1. Kapasitor
Setiap dua konduktor yang dipisahkan akan membentuk kapasitor. Pada umumnya
muatan masing-masing sama besar dan berlawanan tanda, sehingga muatan netto pada kapasitor
secara keseluruhan sama dengan nol. Kapasitansi C sebuah kapasitor didefinisikan sebagai
perbandingan besar muatan Q pada salah satu konduktornya terhadap besar beda potensial Vab
antara kedua konduktor tersebut:
C=
. (1)
Berdasarkan definisi tersebut, satuan kapasitansi ialah satu coulomb per volt (1CV-1).
2. Kapasitor Pelat Paralel
Kapasitor tipe ini paling umum terdiri atas dua pelat paralel yang dipisahkan oleh jarak,
bila dibandingkan dengan ukuran linier pelat ini kecil (lihat Gambar 1). Seluruh medan kapasitor
tipe ini teralokasi dalam daerah antara kedua pelatnya. Terdapat sedikit perumbaian
(fringing) medan di batas luarnya, tetapi perumbaian ini relatif kurang apabila kedua pelat itu
lebih diperdekat. Jika keduanya cukup berdekatan, perumbaian tersebut dapat diabaikan, medan
antara kedua pelat ini merata, dan muatan pada pelat akan terdistribusi merata ke seluruh
permukaan yang berhadapan. Konduktor-konduktor yaang letaknya seperti ini disebut kapasitor
pelat paralel.
Coba kita andaikan jika kedua pelat itu mula-mula berada dalam ruang hampa. Telah dijelaskan,
bahwa intensitas listrik antara sepasang pelat paralel yang berdekatan dalam ruang hampa ialah:
=
E=
Di sini A berarti luas tiap pelat dan Q muatan salah satu pelat yang mana saja. karena intensitas
listrik atau gradien potensial antara pelat itu merata, beda potensial antara pelat ialah :
Vab = E =
Di sini adalah jarak antara pelat. Karena itu kapasitansi kapasitor pelat paralel dalam ruang
hampa ialah :
C=
(2)
Karena 0, A, dan merupakan konstanta untuk suatu kapasitor tertentu, maka kapasitansi
merupakan konstanta yang tak bergantung kepada muatan pada kapasitor, dan berbanding lurus
dengan luas pelat dan berbanding terbalik dengan jarak pemisah antara pelat. Jika satuan mks
yang dipakai, maka A dinyatakan dalam meter kuadrat dan dalam meter. Maka kapasitansi C
dinyatakan dalam farad. Sebagai contoh, luas pelat kapasitor pelat paralel yang kapasitansinya 1
farad, jika jarak antara pelat 1 mm dan kedua pelat berada dalam ruang hampa :
C = 0
A=
= 1,13 x 108 m2
Luas ini sama dengan luas bujur sangkar yang sisinya 10.600 m (34.600 ft atau kira-kira 6 mil).
farad itu satuan kapasitansi yang terlalu besar, satuan yang lebih terpakai ialah mikrofarad (1F
= 10-6 F), dan pikofarad (1 pF = 10-12F). Contohnya, dalam suplai tenaga pesawat radio biasa
terdapat sejumlah kapasitor yang kapasitansinya 10 mikrofarad atau lebih, sedangkan kapitansi
kapasitor untuk penyetelan (tuning) 10 sampai 100 pikofarad.
Vcb V2 =
. (3)
dan
Vab V = V1 + V2 = Q (
Kapasitas ekuivalen C gabungan seri itu didefinisikan sebagai kapasitansi satu kapasitor dimana
muatan Q sama dengan muatan gabungan, jika beda potensial V tidak berubah. Untuk kapasitor
seperti pada Gambar 2 (b).
= .(4)
Q = CV,
Berdasarkan persamaan =
+ .................................. (5)
Resiprokal kapasitansi ekuivalen sama dengan penjumlahan resiprokal kapasitansi masingmasing. Dalam gambar 5 (a), dua kapasitor dihubungkan paralel antara titik a dantitik b. Dalam
hal ini, beda potensial Vab = V adalah sama untuk keduanya, dan muatan Q1 dan Q2 ialah :
Q1 = C1V,
Q2 = C2V
dan
= C1 + C2
.. (6)
Kapasitansi ekuivalen C gabungan yang paralel ini didefinisikan sebagai kapasitansi ekuivalen
satu kapasitor, dimana untuk kapasitor ini:
=C
dan karena itu
C = C 1 + C2
Dengan cara yang sama, untuk sembarang jumlah kapasitor dalam paralel, maka:
C = C1 + C2 + C3 + . . . (7)
Kapasitansi ekuivalennya sama dengan penjumlahan kapasitansi, masing-masing kapasitor.
