Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Tugas rancangan Elemen mesin merupakan kewajiban yang harus
diselesaikan mahasiswa jurusan teknik mesin Fakultas Teknik Universitas HKBP
Nommensen.oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengambil Tugas
rancangan Elemen Mesin yang terhubung dengan kopling kendaraan.
Mesin bergerak memerlukan suatu komponen yang dapat memutuskan dan
menghubungkan daya dan putaran,komponen ini dinamakan kopling.dimana
putaran yang dihasilkan oleh poros input akan dihubungkan ke poros output.pada
sebuah kendaraan,kopling memegang peranan penting,sebab sebelum kopling
ditemukan motor dihentikan dengan mematikan mesinnya. Tetapi setelah kopling
ditemukan pemindahan dan pemutusan daya dapat dilakukan dengan aman dan
mudah tanpa terlebih dahulu mematikan mesinnya.
1. 2. Batasan Masalah
Rancangan ini akan membahas kopling plat gesek “ TOYOTA
FORTUNER ” dengan speksifikasi daya dan putaran adalah :
Daya = 160 Ps
Putaran = 5400 rpm
dirancang/ menghitung bagian bagian/ ukuran ukuran utama kopling gesek
1. 3. Tujuan tugas rancangan
Untuk melatih melakukan perancangan kopling gesek dengan perhitungan
1
perhitungan serta mengadakan pemeriksaan terhadap hasil perhitungan apakah
konstruksi yang akan dirancang dapat dikatakan aman terhadap masalah masalah
yang akan timbul nantinya.

1
2
Keterangan gambar:
1.Roda gigi flywheel
2.Flywheel
3.Plat gesek
4.Poros penggerak
5.Baut pengikat flywheel dan poros penggerak
6.Bantalan radial
7.Poros spline
8.Penghubung baut
9.Plat pembawa
10.Paku keling pengikat plat gesek
11.Baut pengikat tutup kopling
12.Tutup kopling
13.Plat penekan
14.Plat penahan pegas kejut
15.Pegas kejut
16.Poros yang di gerakkan
17.Sleeve
18.Bantalan axial
19.Pegas matahari
20.Paku keling pengikat tutup kopling dan pegas matahari
21.Paku keling pengikat pegas kejut dan plat penahan pegas kejut

3
1 .4 Cara Kerja Kopling
Cara kerja kopling dapat ditinjau dari dua keadaan yaitu :
1. Kopling dalam keadaan terhubung ( pedal kopling tidak ditekan )
Poros penggerak yang berhubungan dengan motor meneruskan daya dan
putaran ke flywheel ( roda penerus ) melalui baut pengikat.daya dan
putaran ini diteruskan ke plat gesek yang ditekan oleh plat karena adanya
tekanan dari pegas matahari.akibat putaran dari plat gesek,poros yang
digerakan ikut berputar dengan perantaraan spline dan naaf.
2. Kopling dalam keadaan tidak terhubung ( pedal kopling ditekan )
Bantalan pembebas menekan pegas matahari sehingga gaya yang
dikerjakan
Nya pada plat penekan menjadi berlawanan arah. Hal ini menyebabkan
plat penekan tertarik kearah luar sehingga plat gesek berada dalam bebas
diantara plat penekan dan flywheel. Pada saat ini tidak terjadi transmisi
daya dan putaran.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KOPLING
Kopling adalah suatu elemen yang dibutuhkan untuk memindahkan daya
dan perputaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan. Kopling juga
suatu bagian mutlak diperlukan pada mobil dan kendaraan lainnya dimana
penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran dalam silinder mesin, untuk
memungkinkan mesin dapat bergerak dengan lembut diperlukan kopling untuk
memindahkan tenaga mesin dengan perlahan-lahan dan sesudah itu tenaga
sebagian besar pindah maka perpindahan tenaga akan berlangsung tanpa terjadi
slip (lepas).Secara umum kopling dapat dibagi dua yaitu :
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tak Tetap

1.1.1 Kopling Tetap


Kopling tetap adalah kopling yang dapat dihubungkan dan dilepas pada
saat poros tidak berputar.Kopling tetap terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Kopling Kaku
a. Kopling bus
b. Kopling flens kaku
c. Kopling flens tempa
2. Kopling Luwes
a. Kopling flens luwes
b. Kopling karet ban
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
3. Kopling Universal
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap.

5
1. Kopling Kaku

Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros dihubungkan dengan sumbu


segaris dan kopling ini dipakai pada mesin dan transmisi umum dipabrik-
pabrik.Kopling ini tidak mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua
poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu
pemasangan sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan
tepat sebelum baud-baud flens dibesarkan.

Gambar 2.1.Jenis-jenis Kopling Kaku

2. Kopling Luwes
Kopling ini disebut juga kopling fleksibel, kopling ini mengizinkan ketidak
busuran antara dua poros yang berhubungan.

6
3. Kopling Universal
Kopling ini digunakan bila kedua poros yang dihubungkan membentuk sudut
yang cukup besar.

Gambar 2.3. Kopling Universal Hook

Kopling tetap Direncanakan harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut yaitu:
1. Pemasangan yang mudah dan cepat
2. Ringkas dan ringan
3. Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbuhan kecil
4. Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros, jika terjadi
penuaian karena panas dan sebagainya
5. Dapat mencegah pembebanan lebih.

2.1.2 Kopling Tidak Tetap


Kopling tidak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya. Serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan keadaan diam maupun berputar.

7
1. Kopling cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontrak positif (tidak dengan
perantaraan gesekan) sehingga tidak akan terjadi slip. Ada dua jenis bentuk
koplingcakar,Yaitu kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral.

Gambar.2.4.kopling cakar persegi

Gambar 2.5.kopling cakar spiral

8
2. Kopling Plat / Kopling Plat Gesek
Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan suatu plat atau lebih
yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut
sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Konstruksi
kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam
keadaan berputar, karena itu kopling sangat banyak dipakai.

G
ambar 2.6.kopling plat

9
3. Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan konstruksi sederhana
dan mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat
ditransmisikan momen yang besar. Kopling macam ini dahulu banyak
dipakai.Tetapi sekarang tidak lagi karena daya yang diteruskan tidak
seragam.Meskipun demikian, dalam keadaan dimana bentuk plat tidak
dikehendaki dan ada kemungkinan terkena minyak.Kopling kerucut sering lebih
menguntungkan.

Gambar 2.7.kopling kerucut

4. Kopling Friwil
Kopling friwil adalah suatu kopling yang dikembangkan untuk dapat lepas
dengan sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lanbat atau dalam
arah berlawanan dari poros yang digerakkan.

Gambar 2.8.kopling friwil

10
2.1.3 Mekanisme Kopling
Mekanisme kopling terdiri dari :
1. Plat Gesek (clutch disc)
2. Tutup Kopling (clutch honsing)
3. Plat Penekan (preassure plate)
4. Tuas Pembebas (release fork)
5. Bantalan Aksil (release bearing)

1. Plat Gesek (Clutch disc)


Plat gesek berfungsi sebagai penerus pertama melalui gesekan
sehingga pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak sewaktu
dihubungkan dapat dihindari.
2. Tutup Kopling (Clutch konsing)
Tutup kopling berfungsi sebagai tempat kedudukan plat penekan dan
tumpuan pegas matahari, tutup kopling tund berputa pada roda penerus
(Hywhell).
3. Plat Penekan
Plat penekan berfungsi untuk menekan plat gesek pada permukaan
hywhell. Plat penekan juga harus tahan aus dan suku yang tinggi.
4. Tuas Pembebas
Berfungsi untuk meneruskan daya tekan pada saat pedal kopling
ditekan bila kopling ditekan maka tuas pembebas akan bergerak
kedepan dan mendorong bantalan aksial yang akan menekan pegas
diafragma.
5. Bantalan Aksial
Bantalan aksial bergerak maju mundur di dalam tutup kopling dengan
bantalan tuas pembebas. Bila tuas pembebas menekan kedepan maka
bantalan aksial akan terdorong kedepan.

