Anda di halaman 1dari 25

Cost Accounting

Job Order Costing


Dr.Bakti Setyadi, S.E, M.M, Ak, CA

First Article !!!


During the class

The lesson is started ..

Our topics today,


are about:
Cost Methods
Job Order Cost System VS
Process Cost System
The Characteristics
Predetermined Rate
Exercises

Cost Method
Metode pengumpulan harga pokok bermafaat bagi manajemen untuk
menentukan besarnya harga pokok produk atau jasa. Metode
pengumpulan harga pokok terbagi atas dua, yaitu:
1. Metode harga pokok pesanan (job order cost method).
Metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan yang
menghasilkan produk berdasarkan pesanan.

2. Metode harga pokok proses (process cost method).


Metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan yang
menghasilkan produk secara massa.

The differences
Perbedaan Harga Pokok Pesanan dan
Harga Pokok proses
Segi Perbedaan

Harga Pokok Pesanan

Harga Pokok Proses

Dasar kegiatan Pesanan langganan


Produksi
Tujuan produksi Melayani pesanan

Persediaan yang akan dijual

Bentuk produk

Tergantung spesifikasi pemesan

Homogin & standar

Pengumpulan
biaya produksi
Perhitungan
biaya produksi
Harga pokok
per unit

Setiap pesanan

Setiap satuan waktu

Pada saat suatu pesanan selesai

Perusahaan

Percetakan, kontraktor, dsb

Pada akhir periode atau satuan


waktu
Harga pokok periode tertentu
dibagi jumlah produk periode
tertentu
Pabrik semen, kertas, tekstil, dsb

Harga pokok pesanan dibagi


jumlah pesanannya

Budget produksi

Introduction Job Order Costing Video (4:43)

Characteristic
Karakteristik Job Order Costing:
1. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga:
a. Bentuk produk tergantung dari pemesan;
b. Sifat produksi terputus-putus, tergantung ada tidaknya pesanan.

2. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan, sehingga:


a. Perhitungan biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai;
b. Perhitungan biaya per unit didapat dengan membagi total biaya produksi dengan
total unit yang dipesan.

Characteristic
3. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu biaya
produksi (job order cost sheet) yang berfungsi sebagai buku pembantu
biaya, yang memuat:
a. Informasi umum seperti nama pemesan, jumlah pemesanan, tanggal pesanan,
dsb;
b. Informasi biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik.

4. Bahan yang diolah dalam proses produksi dibedakan menjadi bahan baku
dan bahan pembantu, & tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja
langsung & tenaga kerja tidak langsung.

Characteristic
5. Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka (predetermined rate), karena:
a. Ada sebagian BOP merupakan biaya tetap seperti depresiasi, sehingga jika
menggunakan biaya sesungguhnya maka pembebanan BOP per unit akan
berfluktuasi sesuai dengan volume produksi.
b. Ada sebagian BOP frekuensi terjadinya tidak merata seperti biaya perbaikan,
sehingga jika menggunakan harga pokok sesungguhnya maka harga pokok akan
dibebani BOP yang tinggi pada waktu terjadinya overhead, dan sebaliknya
dibebani biaya overhead yang lebih kecil pada saat tidak terjadi pengeluaran biaya
overhead.
c. Ada sebagian BOP yang baru diketahui pada akhir periode seperti biaya listrik
pabrik, sehingga jika produk selesai di pertengahan bulan tidak dapat dihitung
harga pokoknya sampai diketahui BOP sesungguhnya pada akhir bulan.

Cost Accounting System


Sistem akuntansi biaya terbagi atas dua, yaitu:
1. Harga pokok sesungguhnya (historical/actual cost).
Pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan sesuai dengan harga pokok
yang sesungguhnya. Harga pokok dihitung pada akhir periode setelah biaya yang
sesungguhnya dikumpulkan. Sistem ini hanya untuk penentuan harga pokok saja,
tidak dapat dipakai untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

2. Harga pokok ditentukan dimuka (predetermined cost).


Pembebanan harga pokok sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum
pesanan dikerjakan. Biaya yang sesungguhnya diperbandingkan dengan biaya yang
ditentukan dimuka & dianalisis penyebab perbedaannya. Dapat digunakan sebagai
alat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen.

