarnya
bukan. Saling mempengaruhi antara, psikologis dan sosial-budaya faktor biologis yang
50
berhubungan dengan penuaan kadang membuat sulit untuk secara jelas mengidentifikasi
masalah-masalah kesehatan mental.
4. ABC dari penilaian kesehatan mental
ABC dari penilaian kesehatan mental adalah sebagai berikut.
Appearance (Penampilan)
Seperti apakah penampilan pasien?
Apakah mereka acak-acakan, tak terurus atau baik?
Apakah mereka mengenakan pakaian yang sesuai untuk cuaca?
Apakah mereka terlihat kurang gizi atau mengalami dehidrasi?
Apakah mereka menunjukkan tanda luka terlihat?
Apakah mereka nampak mabuk, memerah, dengan pupil melebar atau sesuai?
Apakah mereka tegang, merosot di atas, menampilkan postur aneh atau
wajah
menyeringai?
Informasi ini memberikan isyarat ketika menilai suasana hati seseorang, pikiran dan
kemampuan untuk perawatan diri.
Affect
Apa yang anda observasi pada status emosional pasien saat ini?
Apakah mereka datar, sedih, menangis, stres atau cemas?
Apakah ekspresi emosi mereka berubah dengan cepat?
Apakah emosi mereka tidak konsisten dengan apa yang mereka bicarakan?
Apakah mereka terlalu bahagia?
Informasi ini memberikan isyarat ketika menilai suasana hati seseorang.
Behaviour (Perilaku)
Bagaimana pasien berperilaku?
Apakah mereka gelisah, gelisah, bernapas atau gemetar?
Apakah mereka menampilkan tindakan aneh, aneh atau tak terduga?
Apakah mereka berorientasi?
Bagaimana pasien bereaksi?
51
52
53
Pertimbangan lain
Pertimbangan lain dalam penilaian kesehatan mental meliputi:
Dimentia
Demensia adalah masalah umum. Ini bukan diagnosis akan tetapi merupakan sekelompok
gejala progresif, yang paling umum adalah:
kehilangan memori dan kebingungan
penurunan intelektual
Perubahan kepribadian.
Subtipe meliputi:
demensia vaskular
Penyakit Alzheimer
demensia alkohol.
Komplikasi demensia meliputi:
Delirium
sakit fisik
depresi
gejala psikotik.
Delirium
Delirium bukanlah gangguan tetapi sindrom klinis. Ini adalah penyebab banyak penderitaan
dan cacat dan memberikan kontribusi besar terhadap morbiditas dan kematian. Ini adalah
suatu kondisi organik reversibel yang ditandai dengan:
fluktuasi keadaan sadar
agitasi psikomotor
Pikiran yang tidak terorganisir.
gangguan persepsi, misalnya, halusinasi.
Pemuda
54
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum untuk orang muda dan
merupakan faktor risiko untuk perilaku bunuh diri.
Orang dengan depresi mungkin menunjukkan:
Merasa tidak berharga
banyak menangis
Berhenti menikmati hidup mereka
Merasa sengsara sepanjang waktu
Menjadi sangat mudah tersinggung
sangat rahasia
Mengambil risiko yang keluar dari karakter (seperti pesta minuman keras dan / atau
penyalahgunaan zat)
Drop out dari sekolah atau keluar dari pekerjaan mereka.
Psikostimulan
Psikostimulan adalah kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat,
menyebabkan perasaan kepercayaan diri palsu, euforia, kewaspadaan dan energi.
Psikostimulan umum meliputi metamfetamin (meth, crystal meth, es, dasar), yang
amphetamine (kecepatan) derivatif.
Psikostimulan dapat menghasilkan gejala yang mirip dengan psikosis paranoid,
termasuk delusi penganiayaan, halusinasi visual dan auditori aneh, dan ledakan kekerasan.
Gejala tidak terkait dengan waktu menelan obat atau dosis yang digunakan.
Penilaian dan pengelolaan yang cepat dan aman dari gangguan perilaku
akut dan komplikasi medis adalah prioritas.