11
1.2 Poros
Poros merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk
mentrasmisikan daya dan putaran dalam suatu kontruksi mesin.

2.2.1 Jenis-jenis Poros


Jenis-jenis poros berdasarkan pembebanan yaitu :
1. Poros Transmisi
Poros jenis ini mendapat beban unter murni atau gabungan beban
punilir atau lentur.Pada poros ini daya dapat ditransmisikan melalui
kopling, pulley sabuk, roda gigi, spooket rantai dan lain-lain.
2. Poros Spindle
Poros ini hanya hanya mendapat beban unter saja sebagai beban
utamanya dan banyak digunakan sebagai poros utama mesin perkakas.
Poros spindle ini harus mempunyai deformasi yang sangat kecil,
bentuk dan ukurannya harus kecil, bentuk dan ukuranya harus kecil,
dan umumnya relative pendek.
3. Poros Ganda
Poros ganda ini banyak digunakan pada roda-roda beserta barang
dimana tidak terdapat beban puntiran yang kadang-kadang tidak
boleh berputar.
Jenis poros ganda ini hanya dapat berputar dan mendapat beban
punter kecuali jika digerakkan oleh penggerak mulai yang akan
mengalami beban punter juga,
Menurut bentuknya poros ganda dapat digolongkan atas:
1. Poros Lurus
2. Poros Engkol
3. Poros Luwes

12
2.2.2. Hal-hal yang Penting Dalam Perencanaan Poros
Dalam perencanaan sebuah poros harus diperhatikan hal-ha sebagai
berikut :
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban tarik atau tekun, seperti
pada poros baling-baling dapat atau poros tubin. Hal-hal seperti :
kelehan, tumbukan, pengaruh konsentrasi tegangan bila poros dibuat
bertangga atau berikar pasak sehingga perlu direncanakan agar poros
itu benar-benar kuat.
2. Kekakuan Poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup. Tetapi jika
kelenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
kerusakan. Karena itu disamping kekutan poros belakangnya juga
harus diperhatikan dan diperhitungkan sesuai dengan jenis mesin yang
akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Mesin mengalami kenaikan putaran, maka suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi suatu getaran yang sangat besar. Putaran ini disebut
putaran kritis bila hal ini terjadi maka dapat mengakibatkan kerusakan
pada poros. Maka dari pada itu poros harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih apabila kontak dengan fluida
yang korosif.Demikian juga bagi poros yang sering berhenti bekerja
untuk waktu yang lama memerlukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Poros untuk mesin-mesin biasanya dibuat dari batang baja yang dapat
meneruskan putaran tinggi dan beban berat.Pada umumnya poros
terbuat dari bahan baja karbn maupun baja paduan.Jadi dapat kita
ambil bahan poros kopling dari baja paduan dengan pengerasan fluida
yang sangat tahan terhadap keausan.

13
1.3 Spline
Spline berguna untuk meneruskan momen dan putaran dari elemen penggerak
kebagian yang digerakkan.Pada pemindahan daya spline menjadi pilihan utama
karena dapat menruskan daya yang besar.Jenis spline berdasarkan jenis
gerakannya terhadap poros yaitu :
1. Spline fleauble : dimana bagia yang dihubungkan dengan poros dapat
bergeser scara aksial.
2. Spline tetap : dimana bagian yang dihubungkan berkunci pada poros.
Spline dibedakan berdasarkan bentuk yaitu :
1. Spline Persegi
Jenis ini membuat alur dan gigi berbentuk persegi dan memiliki standar
yang tetap yang dikeluarkan esosiasiteknik, yaitu society American
engineering (SAE). Poros ini umumnya mempunyai jumlah spline : 4,6,10
dan 16 buah spline.
2. Spline Involut
Jenis ini mempunyai gigi (Spline) yang berbentuk sudut-sudut tertentu
seperti yang terlihat pada gambar.

Gambar.2.9 spline

14
2.4 Plat Gesek
Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai medium gesekan antar
plat penekan dan flywheel dalam meneruskan putaran dan daya pada mekanisme
kopling.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perenanaan plat gesek yaitu :
a. Bahan plat gesek harus tahan arus dan terhadap suhu yang tinggi.
b. Kekuatan plat gesek.
c. Koefisien plat gesek.

Gambar 2.10.plat gesek

15
2.5 Pegas
Pegas adalah suatu elemen yang dapat meredam getaran dan tumbukan dengan
memanfaatkan sifat elastisnya.

Jenis-jenis pegas yaitu:


a. Pegas tekan
b. Pegas tarik
c. Pegas punter
d. Pegas daun
e. Pegas poring (perald dan seri)
f. Pegas batang
g. Pegas spiral.

16
2.5.1 Pegas Kejut
Pegas kejut berfungsi untuk meredam kejutan dan tumbukan waktu
kopling bekerja.Dalam hal ini pegas kejut termasuk jenis pegas tekan.

Gambar 2.11.jenis-jenis pegas kejut

17
2.5.2 Pegas Diafragma
Prinsip kerja pegas ini pada dasarnya berbeda dengan pegas yang biasa
digunakan. Defleksi yang terjadi pada pegas ini diakibatkan oleh gaya yang
diberikan oleh bantalan penekan.

Gambar.2.12 pegas difragma

2.6 Paku Keling


Penyambungan dengan paku keling merupakan penyambungan yang banyak
sekali dijumpai pada kontruksi mesin, misalnya pada ketel uap tanki, pipa dan
kontruksi mobil.
Macam-macam cara pengelingan yaitu :
1. Pengelingan angin
2. Pengelingan hidrolik
3. Pengelingan demotasi.

18
Gambar 2.13.jenis-jenis paku keling

2.7 Baut
Baut merupakan salah satu jenis elemen mesin yang berfungsi sebagai
pengikat antar dua buah komponen.
Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya yaitu :
- Segi enam
- Suket segi enam
- Bentuk kepala persegi
Menurut kerjanya, baut dibagi atas :
- Baut tembus
- Baut tap
- Baut tanam

Gambar 2.14.jenis-jenis baut

19
2.8 Bantalan
Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai tumpuan untuk
poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya berlangsung secara
halus, aman dan tahan lama.
Jenis gerakan bantalan terhadap poros, bantalan dapat digolongkan yaitu :
1. Bantalan gelinding, terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Bantalan pelum
b. Bantalan rod
2. Bantalan lumur
Jenis pembebanan pada bantalan, dapat digolongkan atas :
1. Bantalan radial : arah bantalan tegak lurus terhadap sumbu poros
2. Bantalan aksial : arah beban sejajar terhadap sumbu poros
3. Bantalan gelinding khusus : arah beban tegak lurus dan sejajar terhadap
sumbu poros.
Rancangan ini bantalan yang kita gunakan adalah bantalan pelum jenis radial
dan aksial.