Beda potensial akhir V antara kedua pelat kapasitor ialah V = Q/C dan kita dapat pula menulis:
= CV2 = QV. (8)
W=
Usaha dinyatakan dalam joule jika Q dalam Coulomb dan V dalam volt, guna dari energi yang
tersimpan itu dianggap teralokasi dalam medan listrik antara kedua pelat kapasitor. Kapasitorkapasitor pelat paralel dalam ruang hampa ialah :
C=
Medan listrik mengisi ruang antara pelat yang volumnya sama dengan A, sedangkan intensitas
listrik antara pelat ialah :
E=
Energi per satuan volum, atau rapat energi, ialah
Rapat energi =
E2 (9)
Gambar 4. Perilaku molekul nonpolar (a) tak ada medan listrik dan (b) medan listrik ada.
Gambar 5. Perilaku molekul polar (a) medan listrik tidak ada dan (b) medan listrik ada.
Apabila sebuah dielektrik terdiri atas molekul polar atau dipol permanen, orientasi dipol
ini akan (random), kalau tak ada medan listrik, seperti gambar 5(a), Gaya terhadap sebuah dipol
akan menimbulkan sebuah kopel, yang efeknya membuat arah kopel sama dengan arah medan
tersebut. Makin kuat medan maka makin besar juga efek yang mengarahkan itu.
Tak peduli apakah molekul sebuah dielektrik polar atau nonpolar, efek netto sebuah
medan luar pada hakekatnya sama. Di dalam daerah antara dua lapisan permukaan yang amat
tipis, yang ditunjukkan oleh garis putus-putus, terdapat muatan lebih, negatif pada lapisan yang
satu dan positif pada lapisan yang lain. lapisan muatan inilah yang menimbulkan muatan induksi
pada permukaan dielektrik. Muatan itu bukanlah muatan bebas, namun terikat pada molekul
yang terletak di bawah atau dekat permukaan. Di bagian selebihnya dielektrik itu, muatan netto
per satuan volum tetap nol.
Muatan yang terinduksi pada permukaan sebuah dielektrik yang berada di dalam suatu
medan luar dapat memberikan penjelasan tentang tertariknya sebuah bola empulur tak bermuatan
atau secarik kertas oleh sebuah batang dari karet atau dari gelas yang bermuatan.
7. Polarisasi Dan Perpindahan
Sampai sejauh mana molekul dielektrik dipolarisasi oleh medan listrik, atau terorientasi
dalam arah medan, diperinci berdasarkan sebuah besaran vektor yang disebut polarisasi P. Jika p
adalah komponen vektor momen dipol tiap molekul dalam arah medan yang ada, dan ada n
molekul per satuan volum, maka polarisasinya ialah :
P = np . (10)
Karena itu polarisasi tidak lain ialah momen dipol per satuan volum. Vektor polarisasinya
sama arahnya dengan arah momen dipol molekul. Dalam kejadian lain, besarnya itu dapat
berbeda-beda dari titik ke titik dan kuantitas n dan p dengan demikian hanya menyangkut volum
kecil termasuk titik. Satuan mks untuk P ialah satu coulomb meter per m3, atau satu coulomb per
m2 (1 Cm-2).
Momen sebuah dipol didefinisikan sebagai perkalian salah satu muatan yang membentuk
dipol dengan jarak pemisahan muatan. Maka momen dipol dielektrik sama dengan Qb1, dan
karena volum dielektrik sama dengan perkalian luas penampang A dengan tebal , maka momen
dipol per satuan volum, atau polarisasi P, ialah :
P=
= bt
(11)
Di sini berarti b berarti rapat permukaan muatan yang terikat. Khusus dalam kejadian
ini, polarisasi sama bilangannya dengan bilangan rapat permukaan muatan sekitarnya. Yang
lebih umum, rapat permukaan muatan yng terikat itu sama dengan komponen P pada permukaan.
Resultan intensitas listrik E di sembarang titik, bila ada muatan terikat, ditimbulkan baik
oleh muatan bebas maupun oleh muatan terikat bentuk umum hukum Gauss untuk E karena itu
ialah :
. dA =
(Qf + Qb)
E + P) . dA = Qf
(12)
Mari kita rumuskan sebuh besaran baru D yang disebut perpindahan (displacement)
sebagai penjumlahan vektor :
D=
E+P
(13)
. dA = Qf
..
(14)
yang tak lain adalah hukum Gauss untuk vektor perpindahan: integral permukaan D atas seluruh
sembarang permukaan tertutup (fluksi D) hanya sama dengan muatan bebas di dalam permukaan
itu.
