Anda di halaman 1dari 7

Penyakit Akibat Kerja: Hepatitis B

Alexandra
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2014
Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 1510
shionnette@yahoo.com

Pendahuluan
Seorang laki-laki berusia 28 tahin datang ke klinik dengan keluhan lemas dan sering
merasa demam. Hasil anamnesis nya adalah pasien mengalami lemas dan sering demam sejak
1 minggu yang lalu dan belum berobat, keluhan disertai mual dan adanya urin yang berwarna
seperti teh. Pekerjaan pasien adalah analis lab umum selama 5 tahun. Pasien mengaku jarang
menggunakan sarunga tangan (APD) pada saat berkerja. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan
tekanan darah: 130/80 mmHg, nadi 68x/menit, nafas 22x/menit, suhu 37,8

C, dan

ditemukannya sclera ikterik. Pemeriksaan AST/ALT didapatkan meningkat.


Keluhan lemas dan sering demam sering dihubungkan dengan adanya gangguan pada
hepar dan juga paru. Salah satu factor yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja adalah
factor biologi nya, dimana penyakit itu dikarenakan oleh mikroorganisme yang terpajan pada
pekerja. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh populasi
pekerja; disebabkan oleh penyebab yang spesifik; ditentukan oleh pemajanan di tempat kerja
ada atau tidaknya kompensasi.1,2 Penyakit akibat kerja harus diobati, tanpa peduli akan
penyebabnya, insidensinya dan atas pertimbangan lainnya, sebagai risiko pekerjaan mereka
(pekerja) dan bukan risiko umum untuk semua orang. Penyakit akibat kerja merupakan
penyakit yang, tanpa lingkunan khusus, dengan pasti dapat ditentukan atau diduga
hunungannya dengan sifat-sifat pekerjaan.3

Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Anamnesis dilakukan berdasarkan
pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu
penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien.4
Pada kasus ini pertanyaan yang dapat ditanyakan yaitu:3,5
-

Sejak kapan merasa lemas dan sering demam?

Apakah sudah berobat? Jika sudah bagaimana hasilnya? Obat apa yang
diberikan?

Adakah mual dan atau muntah?

Adakah nafsu makan dan berat badan menurun?

Adakah perut membesar?

Adakah muntah darah?

Apakah ada konsumsi alcohol?

Bagaiwana warna urin dan feses?

Apakah pekerjaan pasien?

Sudah berapa lama berkerja?

Berapa lama bekerja dalam 1 hari?

Bagaimana cara bekerja?

Bahan apa saja yang dikerjakan?

Apakah memakai alat pelindung diri (APD)?

Apakah pernah tertusuk jarum suntik?

Apakah ada alergi?

Apakah di keluarga atau di lingkungan kerja ada juga yang menderita


keluhan sama?

Bagaimana hygiene nya?

Bagaimana hubungan dengan rekan kerja dan atau bos?

Apakah sedang mengalami stress yang berlebih?

Apakah ada konsumsi alcohol dan atau rokok?

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang perlu dicari:3,5
-

TTV

Sklera ikterik

Spider nevi dan eritema palmaris

Hepatomegaly

Splenomegaly

Limfadenopati

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:3,5
-

Darah lengkap

Bilirubin

AST/ALT

Albumin globulin

Urin dan feses

HBsAg

Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari hepatitis adalah hepatitis A dan hepatitis C, penyakit ini
memiliki gejala serupa, tetapi terdapat beberapa perbedaan pada salah satunya adalah cara
transmisi penyakitnya. Hepatitis A bertransmisi melalui transmisi enteric (fecal-oral),
transmisi melalui transfuse darah sangat jarang ditemukan. Hepatitis C mempunyai cara
transmisi melalui darah, seksual, dan maternal-neonatal. Hepatitis C lebih jarang ditemukan
dibandingkan dengan hepatitis B.5

7 Langkah Diagnosis6
1. Diagnosis Klinis
Hepatitis B mempunyai masa inkubasi 15-180 hari, viremia berlangsung selama
beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut. HBV dapat ditemukan di darah,
semen, sekret servikovginal, saliva, dan cairan tubuh lain. Cara transmisinya dapat
melalui darah, seksual, penetrasi jaringan perkutan atau permukosa (tertusuk jarum,
penggunaan bersama pisau cukur, silet, tato, akupuntur, tindik, sikat gigi), dan transmisi
maternal-neonatal, maternal-infant.5
2. Pajanan yang Dialami
Pada kasus ini didapatkan dari anamnesis bahwa pasien bekerja sebagai analis
laboratorium umum, pajanan yang mungkin terjadi adalah pajanan biologi. Dan
dinyatakan pasien jarang menggunakan sarung tangan sebagai alat pelindung diri,
sehingga dapat terjadi kemungkinan pasien tertusuk oleh jarum suntik yang
mengandung virus Hepatitis B.
Pajanan biologi adalah bahan biologi yang ada di sekitar manusia dalam bentuk
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasite), tumbuhan (debu organic), dan
binatang. Pajanan biologi di tempat kerja sering tidak dapat dihindari. Harus dibedakan
penyakit akibat pajanan biologi di tempat kerja atau yang biasa terjadi di masyarakat
luas.7,8
Pajanan biologi dapat digolongkan:7,8
-

Pajanan biologi akibat kerja: dialami akibat bekerja langsung dengan bahan
biologi atau merupakan hasil langsung dari proses kerja yang dilakukan pekerja.

