Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengue Haemmorhagic Fever (DHF) atau yang lebih dikenal di
kalangan awam sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat menyerang
pada kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa. Penyakit ini telah
menimbulkan masalah kesehatan di berbagai negara terutama bagi negara
berkembang seperti Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka
morbiditas dan mortalitas DBD di Indonesia (Misnadiarly, 2009).
Data statistik dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
bahwa kasus demam berdarah dengue di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik
Barat telah melampaui 1,2 juta kasus pada tahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta
pada tahun 2010 (berdasarkan data resmi yang disampaikan oleh Negaranegara Anggota). Pada tahun 2013, terdapat 2,35 juta kasus dengue dilaporkan
di Amerika. Pada tahun 2014,menunjukkan peningkatan kasus di Kepulauan
Cook, Malaysia, Fiji dan Vanuatu, dengan Dengue Tipe 3 (DEN 3)
mempengaruhi negara-negara (WHO, 2014).
Penyakit DBD di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah
satu penyakit endemik dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB) di musim-musim tertentu yaitu dimusim penghujan, semenjak Januari
sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD diseluruh Propinsi

Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389


orang (CFR: 1,53%). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi Jawa Timur (11.534
orang) sedangkan CFR (Case Fatality Rate) tertinggi terdapat di Propinsi Nusa
Tenggara Timur (3,96%), (Depkes RI, 2004).
Sedangkan tahun 2013 ini, selama Januari Juni DBD dilaporkan
terjadi di 31 provinsi deNgan jumlah kasus sebanyak 48.905 penderita, dan
376 diantaranya meninggal dunia (Direktorat Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes 2013).
Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur
meningkat tajam pada awal tahun 2013. Hal ini diketahui berdasar data Dinas
Kesehatan (Dinkes) Jatim. Jumlah penderita DBD pada Januari-Februari 2012
sebesar 1.764 dan yang meninggal 32 orang. Sementara untuk periode yang
sama tahun ini, yakni pada Januari-Februari 2013 sebesar 4.997 dan yang
meninggal 49 orang.
Sedangkan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten
Trenggalek tercatat dan terlaporkan pada tahun 2013 sebanyak 333 kasus
meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan tahun 2012 sebanyak 171
kasus. Dengan Incidens Rate sebesar 48,90/100.000 penduduk dan terdapat 3
kecamatan dengan kasus tertinggi yaitu Karangan, Pogalan dan Dongko
(DINKES, Trenggalek 2013).
Pencegahan penyakit DBD menjadi begitu penting dikarenakan
antara lain mobilitas penduduk tinggi, curah hujan yang tinggi, dan masih
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang berpengaruh pada rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan pribadi serta

lingkungan. Rendahnya tingkat pendidikan akan menghambat program


pembangunan kesehatan. Seseorang yang mempunyai latar belakang
pendidikan rendah atau buta huruf, pada umumnya akan mengalami kesulitan
untuk menyerap ide-ide baru dan membuat mereka bersifat konservatif, karena
tidak mengenal alternatif yang lebih baik. Dikatakan semakin tinggi tingkat
pendidikan formal seseorang maka biasanya tingkat keperdulian terhadap
kesehatan diri dan lingkungan semakin baik. Masyarakat yang pernah
menempuh pendidikan formal pada umumnya perduli dan memahami
pentingnya pendidikan kesehatan (Kasnodiharjo, 2001).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Kondisi Lingkungan
Masyarakat dengan Pengendalian Kejadian Demam Berdarah Dengue di Desa
Salamrejo Kecamatan Kabupaten Trenggalek.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar
belakang di atas, maka rumusan penilitian adalah Bagaimana hubungan
Antara Kondisi Lingkungan, Masyarakat dengan Pengendalian kejadian
Demam Berdarah Dengue di Desa Salamrejo Kecamatan Kabupaten
Trenggalek.
1.3 Tujuan
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kondisi lingkungan,
sikap dan perilaku masyarakat dengan pengendalian kejadian demam
berdarah dengue di desa salamrejo kecamatan kabupaten trenggalek.

1.3.2

Tujuan Khusus
1. Untuk

Mengindentifikasi

hubungan

kondisi

lingkungan

masyarakat.
2. Untuk mengindentifikasi sikap dan perilaku massyarakat terhadap
pengendalian demam berdarah dengue.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
peneliti tentang hubungan antara kondisi lingkungan, sikap dan perilaku
masyarakat dengan pengendalian kejadian demam berdarah dengue di desa
salamrejo kecamatan kabupaten trenggalek.
2. Bagi lahan penelitian
Sebagai bahan dan data tentang hubungan tingkat pengetahuan masyarakat
tentang kebersihan lingkungan dalam upaya pencegahan DBD.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
khususnya masalah pencegahan DBD.

Anda mungkin juga menyukai