4.8. Suseptibilitas, Koefisien Dielektrik, dan Permitivitas
Vektor polarisasi P dalam sebuah dielektrik isotopik sama arahnya dengan arah vektor
elektrik resultan E dan besarnya bergantung kepada E dan kepada sifat dielektrik itu. Kita
definisikan sifat dielektrik tersebut sebagai suseptibilitas berdasarkan persamaan.
P=x
.. (15)
0E
Makin besar suseptibilitas, makin besar polarisasi pada suatu medan listrik tertentu.
Suseptibilitas ruang hampa nol, karena hanya benda yang dapat terpolarisasi. Suseptibilitas
hanyalah sebuah bilangan, karena baik satuan P maupun satuan
0E
ialah 1 C m-2.
0E
+P=
0(1
+ x)E
..
(16)
K = 1 + x .
(17)
sehingga
D=
(18)
0K
Koefisien dielektrik juga hanya sebuah bilangan sama dengan 1 untuk vakum dan lebih
besr dari 1 untuk benda zat, koefisien dielektrik beberapa bahan tertera dalam
Tabel 4-1.
Perkalian
0K
disebut permitivitas
=
0K
.. (19)
D= K
Dalam vakum, K = 1 dan
0.
sering disebut
hanyalah tiga macam cara menjelaskan suatu sifat yang itu jug dari
sebuah dielektrik, yaitu, sampai sejauh mana dielektrik iitu terpolarisasi bila berada dalam medan
listrik. Yang mana saja dari besaran yang tiga itu dapat dinyatakan dengan
-1
Dapat dipahami sekarang mengapa beda potensial V, dalam Gambar 4-7, lebih kecil dari beda
potensial V0. Untuk rapat muatan bebas yang tertentu pada semua pelat, intensitas listrik E0
antara pelat dalam ruang hampa ialah
E0 = Ef =
t,
Bahan
Ruang hampa (vakum)
Gelas
25
5 - 10
Mika
25
3-6
Karet hevea
27
2,94
Neoprene
24
6,70
Bakelit
27
5,50
57
7,80
88
18,2
Pleksigas
27
3,40
Politilen
23
2,25
Vinilit
20
3,18
47
3,60
76
3,92
96
6,60
110
9,9
Teflon
22
2,1
Germanium
20
16
Stronsium titanat
20
310
20
173 (), 86 ()
Air
25
78,54
Gliserin
25
42,5
Ammonia cair
-77,7
25
Benzena
20
2,284
Udara (1 atm)
20
1,00059
20
1,0548
Bila sebuah dielektrik disisipkan, muatan yang terikat menimbulkan sebuah medan Eb
yang berlawanan tanda dengan Ef yang ditentukan oleh:
Eb =
Intensitas resultan E ialah
E = Ef xE
E=
(21)
Dan beda potensial itu berkurang dengan faktor 1/K ketika dielektrik itu disisipkan. Meskipun
dirimuskan untuk ikhwal khusus, persamaan (21) berlaku untuk setiap ikhwal dalam mana
sebuah dielektrik isotropik yang homogen mengganti ruanng hampa di semua titik di mana ada
medan listrik, intensitas di sembarang titik ialah intensitas yang oleh muatan bebas ditimbulkan
dalam ruang hampa pada konduktor, dikurangi dengan faktor 1/K.
Kapasitansi sebuah kapasitor dalam ruaang hampa yang muatan pada pelat-pelatnya
adalah Q, ialah :
C0 =
Kalau ke antara pelat itu disisipkan sebuah dielektrik, maka
C=
= K C0
(22)
5.1. Arus
Gerak muatan dalam proses menyusun diri kembali itu merupakan sebuah arus transien
(arus yang hanya sejenak), dan arus itu tidak ada lagi kalau medan pada konduktor menjadi nol.
Untuk pembahasan sekarang ini, kita andaikan saja bahwa dalam sebuah konduktor selalu ada
medan listrik efektif E, demikian rupa sehingga partikel bermuatan dalam konduktor itu
mengalami gaya F = qE. Kita namakan gaya ini gaya dorong (driving force) terhadap partikel
tersebut.
Arus melalui suatu daerah secara kuantitatif didefinisikan sebagai muatannetto yang
mengalir melalui daerah tersebut per satuan waktu. Jadi jika muatan netto dQ mengalir melalui
.5.1.
Arus merupakan besaran scalar dan satuan arus system mkcs ialah satu coulomb per
detik, disebut satu amper (1 A), untuk menghormati ahli fisika Prancis Andre Marie Ampere
(1775-1836). Arus yang kecil biasanya dinyakatan dalam miliampere (1 mA = 10-3A) atay dalam
mikroamper (1 A = 10-6A).
Pengurangan muatan negative yang ekuivalen dengan kenaikan muatan positif, sehingga
gerak kedua jenis muatan sama efeknya, yaitu menaikkan muatan positif di sebelah kanan
penampang. Arus total I pada penampang karena itu sama dengan jumlah arus I1, ditambah arus
I2:
I = A (n1q1v1 + n2q2v2)
Umumnya, jika sebuah konduktor mengandung jumlah partikel yang berbeda, memiliki
rapat muatan yang berbeda dan bergerak dengan kecepatan berbeda, maka arusnya ialah
..5.2.
..5.3
Artinya, tahanan jenis ialah intensitas listrik per satuan rapat arus. Makin besar tahanan
jenis, makin besar intensitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan rapat arus tertentu, atau,
makin kecil rapat arus untuk suatu intensitas tertentu.
Tahan jenis semua konduktor logam bertambah apabila temperature naik, seperti ditunjukkan
dalam gambar 28-2(a). dalam daerah temperature yang tidak terlalu besar, tahanan jenis logam
dapat diungkapkan dengan persamaan
[
di sini
] 5.5
20
disebut koefisien temperature tahan jenis. Dalam table 5-2 tercantum koefisien temperature
tahanan jenis beberapa bahan.
Tabel 5.2. Temperatur Koefisien Tahanan Jenis (Harga Kira-kira pada temperature kamar)
Bahan
Alumunium
0,0039
Kuningan
0,0020
Karbon
-0,0005
+0,000002
0,00393
Besi
0,0050
Timah hitam
0,0043
0,000000
0,00088
Nikrom
0,0004
Perak
0,0038
Wolfram
0,0045
Sebuah gaya F=eF dikerjakan pada tiap elektron oleh medan, dan dalam arah gaya ini
menimbulkan percepatan a yang besarnya ditentukan berdasarkan
,
Disini m berarti masa elektron. Misalkan u ialah kecapatan acak rata-rata elektron dan lintasan
bebas ra-rata. Waktu rata-rata t antara tumbukan dengan tumbukan berikutnya disebut waktui
bebas rata-rata, ialah
Jadi:
5.7.
Intergal di sebalah kanan disebut tahanan (daya hambat) R konduktor yang bersangkutan
antara titik a dan b:
5.8.
Tahanan sebuah konduktor homogebn yang panjangnya L dan luas penampang lintang
konstan A karena itu ialah
..5.9.
Tahanan berbanding langsung dengan panjang dan berbanding terbalik dengan luas
penampang lintang.
Persamaan (5 - 7) sekarang dapat ditulis
..5.10.
satuan E ialah 1 Vm-1, sehingga satuan sisi kiri persamaan (5-10) ialah 1 V. satuan mks
untuk tahanan karena itu alah satu volt per amper(1VA-1). Tahanan sebesar 1 VA-1 disebut 1 ohm
(1), satuan tahanan jenis karena itu satu ohm meter (1m).
Contoh 1. Luas penampang lintang sebuah kawat tembaga yang dipergunakan untuk
sistem kabel dalam sebuah rumah kediaman kira-kira 3mm2=3x10-6m2. Tahanan kawat seperti
ini bila panjangnya 10m, pada temperatur 200C, ialah
semacam ini ialah sumber. Dalam gambar 28-4 tidak ada lintasan konduktor luar antara terminal
a dan terminal b, dan sumber rangkaian terbuka.
Ada pun asal-usul gaya nonelektrostatik itu, kita dapat menentukan sebuah ekuivalen
medan nonelektrostatik En berdasarkan persamaan
Fn=qEnatau En=Fn/q
Artinya, gaya nonelektrostatik itu sama seperti seolah-oleh ada medan nonelektrostatik
Endisamping medan elektrostaik murni Ee.
Pertama-tama mari kita terapkan persamaan pada kawat. Karena medan pada kawat
seluruhnya elektrostatik, maka seperti telah ditunjukkan, persamaan menjadi.
Vab=IR
..5.11.
Selanjutnya, persamaan kita terapkan pada sumber. Dalam merumuskan persamaan ini,
arah integrasi (dari a ke b) dipandang sama dengan arah arus. Di dalam sumber, arah arus dari b
ke a, sehingga kita menulis
Disini r ialah tahanan dalam sumber. Tetapi di dalam sumber, medan resultan E sama dengan
jumlah (pertambahan) vektor En dan Ee
E=En+Ee
Setiap konduktor (kecuali superkonduktor) mempunyai tahanan dan karena itu juga
merupakan resistor. Unit-unit resistansi yang dibuat untuk dimasukkan ke dalam suatu rangkaian
yang bertahan besar dibandingkan dengan kawat-kawat penghubung dan kontak-kontak resistor.
