Anda di halaman 1dari 49

III.

IDENTIFIKASI IMPACT POINT TEKNIS

A. Penyusunan Instrumen
Identifikasi impact point merupakan suatu langkah untuk mengetahui
permasalahan yang sedang dihadapi petani, sehingga memudahkan petani
dalam menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil. Langkah tersebut
berguna untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi petani. Instrumen
untuk menilai impact point teknis berisi anjuran-anjuran dalam rangka
penerapan inovasi dari sudut teknik yang mencakup penilaian luas cakupan dan
Tingkat Penerapan Teknologi (TPT), yaitu teknik sapta usaha tani yang terdiri
atas pembibitan, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan
penyakit, panen, dan pemasaran. Sebelum menentukan impact point, terlebih
dahulu disusun instrumen untuk menilai luas cakupan dan tingkat penerapan
teknologi (TPT) dengan menggunaan kuisoner. Berikut ini adalah kuesioner
yang digunakan dalam praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program
Penyuluhan Pertanian di Desa plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar.
Tabel 3.1 Kuesioner Penilaian Luas Cakupan dan Tingkat Penilaian Teknologi
(TPT) Teknis di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar
No
1
I
1.
2.

PERTANYAAN
2

ALTERNATIF JAWABAN
3

BENIH
Varietas
apa
yang
Saudara
pergunakan?
Dari mana asal benih yang Saudara
pergunakan?

3.

Berapa jumlah benih yang Saudara


pergunakan?

4.

Setiap
berapa
kali
Saudara
mengadakan pergantian benih?

II
1.

BERCOCOK TANAM
Bagaimana
cara
mengerjakan tanah

Saudara

35

a. Varietas unggul
b. Unggul Lokal
a. Dinas(PT Pertani, Sanghyang
Sri, KUD)
b. Pengankar/pedagang benih
c. Benih sendiri
a. Sesuai rekomendasi
b. Lebih dari rekomendasi
c. Kurang dari rekomendasi
a. Setiap musim tanam ganti
b. Setiap 2 musim tanam ganti
c. Setiap 3 musim tanam ganti
d. Lebih dari 3 musim tanam
ganti
a. Dikerjakan sesuai aturan
(dibajak,
dicangkul,
dan
digaru)

SKOR
4
(100)
30
15
20
15
10
30
20
10
20
15
10
5
(150)
30

36

b. Dikerjakan kurang intensif


(dicangkul dan diratakan)
c. Tidak dikerjakan pengolahan
2.

3.

Bagaimana
bedengan?

Saudara

membuat

Bagaimana Saudara membuat parit


keliling?

4.

Bagaimana cara Saudara menanam?

5.

Berapa ukuran jarak tanam yang


Saudara pakai?

6.

Berapa jumlah benih tiap lubang


yang dipergunakan?

7.

Apakah
Saudara
penyiangan?

melakukan

8.

Apakah
Saudara
pergiliran tanaman?

III
1.

PEMUPUKAN
Bagaimana
frekuensi
dilakukan?

2.

Berapakah dosis tiap frekuensi


pemupukan?

3.

Bagaimana
memupuk?

cara

melakukan

yang

Saudara

a. Sesuai dengan anjuran (lebar


2m, panjang sesuai dengan
lahan yang ada)
b. Tidak sesuai anjuran
c. Tidak dibuat bedengan
a. Dibuat sesuai anjuran (lebar
40 cm, kedalaman 40 cm)
b. Dibuat tidak sesuai anjuran
c. Tidak dibuat bedengan
a. Ditugal sedalam 3-5cm
b. Ditanam dengan sistem palir
c. Disebar
a. Sesuai anjuran (untuk yang
bercabang
banyak
menggunakan jarak 25x25
cm, yang bercabang sedikit
menggunakan jarak 20 x 20
cm
b. Tidak sesuai dengan anjuran
a. Sesuai dengan anjuran (2-3
biji/lubang)
b. Tidak sesuai anjuran
a. Dilakukan 2 kali dalam 1
musim
b. Dilakukan 1 kali dalam 1
musim
c. Tidak disiang
a. Dilakukan sesuai anjuran
(ganti tanaman tiap musim)
b. Tidak dilakukan (padi terus
menerus)
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.

4.

Apakah Saudara juga memberikan


pupuk organik sebagai tambahan
pupuk?

c.
d.
a.
b.
c.

IV
1.

PENGAIRAN
Apakah Saudara memberikan air
pada saat kemarau?

Dua kali selama pertanaman


Satu kali selama pertanaman
Tidak dipupuk
Sesuai anjuran
Lebih dari anjuran
Kurang dari anjuran
Ditugal, pupuk dimasukkan
lalu dibenam
Ditaruh dalam paliran lalu
dibenam
Disebar lalu diinjak-injak
Disebar saja
Menanam sesuai dengan
anjuran
Menambah
tidak
sesuai
dengan anjuran
Tidak menambah

a. Menambah air pada musim


kemarau secara rata

20

10
30

20
10
20
15
10
10
6
2
10

5
10
5
10
6
2
3

0
(100)
20
15
10
30
20
10
20
15
10
5
10
6
2
(50)
15

37

2.

3.

4.

Apakah
saudara
menambah
pemberian air pada saat tanaman
menjelang berbunga?
Apakah dalam fase pengisian
polong Suadara memberi air
pengairan?
Bagaimana cara saudara mengairi?

5.

Apakah
pengeringan
sebelum
dipanen saudara lakukan?

PENGENDALIAN HAMA DAN


PENYAKIT
Berapa kali Suadara melakukan
pemberantasan hama?

1.

2.

Berapa dosis spray yang Saudara


pergunakan setiap penyemprotan?