Menerapkan ATS
Panduan yang berbasis bukti yang terdapat pada Tabel 5.1 harus digunakan bersama
dengan ATS.
55
Deskripsi
Gambaran kondisi
penanganan
1, Segera ( Immediate)
Berbahaya
kehidupan
atau
terhadap Terobservasi
(Diri
sendiri
orang
Australasia
lain)
Pengawasan
- Perilaku kekerasan
Skala 1 menyatakan:
Tindakan
segera
- Aktifkan
triase kesehatan
Dilaporkan
-
perintah
untuk
melakukan membahayakan
diri sendiri atau orang lain,
56
Pastikan
personil
yang
penahanan
pertimbangkan
terganggu. Mungkin
Supervisi
Pengamatan
visual
- 1:1 observasi
bisa
menyebabkan
perilaku
yang
memerlukan manajemen.
2. Emergensi
Dalam 10 menit
Kemungkinan
resiko Terobservasi
- agitasi
Supervisi
yang ekstrim /
kegelisahan
DAN / ATAU
57
sama
DAN / ATAU
- Memerlukan pengekangan /
Australasia
Triage
Skala 1 menyatakan:
penahanan
terpasang pengikat
menyerang
parah
Agitasi
Dilaporkan
-
atau
Pastikan
memadai
Upaya
mencedrai
diri
personil
untuk
yang
memberikan
pengekangan / penahanan
pertimbangkan
dapat
dengan aman
menunggu
1 (lihat di atas)
- petugas Keamanan harus hadir
sampai pasien dibius jika perlu
58
bisa
eskalasi
menyebabkan
perilaku
yang
3.Urgen
Dalam 30 menit
Kemungkinan
berbahaya Terobservasi
Australasia
Triage
Skala 1 menyatakan:
sedih,
risiko
Psikotik
- Bingung
- distress berat
Sangat
- Agitasi / Kegelisahan
- perilaku Mengganggu
Supervisi
akut
Ambivalensi
pengobatan
- Tidak mungkin menunggu
pengobatan
Tindakan
- Aktifkan
atau
59
mental
triase kesehatan
gangguan pikiran
pertimbangkan
-
Re-triage
jika
ada
bukti
yaitu
- Halusinasi
- Kegelisahan
- Delusions
- mengganggu
- Paranoid
- Agitasi
- Agresivitas
- peningkatan distress
- Beritahu security bahwa pasien
60
di UGD
- Intoksikasi oleh narkoba dan
alkohol
bisa
menyebabkan
menarik
diri
tidak eskalasi
komunikatif
perilaku
yang
mengharuskan manajemen
4. Semi Urgen
Dalam 60 menit
Distress
sedang terobservasi
Australasia
Triage
Skala 1 menyatakan:
semi urgen
- Berdasarkan pengamatan
akan
Tidak
ada
agitasi
kegelisahan
segera
Supervisi
/
observasi
intermiten
(lihat
definisi di bawah)
Tindakan
dengan
Perawat
orang lain
Dilaporkan
has presentasi
61
ada
riwayat
pertimbangkan
gangguan -
Re-triage
jika
ada
bukti
kesehatan mental
-
Gejala
kecemasan
- Kegelisahan
- menggangu
- Agitasi
- Agresivitas
- peningkatan distress
- Intoksikasi oleh narkoba dan
alkohol
eskalasi
bisa
menyebabkan
perilaku
yang
mengharuskan manajemen
-
5. Tidak urgen
Dalam 120 menit
- Koperatif
- Komunikatif dan mampu
62
Supervisi
observasi Umum (lihat definisi di
bawah)
Tidak
ada
gangguan terlibat
perilaku
Australasia
Skala 1 menyatakan:
dalam
mengembangkan Tindakan
- Dilaporkan
-
Diketahui
pasien
dengan
gejala psikotik
-
ada
gangguan
kesehatan
mental non-akut
-
Diketahui
pasien
dengan
63
Rujuk
menangani
dengan
triase
Diskusikan
kepada
tim
yang
obat
- masalah Keuangan, sosial,
akomodasi,
atau hubungan
64
Definisi :
Pengawasan visual terus-menerus = orang yang berada di bawah pengamatan visual langsung di setiap saat
pengawasan ketat/ rutin = pengamatan pada interval maksimum setiap 10 menit
pengawasan rutin Intermittent = pengamatan pada interval maksimum setiap 30 menit
pengawasan Umum = pemeriksaan ruang tunggu pada interval maksimal 1 jam
* prinsip Manajemen dapat berbeda sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan individu dan fasilitas.