Resistor sering dilambangkan dengan
Resistor yang dapat disetel disebut rheostat. Rheostat yang biasa terdiri dari atas sebuah
resistor dengan sebuah kontak yang dapat digeser pada panjangnya dan dilambangkan dengan.
Hubungan dibuat pada salah satu ujung resistor dan pada kontak yang dapat digeser. Lambang
Garis yang lebih panjang bersangkutan dengan terminal +. Dalam contoh berikut
lambang ini diubah menjadi
Gunanya untuk memperlihatkan dengan jelas bahwa sumber mempunyai tahanan dalam.
5.6. Diagram Arus Tegangan
Penyearah atau dioda adalah elemen rangkaian nonlinier yang daya hambatnya terbatas
bila medan di dalamnya satu arah, dan sangat tinggi daya hambatnya (idealnya daya hambat
takterbatas) bila arah medan ke arah yang berlawanan. Dioda itu berfungsi sebagai katup
pengendali dalam sebuah rangkaian, yakni membuat muatan hanya mengalir ke satu arah.
Lambang untuk dioda ialah
Jumlah rata-rata benturan satuan waktu yang dibuat sebuh elektron atau frekuensi tumbukan Z
sama dengan kebalikan waktu bebas rata-rata t.
Dalam sebah konduktor yang panjangnya l, luas penampang A, dan volumenya lA,
jumlah total N elektron adalah
N=nlA
Karena energi total yang diberikan oleh suatu elektron yang mengalami benturan per
satuan waktu, atau daya P yang hilang, dalam resistor ialah
P=NzEk
Arus I ialah
I=JA=
Sehingga hasilkali I pada mana usaha yang dilakukan terhadap muatan yang beredar oleh
perantara yang memelihar adanya nonelektrostatik.
I2r ialah pada mana energi dilepaskan pada tahanan dalam sumebr dan perbedaan I-I2r
adalah tingkat di mana energi diberikan oleh sumber kepada bagian rangkaian lainya.
Dengan perkataan lain, daya P dalam menyatakan keluaran daya sumber atau masukan daya
kepada bagian rangkaian lainnya.
Muatan dQ dipindahkan melalui setiap penampang rangkaian dalam waktu dt sama
dengan Idt.
Dan ggl dapat dinyatakan sebagai kerja per satuan muatan yang dibuat pada muatan yang
beredar oleh perantara untuk mempertahankan medan elestrostatik.
(a)
(c)
(b)
(d)
Vax = IR1,
Vxy = IR2,
Vyb= IR3
Muatan diberikan ke titik a oleh arus hantara I, dan diambil dari a oleh arus I1, I2, dan I3.
Karena muatan tidak mengumpul di a, maka
(
Atau
Tetapi
Sehingga
Dan
61.
6.2. Hukum Kirchoff
Tidak semua jaringan dapat disusutkan sehingga menjadi kombinasi seri-pararel yang
sederhana. Kita hanya akan menerangkan satu diantara metode-metode itu, yaitu metode yang
mula-mula dikemukakan oleh Gustaf Robert Kirchoff (1824-1887).
Kaidah pertama hanya menyatakan bahwa tak ada muatan yang mengumpul di titik cabang.
Kaidah kedua merupakan generalisasi persamaan rangkaian dan menjadi persamaan ini
jika arus I sama pada semua daya hambat.
Seperti dalam banyak kejadian, kesulitan utama yang dihadapi dalam menerapakan
hukum Kirchoff terletak pada penentuan tanda-tanda aljabar, bukan dalam memahami segi-segi
fisikana, yang sebenarnya sangat elementer. Langkah pertama ialah menerapkan lambang dan
arah untuk tiap arus dan ggl yang tak diketahui, lambang untuk tiap daya hambat yang tak
diketahui pun harus ditetapkan. Semua ini, dan juga besaran-besaran yag diketahui, dibubuhkan
pada diagram setiap arah harus pula diperlihatkan dengan jelas. Penyelesaian soal kemudian
dikerjakan berdasarkan arah-arah yang diasumsikan tersebut. Jika penyelesaian dengan angka
persamaan-persamaannya menghasilkan harga negative untuk arus atau unuk ggl, maka arah
yang betul ialah kebalikan dari arah yang diasumsikan. Bagaimanapun juga, nilai dalam angka
akan diperoleh. Karena itu dengan kaidah-kaidah tersebut ktia dapat mengetahui arah, pun juga
besar arus dan ggl, dan arah-arag arus tidak perlu diketahui lebih dahulu.