3.

Berapakah konsentrasi larutan yang


Saudara pergunakan?

4.

Alat apa yang Saudara pakai dalam


penyemprotan?

5.

Bagaimana
menyemprot?

6.

Apakah saudara menggunakan


pestisida yang sesuai dengan
hama/penyakitnya?

7.

cara

saudara

Siapa yang melakukan pengamatan


terhadap
adanya
hama
dan
penyakit?

b. Menambah tetapi tidak merata


c. Tidak menambah

10

a. Diberi tambahan air


b. Tidak diberi tambahan air

5
10
5

a. Diberi tambahan air


b. Tidak diberi tambahan air

10
5

a.
b.
a.
b.

PANEN
Kapan Saudara melakukan panen?

Bagaimana cara Saudara memanen?

VII
1

PEMASARAN
Bagaimana
system
penjualan
terhadap hasil panen Saudara?

5
0
5
0
(100)

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
a.
b.
a.
b.

a.
b.
c.

VI
1

Dibuatkan saluran pengairan


Tidak dibuatkan saluran
Dilakukan pengeringan
Tidak dilakukan

Empat kali penyemprotan


Tiga kali penyemprotan
Dua kali penyemprotan
Satu kali penyemprotan
Tidak disemprot
Sesuai dengan anjuran (1 lt 1
kali spray)
Lebih dari anjuran
Kurang dari anjuran
Sesuai anjuran (2 cc/lt)
Lebih dari anjuran
Kurang dari anjuran
Dengan alat penyemprot
(hand srayer/motor sprayer)
Dengan alat tradisonal
Sesuai anjuran (tepat waktu
dan interval)
Tidak sesuai anjuran
Sesuai dengan hama/penyakit
yang menyerang
Tidak
sesuai
dengan
hama/penyakit
yang
menyerang
Petugas pengamat hama
Regu pemberantasan hama
dari kelompok tani
Petani sendiri

a. Sesuai anjuran (100-110


HST)
b. Tidak sesuai anjuran
a. Dengan sabit
b. Dengan tangan saja

a. Dijual ke pengumpul
b. Dijual sendiri
c. Ditebaskan

10
8
6
4
2
10
6
2
10
6
2
10
5
10
5
15

10
15
10
5
(40)
25
5
15
5
(12)
8
6
2

38

Kemanakah Saudara memasarkan


hasil/produksi?

a. Ke daerah luar Kabupaten


b. Hanya
sampai
dalam
Kabupaten Setempat
c. Di desa/tempat sendiri

4
3
1

Sumber : Data Primer


B. Penetapan Sampel Petani Responden
Populasi merupakan sejumlah objek dangan ciri sama yang banyaknya
dapat diketahui atau tidak diketahui yang akan dikenakan atau diterapi hasil
penelitiannya. Populasi yang diminati untuk dijadikan fokus atau perhatian
disebut populasi target (target population). Saat melakukan suatu penelitian,
dimungkinkan untuk meneliti sejumlah kecil dari objek penelitian disebut
sabagai sampel, sedangkan proses pengambilan sampel dikenal dengan
sampling.
Praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian
dilaksanakan di Kecamatan Kerjo. Penetapan sampel responden dari kalangan
petani dimulai dari tahap penentuan lokasi, yaitu menentukan desa yang berada
di Kecamatan kerjo, Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 10 desa.
Penentuan sampel desa dilakukan berdasarkan lokasi desa yang berada di
sekitar Kecamatan kerjo sebagai pusat informasi. Sampel responden terdiri dari
3 kelompok tani, yaitu petani di Desa Plosorejo yang mayoritas petani
mengusahakan komoditas padi (Oryza sativa). Penentuan sampel responden
yang dipilih berdasarkan anjuran dari penyuluh di Kecamatan Kerjo yang
mengetahui seluk beluk kondisi petani dan tingkat pemahaman petani dalam
mengaplikasikan inovasi. Pertimbangan yang dilakukan oleh penyuluh
didasarkan pada tingkat keberhasilan kelompok tani dalam menyerap inovasi
yang ada, kelompok tani Tani makmur diketuai oleh Bapak Samino dipilih
sebagai sampel responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

C. Pengumpulan dan Pengolahan Data


Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

39

kepada pengumpul data. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak


langsung memberika data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain
atau melalui dokumen seperti monografi desa, data dari BPS dan sebagainya.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan
pada praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, meliputi:
1. Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat obyek
penelitian. Digunakan metode observasi terstruktur yaitu obsevasi yang
telah dirancang secara sistematis tentang hal yang diamati dan tempat
melakukan pengamatan. Peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa
yang akan diamati.
2. Wawancara
Teknik wawancara

yaitu pengumpulan data dengan teknik

pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan yang sudah dipersiapkan


sebelumnya kepada narasumber. Wawancara dilakukan dengan melalui
tatap muka secara langsung dengan narasumber yang bersangkutan.
Digunakan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tema praktikum.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner
kemudian dicatat atau direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan
data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi
apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi
yang dibutuhkan tersebut diukur.