65
66
8.4 Materi
1. Peran Perawat Triage
Seorang perawat triage harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan
peran triase. Perawat dan profesional memiliki kewajiban hukum untuk melaksanakan peran
Triage Perawat menggunakan pendekatan sistematis.
Perawat
UGD,
sebagai
profesional,
pemanfaatan
bertanggung
protokol
jawab
atas
yang
tindakan
tersedia,
penyelesaian dokumentasi yang benar, dan kepatuhan terhadap standar dan panduan kualitas.
Protokol idealnya membantu dalam pemeliharaan standar perawatan yang tinggi secara konsisten
di institusi tersebut dan dapat digunakan jika perlu untuk memberikan bukti dari praktek klinis di
fasilitas perawatan kesehatan.
The diskriminator fisiologis dan Australasia Triage Skala (ATS) adalah contoh pedoman
yang tersedia untuk perawat untuk dimanfaatkan. Hal ini tidak diasumsikan bahwa panduan
otomatis
ini, pertimbangan juga harus diberikan kepada otonomi peran, dengan pemberian
kepada Perawat dalam penentuan
otonomi
supervisi untuk melakukan peran. Lembaga yang mempekerjakan juga memiliki tanggung jawab
untuk memastikan bahwa staf cukup siap untuk melakukan peran.
2. Persetujuan
67
pasien beberapa
pertanyaan, dan pasien setuju untuk ini, ini berarti persetujuan lisan.
3. Persetujuan tertulis: Bentuk persetujuan bukanlah sesuatu yang harus diperoleh oleh perawat
Triage selama penilaian, namun harus ada kebijakan dan prosedur lokal mengenai memperoleh
persetujuan tertulis.
3. Kewajiban perawatan (Duty Of care )
Dengan terlibat dalam pelayanan pasien karena datang ke UGD, para perawat Triage
masuk ke dalam hubungan kesehatan professional- pasien. Perawat rumah sakit bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa pasien yang hadir untuk ED yang ditawarkan penilaian yang
sesuai kebutuhan pengobatan mereka.
Kewajiban
adalah suatu tugas yang diakui oleh hukum, dan perawat yang bertugas
untuk pasien adalah untuk memberikan tingkat perawatan untuk semua pasien . Perawat Triage
68
kemudian memiliki kewajiban untuk mencoba melindungi pasien dari bahaya atau cedera,
memastikan standar yang perawatan memadai.
Skala seperti ATS juga digunakan untuk membimbing pengambilan keputusan, mengingat bahwa
ATS adalah panduan untuk perawatan.
Ada keadaan tertentu ketika perawat Triage mungkin terpaksa menahan pasien karena
jika perawat meninggalkan mereka akan menimbulkan risiko merugikan diri sendiri atau orang
lain di masyarakat.Tindakan tersebut dilindungi oleh undang-undang (yang berbeda dalam
yurisdiksi yang berbeda) dan dapat dimulai dengan prinsip kebutuhan menurut hukum umum.
Adalah penting bahwa keadaan tersebut segera dirujuk ke dokter senior yang bertugas.
Proporsi pasien yang tidak menunggu untuk perawatan medis di UGD mungkin
sampai 20 persen dari kunjungan. Hal ini dianggap kegagalan untuk mengakses sistem
kesehatan .Pasien dapat memilih untuk meninggalkan rumah sakit tanpa terlihat oleh staf
medis di UGD, dan jika pasien kompeten perawat Triage tidak bisa menahan mereka.