I,
IR, dan
merupakan hasil penjumlahan aljabar. Dalam menerapkan kaidah titik cabang, arus dianggap
positif jika arahnya menuju titik cabang, negative jika menjauhinya. (Tentu saja dapat ditentukan
sebaliknya). Dalam menerapkan kaidah lintasan tertutup, haruslah dipilih arah yang mana (yang
menurut arah jarum jam atau yang berlawanan) sekeliling lintasan tertutup yang akan
diasumsikan sebagai arah positif. Semua arus dan ggl dalam arah ini dianggap positif, yang
sebaliknya negative. Perlu dicatat bahwa arus sekeliling lintasan tertutup yang bertanda positif
menurut kaidah titik cabang dapat bertanda negative dari segi kaidah lintasantertutup. Juga pelu
dicatat bahwa arah sekililing lintasan tertutup yang dinyatakan positif adalah tidak penting,
karena kalau arah yang sebaliknya yang dianggap positif, itu hanya akan menghasilkan
persamaan yang sama dengan tanda-tanda yang berlawanan. Ada kecenderungan untuk
menganggap benar arah yang positif itu ialah arah arus dalam lintasan tertutup, tetapi umumnya
pilihan seperi ini tidaklah mungkin, karena arus dalam beberapa unsur lintasan tertutup ada yang
arahnya menurut arah jarum jam dan ada pula yang arahnya menurut yang sebaliknya.
Dalam jaringan yang rumit, dalam mana banyak tersangkut besaran yang tak diketahui,
kadang-kadang sukar untuk mengetahui cara merumuskan persamaan yang berdiri sendiri dalam
jumlah yang cukup untuk menentukan besaran-besaran yang tidak diketahui itu. Kiranya aturanaturan berikut ini dapat diikuti:
1) Jika ada n titik cabang dalam jaringan, terapkanlah kaidah titik cabang pada titik-titik
sebanyak n-1. Titik yang mana saja boleh dipilih. Penerapan kaidah titik cabang pada titik
yang ke-n titik menghasilkan persamaan yang berdiri sendiri.
2) Bayangan jaringan itu dipisah-pisahkan menjadi sejumlah lintasan tertutup sederhana.
Terapkan kaidah lintasan tertutup pada tiap lintasan tertutup yang sudah terpisah-pisah ini.
6.3. Amperemeter dan voltmeter
Jenis amperemeter dan voltmeter yang paling umum adalah galvanometer kumparan
berputar. Pada galvanometer ini sebuah kumparan kawat berporos yang mengakut arus
dibelokkan (didefleksi) oleh interaksi kemagnetan antara arus ini dengan medan magnet sebuah
magnet permanen. Untuk sementara perhatian kita kepada instrument ini hanya sebagai sebuah
unsur rangkaian. Dayahambat kumparan alat ini (jenis biasa) kira-kira antara 10 sampai 100,
dna arus yang hanya kira-kira beberapa miliampere sudah akan menyebabkan defleksi penuh.
Defleksi ini berbanding dengan (proportional) dengan arus dalam kumparan, tetapi karena
kumparan itu merupakan konduktor linier, maka arus itu berbanding dengan perbedaan potensial
antara terminal kumparan, dan defleksinya juga berbanding dengan perbedaan potensial ini.
rangkaian, sehingga arus, sesudah galvanometer disisipkan, walaupun dtunjukkan dengan tepat
oleh alat ini, mungkin jauh kurang dari arus sebelum galvanometer disisipkan. Jadi, dayahambat
alat itu harus jauh lebih kecil dari dayahambat bagian lain rangkaian, sehingga kalau sudah
disisipkan, alat itu tidak akan mengubah arus yang hendak kita ukur. Amperemeter yang
sempurna haruslah nol dayahamabtnya.
Misalkan kita ingin mengubah galvanometer yang diterangkan di atas untuk dipakai
sebagai amperemeter yang daerah ukurnya antara 0 sampai 10 A. artinya, kumparannya harus
mendefleksi penuh apabila kuat arus I dalam rangkaian pada mana amperemeter itu disisipkan 10
A. arus dalam kumparan Ic karena itu harus 1 mA, sehingga arus Ish dalam shunt 9,999 A.
perbedaan potensial Vab adalah
Vab = IcRc = IshRsh
Karena itu
amperemeter, alat ini pun mengubah besarn yang hendak diukur. Jelas kiranya bahwa
dayahambat voltmeter sebaiknya sebesar mungkin, tetapi tidak perlu tak berhingga.
Misalkan kita ingin memodifikasi galvanometer unutk dibagai sebagai voltmeter yang
derah ukurannya antara 0 sampai 10 V. artinya, kumparannya mendefleksi penuh bila antara
kedua terminalnya ada perbedaan potensial sebesar 10 V. dengan kata lain, arus dalam alat itu
haru 1 mA bila perbedaan potensial antara kedua terminalnya 10V.