4. Pencatatan
Teknik pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan media catatan oleh peneliti megenai data atau informasi
penting yang diperoleh dari narasumber atau obyek penelitian. Pencatatan

40

data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi
ataupun buku yang tersedia di tempat praktikum itu dilakukan.
Tabel 3.2 Nama dan Luas Lahan Petani Responden di Kelompok Tani Tani
Makmur di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar
Nama

Luas Lahan (Ha)

Sutardi
Narti

0,95
0,5

Sumini
Samino

0,3
1,69

Narno
Jumlah Luas Lahan

0,4
3,84

Sumber : Data Primer


Tabel 3.2 merupakan nama dan luas lahan petani di kelompok tani
Tani Makmur. Data yang dikumpulkan adalah kolom isian instrument
penilaian, data luas lahan yang digarap petani responden, dan luas areal
potensial di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar yaitu
18,95 hektar. Identifikasi impact point teknis dilakukan di Kelompok Tani
Tani Makmur dengan mengetahui data luas lahan yang digarap petani
responden. Petani yang dijadikan sampel di Kelompok Tani Tani Makmur
yaitu Bapak Samino sebagai ketua kelompok tani yang memiliki luas lahan
1,69 hektar, Bapak Sutardi yang memiliki luas lahan 0,95 hektar, Ibu Narti
yang memiliki luas lahan 0,5 hektar, Ibu Sumini yang memiliki luas lahan 0,3
hektar, Bapak narto yang memiliki luas lahan 0,4 hektar.
Penilaian Tingkat Penilaian Teknologi (TPT) Teknis Kelompok Tani
Tani makmur di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
adalah sebagai berikut:

41

Tabel 3.3. Tabulasi Data Impact PointTeknis Kelompok Tani Tani Makmur
di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
RESPONDE
N

Bapak
Sutardi

Narti

Sumini

Samino

Narno

I-1
1-2
1-3
1-4
II-1
II-2
II-3
II-4
II-5
II-6
III-1
III-2
III-3
III-4
III-5
IV-1
IV-2
IV-3
V-1
V-2
V-3
V-4
V-5
VI-1
VI-2
VI-3
VI-4
VI-5
VII-1
VII-2
VIII-1

30
15
30
20
30
6
10
15
10
20
30
15
15
5
10
20
10
5
10
12
10
15
5
15
3
0
0
0
5
15
6

30
15
30
20
30
10
20
15
20
10
30
30
30
20
10
20
10
3
10
12
10
15
10
15
3
6
0
8
25
15
2

30
15
20
20
30
10
20
30
20
10
30
30
15
5
10
20
10
0
10
12
10
15
10
15
15
0
0
8
25
15
2

30
15
30
10
30
10
20
15
20
10
30
30
15
10
10
20
10
5
10
12
10
15
5
15
3
0
0
8
25
15
2

30
15
10
10
20
10
20
30
20
10
30
30
15
20
5
20
10
0
10
12
10
15
10
15
15
0
0
0
25
15
8

VIII-2

Sumber: Data Primer

42

Tabel 3.3 menunjukkan hasil kuisioner penilaian Tingkat Penilaian


Teknologi (TPT) teknis yang berisi data skor diatas dan di bawah skor
maksimum. Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang berisi 32 pertanyaan
yang menyangkut teknik sapta usaha tani, terdiri atas pembibitan, penanaman,
pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dan
pemasaran. Setiap pertanyaan tersebut mempunyai nilai atau skor untuk
masing-masing jawaban. Petani sebagai responden diberikan pertanyaan untuk
dijawab kemudian dipilih nilai atau skor yang sesuai dengan jawaban petani
responden sehingga didapatkan tabulasi seperti pada Tabel 3.3. Pada kelompok
tani Tani Makmur mayoritas petani menggunakan Tingkat Penilaian
Teknologi (TPT) teknis berupa teknik sapta usaha tani yang sama antara satu
petani dengan petani lainnya karena pada saat dilaksanakannya praktikum,
kelompok tani Tani Makmur sudah diberikan materi penyuluhan tentang
teknik sapta usaha tani yang dapat dibuktikan dengan skor yang hampir sama
pada Tingkat Penilaian Teknologi (TPT) antar petani. Perbedaan hanya terjadi
pada petani yang merangkap sebagai PNS atau pegawai yaitu semua tenaga
kerja menggunakan tenaga kerja luar, sedangkan yang hanya sebagai petani
saja kebanyakan menggunakan tenaga kerja campuran atau tenaga kerja dalam.
Petani kelompok tani tersebut mayoritas sudah mengetahui cara bertani yang
baik yaitu dengan melakukan pergiliran tanaman setiap musimnya.
Setelah dilakukan tabulasi maka data akan diolah terlebih dahulu data
sebelum melakukan penarikan kesimpulan dalam identifikasi impact point
teknis. Pengolahan data ini sangat penting dilakukan karena sebagai dasar
untuk dapat melakukan penyaringan berdasarkan luas cakupan, % TPT dan
tambahan input. Penyaringan ini akan dilakukan dalam 3 tahap untuk dapat
memperoleh 4 masalah utama yang menjadi prioritas yang perlu diselesaikan
dalam kelompok tani tersebut. Data yang diperlukan adalah luas cakupan (ha),
% TPT dan tambahan input atau biaya (Rp) yang dikeluarkan.
D. Penarikan Kesimpulan
Dilakukan pengolahan data terlebih dahulu sebelum melakukan
penarikan kesimpulan dalam identifikasi impact point teknis. Data yang

43

diperlukan adalah luas cakupan (ha), % TPT dan tambahan input atau biaya
(Rp) yang dikeluarkan.
Tabel 3.4 Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point Teknis di
Kelompok Tani Tani Makmur, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo,
Kabupaten Karanganyar