Gambar 2.15.jenis-jenis bantalan radial dan axsial

20
BAB III
PERHITUNGAN DAN PEMERIKSAAN
UKURAN UTAMA

3. 1. Poros
3. 1. 1. Defenisi Poros
Poros merupakan salah satu komponen mesin , namun yang akan dibahas
disini adalah poros yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya.kopling yang
direncanakan adalah kopling gesek dengan data daya sebagai berikut :

3. 1. 2. Perhitungan Poros
Daya (P) = 100 Ps
Putaran (n) = 5500 rpm
Bila suatu batang poros berputar maka poros mengalami momen puntir,maka :
Pd = fc . P (KW)
Dimana :
Pd = Daya rencana
fc = faktor kritis
P = Daya nominal output mesin
Jika daya dalam daya kuda (Ps) , maka harus dikalikan dengan 0,735
untuk daya dalam KW ;
Jadi : P = 100 Ps x 0,735
= 73,5 KW
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start , dengan demikian
sering kali diperlukan koreksi pada daya rata-rata yang diperlukan dengan
menggunakan faktor koreksi pada perencanaan .

21
Tabel 2.1. Faktor-faktor daya yang akan ditransmiskan ,fc
Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5

Jika fc yang dipilih = 1,2 untuk pemakaian daya rata-rata


maka : Pd = fc . P
= 1,2 x 73.5 KW
= 88,2 KW
Jika T = momen puntir / momen rencana ( kgmm )
Maka :
Pd
T = 9,74 x 105 n
88 , 2
T = 9,74 x 105 5500
T = 156194,18 kgmm
Jika bahan poros yang dipakai adalah batang baja yang difinis dingin JIS
G 4501 dengan lambang S50C maka kekuatan tarik σ b = 62 kg / mm2 . Ini
diperoleh dari tabel dibawah ini :

Tabel 3.2. Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang difinis dingin untuk poros

Standar dan Macam Lambang Perlakuan Panas Kekuatan Tarik Keterangan


S 30 C Penormalan 48
S 35 C - 52
Baja karbon kontruksi
S 40 C - 55
mesin
S 45 C - 58
(JIS G 4501)
S 50 C - 62
S 55 C - 66
ditarik
dingin,
S 35 CD - 53 digerinda,
Baja karbon yang
S 45 CD - 60 dibubut atau
difinis dingin
S 55 CD - 72 gabungan
antara hal-hal
tersebut

Sehinga τ g dapat dihitung dalam satuan (kg/mm2) adalah


maka :

22
Sf 1xSf 2¿
σb¿ ¿ 62 kg/mm
2

τ g =
¿ τ a =
6,0 x2,0

τ g = 5,166 kg / mm2 ........................


Lit 5, hal 8
dimana :
Sf1 = Faktor keamanan untuk pengaruh massa dari bahan S-C dengan
harga =                        6,0.
Sf2 = Faktor keamanan kedua akibat pengaruh konsentrasi tagangan cukup
besar dengan harga (1,3 – 3,0) diambil 2.

Tabel 2.3. Diameter poros (satuan mm) ....... Lit


1,hal 9
4 10 *22,4 40 100 *224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90
95

Keterangan :

23
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan standard.
2. Bilangan di dalam kurung hanya untuk bagian di mana akan dipasang bantalan gelinding.

Diameter poros [ ds ]
5,1
ds = [ σ a . kt . cb . T ] 1/3 .........................
Lit
1, hal 8
dimana : kt = (1,0 ¿ 1,5 ) Jika terjadi sedikit kejutan dan timbukan dan kt
yang                 dipilih adalah 1,5
cb = faktor pembebanan lenturan ( 1,2 ¿ 2,3 ) diambil adalah 1,5
maka :
5,1
ds = [ 5 , 166 kg /mm2 . 15. 156194,18 kgmm ] 1/3

ds = [ 35846,6 ] 1/3

ds = 34,5 mm
Berdasarkan tabel diatas maka diameter poros adalah 34,5 mm. Untuk

menghilangkan tegangan geser ( τ ) yang terjadi digunakan rumus :


5,1 xT
τ = ds 3 ................. Lit 1, hal 7

dimana T = 156194,18 kgmm dan ds = 34,5 mm


maka :
5,1 x1156194 ,18kgmm
τ = (34,5)3 mm3
τ = 2,2 kg/mm2
Untuk menghitung panjang poros yang digerakkan ( l ) digunakan rumus :
g ×ds 4 × ∅ x
¿ 584 → λ=
T .584

dimana θ = 0,250 atau 0,30 (defleksi puntiran)


dan yang diambil adalah 0,3 untuk mesin dalam kondisi kerja
normal

24
G = 8,3 x 103 kg/mm2 ( modulus geser baja )
maka :

Gxds 4 xθ
L= T .5 , 84
8,3 x103 kg/mm 2 (34 ,5)4 x0,3
584 x15619,4 kgmm
=
L= 335,46 mm diambil 336
Massa Poros (M) :

M = ρ x v ; dimana ρ dari baja = 7770 kg/mm3 = 7,77x10-6 kg/mm3


M = 7,77 x 10-6 . 216296,93 m3 v = π /4 . (ds)2 . L
M = W = 2,22 kg = 3,14 / 4 . (34,5)2 . 335
mm
     = 216296,93 m3
Putaran kritis (Nc) :
ds 2 L
Nc = 52700 l 1 . l 2 W √ ............................. Lit 1,hal
19
                  ds = diameter poros = 34,5 mm
                      L = Jarak antara bantalan =335 mm
l1 dan l2 = Jarak dari bantalan ketitik pembebanan = 159,5 mm

sehingga:
2
(31,5) 335
Nc = 52700 159,5 x 159,5 2,22 √
Nc = 31849,73 rpm
3. 1. 3. Pemeriksaan kekuatan poros
a . Terhadap Tegangan geser

syarat aman τ >


a
τ
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh harga τ g = 5,16 kg/mm2 dan

25
harga τ = 2,2 kg/mm2
sehingga :
5,16 kg/mm2>2,2 kg/mm2 ; dan poros dinyatakan aman
b . Pemeriksaan terhadap putaran

syarat θ = θ max ; dimana θ max 0,250 atau 0,30


dan diambil 0,30
TxL
maka : θ = 584 Gxds
4
= 0,30
3
156194 , 18 x 10 x 336
584 8,3 x 10 3 x(34 ,5 )4 = 0,30
∅=302= 0,30 ; poros aman terhadap putaran
c . Pemeriksaan terhadap putaran kritis
Syarat :
n
N c < (0,6 ¿ 0,7)
5500
31849 ,73 < (0,6 ¿ 0,7)
0,17 < (0,6 ¿ 0,7)
       Jadi poros aman terhadap putaran kritis .

3 . 2. Spline
3. 2. 1. Defenisi spline
Spline dapat didefenisikan sebagai komponen elemen mesin yang
berfungsi sebagai penghubung daya dan putaran .

26
Gbr. 2.1 Poros spline

Keterangan :
D = diameter luar spline (mm)
d = diameter dalam spline (mm)
h = tinggi spline (mm)
w = lebar spline (mm)
L = panjang spline (mm)

3. 2. 2. Perhitungan spline
Dalam perencanaan ini jumlah spline yang direncanakan n = 16 . Dengan
mengetahui jumlah spline yang direncanakan kita dapat mengetahui ukuran-ukran
spline pada tabel berikut .