Perbedaan potensial antara terminal itu ialah
Vab = I(Rc+Rs)1
dan daya hambat seri yang diperlukan ialah
Dan input daya ke sembarang bagian sebuah rangkaian sama dengan hasilkali perbedaan
potensial yang melewati bagian yang bersangkutan dan arus:P = VabI
Metode yang paling cepat untuk mengukur R atau P karena itu ialah sekaligus mengukur
Vab dan I.
7.1. Pendahuluan
Sekumpuran kawat, bila merotasi dengan kecepatan sudut konstan dalam medan
magnetic yang merata, akan membangkitkan ggl bolak balik sinusoidal. Perantsi sederhana ini
merupakan prototif generator arus bolak balik, atau alternator, yang diperdagangkan. Suatu
rangaian L-C merotasi secara sinusoidal dan dengan rangkaian yang tepat, menimbulkan beda
potensial bolak-balik antara ujung-ujungnya yang frekuensinya dapat berkisar antara beberapa
hertz sampai berjuta-juta hertz, bergantung kepada untuk tujuan apa alat tersebut diranjcang.
Sekarang kita bicarakan sejumlah rangkaian yang dihubungkan pada sebuah alternator
atau osilator yang antara ujung-ujungnya ada beda potensial bolak-balik sunisoidal
v = V sin t
dimana V ialah beda potensial maksimum atau amplitude tegangan, v beda potensial sesaat, dan
frekuensi sudut, yang sama dengan 2 kali frekuensi f. untuk singkatnya, alternator atau
osilator itu kita pakai saja sebutan sumber AC walaupun sebutan ini kurang sesuai, karena
AC adalah singkatan dari alternating current (arus bolak-balik). Lambang unutk sumber AC
ialah ~
7.2. Rangkaian yang mengandung dayahambat, induktansi, atau kapasitansi
Misalkan sebuah resistor yang dayahambatnya R dihubungkan ke ujung-ujung sebuah
sumber AB, seperti dalam gambar 35-1. Beda potensial sesaat antara titik a dan titik b ialah Vab=
V sin t, dan arus sesaat dalam resistor ialah
i = I sin t.
Baik arus maupun tegangan berubah sesuai dengan sin t, sehingga arus sefase dengan
tegangan. Arus dan amplitude tegangan berhubungan dengan cara yang sama seperti pada
rangkaian AS.
Rapat arus dalam sebuah kawat yang membawa arus bolak-balik tidaklah merata
dipenampang lintang kawat itu, melainkan lebih besar dekat permukaannya, gejala ini disebut
efek kulit (skin effect). Karena itu penampang efektif kawat itu berkurang dan dayahambatnya
lebih besar daripada bila arus konstan. Efek kulit itu tarjadi akibat ggl induksi sendiri yang
ditimbulkan variasi fluksi dalam pada konduktor, dan lebih besar bila frekuensi lebih tinggi.
Tetapi jika frekuensi tidak terlalu tinggi (kira-kira beberapa juta hertz), perubahan dayahambat
itu tidaklah besar, dan kita akan mengasumsikan bahwa dayahambat itu tidak bergantung kepada
frekuensi.
Selanjutnya, misalkan sebuah kapasitor yang kapasitansinya C dihubungkan pada
sumber. Muatan sesaat q pada kapasitor ialah
Q = Cvab = CV sin t
Dan arus i ialah :
Arus maksimum sudah jelas
I = CV,
Dan kita dapat menuliskan
i = I cos t
persamaan untuk arus maksimum dapat dirumuskan dalam bentuk yang sama seperti
persamaan untuk arus dalam sebuah resistor, kita tulis sebagai
Dan mendefinisikan sebuah besaran, yaitu Xc yang disebut reaktansi kapasitif kapasitor sebagai
Dan
Arus dalam sebuah inductor ketinggalan tegangan sebesar 900, atau tegangan
mendahului arus sebesar 900. Amplitudo tegangan ialah
VL = IXL
Rotor VL dalam gambar 35-5 (b) menyatakan tegangan melalui inductor, dan proyeksi
setiap saat pada sumbu vertical sama dengan VL.
Arus dalam sebuah kapasitor mendahului tegangan dengan 900, atau tegangan ketinggalan arus
dengan 900. Amplitude tegangan ialah
Vc = IXC
Rotor VC berarti tegangan pada kapasitor dan proyeksinya pada sumbu vertical saat sama
dengan vc.
Untuk memperoleh hasil penjumlahan vector kita mula-mula rotor VL dikurangi dengan
rotor VC (karena keduanya selalu terletak pada garis lurus yang sama), sehingga menghasilkan
rotor VL VC. Karena rotor ini tegak lurus pada rotor VR, maka besar rotor V ialah
Notasi akan lebih sederhana bila kita mendefinisikan sebuah besar X, yaitu reaktansi netto
rangkaiannya, sebagai
X = X1 - XC
Dengan demikian maka
Lalu kita definisikan pula sebuah besaran lain, yaitu impedansi Z rangkaiannya, sebagai
Sehingga kita dapat menuliskan
V = IZ,
atau
Persamaan yang lengkap untuk Z, untuk suatu rangkaian seri ialah
Satuan impedansi ialah satu volt per ampere (1 V A-1) atau satu Ohm.
Sudut
, dalam Gambar 35-5(b), adalah sudut fase antara tegangan jalur V dan arus jalus.
Karena itu jika tegangan jalur dinyatakan dengan fungsi sinus, yaitu
v = V sin t
maka arus jalur ketinggalan sebesar sudut dan persamaannya ialah
Gambar 35-5 dilukis untuk sebuah rangkaian di mana XL>XC. Jika XL>XC rotor V akan
terletak di tempat yang berhadapan dengan arus rotor I dan arusnya mendahului tegangan. Dalam
hal ini, X = XL XC merupakan besaran negative dan tan negative.
Sebagai rangkauman kita dapat mengatakan bahwa pada potensial sesaat dalam rangkaian
seri AC menambah secara aljabar, sama seperti dalam rangkaian DC, sedangkan amplitude
tegangan menambah secara vector.
7.4. Harga rata-rata dan harga akar-kuadrat rata-rata alat AC
Harga rata-rata sembarang kuantitar yang berubah-ubah dengan waktu, f(t), dalam selang
waktu dari t1 sampai t2, dirumuskan sebagai
Penggambaran secara grafik harga rata-rata tersebut berarti seperti berikut. Integral
ialah daerah yang berada di bawah sebuah grafik f(t) terhadap t, antara garis vertical di t 1
dan t2. Perkalian frr (t2 t1) merupakan sebuah empat persegi panjang yang lebarnya tr dan
panjangnya (t2 t1). Berdasarkan fr luas-luas ini sama.
Mari kita terapkan definisi ini pada suatu besaran yang berubah secara sinusoidal,
misalnya arus yang ditentukan olehi = I sin t
harga rata-rata arus itu untuk setengan daur dari t = 0 sampai t = / ialah
Artinya, arus rata-rata iru 2/ (kira-kira 2/3) kali arus maksimum, dan luas di bawah
segiempat panjang dalam gambar 35-6 sama dengan luas di bawah satu lengkungan kurva sinus.
Arus rata-rata untuk satu daur penuh (atau untuk sembarang banyak daur lengkap) ialah
Karena luas positif di bawah lengkungan itu antara 0 dan / sama dengan luas negative di atas
lengkungan antara / dan 2/. Karena itu bila suatu arus sinusoidal melalui sebuah
galvanometer kumbaran bergerak, jarum galvanometer akan menunjukkan angka no. tetapi
galvanometer ini dapat dipakai pada rangkaian AC, hanya jika dihibungkan ke rangkaian
penyearah (rectifier) arus gelombang penuh.
Harga rata-rata arus yang disearahkan pada sembarang jumlah daur lengkap, sama seperti
arus rata-rata pada setengah daur yang pertama dalam gambar 36-6, atau 2/ kali arus maksimum
menunjukkan defleksi sepenuh skala kalau dilalui arus stabil IC galvanometer akan menyimpang
sepenuhnya pula bila harga rata-rata arus yang disearahkan 2I/, sama dengan IC, amplitude arus
I, kalau meter menyimpang penuh ialah
Persamaan untuk daya rata-rata diperoleh seperti berikut. Daya sesaat ialah
p = v sin t x I cos t = VI sin 2t
Harga rata-rata 2t ialah nol pada semabrang jumlah daur penuh.
Pada kejadian yang peling sering dijumpai, arus dan tegangan berbeda fase sebesar sudut
dan
p = V sin t x I sin (t )
uraian di atas menunjukkan bahwa ketika v dan i sefase, daya rata-rata sama dengan
VI, ketika v dan I berbeda 900m daya rata-rata nol. Karena itu kita dapat memperkirakan bahwa
umumnya, ketika v dan I berbeda sebesar sudut
0L = 1/0C, 0=
Perlu dicatat bahwa hasil ini sama dengan frekuensi osilasi sebuah rangkaian L-C.
Jika induktansi L atau kapasitansi C sebuah rangkaian dapat diubah-ubah maka frekuensi
resonansi dapat diubah-ubah juga. Dengan cara inilah kita menyetel pesawat penerima radio
atau televise guna dapat menangkap siaran dari stasiun pemancar yang diinginkan.