27
28
29
30
31

Anjuran yang belum


diterapkan
Varietas yang di tanam
Asal benih
Ketersediaan benih
Harga benih
Pengolahan tanah
Cara menanam
Jarak tanam
Pergiliran tanam
Jumlah benih tiap lubang
Pembuatan bedengan
Frekuensi pemupukan
Dosis frekuensi pemupukan
Pupuk yang digunakan petani
Cara pemupukan
Ketersediaan pupuk
Frekuansi penyiangan
Alat penyiangan
Frekuensi penyemprotan
herbisida
Alat penyemprotan
Penggunaan pestisida yang
sesuai hama dan penyakit
Pengamatan hama dan penyakit
Dosis Spray
Waktu penyemprotan
Cara pengairan
Penyiraman saat kemarau
Penambahan air menjelang
berbunga
Pemberian air pada fase
pengisian polong
Pengeringan sebelum panen
Waktu panen
Cara memanen
Sistem penjualan hasil panen

32

Lingkup pemasaran

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Sumber: Data Primer

Luas Cakupan
(ha)
0
0
3,45
10,31
1,97
4,68
4,68
15,49
4,68
14,26
0
4,68
16,48
12,28
1,97
0
18,95

Input (Rp)

%TPT
0
0
50
50
66
60
50
50
50
50
0
50
50
33
50
0
66

45.000
0
0
45.000
40.000
35.000
0
0
500
0
150.000
75.000
5.000
0
0
5.000
40.000

5,92
0

20
0

45.000
25.000

0
18,95
0
13,02
0
15,49

0
76
0
50
0
20

0
0
20.000
0
40.000
10.000

16,48

5.000

18,95
6,66
4,68
0
16,97

0
0
20
0
37,5

5.000
0
0
35.000
20.000

18,95

45

25.000

44

Tabel 3.4 diatas menunjukkan 32 anjuran yang belum diterapkan


dengan luas cakupan, %TPT dan input atau biaya. Menentukan luas cakupan
dan %TPT didapatkan dengan menggunakan rumus-rumus yaitu:
Luas cakupan=

xLuas Areal Potensial

Luas cakupan mayoritas sebesar diatas 10 ha, sehingga dapat dikatakan


bahwa berdasarkan luas cakupan, teknik sapta usaha tani sudah dilakukan
walaupun hanya sebagian saja. Tingkat Penerapan Teknologi (TPT) teknis
mayoritas 0% sehingga dapat dikatakan bahwa Kelompok Tani Tani
Makmur belum menerapkan seluruh teknologi yang ada. input diperoleh
dari tambahan biaya yang dikeluarkan petani jika tidak menerapkan anjuran
yang diterapkan atau tidak sesuai rekomendasi. input yang dihasilkan
sebagian besar sebesar Rp 0,- sehingga dapat dikatakan Kelompok Tani Tani
Makmur sudah melaksanakan teknik sapta usaha tani, meskipun masih dalam
jumlah yang sedikit.

45

Tabel 3.5 Saringan 1 Identifikasi Impact Point Teknis Kelompok Tani Tani
Makmur, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar
Anjuran yang belum
diterapkan

Harga benih

10,31

50

45.000

14,26

50

Pembuatan bedengan
Pupuk yang digunakan
petani

16,48

50

5.000

Cara pemupukan

12,28

33

Alat penyiangan
Frekuensi penyemprotan
herbisida

18,95

66

40.000

5,92

20

45.000

15,49

50

Pergiliran tanam
Pengamatan hama dan
penyakit

18,95

76

Waktu penyemprotan

13,02

50

10

15,49

20

10.000

16,48

5.000

12

Penyiraman saat kemarau


Penambahan air menjelang
berbunga
Pemberian air pada fase
pengisian polong

18,95

5.000

13

Pengeringan sebelum panen

6,66

14

Waktu panen

4,68

20

15

Sistem penjualan hasil panen

16,97

37,5

20.000

16

Lingkup pemasaran

18,95

45

25.000

6
7

11

Luas Cakupan
(ha)

Input (Rp)

No.

% TPT

Sumber : Data Primer


Tabel 3.5 merupakan saringan 1 Identifikasi Impact Point Teknis pada
Kelompok Tani Tani Makmur, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar diperoleh dari dari 32 anjuran sebelum dilakukan penyaringan.
Semua anjuran tersebut dipilih 50% anjuran yang belum diterapkan oleh
kelompok tani berdasarkan urutan luas cakupan yang terbesar, sehingga
didapatkan 16 anjuran dari 32 anjuran sebelum dilakukan penyaringan.
Anjuran yang belum diterapkan tersebut antara lain adalah antara lain adalah
harga benih dengan luas cakupan 10,31 ha, pembuatan bedengan dengan luas
cakupan 14,26 ha, pupuk yang digunakan petani dengan luas cakupan 16,48 ha,
cara pemupukan dengan luas cakupan 12,28 ha, alat penyiangan dengan luas
cakupan 18,95 ha, frekuensi penyemprotan herbisida dengan luas cakupan 5,92
ha, pergiliran tanam dengan luas cakupan 15,49 ha, pengamatan hama dan

46

penyakit dengan luas cakupan 18,95 ha, frekuensi waktu penyemprotan dengan
luas cakupan 13,02 ha, penyiraman saat kemarau dengan luas cakupan 15,49
ha, penambahan air menjelang berbunga dengan luas cakupan 16,48 ha,
pemberian air pada fase pengisian polong dengan luas cakupan 18,95 ha,
pengeringan sebelum panen dengan luas cakupan 6,66 ha, waktu panen dengan
luas cakupan 4,68 ha, sistem penjualan hasil panen dengan luas cakupan 16,97
ha, dan yang terakhir adalah lingkup pemasaran dengan luas cakupan 18,95 ha.
Tabel 3.6 Saringan 2 Identifikasi Impact Point Teknis di Kelompok Tani
Budi Pratiwi, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten
Sukoharjo
No.

Anjuran yang
belum diterapkan

1.
2.