Pajanan biologi lingkungan kerja: akibat tercemarnya lingkungan kerja, dan


merupakan akibat tidak langsung (hygiene, pemeliharaan yang kurang baik).

Pajanan biologis alamaiah/bukan akibat kerja: pajanan yang secara alamiah


berada di lingkunan tempat kerja.

3. Hubungan Pajanan dengan Diagnosis Klinis


Pajanan darah yang terkontaminasi virus hepatitis B sudah dipastikan dapat
menyebabkan timbulnya penyakit dengan gejala seperti yang diderita pasien,
dikarenakan gejala pada hepatitis antara lain:3,5
-

Malaise, anoreksia, mual dan muntah

Gejala flu, faringitis, batuk, coryza, fotofobia, sakit kepala dan myalgia

Demam

Icterus

Urin berwarna gelap

Pruritus

Pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati

Splenomegaly ringan dan limfadenopati

4. Jumlah Pajanan yang Dialami


Pajanan biologi tidak mempunyai nilai ambang batas, teapi dapat dilihat dari
virulensi mikroorganisme dan daya tahan tubuh seseorang. Bila virulensi bakteri kuat
tetapi daya tahan tubuh seseorang itu kuat, bisa saja infeksi tidak timbul. Dan
sebaliknya bila virulensi nya lemah dan daya tahan tubuh sedang turun, dapat terjadi
infeksi atau reaksi alergi pada orang yang terpajan.7,8
5. Peranan Faktor Individu
Menentukan factor-faktor lain yang mungkin dapat menyebabkan penyakit. Dapat
ditentukan dari keterangan riwayat penyakit, riwayat pekerjaan maupun riwayat
keluarga. Pada kasus ini didapatkan pasien jarang menggunakan sarung tangan (APD)
yang dapat menyebabkan tertusuknya jarum suntik yang terkontaminasi pada dirinya,
sehingga menyebabkan transmisi mikroorganisme.
6. Faktor Lain Diluar Pekerjaan
Mencari adanya kemungkinan factor lain yang bukan factor pekerjaan yang dapat
menyebabkan penyakit tersebut seperti adanya stress, kebiasaan meminum alcohol,
kebiasaan merokok, dsb. Pada kasus ini tidak didapatkan.
4

7. Diagnosis PAK atau bukan PAK


Berdasarkan pembahasan menurut 7 langkah menetapkan diagnosis okupasi, gejala
lemas dan sering demam yang kemungkinan besar disebabkan oleh virus hepatitis B
merupakan penyakit akibat kerja.6

Penatalaksanaan5
-

Pertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat

Menghindari konsumsi alcohol

Hidari aktivitas fisik yang berlebih dan berkepanjangan

Dapat diberikan obat lamivudine atau adefovir

Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:9
-

Penerapan hygiene perorangan

Cara kerja yang aman

Pemakaian alat pelindung diri (APD) yang sesuai

Proteksi yang spesifik (imunisasi dan profilaksis)

Penyuluhan dan edukasi mengenai bahaya potensial di tempat kerja dengan


gangguan kesehatan yang mungkin timbul

Penyuluhan dan edukasi hygiene perorangan dengan penyediaan fasilitas

Pencegahan menggunakan imunoprofilaksis dapat dilakukan sebelum paparan dan


pasca paparan. Vaksin yang digunakan sebelum paparan adalah vaksin rekombinan ragi
yang mengandung HBsAG yang imunogenik sehingga menginduksi konsentrasi proteksi anti
HBsAg. Vaksin ini diberikan secara IM dan diulang pada 1 dan 6 bulan kemudian. Untuk
vaskin pasca paparan diberikan vaksin hepatitis B (HBV) dan immunoglobulin hepatitis B
(HBIG). HBIG diberikan sesegera mungkin setelah paparan, lalu vaksin HBV disuntikan
pada deltoid sisi lainnya pada hari yang sama. Lalu diulang 1 dan 6 bulan kemudian5

Penutup
Keluhan lemas dan sering demam sering ditemukan pada seseorang yang mengalami
gangguan hati, salah satu penyebabnya adalah virus hepatitis B yang dapat di transmisikan
melalui darah dan cairan tubuh, serta dari ibu ke anak. Bila jarum suntik yang terkontaminasi
menusuk jari yang tidak terlindungi, transmisi dapat terjadi sehingga menimbulkan
munculnya gejala penyakit tersebut. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, dapat digunakan
sarung tangan (APD) dan dapat juga dilakukan pemberian imunoprofilaksis atau imunisasi.

Daftar Pustaka
1. Sugeng, B. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: Haji Masagung; 2003.
2. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.h.233-9.
3. Harrington JM, Gill FS. Kesehatan kerja. Edisi ke-3. Cetakan ke-1. Jakarta: EGC;
2005.h.67-8.
4. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007.h.117
5. Sanityoso A. Hepatitis virus akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S.. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi ke-5. Cetakan
ke-1. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.644-51.
6. McKenzie, James F. Kesehatan masyarakat. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2007.h.615.
7. Ridwan H. Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: EGC; 2009.
8. Jeyaratnam J, David K. Buku ajar praktik kedokteran kerja. Jakarta: EGC; 2009.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja.
www.depkes.go.id, diakses tanggal 10 Oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai