Anda di halaman 1dari 4

AUTOIMUN HEPATITIS DAN JUVENILE SISTEMIK LUPUS

ERITEMATOSUS

A. AINUN ZAMIRA
FIRDHA LEONITA
FARIZ HILMAN
RADITYA REZHA

KELOMPOK 12
Dr. Yusnam Syarief, PAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PENDAHULUAN

Juvenille sistemik lupus eritematosus (JSLE) dan autoimun hepatitis (AIH)


adalah penyakit autoimun yang menyerang pada anak kecil dan memiliki manifestasi klinis
yang meluas secara sitemik, menurut penelitian, rata rata persebaran penyakit ini ini memang
dikategorikan rendah, namun pada praktiknya, sering ditemukan pasien yang memiliki gejala
gejala klinis yang menunjukkan pasien mengidap kedua penyakit tersebut diatas, dan lagi,
bila dibandingkan dengan dampaknya yang cukup berat, penelitian terhadap kedua penyakit
ini sangat minim

TINJAUAN PUSTAKA

Juvenille Sistemik Lupus Eritematosus adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi


berbagai organdengan serius dan biasa ditemukan pada anak kecil atau remaja. Manifestasi
JSLE lebih meluas pada organ dan sistem. AIH lebih cenderung ke hepatitis kronik dengan
karakteristik yang belum diketahui , umur rata-rata yang terkena penyakit adalaah umur 9.9
+/- 3,5 tahun., waktu kelanjutannya adalah 7.0 +/-3,5 tahun. Pada wanita dan laki-laki
rasionya 3:1 dan 3% dari pasien, meninggal dalam perjalanan penyakitnya

KASUS
Kasus I
Anak perempuan berumur 11 tahun dengan penyakit kuning, demam, abdominal
distension, lemas dan berat badan menurun. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium pasien
didiagnosis AIH, dan diberi terapi yang sesuai, 5 tahun kemudian, dia kembali dengan berat
badan turun arthritis lutut dan pergelangan kaki, malar rash, feses putih dan efusi pleura ,
alopesoia, lalu setelah melalui pemeriksaan Laboratorium, pasien didiagnosis JSLE, dan
diberi terapi yang sesuai

Kasus II
Anak laki-laki berumur 9 tahun datang dengan parotitis kronik dan defisiensi IgA .
sakit dibagian lutut dan pergelangan tangan, lalu setelah 6 bulan terlihat kelainaan pada
fungsi hatinya, pada biopsi hati tamapaak hepatitis dan lobular hepatitis dengan
limphoplasmatik infiltrat dan bentuk seperti bunga mawar tanpa adanya sirrosis. Setelah
melihat kondisi ini pasien didiagnosis AIH, 3 bulan setelahnya anak ini didiagnosis JSLE dan
diberi terapi yang sesuai, saat diberi terapi JSLE tidak ada gejala klinis yang muncul dari
kedua penyakit

Kasus III
Anak perempuan berumur 13 tahun datang dengan penyakit gagal hati akut, penyakit
kuning, asites di bagaian abdomen, dan cutaneous petechiae, setelah melalu pemeriksaan
laboratorium, pasien didiagnosis AIH, dan diberi terapi sesuai penyakitnya, setlah 3 bulan,
kondisi membaik, namun setelah 7 bulan, terjadi penurunan kondisi, pasien mengalami
trombositopenia, lalu pasien didiagnosis JSLE, 6 bulan setelahnya pasien mengalami
trombositopenia kronis, dan pasien diberi terapi JSLE, dan setelah itu tidak terlihat gejala
klinis kedua penyakit lagi

Kasus IV
Anak perempuan berumur 11 tahun memiliki sakit poliarthritis , ulkus pada mukosa ,
adenomegali servika dengan ukuran 4 cm, berat badannya turun dan demam. foto toraks
normal. Hasil pada limfa nodus serviks nampak granuloma yang inflamasi yang berisi

jaringan nekrosis kaseosa dengan isolasi Mycobacterium tuberculosis di dalam kultur.


Diagnosis ganglionar tuberculosis, dan diberi terapi sesuai penyakitnya, 1 tahun kemudian
terjadi perubahan atau kelainan pada enzim hatinya, 6 bulan lalu pasien merasakan sakit pada
pergelangan kaki kirinya ( arthritis ), Pada biopsi hati tampak lobular dan interfase hepatitis
dengan infiltrasi limphoplasmatik, bentuk bunga mawar dan sirrosis, menunjukkan
kemungkinkan pada AIH. Setelah melalui pemeriksaan lab, pasien didiagnosis JSLE dengan
AIH, lalu diterapi dengan terapi JSLE, dan setelah 4 bulan fungsi liver mulai membaik dan
tidak ada gejala klinis dari kedua penyakit

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan ada 2 poin, yaitu pertama, gejala gejala di dalam
AIH, merupakan bagian dari gejala klinis JSLE yang meluas ke organ lain, tidak terkecuali
Hati, jadi tidak menutup kemungkinan saat di diagnosis sebenarnya pasien sedang mengidap
JSLE namun memperlihatkan gejala AIH, atau kedua, JSLE meruapakan komplikasi dari
AIH, atau dampak lanjutan dari AIH. kalau kita melihat kasus kasus diatas, 3 dari 4 kasus
menyatakan bahwa pasien AIH pada akhirnya di diagnosis JSLE, selain itu terapi yang
menghilangkan gejala klinis dari penyakit pasien, terjadi saat pasien di terapi dengan terapi
untuk JSLE

Anda mungkin juga menyukai