Namun,Perawat Triage memiliki tanggung jawab untuk memperingatkan pasiean dan
dkonsekuensi dari keputusan seperti itu, dan dokumentasi yang sesuai untuk merekam keputusan
ini harus diselesaikan oleh pasien dan harus ada saksi.
DepartNamun, pasien yang memiliki gangguan kognitif dari penggunaan narkoba, penggunaan
alkohol atau penyakit mental beresiko mengalami peristiwa-peristiwa buruk dalam situasi seperti
itu. Perawat Triage karena itu harus sadar akan tanggung jawab pada kasus-kasus tersebut.
Perawat Triage harus menyadari tanggung jawab-nya dengan pasien dan mematuhi setiap
kebijakan lokal atau protokol.
4. Kelalaian
Kelalaian hukum bervariasi antara negara dan bisa saja mengalami perubahan signifikan.
Perawat memiliki tanggung jawab untuk berperilaku dengan cara yang wajar. Jika ada
pelanggaran dari pendekatan ini yang menyebabkan cedera kepada yang lain, pelanggaran ini
merupakan kelalaian.
Untuk pembuktian kelalaian membutuhkan pembentukan dari semua unsur-unsur berikut:
Kewajiban untuk memenuhi standar perawatan
69
Australasian College of emergency medicine (ACEM) dalam pedoman secara jelas menyatakan
tentang informasi minimum yang diperlukan untuk dicatat pada setiap episode triase.
Dokumentasi standar yang diperlukan oleh ACEM adalah:
Tanggal dan waktu penilaian triase
Nama Nurse Triage
Keluhan utama / masalah saat ini
Terbatasnya riwayat yang relevan
Temuan penilaian yang relevan
kategori alokasi triase awal
Re-triase kategori , dengan waktu dan alasan
Pengkajian dan daerah perawatan yang dialokasikan
Diagnostik, pertolongan pertama atau perawatan yang dimulai di triase.
Setiap perubahan kondisi pasien harus didokumentasikan dengan jelas. D okumentasi
ini harus mencakup saat triase-ulang, alasan untuk triase ulang dan siapa yang bertanggung
jawab atas kinerja triase-ulang. (Lihat 'Tantangan Triage' Bab 4.)
DepartePerawat Triage harus menyadari sistem manajemen di tempat di masing-masing institusi
untuk memfasilitasi dokumentasi ini.
70
Demikian pula, jika itu adalah aturan dari institusi untuk merujuk perawatan pasien kepda
tim kesehatan lainnya seperti dokter umum, dokumentasi yang akurat dan ringkas dari setiap
perlakuan dan setiap program yang direkomendasikan harus dibuat. Beberapa pasien memilih
untuk meninggalkan sebelum penilaian medis. Apabila seorang pasien minta kepada Perawat
Triage mereka tidak menunggu, Perawat Triage harus mendokumentasikan keputusan ini, serta
setiap saran yang diberikan kepada pasien, termasuk hasil yang merugikan mungkin.
6. Kerahasiaan
Profesional kesehatan harus menyimpan setiap informasi yang telah disediakan dan
dipercayakan kepada mereka. Hal ini juga diharapkan bahwa pasien menerima privasi dari para
profesional kesehatan. perlindungan diperlukan
rahasia.Namun,
dalam
keadaan
tertentu
ada
persyaratan
hukum
untuk
71
Meskipun laporan ini tidak mungkin terjadi dari meja triase, perawat perlu menyadari
persyaratan hukum dan prosedur dan persyaratan dokumentasi rumah sakit, dalam rangka untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban ini.
8.Pengawetan bukti forensik
Perawat melakukan peran triase harus terbiasa dengan prosedur rumah sakit untuk berurusan
dengan pelestarian bukti forensik yang melibatkan pasien yang merupakan kemungkinan korban
kejahatan (misalnya pemerkosaan atau penyerangan). Prosedur ini harus mencakup sebagai
penghubung dengan polisi atau petugas yang sesuai, dengan persetujuan pasien.
riage Kit Pendidikan
72