10

Predetermined Cost

Perencanaan dan
Pengambilan
Keputusan

Penentuan Harga
Pokok Dimuka

Pelaksanaan
Kegiatan

Pengendalian
Biaya

Pembebanan Harga
Pokok Ditentukan
Dimuka
Analisis
Penyimpangan
Biaya
Pengumpulan Biaya
Sesungguhnya

11

Job Order Costing


Exercises -1
PT. Enconk menerima pesanan furnitur dari PT.Encink sebesar Rp.12 juta. Pesanan tersebut diberi
kode P-01. Berikut transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pesanan tersebut:
Pembelian bahan:
20 kpg kayu @ Rp.500.000
= Rp.10.000.000
100 L politur @ Rp.5.000
= Rp. 500.000
15 peti lem
@ Rp.20.000
= Rp. 300.000
5 peti kayu
@ Rp.40.000
= Rp. 200.000
= Rp.11.000.000
Permintaan bahan untuk memproduksi pekerjaan P01:
5 kpg kayu
@ Rp.500.000
= Rp.2.500.000
10 L politur @ Rp.5.000
= Rp. 50.000
1 peti lem
@ Rp.20.000
= Rp. 20.000
1 peti kayu
@ Rp.40.000
= Rp. 40.000
= Rp.2.610.000

12

Job Order Costing


Exercises -1
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya penyusutan

Rp.3.500.000
Rp.1.000.000
Rp.2.000.000

Biaya BOP dibebankan atas dasar tarif, yaitu 75% dari biaya tenaga kerja langsung.
Semua bahan baku adalah bahan baku tidak langsung, kecuali kayu.
Pertanyaan:
1. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.
2. Arus biaya pada rekening yang bersangkutan.
3. Membuat kartu biaya atas pesanan tersebut.

13

Job Order Costing


Exercises -1
Jawaban 1.a
1. Mencatat pembelian bahan baku:
Persediaan bahan baku
11.000.000
Utang dagang/kas
11.000.000
2. Mencatat pemakaian bahan baku:
BDP - bahan baku P-01
Persediaan bahan baku
3. Mencatat biaya tenaga kerja langsung:
BDP - tenaga kerja P-01
3.500.000
Biaya gaji
4. Mencatat BOP sesungguhnya:
BOP sesungguhnya
3.110.000
Biaya penyusutan
Biaya bahan tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung

2.500.000
2.500.000

3.500.000

2.000.000
110.000
1000.000

14

Job Order Costing


Exercises -1
5. Mencatat BOP yang dibebankan, 75% X Rp.3.500.000:
BDP - BOP
2.625.000
BOP yang dibebankan
2.625.000
6. Mencatat produk selesai, Rp.2.500.000 + Rp.3.500.000 + Rp.2.625.000:
Persediaan barang jadi
8.625.000
BDP - P-01
8.625.000
7. Mencatat penyerahan produk selesai & penjualan:
Piutang dagang/kas
12.000.000
Harga pokok penjualan
8.625.000
Persediaan barang jadi
Penjualan

8.625.000
12.000.000

15

Job Order Costing


Exercises -1
Jawaban 1.b

16

Job Order Costing


Exercises -1
Jawaban 1.c

17

Job Order Costing


Exercises -2
PT. Enconk menerima pesanan pelanggan dengan kode P-01 sebanyak 50 unit, P-02 sebanyak 80
unit, dan P-03 sebanyak 60 unit. Berikut informasi biaya yang dibutuhkan:

Pembelian bahan baku 6.000 kg, @ Rp.150


Pemakaian bahan baku P-01 1.000 kg, P-02 2.500 kg, P03 1.500 kg
Biaya tenaga kerja langsung Rp.900.000, dengan distribusi P-01 20%, P-02 50%, & P-03 30%
BOP yang dibebankan pada masing-masing pesanan dengan tarip120% dari biaya tenaga
kerja langsung
BOP sesungguhnya adalah sbb:
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp.450.000
Pemakaian suplai pabrik
Rp.300.000
Biaya listrik pabrik
Rp.100.000
Biaya penyusutan gedung pabrik
Rp.150.000

P-01 & P-02 telah selesai, tetapi hanya pesana P-01 yang diserahkan dengan harga jual Rp.12.500 per
unit.

18

Job Order Costing


Exercises -2
Pertanyaan:
1.
2.
3.

Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.


Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku, persediaan akhir barang dalam proses &
persediaan akhir produk selesai.
Laba kotor atas penjualan.

19

Job Order Costing


Exercises -2
Jawaban 2.a
1. Mencatat pembelian bahan baku, 6000 kg X Rp.150:
Persediaan bahan baku
900.000
Utang dagang/kas
900.000
2. Mencatat pemakaian bahan baku 5.000 kg X Rp.150 setiap pesanan:
BDP - bahan baku P-01
150.000
BDP - bahan baku P-02
375.000
BDP - bahan baku P-03
225.000
Persediaan bahan baku
750.000
3. Mencatat biaya tenaga kerja langsung setiap pesanan:
BDP - tenaga kerja P-01
180.000
BDP - tenaga kerja P-02
450.000
BDP - tenaga kerja P-03
270.000
Biaya gaji
900.000

20

Job Order Costing


Exercises -2
4. Mencatat BOP yang dibebankan, 120% X Rp.900.000:
BDP - BOP
1.080.000
BOP yang dibebankan

1.080.000

5. Mencatat BOP sesungguhnya:


BOP sesungguhnya
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Pemakaian suplai pabrik
Biaya listrik pabrik
Biaya penyusutan gedung pabrik

450.000
300.000
100.000
150.000

1.000.000

21

Job Order Costing


Exercises -2
6. Mencatat persediaan produk dalam proses P-03 yang belum selesai, dengan perhitungan sbb:
Biaya
P-01
P-02
Produk selesai
P-03
Bahan baku
150.000
375.000
525.000
225.000
TKL
180.000
450.000
630.000
270.000
BOP (120% X TKL) 216.000
540.000
756.000
324.000
546.000
1.365.000
1.911.000
819.000
Persediaan BDP
BDP - bahan baku
BDP - tenaga kerja
BDP - BOP

819.000
225.000
270.000
324.000

7. Mencatat penyerahan produk selesai & penjualan P-01 dengan jumlah 50 unit X Rp.12.500:
Piutang dagang/kas
625.000
Harga pokok penjualan
546.000
Persediaan barang jadi
546.000
Penjualan
625.000

22

Job Order Costing


Exercises -2
Jawaban 2.b
Bahan baku yang dibeli 6.000 kg X Rp.150
Bahan baku yang dipakai 5.000 kg X Rp.150
Persediaan akhir bahan baku

= Rp.900.000
= Rp.750.000
= Rp.150.000

Nilai persediaaan akhir barang dalam proses adalah Rp.819.000, yaitu untuk pesanan P-03 dengan
perhitungan sbb:
Biaya
Bahan baku
TKL
BOP (120% X TKL)

P-01
150.000
180.000
216.000
546.000

P-02
375.000
450.000
540.000
1.365.000

Produk selesai (P-01 & P-02)


Produk selesai yang diserahkan (P-01)
Persediaan akhir produk selesai (P-02)

Produk selesai
525.000
630.000
756.000
1.911.000
Rp.1.911.000
Rp. 546.000
Rp.1.365.000

P-03
225.000
270.000
324.000
819.000

23

Job Order Costing


Exercises -2
Jawaban 2.c
Penjualan P-01
50 unit X Rp.12.500
Harga pokok penjualan
Laba kotor atas penjualan

= Rp.625.000
= Rp.546.000
= Rp. 79.000

24

The End

Terima kasih atas perhatian


dan kehadiran anda semua
Semoga ada manfaatnya

bakti.setyadi@mail.binadarma.ac.id
25

Anda mungkin juga menyukai