Tabel 2.4 Perhitungan spline (standar SAE)

A: B: C:
Permanent To slide To slide
Fit without load under load
W,
No. of for all
splines fits H D h d H D

Four 0.241D 0.075D 0.850D 0.125D 0.750D


Six 0.250D 0.050D 0.900D 0.075D 0.850D 0.100D 0.800D
Ten 0.156D 0.045D 0.910D 0.070D 0.860D 0.095D 0.810D
Sixteen 0.098D 0.045D 0.910D 0.070D 0.860D 0.095D 0.810D

Dari tabel diatas diperoleh :


n = 16
w = 0,098D

27
h = 0,095D
d = 0,810D
Dari perhitungan sebelumnya ds = 34,5 mm
sehingga didapat :
ds
D= 0,810 mm
34,5
D= 0,810 mm
D = 43,8 mm diambil 44 (diameter spline)
Dengan diperoleh D = 44 mm , maka :
w = 0,098 . D mm
= 0,098 . 44 mm
= 4,312 mm (lebar spline)
h = 0,070 . D mm
= 0,070 . 44 mm
= 3,08 mm (tinggi spline)
D3
Panjang spline (L) = ds 2

44 3
= 34,52
= 59,78 mm
Radius rata-rata sline (Rm) adalah :
D+ds
Rm = 4
44 +34 , 5
= 4
= 19,875 mm diambil 20 mm

28
3. 2. 3. Pemeriksaan kekuatan spline
Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh τ a = 5,16 kg/mm2 ,
T = 15619,4 kgmm , Rm = 20 mm , n = 16
maka :
T

τ e = Rm. F .n.ϕ τ
Terlebih dahulu cari F .
D−ds
F= L 2
44−34,5
= 59,782
2
= 59,782 . 4,25 mm2
= 254,07 mm2

nilai dari ϕ = 0,75

maka :
15619 ,4 kgmm
≤ 5,16
20 mm.254 ,07 mm 2 .16. 0,75 kg/mm2
0,25 kg/mm2 ¿ 5,16 kg/mm2
Dan spline dinyatakan aman .

29
3. 3. Plat Gesek
3. 3. 1. Defenisi plat gesek
Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai medium gesekan antara
plast penekan dengan flywheel dalam meneruskan daya dan putaran pada
mekanisme kopling .

Gbr. 2.2 Plat Gesek

Keterangan gambar :
Do = Diameter luar plat gesek (mm)
Di = Diameter dalam plat gesek (mm)
r1 = Jari-jari paku keling terhadap pusat sumbu dari kopling
r2 = Jari-jari paku keling terhadap pusat sumbu dari kopling yang mengikat
plat
pembawa dengan naaf (mm)
a = tebal plat gesek (mm)
s = tebal plat pembawa (mm)

30
4. 3. 2. Perhitungan plat gesek
Untuk plat gesek yang direncakan ini saya memilih bahan dari besi cor dan asbes
(ditenun) , diambil harga μ = 0,4 dan Pa = 0,007 kg/mm2
Tabel 3.5. Harga μ dan Pa

Bahan Permukaan Kontak Pa (kg/mm2)
Kering Dilumasi
Besi cor dan besi cor 0,10 – 0,20 0,08 – 0,12 0,09 – 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 – 0,20 0,10 – 0,20 0,05 – 0,08
Besi cor dan asbes (ditenun) 0,35 – 0,65 – 0,07 – 0.07
Besi cor dan serat 0,05 – 0,10 0,05 – 0,10 0,05 – 0,03
Besi cor dan kayu – 0,10 – 0,35 0,02 – 0.03

Diameter rasio :
Di / Do = 0,6 ¿ 0,8
Diambil :
Di = 0,6 Do
Maka :
Moment gerak yang diizinkan
2 π . μ . Pa 3 3
M̄ g ( D0−Di ) Zp
= 24
dimana :
Zp = Jumlah plat gesek
µ = koefisien gesek
Pa = tekanan bidang (kg/mm2)

Maka :
2 x 3 , 14 x 0,4 x 0 , 07 3
( D0 −(0,6 . D0 )3 ) xL
M̄ g = 24
3
= 5,8 x 10-3 D0

Agar terjadi putaran maka Mg ¿ T

31
Jadi :
3
5,8 x 10-3 D0 ¿ 15619,4 kgmm

15619,4 kgmm
3
D0 ¿ 5,8 x 10−3
D0 3 ¿ 3 √ 2693
D0 ¿ 229 mm

D0 = 132 mm

dan
Di = 0,6 .
D0
= 0,6 . 155
= 93 mm
Lebar bidang plat gesek (Wg) :
D 0−D i
Wg = 4
155−93
= 4
= 26
Radius rata-rata (rm) :
D 0 + Di
Rm = 4
130+78
= 4
= 62 mm

Luas bidang gesek (Ag) :


π 2
( D0 −D2i )
Ag = 4
3 , 14
( 1552−932 )
= 4
= 11315 mm2 (untuk 1 plat)

32
2 π . μ . Pa 3 3
M̄ g 24
( D0−Di ) Zp
Jadi : =
2 x3 , 14 x 0,4 x0 ,07
( 1553−933 ) x1
= 24
= 0.007(2919518)kgmm
= 20436,626 kgm
Gaya tekan (F)
π . Pa 2
( D0 −D2i )
F = 4
3 , 14 x 0 , 07
( 1552 −93 2 )
= 4
= 0.05(15376) kg
= 768,8 kg
Jika dipilh kopling plat tunggal kering dengan pelayanan elektro magnit
dengan nomor 40. Maka diperoleh dari tabel volume plat = 91,0 cm3 .

Tabel 3.6 Batas keausan rem dan kopling elektromagnit plat tunggal kering

Nomor kopling/rem 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100


Batas keausan
permukaan (mm) 2,0 2,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,5 3,5
Volume total pada
batas keausan (cm3) 7,4 10,8 22,5 33,5 63,5 91,0 150 210

Volume (V) : Ag . a ; dimana : Ag = Luas plat = 2986.37mm2


Jadi :
V
a = Ag V = Volume = 91cm3= 91000
cm3
3
91000 mm
= 113,15mm2 a = tebal plat
a = 8,04 mm
dan tebal plat gesek yang dipilih : a = 8,04 mm (untuk 1 plat)

33
3. 3. 3. Pemeriksaan terhadap moment
1. Moment percepatan massa (Mpm)
2. Ek
Mpm =
W .t g ........................ Lit 5,hal 62
Dimana :
Ek = kerja penghubungan untuk satu kali hubungan
= 1000 kg.m ( untuk permulaan)
tg = untuk mendapatkan moment torsi saat penyambungan
1 ¿ 3 detik , diambil tg = 2 detik .
2 x 1000
Maka : Mpm= 628 x2
= 1,592 kgm
= 1592 kgmm

2. Pemeriksaan terhadap panas


Ag . Δt . α
NR = 632
632. N R
Δt = Ag.α

Dimana :
NR = 0.03 hp
Ag = 11315 m2

34
α = koefisien perpindahan panas yang besarnya dibuat dari
kecepa
tan keliling rata-rata (Vm) dari table berikut :

Tabel 3.7 koefisien perpindahan panas

Vm (m/det) α (Kkal/moC)
0 4,5
5 24
10 40
- -
- -
45 114
50 126
55 138
60 150
65 162

Untuk harga Vm = W . Tm
= 628. 52
Vm = 628.52 mm/det = 32,65 m/det
Dari tabel didapat untuk Vm = 32 m/det dan α = 89 Kkal / oC .

