Jurnal Revi
Jurnal Revi
Jurnal Revi
lama hari rawat tidak normal. Hasil uji statistik yang telah
dilakukan didapatkan nilai p= 0,019 (p<0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna
Tingkat
Kecemasan dengan Lama Hari Rawat pada Pasien Sindroma
Koroner Akut (SKA) di Ruang Rawat Jantung RSUP Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2014.
IV. PEMBAHASAN
Hasil penelitian terdapat sebanyak (16,7%) pasien yang
mengalami tingkat kecemasan berat sampai berat sekali, hasil
penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Sarinti (2007) di RSU Tunerjo Semarang,
dimana didapatkan data kecemasan sedang (14,3%).
Kecemasan ini diukur dengan Hamilton Rate Scale for
Anxiety (HRSA). Kompleks permasalahannya dapat
disebabkan oleh faktor usia pasien dengan tingkat kecemasan
dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa
dan lebih banyak pada wanita, Sebagian besar kecemasan
terjadi pada umur 21-45 tahun, dan juga disebabkan oleh
tingkat pendidikan dimana pendidikan bagi setiap orang
memiliki arti masing-masing, pendidikan pada umumnya
berguna dalam merubah pola pikir, pola bertingkah laku dan
pola pengambilan keputusan (Kaplan dan Sadock, 1997).
Peneliti mendapatkan bahwa pasien yang mengalami tingkat
kecemasan berat sampai berat sekali sebanyak (16,7%), pasien
yang mengalami tingkat kecemasan berat maka akan susah
untuk istirahat dan tidur, karena pasien akan berfikiran tentang
penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan kecemasan pasien
meningkat dan bahkan pasien bisa dalam tahap panik. Untuk
mengatasi tingkat kecemasan berat sampai berat sekali yang
dialami pasien, sebaiknya pasien mampu dalam pengendalian
diri untuk mengatasi rasa cemas yang dirasakannya serta
motivasi dari keluarga ataupun orang terdekat pasien. Menurut
peneliti, pada kuesioner menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan ringan sampai sedang sebanyak (83,3%) yang
dialami pasien dikarenakan: perasaan cemas, ketegangan, dan
ketakutan. Perasaan cemas yang dirasakan pasien Sindroma
Koroner Akut (SKA) akan mempengaruhi tingkat kecemasan
yang dialami, semakin cemas pasien dengan kondisi atau
keadaan penyakit yang dialaminya maka akan semakin tinggi
tingkat kecemasannya, pasien dengan SKA juga akan
merasakan ketegangan yang berakibatkan kurangnya istirahat
serta merasakan gelisah, serta ketakutan tidak ada dirasakan
oleh pasien seperti takut gelap, takut pada orang banyak dan
takut ditinggal sendiri. Gejala-gejala yang dialami oleh pasien
yang mengalami tingkat kecemasan ringan sampai sedang
lebih baiknya cepat diatasi agar tidak berlanjut untuk tingkat
kecemasan berat sampai berat sekali. Pasien yang mengalami
tingkat kecemasan akan mengalami gangguan respon
psikologis, kecemasan dapat membuat individu menarik diri
dan menurunkan katerlibatan dengan orang lain. Jadi perlu
diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang
dialaminya pada pasien dengan Sindroma Koroner Akut
(SKA) agar pasien mengetahui tentang gejala-gejala penyakit
yang di alaminya, sehingga mampu untuk mengatasi
kecemasan atau perasaan cemas yang dirasakannya.
[19] Trisnoldi, Hanafi, B. (2006). Angina Pektoris Tak Stabil. Dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi 1. Jakarta : Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam. FKUI
[20] Wartawan, I. 2011. Analisis lama Hari Rawat Pasien yang Menjalani
Pembedahan Di Ruang rawat Inap Bedah (Tesis). Universitas Indonesia