~1~
~2~
~3~
Dungo Ayu (rangka, kotak clan daun-daun kayu). Hal ini tesjadi sekitar tahun
1892 dimana Pemerintah Hindia Belanda sedikit demi sedikit mulai menyusup
masuk mempengaruhi adat istiadat clan kebudayaan Gorontalo yang antara lain
ikut mempengaruhi pula bentuk Paluwala dengan hiasan-hiasannya sebagai
berikut:
Tudung Makuta letaknya menjulang ke atas dan terkulai ke belakang berbentuk
bulu Unggas. Sebagaimana kita ketahui bahwa bulu-bulu Unggas adalah halus
dan lembut maka sifat-sifat kehalusan yang demikian itulah diharapkan dari budi
pekerti Raja. Layi ini diletakkan menjulang ke atas melambangkan hubungan
Arab ALIF yang mengandung makna Ke Esaan Tuhan,
Pada Layi ini melekat hiasan emas yang berbentuk daun sebanyak lima clan yang
memberi pengertian lima prinsip dalam kehidupan adat istiadat Daerah Gorontalo,
yaitu:
1. WuUdu (adat berpakaian)
2. Aadati (kebiasaan yang sopan)
3. Tinepo (penghargaan sesama Umat)
4. Tombula (membalas penghormatan orang lain)
5. Buto (hukum)
Selain itu pula dihiasi dengan delapan bintang kecil yang memberi pengertian
bahwa 8 Negeri di daerah Gorontalo, yaitu: Bilinggata, Hunginaa, Wuwabu,
Lupoyo di Kerajaan Gorontalo clan Dunggala, Tomilito, Tibawa, Butaiyo di
Kerajaan Limboto bersama-sama menganut lima prinsip itu. Dengan demikian
maka bintang-bintang kecil itu diletakkan di atas lima daun prinsip itu.
Di bawah dari Delapan bintang ini terdapat lagi 6 buah bintang lainnya yang
dikiaskan pada 6 Rukun Iman yaitu:
1. Kepercayaan kepada Tuhan
2. Kepercayaan kepada Malaikat
3. Kepercayaan kepada Kitab Suci
4. Kepercayaan kepada Rasul
5. Kepercayaan Kepada hari Kiamat
6. Kepercayaan Kepda Takdir
Sedangkan di atas bintang-bintang kecil itu terdapat bintang besar terletak di
tengah-tengah Layi yang melambangkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa. Pada kiri
clan kanan bahagian depan terdapat dua hiasan berbentuk mata yang
mengharuskan kepada Sang Raja untuk harus bermata tajam memperhatikan
keadaan rakyat.
Pada sekeliling sayap Makuta melilit rantai clan umbaiumbai yang memberikan
makna sebagai rakyat clan dengan segala harapan-harapannya. Sedangkan
samping kiri clan kanan sayap Makuta dihiasi dengan ular naga yang
menggambarkan kewaspadaan.
Ber Takwa Doa: Pasangan daripada Makuta disebut Baju Raja dimana
sebelumnya Paluwala diganti dengan Makuta biasanya dipakai Bo0 Takuwa
DaA. Bo0 artinya baju clan Takowa berasal dari Takwa yaitu takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Pada Baju Raja ini yang dapat diberikan pengertian hanyalah hiasan yang melilit
pada leher dengan dua buah tali yang dilekatkan arah ke bawah yang sama
pengertiannya dengan kalung dalam pakaian BiliU. Dapat ditambahkan Baju Raja
karena baju ini dirancang bersama-sama dengan perubahan Palu wala menjadi
Makuta.Celana Raja: pada celana Raja disamping kiri clan kanannya dihiasi
dengan seutas tali lurus dari atas ke bawah sebagai pengertian kepada Raja untuk
~4~
harus berlaku jujur kepada rakyat. Demikian pula pemakaian sepatu dalam
pasangan baju ini baru dikenal pada akhir abad ke XIX.
lkat Pinggang dan Pending, sama pengertiannya dengan Bintolo clan Etango
pada pakaian BiliU.
Pedang:mdalam bahasa Daerah Gorontalo disebut Jambiya. Pedang kebesaran ini
dialmbangkan sebagai pertanggung jawaban Raja dalam mempertahankan clan
mem-bela kerajaan bersama rakyat yang penyematannya dirangkaikan dengan
sebuah sanjak:
Bangusa Talalo (Bangsa dipelihara)
Lipu Po Duluwalo (Negara dibela)
Openu demoputi Tulalo (Lebih baik berputih tulang)
Bodila moputi Baya (Dari pada berputih muka)
Dalam pengertian yang lebih tegas mempunyai arti lebih baik berkalung tanah
daripada malu. Jambiya ini terikat dengan secarik kain berwarna merah yang
mengharuskan seorang Raja itu berani, dan berjiwa patriotisme.
~5~