Maka temperatur perpindahan panas ( Δ t) :


632 x 0 . 02
Δ t = 11315 x126
= 1,08oC

35
Dengan mengambil temperatur kamar 27 oC , maka temperatur kerja :
Tk = 1,08oC + 27oC
Tk = 28,08oC
Tk = 28oC
Temperatur permukaan plat gesek biasanya naik sampai 200 oC dalam
sesaat , untuk seluruh kopling tidak lebih tinggi dari 80 oC dijaga maka ukuran plat
gesek yang direncanakan dapat digunakan dengan aman.

3. 4. Paku keling
3. 4. 1. Defenisi Paku keling
Paku keling dapat didefenisikan sebagai pengikat sambungan tetap . Dalam
perancangan kopling ini paku keeling digunakan sebagai pengikat plat
pembawa ,rumah kopling dengan pegas matahari .

Gbr. 2.3 ∴ Bentuk keling menurut DIN (pilihan dan keling khusus)

3. 4. 2. Perhitungan Paku keling

36
Jenis paku keling yang digunakan pada kopling adalah keling pipa .Gaya
yang diterima paku keling : P = 607,61 kg , dan bahan yang digunakan paku
keling st 37 dengan faktor keamanan adalah 5 .
Jumlah paku keling yang digunakan adalah 12 .
Gambar sketsa :

a. Diameter paku keling (d)

4P
d
¿
√ n.π . τ̄ g
4 x 594 , 33 kg
d
¿
√ 16 x 3 ,14 x592 kg/cm 2 ⇒ τg = 0,8 . σ̄ t
st 37 3700
d ¿ 0,28 cm
σ̄ t = ν = 5 =740 kg/cm2

d = 0,4 cm = 4 mm τ̄ g = 0,8 x 740 kg/cm2 = 592


kg/cm2
diameter lubang paku keling (d’) adalah
d’ = d + 1 mm
d’ = 3 + 1 mm
d’ = 4 mm
b. Diameter kepala paku keling (D)
D = 1,4 . d

37
D = 1,4 x 3
D = 4 mm
c. Jarak paku keling (t)
t = 2,6 . d
t = 2,6 x 3
t = 7,8 mm
d. Tebal Plat (S)
P
¿
S n. d ' . σ S

σ S = (1,5 ¿ 2,0)
σ̄ t
Dipilih :

e : 1,5d =
σ̄ S = 1,5 σ̄ t
= 1,5 x 740 kg/cm2
= 1110 kg/cm2
594 , 33 kg
¿
S 16 x0,4 cmx 1110kg /cm2
S ¿ 0,86 cm
S = 1 cm
S = 10 mm
e. Tinggi kepala keling (h)
h = 0,45 . D
h = 0,45 x 4,2
h = 1,89 mm
f. Jarak sumbu paku keling terhadap tepi plat (e)
e = 1,5. D
e = 1,5 x 4,2
e = 6,3 mm

3. 4. 3. Pemeriksaan Paku keling

P ¿ n.d’.S.
σ̄ S
P ¿ 16 x 0,4 x 1 x 1110

38
P ¿ 7104 kg
Maka paku keling aman untuk menahan beban.

3. 5. Pegas kejut
3. 5. 1. Defenisi Pegas kejut
Pegas kejut disebut juga dengan pegas tekan /kompressi yang berfungsi untuk
meredam kejutan sewaktu-waktu kopling mengalami beban lebih .

Gbr. 2.4 Pegas kejut

3. 5. 2. Perhitungan Pegas kejut


Jumlah pegas yang direncanakan adalah 4 buah .
Gaya yang terjadi atau bekerja pada pegas kejut adalah :

39
T
P = n.rb
Dimana :
P = gaya yang bekerja pada pegas kejut
n = Jumlag pegas kejut
rb = Jari-jari kedudukan pegas terhadap sumbu poros
diambil 37 mm
T = Momen torsi
maka :
15619 , 4kgmm
P= 4 x 37 mm
P = 105 kg
Tegangan geser yang terjadi pada pegas kejut :
8P . D. K
τg = π .d 3
Dimana :
K = Konstanta pegas
D = Diameter gulungan
d = diameter kawat pegas (direncanakan 4 mm)
faktor tegangan wahl (K)
4 c−1 0,615
K = 4 c−4 + c , dimana c = Indeks pegas
4 . 4−1 0,615
+
K= 4 . 4−4 4
K = 1,4
c=D/d

maka :
D1 = c . d , dimana : D1 = Diameter lilitan rata-rata (atau di
D1 = 4 . 4 diukur pada sumbu kawat
D1 = 16 mm d = diameter kawat = 4 mm
* Diameter luar pegas (D0)
D0 = D1 + d

40
D0 = 16 + 4 = 20 mm
* Diameter dalam pegas (D2)
D2 = D0 – 2d
D2 = 20 – 2.4
D2 = 12 mm
Panjang pegas yang mengalami tekanan (l1)
l1= (n + 1,5)d
,dimana : n = Jumlah gulungan yang aktif = 6 buah
l1= (6 + 1,5).4
l1 = 30 mm
sehingga :
8x(100 kg ) x(16 mm) x1,4
τg = 3,14 x( 4 )3 mm 3
800 x 22 , 4 kgmm
= 12 ,56 mm 3
τ g = 142,6 kg/mm2

Sedangkan tegangan geser izin (


τ̄ g )
8. D .P
τ̄ g = d3
8 x (16 mm )x (100 kg )
τ̄ g = 4 3 mm 3

τ̄ g = 320 kg/mm2

Pemindahan pegas (f)


8. D31 . n . P
4
f = G.d

8 x (163 mm3 ) x (6) x (100 kg)


3 2 4 4
f = (8 x 10 kg /mm )x (4 mm ) ,dimana : P = 100 kg
f = 8.56 mm D1= 16 mm
d = 4 mm
G = modulus geser pegas

41
= 8x103 kg/mm2
n =6
* Panjang pegas kejut tidak terbeban (l0)
l0 = l1 + Sa + f ,dimana : l1 = 30 mm
= 30 mm + 24 mm+ 8,56 mm f = 8,56 mm
l0 = 62,56 mm Sa= (0,1 ¿ 0,3) dan
diplih 0,1
Sa=0,1.d.n= 0,14 .6 = 2,4
mm

*Defleksi ( δ )
δ = l0 - l1
δ = 62,56 - 30
δ = 32,56 mm

3. 5. 3. Pemeriksaan pegas kejut


Syarat pemeriksaan :
τ̄ g ¿ τg
178 kg/mm2 ¿ 79,36 kg/mm2
Berarti pegas kejut aman terhadap tegangan geser .

3. 6. Pegas Matahari
3. 6. 1. Defenisi Pegas Matahari
Pegas Matahari adalah pegas yang berfungsi menarik mundur pegas difragma
, sehingga pegas difragma menarik mundur plat penekan .

42
Gbr. 3.4 Pegas Matahari
3. 6. 2. Perhitungan Pegas matahari
Pada persamaan pegas matahari ini ,diameter luar pegas matahari(Da) =
diameter luar plat gesek jadi D2 = 280 mm
Besar gaya pegas matahari F (menurut Almen dan Laszlo) :

4. E ST 4 f hT f hT f
F= (1−V 2
)
x
α . Da
x [ (
2 ST ST

ST ST
− )(
2 ST
+1 ])

43
Gbr. 2.5 Pegas matahari

4E
(1−V 2 ) = 9,23 x 105 N/mm2

D = 280 mm , dan D1 = 44 mm (diameter plat gesek)

Da/D1 = 280 / 84 = 3.33maka α , β , γ dapat diperoleh dari tabel


berikut.

Da/D1 α β γ Da/D1 α β γ Da/D1 α β γ


1,2 0,29 1,02 1,05 2,3 0,74 1,29 1,49 3,4 1,29 1,49
1,3 0,39 1,04 1,09 2,4 0,75 1,31 1,53 3,6 0,80 1,31 1,53
1,4 0,46 1,07 1,14 2,5 0,76 1,33 1,56 3,8 1,33 1,56
1,5 0,53 1,10 1,18 2,6 0,77 1,35 1,60 4,0 1,35 1,60
1,6 0,57 1,12 1,22 2,7 1,37 1,63 4,2 0,80 1,37 1,63
1,7 0,61 1,15 1,26 2,8 0,78 1,39 1,67 4,4 1,39 1,67
1,8 0,65 1,17 1,30 2,9 1,41 1,70 4,6 0,80 1,41 1,70
1,9 0,67 1,20 1,34 3,0 1,43 1,74 4,8 1,43 1,74
2,0 0,69 1,22 1,38 3,1 0,79 1,45 1,77 5,0 0,79 1,45 1,77
2,1 0,71 1,24 1,42 3,2 1,46 1,81
2,2 0,73 1,26 1,45

44
Sehingga
F = 9,23.105 N/mm2 .

24 mm4 2,1mm 2,8mm 2,1mm 2,8mm 2,1mm


. (
[ −
0,57.1312 mm 2 2mm 2mm 2mm 2mm 2,2mm)( − +1] )
310 ,128 x 105 Nmm3
( 0 ,30+1 )
F = 19863 ,36 mm
F = 2029,7 N
F
*Gaya tekan pada setiap pegas (F1) F1 = n
2029 ,7
F1 = 12
F1 = 169,14 N

3. 6. 3. Pemeriksaan Pegas matahari


Syarat : σ < σ̄
dimana :

4. E ST 2 f hT f
σ = (1−V 2
)
x
α . Da
x [−β
2 ST (
ST

2 ST
+γ ] )
σ =

22 mm 2 2,1mm 2,8mm 2,1mm


5 2
9,23x 10 N /mm . 2
0,57.131 .mm
x
2 2mm
[−1,12( −
2mm 2.2mm )
+1,22]

77 , 532x10 5 Nmm
3
[0,24]
σ = 22025 , 94 mm
σ = 93,67 N/mm2

σ̄ = 2000 N/mm2

45
Jadi σ < σ̄

93,67 N/mm2 < 2000 N/mm2


Berarti pegas matahari aman terhadap tekanan .

3. 6. 4. Defleksi pegas matahari ( δ )


4.F .L3
δ = E.b.h3 ,dimana : F = 2029,7 N
3
4 .(2029 , 7 N ). 88 mm
δ = 2,1 x10 5 N /mm 2 . 8 mm.4 3 mm 3 L = 2L1= 2.44 = 88
mm
b=8m
δ = 5145 mm h = tebal = 4 mm
E = 2,1x105 N/mm2

3. 7. Baut
3. 7. 1. Defenisi Baut
Baut didefenisikan sebagai alat pengikat .Baut didalam kopling digunakan
untuk mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling .

3. 7. 2. Perhitungan Baut
Tabel 3.9 ukuran standar ulir UNC (JIS B 0206)
ULIR Ulir dalam

46
Diameter Diameter Diameter
Jarak Tinggi luar D efektif D2 dalam D1
bagi kaitan Ulir luar
1 2 3 P H1 Diameter Diameter Diameter
luar d efektif d2 inti d1
M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917
M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670
M 42 4,5 2,436 42,000 39,077 37,129
M 45 ` 4,5 2,436 45,000 42,077 40,129
M 48 5 2,706 48,000 44,752 42,587
M 52 5 2,706 52,000 48,752 46,587
M 56 5,5 2,977 56,000 52,428 50,046
M 60 5,5 2,977 60,000 56,428 54,046
M 64 6 3,248 64,000 60,103 57,505
M 68 6 3,248 68,000 64,103 61,505

A. Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel


Bauit yang direncanakan adalah :
- Tipe baut = M6
- Jumlah baut = 8 buah
- Jarak sumbu baut ke sumnu poros , r = 113 mm
- Panjang baut = 21 mm
Untuk tipe baut M6 diperoleh data dari table sebagai berikut :
- diameter luar (d) = 14 mm
- diameter inti (d1) = 4,917 mm
- diameter efektif (d2) = 5,350 mm
- Jarak bagi (P)= 1 mm
- Tinggi kaitan (H) = 0,541 mm

47
2W
d= √ σa

Untuk baja liat yang memepunyai kadar karbon (0,2 ¿ 0,3) % ,


σa = 6
kg/mm2 bila difinis tinggi .

2W
6 mm = √ 6 kg /mm 2
2

(6mm)2 =
[√ 2W
6 kg /mm2 ]
2W
36mm2 = 6 kg/mm 2
216 kg
W = 2
W = 108 kg
Tegangan yang terjadi :
W
σt = A
108 kg
σt = π/4.d
12

108 kg
σt 2
= 3, 14 /(4 , 917) mm
2

σ t = 5,69 kg/mm2
Tegangan geser yang diijinkan
σg σt
= 0,8 x

       = 0,8 x 5,69 kg/mm


       = 4,552 kg/mm2
Jumlah ulir (Z)
W
¿
Z π . d 2 .h . q a

48
qa = tekanan kontak ijin pada permukaan ulir . Yang diplih adalah baja liat
dengan qa = 3 kg/mm2 dari tabel dibawah.

Tabel 3.10. Tekanan permukaan yang diijinkan pada ulir

Tekanan Permukaan yang diijinkan


Bahan
q (Kg/mm2)

Ulir luar Ulir dalam Untuk Pengikat Untuk Penggerak


Baja liat atau
Baja liat 3 1
perunggu
Baja liat atau
Baja keras 4 1,3
perunggu

Baja keras Besi cor 1.5 0,5

Sehingga :
108 kg
¿
Z 3 ,14 .(5, 530 mm). 0,541 mm .3kg/mm 2
1008 kg
¿
Z 27 , 264777 kg
Z ¿ 3,96
Z ¿ 4

Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)


W
q= π .d 2 .h.Z

108 kg
q= 3,14 (5,350 mm).0,541mm.4
108 kg
q= 36 , 35mm2
q = 2,97 kg/mm2
B. Baut Pengikat flywheel
Baut yang direncanakan adalah :
- Tipe baut = M10

49
- Jumlah baut = 4
- Jarak sumbu baut ke sumnu poros , r = 45 mm
Untuk tipe baut M10 diperoleh data dari table sebagai berikut :
- diameter luar (d) = 14 mm
- diameter inti (d1) = 8 mm
- diameter efektif (d2) = 9,026 mm
- Jarak bagi (P)= 1,5 mm
- Tinggi kaitan (H) = 0,812 mm

2W
d= √ σa

Untuk baja liat yang memepunyai kadar karbon (0,2 ¿ 0,3) % ,


σa = 6
kg/mm2 bila difinis tinggi .
Sehingga :
2
σa . d
W= 2
2 2 2
6 kg/mm . 10 . mm
W= 2
W = 300 kg
Tegangan yang terjadi :
W
σt = A
300 kg
σt = π / 4(d 2 )
1

300 kg
σt = 3, 14 /4 .(8, 376 )mm
2

σ t = 5,45 kg/mm2
Jumlah ulir (Z)
W
¿
Z π . d 2 .h . q a

dimana qa = 3 kg/mm2
Sehingga :

50
300 kg
¿
Z 3 , 14 .(9 , 026 mm ). 0 , 812 mm. 3 kg /mm2
300 kg
¿
Z 69 , 04023504 kg
Z ¿ 4,34
Z ¿ 4
Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)
W
q= π .d 2 .h.Z

300 kg
q= 3, 14 (9, 026 mm). 0 ,812 mm.5
300 kg
q= 115, 0670584 mm 2
q = 26,07 kg/mm2

3. 7. 3. Pemeriksaan Baut
A. Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel
Syarat :
σ t ≤σ a

2, 97 kg/mm 2 ≤6 kg/mm 2
Berarti baut aman terhadap tegangan tarik .
Syarat :
q≤q a

2 ,97 kg/mm 2 ≤3 kg/mm2


Berarti baut aman terhadap tekanan kontak pada permukaan ulir .

Syarat :
τ b ≤τ a

51
W
τb = π .d 1 .k . P. Z , dimana
τ b = Tegangan geser pada baut
108 kg
τb = 3 ,14(4,917 mm).0 ,84mm.1 mm.4
108kg
τb = 51,87 mm2 .
τ b = 2,08 kg/mm2

τ a = (0,5 ¿ 0,75).
σa
τ a = 0,5 . σ a
τ a = 0,5 . 6 kg/mm2 = 3 kg/mm2
Sehingga 1,66 kg/mm2 < 3 kg/mm2
Berarti baut aman terhadap tegangan geser .
B. Baut pengikat flywheel
Syarat :
σ t ≤σ a

5, 45kg/mm2 ≤6 kg/mm 2
Berarti baut aman terhadap tegangan tarik .
Syarat :
q≤q a

2 ,60 kg/mm 2 ≤3 kg/mm 2


Berarti baut aman terhadap tekanan kontak pada permukaan ulir
Syarat :
τ b ≤τ a
W
τb = π .d 1 .k . P. Z , dimana
τ b = Tegangan geser pada baut
300kg
τb = 3, 14(8,376mm).0,84 mm.1,5mm.5
τ b = 1,81 kg/mm2

52
Sehingga 1,81 kg/mm2 < 3 kg/mm2
Berarti baut aman terhadap tegangan geser .

3. 8. Bantalan
3. 8. 1. Defenisi Bantalan
Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros terbeban
.Sehingga putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus
dan aman .Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya dapat bekerja dengan baik .

3. 8. 2. Perhitungan Bantalan
A. Bantalan Axial

Gbr. 2.6 Bantaalan axial

Dengan diperoleh diameter bantalan (ds) = 45 mm sehingga dengan


perancanaan bantalan terbukadengan nomor 6009 dengan data-data dalam tabel .

Tabel . 2.11 Perhitungan Beban Ekivalen


Kapasitas Kapasitas
nominal nominal
Nomor bantalan Ukuran luar (mm)
dinamis statis spesifik
spesifik C (kg) C0 (kg)

53
Dua
Jenis Dua sekat
D D B r
terbuka sekat tanpa
kontak
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 02ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 04ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465
6005 05ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 07ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 08ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 10ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236
6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305
6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460
6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650

Dari tabel diperoleh :


- Diameter dalam (d) = 30 mm
- Diameter luar (D) = 55 mm
- Jari-jari fillet ( r) = 1,5 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1030 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 740 kg
- Tebal bantalan (B) = 13 mm

54
Tabel. 2.12 faktor-faktor V, X, Y dan X0 , Y0
Be-
Be-
ban Baris tunggal Baris ganda
ban
put-
put-
ar Baris Baris
ar
pd e tunggal ganda
pd
cin
Jenis bantalan cin Fa/VFr>e Fa/VFr ¿ e Fa/VFr>e
cin
cin
da
luar
lam
X X
V X Y X Y X Y Y0 Y0
0 0
ban Fa/Co = 0,014 2,30 0,19
tal- = 0,028 1,90 0,22
an = 0,056 1,71 0,26

bo = 0,084 1,55 0,28


0, 0,
la = 0,11 1 1,2 0,56 1,45 1 0 0,56 1,45 0,30 0,5 0,5
6 6
a- = 0,17 1,31 0,34
lur = 0,28 1,15 0,38
dal = 0,42 1,04 0,42
am = 0,56 1,00 0,44
0,8
4
Ban α 0,7
= 200 0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42
taln 6
= 250 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38
Bo 0, 0,6
= 300 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,33 1
la 5 6
= 350 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29
su- 0,5
= 400 0,35 0,57 0,55 0,55 0,93 1,14 0,26
dut 8
0,5
2

Maka beban ekivalen :


Pa = X . Fr + YFa
44 ,1kg
Dimana Fa = 44,1 kg dan Fa/Co = 740kg = 0,059
Dari tabel diperoleh X = 0,56 dan Y = 1,45 dan Fr = 0 kg
Pa = 0,56 x 0 + 1,71 x 44,1 kg
= 75,41 kg
*faktor kecepatan (fn) :

33,3
fn = √
3
n Dimana : n = 5500 rpm

33 ,3
fn = √
3
5500
fn = 0.187

55
*faktor umur (fh) :
C
fh = fn . Pa
1310kg
fh = 0,187 . 75,41kg = 2,4
*Umur nominal (lh) :
lh = 500 (fh)3
lh = 500 (2,4)3
lh = 6912
B. Bantalan Radial

Gbr. 2.7 Bantalan radial

Untuk bantalan radial kita pilih diameter dalam yang lebih kecil dari yang
telah dihitung sebelumnya .Maka ds = 35 mm
Dan bentuk bantalan ini dipakai nomor 6007 dan dipilih dari tabel :
- Diameter dalam (d) = 25 mm
- Diameter luar (D) = 47 mm
- Jari-jari fillet ( r) = 1 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 790 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 530 kg
- Tebal bantalan (B) = 12 mm

Beban ekivalen untuk bantalan radial (Pr) :


Pr = X . V . Fr . + Y . Fa

56
dimana :
X = faktor radial = 0,56
V = faktor rotasi =1
Y = faktor axial =0
Fa = beban axial =0
Fr = faktor beban radial = 44,1 kg
maka :
Pr = 0,56 . 1 . 44,1kg + 0 . 0
= 24,696 kg
Pr = 24,7 kg

faktor kecepatan (fn) :

33,3
fn = √
3
n
33 ,3
fn = √
3
5500
fn = 0,187

*faktor umur (fh) :


C
fh = fn . Pa
790 kg
fh = 0,187 . 24,7 kg
fh = 5,9

*Umur nominal (lh) :


lh = 500 (fh)3
lh = 500 (5,9)3
lh = 10268

57
3. 9. Flywheel
3. 9. 1. Defenisi Flywheel
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai penyimpan
tenaga/energy dalam mesin .Jika kecepatan dari mesin ditambah , tenaga akan
tersimpan dalam roda gila dan jika kecepatan dikurangi tenaga akan dikeluarkan
oleh roda gila .

Gbr. 2.8 flywheel

Ukuran-ukuran yang direncanakan :


Do = 286 mm
Di = 270 mm
D2 = 158 mm
D3 = 62 mm

58
3. 9. 2. Perhitungan Flywheel
Kecepatan sudut flywheel (w) :
2.π .n
w = 60 ; n = 6000 rpm
2 x3 ,14 x 6000
w = 60
w = 628 rad/det
ρ
Bahan flywheel direncanakan terbuat dari baja dengan = 7770 kg/m3

μ
dan dengan = 0,3

Kecepatan flywheel (v)

r0.w
      V =

          = 0,143 m. 628 rad/det


          = 89.80
Sehingga diperoleh :

Sr max = St max = 7770 kg/m3 . (89,80)2


( 0,3+3
8 )

3,3
= 62657590,8.
( )
8
= 25846256,21 N/m2

59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

No Nama Bagian Bahan Hasil Perhitungan

1 Poros S45C- D - Diameter poros = 34,5 mm


- Panjang Poros =336 mm
- Putaran Kritis = 25079,11 rpm

2 Spline S – 45C - Diameter Spline = 44 mm


- Lebar Spline = 4,132 mm
- Tinggi Spline= 3,08 mm
- Panjang Spline = 59,782 mm
- Jumlah Spline = 16 buah

3 Plat Gesek Besi Cor + - Diameter Luar = 229 mm


Asbes - Diameter Dalam = 132 mm
- Tebal Plat Gesek = 10,71 mm
- Lebar Plat Gesek = 26 mm

4 Paku Keling St 37 - Diameter Paku Keling = 4 mm


- Diameter Kepala Paku Keling = 8 mm
- Jarak Tiap Paku Keling = 7,8 mm

5 Pegas kejut Baja - Gaya yang Diterima = 86 kgmm


- Jumlah Pegas = 6 Buah
- Diameter Gulungan = 16 mm
- Diameter Kawat = 4 mm
- Tinggi Pegas Terpasang = 30 mm

6 Pegas Matahari Baja - Diameter Luar Pegas = 249 mm


- Diameter Dalam Pegas = 59 mm
- Lebar Pegas = 8 mm
- Jumlah pegas = 12

7 Baut Pengikat Baja - Tipe Baut = M 10


Tutup Kopling - Diameter Luar = 8 mm
Dengan Flywheel - Diameter Inti = 4,917 mm
- Jumlah Baut = 82

60
8 Baut Pengikat Baja - Tipe Baut = M 10
Flywheel - Diameter Luar =10 mm
- Diamete Inti = 8,376 mm
- Jumlah Baut = 4 Buah

9 Bantalan Aksial Baja - Diameter Dalam = 33 mm


- Diameter Luar =59 mm
- Tebal Batalan = 13 mm
- Jari-Jari Fllet = 1,5 mm

10 Bantalan Radial Baja - Diameter Dalam = 34 mm


- Diameter Luar =60 mm
- Tebal Batalan = 12 mm
- Jari-Jari Fllet = 1 mm

11 Flywheel Baja - Diameter Dalam = 59 mm


- Diameter Luar =249 mm
- Tebal Flywhell = 10 mm

- Momen Puntir (T) = 156194,1 KW


- Daya Maksimum (P) = 73,5 KW
- Panjang Poros (L) = 336 mm
- Berat Poros (M) = 2,22 Kg
- Putaran Kritis (Ncr) = 31849,73 rpm

Setelah hasil perhitungan tersebut diperoleh maka di lakukan pemeriksaan terhadap


tegangan yang timbul,tegangan geser,momen lentur,ketahanan,refleksi,putaran kritis.
Dari hasil pemeriksaan yang di lakukan ternyata elemen-elemen tersebut cukup
aman,dan dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan yang dipakai untuk konstruksi adalah
cukup aman  dan siap  untuk  dipakai   pada   mesin  tersebut.

61
5.6 Saran
 1. Untuk mengenal dan mengetahui bentuk dan cara kerja kopling
sebaiknya dilakukan survei dilaboratorium atau kebengkel mobil.
2. Dalam hal hal perancangan ,sebaiknya bahan-bahan yang dipilih
harus      sesuai dengan standart,agar kontruksinya dapat dipakai
sesuai yang           direncanakann.
3.Untuk pemilihan bahan-bahan yang diperoleh,hendaknya ukuran
dari      bahan tersebut harus berdasarkan hasil perhitungan yang
diperoleh.
4. Bagi masyarakat yang menggunakan “TOYOTA AVANZA”
sebagai      mini bus pribadi,hendaknya mengenal dan mengerti cara
kerja dari      kopling dan mesin serta dapat memeliharanya atau
merawatnya      dengan baik.

62
DAFTAR PUSTAKA

Joseph E. Shingky dan larry.D. Nickhdi dan Gandhi Harahap


M.eng
      Jilid 2 erlangga jakarta 1984

      Sularso dan Kyokasu suga “ Dasar perancangan dan pemilihan


elemen mesin “PT.Pradnga paramitha, jakarta 1983

      Lt. Neiman dan Anton Budiman Dipl Ing an Bambang praim hade
“Elemen mesin “jilid 1, erlangga jakarta 1982

63

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen29 halaman
    Bab 2
    bodi otomotif
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Pendahuluan 2
    BAB 1 Pendahuluan 2
    Dokumen41 halaman
    BAB 1 Pendahuluan 2
    Hadi Prayitno
    Belum ada peringkat
  • Sistem Bahan Bakar
    Sistem Bahan Bakar
    Dokumen17 halaman
    Sistem Bahan Bakar
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen29 halaman
    Bab 2
    bodi otomotif
    Belum ada peringkat
  • PENGAMATAN
    PENGAMATAN
    Dokumen2 halaman
    PENGAMATAN
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat
  • Sistem Bahan Bakar
    Sistem Bahan Bakar
    Dokumen17 halaman
    Sistem Bahan Bakar
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    HesiLoveeat
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Turbin Angin
    Contoh Soal Turbin Angin
    Dokumen4 halaman
    Contoh Soal Turbin Angin
    Herry Ozzy Bee Perfect
    0% (2)
  • Mke Presentasi
    Mke Presentasi
    Dokumen9 halaman
    Mke Presentasi
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat
  • Alternator Dan Stater
    Alternator Dan Stater
    Dokumen35 halaman
    Alternator Dan Stater
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat
  • Tugas Uts 2
    Tugas Uts 2
    Dokumen84 halaman
    Tugas Uts 2
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat
  • Panduan Fisika Teknik Wakidi
    Panduan Fisika Teknik Wakidi
    Dokumen43 halaman
    Panduan Fisika Teknik Wakidi
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang.
    Latar Belakang.
    Dokumen10 halaman
    Latar Belakang.
    Herry Ozzy Bee Perfect
    Belum ada peringkat