Cara pemupukan
Frekuensi
penyemprotan
herbisida
Penyiraman saat
kemarau
Penambahan air
menjelang berbunga
Pemberian air pada
fase pengisian
polong
Pengeringan sebelum
panen
Waktu panen
Sistem penjualan
hasil panen

3.
4.
5.

6.
7.
8.

Luas Cakupan (ha)

Input (Rp)

%TPT

12,28

33

5,92

20

45.000

15,49

20

10.000

16,48

5.000

18,95

5.000

6,66
4,68

0
20

0
0

16,97

37,5

20.000

Sumber : Data Primer


Tabel 3.6 merupakan saringan 2 Identifikasi Impact Point Teknis di
Kelompok Tani Tani Makmur, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar. Hasil yang diperoleh dari hasil saringan 1 berupa 50% dari
seluruh data yang berjumlah 16 data, dikelompokkan berdasarkan urutan
%TPT yang terkecil, sehingga menghasilkan 8 anjuran. Anjuran tersebut antara
lain adalah mengenai cara pemupukan dengan % TPT sebesar 33%, frekuansi
penyemprotan herbisida dengan % TPT sebesar 20%, penyiraman saat kemarau
dengan % TPT sebesar 20%, penambahan air menjelang berbunga dengan %
TPT sebesar 0%, penambahan air pada fase pengisian polong dengan %TNT

47

sebesar 0%, waktu panen denga % TNT sebesar 20%, sistem penjualan hasil
panen dengan % TNT sebesar 37,5%.

Tabel 3.7 Saringan 3 Identifikasi Impact Point Teknis di Kelompok Tani


Budi Pratiwi, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten
Sukoharjo
No.

Anjuran yang Belum Di Terapkan

1
2

Cara pemupukan
Pemberian air pada fase pengisian
polong

3
4

Luas
Cakupan

Input

%TPT

12,28

33

18,95

5.000

Pengeringan sebelum panen

6,66

Waktu panen

4,68

20

Sumber : Data Primer


Tabel 3.7 merupakan saringan 3 Identifikasi Impact Point Teknis di
Kelompok Tani Tani Makmur, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar. Saringan 3 didapatkan dari saringan 2 dipilih 50% berdasarkan
urutan input yang terkecil menghasilkan 4 anjuran yang belum diterapkan
yaitu cara pemupukan dengan input sebesar Rp 0,- ; pemberiaan air pada fase
pengisian polong dengan input sebesar Rp 5.000; pengeringan sebelum
panen dengan input sebesar Rp 0,-; waktu panen dengan input sebesar Rp
0,-. Jadi, impact point teknis di Kelompok Tani Tani Makmur, Desa
Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar cara pemupukan,
pemberian air pada fase pengisian polong, pengeringan sebelum panen, dan
waktu panen.
Berdasarkan penyusunan instrument untuk menilai TPT (Tingkat
Penerapan Teknologi) teknis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Petani di Desa Plosorejo belum dapat melakukan efisiensi pemupukan .
2. Petani di Desa Plosorejo belum optimal melakukan pengairan.
3. Petani di Desa Plosorejo belum optimal dalam melakukan pengeringan
sebelum panen.
4. Petani di Desa Plosorejo belum mampu melakukan waktu panen dengan
benar.
5.

48

E. Upaya Pemecahan Masalah


Upaya yang perlu diterapkan pada Kelompok Tani Plawan Makmur
untuk memecahkan masalah dalam kaitannya dengan impact point teknis
adalah :
1. Petani seharusnya mengefisiensikan pemberian pupuk pada tanaman yang
dibudayakan.
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur
makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Cara pemupukan
yang baik yaitu dengan :
a. menaburkan secara merata pupuk pada areal sawah jika menggunakan
sistem tegel.
b. Jika menggunakan sistem tanam jajar legowo maka pemberian pupuk
hanya pada tempat yang ada tanamannya atau diluar legowo. Pemberian
atau penyebaran dilakukan melalui legowo tersebut.
c. Pemberian pupuk ada juga yang dijimpitkan dan ditaruh diperempatan
jarak tanaman padi. Jadi tidak disebar secara merata.
d. Ada juga petani yang kreatif yang memberikan pupuk tersebut dengan
cara dijimpitkan di perempatan di antara tanaman lalu diinjak dengan
satu kaki.
Semua cara-cara tersebut terserah pada petani, jika ada waktu dan
tenaga pemberian pupuk dengan cara dijimpit dan diinjak merupakan
pemberian pupuk paling efektif karena bisa mengurangi terbuangnya
pupuk oleh penguapan maupun terbawa aliran air. Namun jika petani
merasa repot dan tidak ada waktu maka pupuk disebar saja secara merata.
2. Petani seharusnya bisa melakukan efisiensi pengairan dengan membenahi
sistem pengairan didaerah tersebut.
Pengairan yang ada di Desa plosorejo, Kecamatan Kerjo,
Kabupaten Karanganyar hanya berbentuk parit keliling dan belum
disalurkan dengn baik. Penyaluran pengairan antar lahan perlu dilakukan
untuk menyelesaikan permasalahan air tersbut. Pengairan sebaiknya
dibuatkan saluran-saluran irigasi yang sesuai dengan anjuran pemerintah.

49

Saluran ini sangat bermanfaat dan berguna bagi ketersediaan air di lahan
tersebut.
3. Petani seharusnya melakukan pengeringan sebelum melakukan pemanenan
agar mempermudah dalam proses memanen.
Pengeringan sebelum panen belum dilakukan secara maksimal oleh
petani. Kondisi lahan yang masih basah dapat memperbruk hasil biji padi
yang dilakukan karena biji mengandung banyak air sehingga kualitasnya
menurun. Penjelasan mengenai pengeringan sebelum panen sangat penting
diterapkan oleh petani sehingga kualitas hasil panen dapat meningkat.
Pengeringan dapat dilakukan 10 hari sebelum panen dilakukan.
4. Petani seharusnya mampu melakukan pemanenan secara tepat agar hasil

produksi dari tanaman yang dibudidayakan memperoleh hasil yang tinggi.


Panen harus dilakukan secara tepat dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil panen yang optimal, baik kualitas maupun kuantitasnya
serta untuk mengurangi kehilangan hasil selama proses pemanenan.
Oleh karena itu, petani harus mempersiapkan kegiatan panen dengan baik,
antara lain:
a) Menggunakan sabit bergerigi yang tajam atau mesin pemanen untuk
melakukan kegiatan panen
b) Memotong pada bagian tengah batang padi bila hendak dirontokkan
dengan power thresher
c) Memotong pada bagian bawah batang padi bila hendak dirontokkan
dengan pedal thresher
d) Melakukan perontokan secepatnya setelah panen untuk menghindari
timbulnya butir kuning
1. Pada saat melakukan perontokan padi, sebaiknya menggunakan tirai
penutup dan alas agar gabah yang dirontokkan tidak tercecer kemanamana dan tidak bertambahnya kadar kotoran karena tanah atau pasi

50

IV. IDENTIFIKASI IMPACT POINT EKONOMIS

A. Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrumen dengan membuat kuisioner, yang berisi anjuran
dalam rangka penerapan inovasi dan dari sudut ekonomi yang mencakup
perencanaan usaha, pengelolaan usaha, dan analisis usaha. Perencanaan usaha
tani terdiri dari identifikasi kebutuhan pasar, identifikasi jaringan ketersediaan
agro input, menyusun perencanaan usaha tani, membuat perencanaan modal
dan tenaga kerja, membuat kontrak dengan mitra serta sumber modal.
Pengelolaan usaha tani terdiri atas pembuatan buku kas, membuat neraca
pembukuan, identifikasi fungsi pasar, menghitung margin pemasaran dan
bernegoisasi. Analisis usaha tani terdiri atas menghitung hasil dan biaya usaha
tani maupun peternakan atau perikanan, menghitung pendapatan keluarga tani,
dan menghitung pendapatan usaha tani. Setiap pertanyaan pada kuisioner
impact point ekonomis memiliki skor yang berbeda-beda. Skor ini yang akan
digunakan untuk menentukan impact point ekonomis. Dibawah ini adalah
kuisoner untuk menilai TPT ekonomis yang digunakan dalam praktikum
Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian di Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar.

51

Tabel 4.1 Kuesioner Penilaian Tingkat Penilaian Teknologi (TPT) Ekonomis


No
I
1

Pertanyaan
PERENCANAAN USAHATANI
Identifikasi Kebutuhan Pasar

Identifikasi jaringan
ketersediaan agro input
Menyusun Perencanaan
usahatani

Membuat Perencanaan Modal

Membuat Perencanaan
Tenaga Kerja

6
7

Membuat kontak dengan


Mitra
Sumber modal

II
1

PENGELOLAAN USAHATANI
Membuat buku Kas

Membuat Neraca Pembukuan

Identifikasi Fungsi Pemasaran

Menghitung Margin
Pemasaran
Bernegosiasi

III
1

ANALISIS USAHATANI
Menghitung Hasil dan Biaya
Usaha Tani

Menghitung Hasil dan Biaya


usaha peternakan/perikanan

Menghitung Pendapatan
keluarga Tani

Menghitung keuntungan
Usahatani

Sumber : Data Primer

Alternatif Jawaban
a. dilakukan
b. tidak dilakukan
a. dilakukan
b. tidak dilakukan
a. dibuat sesuai rekomendasi
b. dibuat tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dibuat
a. dibuat sesuai rekomendasi
b. dibuat tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dibuat
a. dibuat sesuai rekomendasi
b. dibuat tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dibuat
a. Dilakukan
b. Tidak dilakukan
a. Sendiri
b. Pinjam tanpa bunga
c. Pinjam dengan bunga
a. dibuat sesuai rekomendasi
b. dibuat tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dibuat
a. dibuat sesuai rekomendasi
b. dibuat tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dibuat
a. dilakukan
b. tidak dilakukan
a. Dilakukan sesuai rekomendasi
b. tidak dilakukan
a. dilakukan sesuai rekomendasi
b. dilakukan tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dilakukan
a. dilakukan sesuai rekomendasi
b. dilakukan tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dilakukan
a. dilakukan sesuai rekomendasi
b. dilakukan tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dilakukan
a. dilakukan sesuai rekomendasi
b. dilakukan tidak sesuai rekomendasi
c. tidak dilakukan
a. dilakukan sesuai rekomendasi
b. dilakukan tidak sesuai
rekomendasi
c. tidak dilakukan

Skor
(48)
6
0
6
0
6
3
0
12
6
0
6
3
0
6
0
6
3
0
(46)
8
4
0
8
4
0
8
0
6
0
16
8
0
(15)
3
1
0
6
3
0
3
1
0
3
1
0

52

B. Penetapan Sampel Petani Responden


Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan
sampel, yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian
dilaksanakan di Kecamatan Kerjo, untuk penetapan sampel petani responden
dimulai dari tahap penentuan lokasi, yaitu menentukan desa yang berada di
Kecamatan Kerjo, dengan ketentuan setiap desa diwakili oleh satu kelompok.
Penentuan sampel desa berdasarkan lokasi desa sebagai pusat informasi sampel
petani responden, yaitu Desa Plosorejo. Lalu pemilihan responden pada
praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive yaitu
penentuan responden yang dengan sengaja dipilih untuk diamati, dengan
mempertimbangkan

alasan-alasan

tertentu.

Responden

dari

praktikum

Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian adalah ketua


kelompok tani dan anggota kelompok tani. Responden tersebut dipilih karena
dianggap mengetahui segala informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan pada kuisioner impact point ekonomis.
C. Pengumpulan Data dan Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan
pada praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian,
meliputi :
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan metode observasi adalah teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan
dengan melihat obyek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan
metode observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara
sistematis tentang apa yang diamati dan tempat melakukan pengamatan.
Praktikan telah mengetahui dengan pasti variabel apa yang akan diamatai.

53

2. Wawancara
Pengumpulan data dengan teknik wawancara yaitu teknik
pengumpulan

data

dengan

memberikan

pertanyaan

yang

sudah

dipersiapkan kepada narasumber. Wawancara dilakukan dengan melalui


tatap muka secara langsung dengan narasumber yang bersangkutan. Dalam
hal ini peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan
tema praktikum.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner
kemudian dicatat/direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan
data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa
yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang
dibutuhkan tersebut diukur.
4. Pencatatan
Teknik pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan media catatan oleh peneliti megenai data atau informasi
penting yang diperoleh dari narasumber atau obyek penelitian. Pencatatan
data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi
ataupun buku-buku yang tersedia di tempat praktikum itu dilakukan.
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada
gunanya, jika tidak diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat
penting dalam penelitian, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat
diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam
kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas
sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab
masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa atau pertanyaan penelitian.
Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan
yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap
hubungan antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan
fenomena-fenomena lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan

54

data tersebut, perlu dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan hasil


penelitian. Berikut ini adalah hasil dari pengolahan data dari kuesioner
Penilaian Tingkat Penilaian Teknologi (TPT) Ekonomis dalam bentuk tabulasi.
Tabel 4.2 Tabulasi Data Impact Point Ekonomis Kelompok Tani Sekartani,
Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
Responden
1

Suwardi
Supardi
Sunardi
Harso M
Slamet R

I
1

2
I I I I
2 3 4 5

TPT Ekonomis
3
I I II II II II II
6 7 1 2 3 4 5

0
6
6
0
0

0
6
6
0
0

0
0
6
0
0

6
3
0
3
3

0
6
0
0
6

0
3
0
3
3

6
6
6
6
6

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

0
8
16
0
0

4
III
1

III
2

III
3

III
4

0
1
3
1
1

0
0
6
3
3

0
1
3
1
1

0
1
3
1
1

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabulasi di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
petani Desa Plosorejo kurang melakukan perencanaan usaha tani, apat dilihat
hanya beberapa orang saja yang menggunakan perencanaan usaha tani. Selain
itu petani di Desa Plosorejo menggunakan permodalan sendiri, dengan kata
lain tidak meminjam dari lembaga keuangan. Untuk pengelolaan usaha tani
juga kurang, dapat dilihat pengelolaan usaha tani di Desa Plosorejo mencapai
nilai minimum. Sedangkan untuk analisis usaha tani di Desa Plosorejo lebih
baik daripada pengelolaan usaha tani, karena ada yang menggunakan analisis
usaha tani walau hanya sedikit yang sesuai anjuran dari penyuluhan. Hal ini
dapat dimaklumi karena Desa Plosorejo memiliki akses jalan yang sulit
dicapai, sehingga kurang dijangkau oleh pemerintah.
D. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam identifikasi impact point ekonomis
dilakukan dengan cara mengolah data dari data saringan. Saringan pertama
diambil dari jumlah responden di bawah skor maksimum dengan jumlah
terbanyak sebanyak 8 point yang dipakai dalam impact point ekonomis.
Saringan kedua mengambil empat dari delapan menggunakan %TPT terkecil.
Berikut adalah tabel rekapitulasi perhitungan identifikasi impact point

55

ekonomis di kelompok tani Sekartani, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo,


Kabupaten Karanganyar.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point Ekonomis
Kelompok Tani Sekartani, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo,
Kabupaten Karanganyar
No.

Anjuran yang Belum Diterapkan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Identifikasi Kebutuhan Pasar


Identifikasi jaringan ketersediaan agro input
Menyusun Perencanaan usahatani
Membuat Perencanaan Modal
Membuat Perencanaan Tenaga Kerja
Membuat kontak dengan mitra
Sumber modal
Membuat buku Kas
Membuat Neraca Pembukuan
Identifikasi Fungsi Pemasaran
Menghitung Margin Pemasaran
Bernegosiasi
Menghitung Hasil dan Biaya Usaha Tani
Menghitung Hasil dan Biaya usaha
peternakan/perikanan
Menghitung Pendapatan keluarga Tani
Menghitung keuntungan Usahatani

15
16

Reponden Di Bawah Skor


Maksimum
0
0
3
0
3
0
1
0
0
0
0
8
1
3
1
3

% TPT
0
0
8
0
8
0
16
0
0
0
0
0
10
8
10
10

Sumber: Data Primer


Tabel 4.3 menunjukkan 16 anjuran yang belum diterapkan dengan
responden di bawah skor maksimum dan %TPT. Tabel rekapitulasi
perhitungan identifikasi Impact Point Ekonomis kelompok tani Sekartani
menunjukkan bahwa responden di bawah skor maksimum memiliki nilai ratarata tiga, dan nol. Hal ini menunjukkan masih banyak anjuran yang belum
diterapkan yang meliputi perencanaan usaha tani, pengelolaan usaha tani,
maupun perhitungan usaha tani. Dan nilai persentase TPT yang paling besar
adalah 16, dengan nilai rata-rata 0.
1. Saringan I
Dari rekapitulasi perhitungan identifikasi impact point ekonomis
kelompok tani Sekartani, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar dilakukan penyaringan pertama sehingga didapatkan 8 data
yang memiliki jumlah responden yang berada di bawah skor maksimum
yang terbesar. Perhitungan untuk mencari %TPT pada proses saringan I
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

56

% TPT =

Rata rataSkor Re spondenDibawahMaksimum


x 100%
SkorMaksimum

Tabel 4.4 Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point Ekonomis


Berdasarkan Jumlah Responden yang Berada di Bawah Skor
Maksimum yang Terbesar di Kelompok Tani Sekartani, Desa
Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
Anjuran yang Belum
Diterapkan

No.
1
2
3
4
5

6
7
8

Bernegosiasi
Menghitung keuntungan
Usahatani
Membuat Perencanaan Tenaga
Kerja
Menyusun Perencanaan usahatani
Menghitung Hasil dan Biaya
usaha peternakan/perikanan
Menghitung Hasil dan Biaya
Usaha Tani
Menghitung Pendapatan keluarga
Tani
Sumber modal

Reponden Di Bawah
Skor Maksimum
8

% TPT
0

10

10

10

16

Sumber: Data Primer


Tabel Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point Ekonomis
Berdasarkan Jumlah Responden yang Berada di Bawah Skor Maksimum
yang Terbesar di Kelompok Tani Sekartani, Desa Plosorejo, Kecamatan
Kerjo, Kabupaten Karanganyar menunjukkan 50% anjuran yang belum
diterapkan oleh responden, yang dipilih berdasarkan urutan jumlah
responden di bawah skor maksimum yang terbesar ke terkecil dimana 5
anjuran yang belum diterapkan dengan responden sebanyak 3 orang dan 3
anjuran yang belum diterapkan dengan responden sebanyak 1 orang.
2. Saringan II
Dari hasil saringan kesatu dilakukan penyaringan kedua dengan cara
mencari data dengan %TPT terkecil yang menjadi impact point ekonomis di
Kelompok Tani Sekartani, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar diantaranya adalah membuat neraca awal, menghitung hasil

57

tanaman pangan, menghitung keuntungan usahatani, dan menghitung


pendapatan tenaga kerja.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point Ekonomis
berdasarkan %TPT Terkecil di Kelompok Tani Sekartani,
Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
No.

Anjuran yang Belum Diterapkan

Reponden Di Bawah
Skor Maksimum

% TPT

Menyusun Perencanaan usahatani

2
3

Membuat Perencanaan Tenaga Kerja


Menghitung Hasil dan Biaya usaha
peternakan/perikanan
Menghitung Hasil dan Biaya Usaha
Tani

10

Sumber: Data Primer


Hasil dari saringan 2 dipilih 50% berdasarkan urutan %TPT yang
terkecil menghasilkan 4 anjuran yang belum diterapkan yaitu menghitung
pendapatan pengelola, dan untuk memilih nilai terendah yang memiliki nilai
sama dengan menyeleksi anjuran yang paling bagus. Dengan nilai menyusun
perencanaan usahatani sebesar 8%, membuat perencanaan tenaga besar
sebesar 8%, menghitung hasil dan biaya usaha peternakan/perikanan sebesar
8% dan menghitung hasil dan biaya usaha tani sebesar 10%. Jadi, impact point
ekonomis di Kelompok Tani Sekartani, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo,
Kabupaten Karanganyar adalah :
1. Menyusun perencanaan usaha tani
2. Membuat perencanaan tenaga kerja
3. Menghitung hasil dan biaya usaha peternakan/perikanan
4. Menghitung hasil dan biaya usaha tani
E. Upaya Pemecahan Masalah
Upaya pemecahan masalah dilakukan terhadap impact point ekonomis
yang telah dihasilkan dalam analisis di atas adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Perencanaan usahatani
Petani merasa tidak perlu melakukan penyusunan perencanaan usaha
tani pada saat melakukan usahatani. Sebagian dari anggota kelompok tani
melakukan penyusunan usahatani akan tetapi penyusunan usahatani yang
dibuat tidak sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan dan tidak dibuat

58

secara rinci. Tetapi sesuai dengan pengalaman pribadi, dan bagian-bagian


tertentu tidak diperhitungkan. Kurangnya pelatihan dan pendidikan di
kelompok tani Sekartani ini yang dirasa menyebabkan anggota tani tidak
menerapkan pembuatan neraca awal dalam berusaha tani. Sehingga upaya
untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan pelatihan dan
pendidikan kepada semua anggota kelompok tani Sekartani. Memberikan
pelatihan dan pendidikan dengan cara intensif dan secara terus menerus
serta konsisten diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan ini.
2. Membuat Perencanaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan petani dalam membantu mengolah
usahatani di kelompok tani Sekartani sebagian besar menggunakan tenaga
kerja dalam atau tenaga kerja dari keluarga. Oleh sebab itu, sebagian petani
tidak menghitung biaya yang digunakan untuk membayar tenaga kerja. Hal
ini yang perlu diluruskan dan dibenarkan, karena berapa pun tenaga kerja
yang kita pakai baik dari keluarga sendiri atau orang lain tetap dihitung
biaya yang kita keluarkan. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan memberi dan menanamkan pemahaman kepada
petani di kelompok tani Sekartani tentang pentingnya membuat perencanaan
tenaga kerja. Dengan perencanaan tenaga kerja secara matag dapat
menghitung analisis biaya dan hasil usaha tani secara terperinci. Karena hal
ini menyangkut menghitung keuntungan usahatani.
3. Menghitung Hasil dan Biaya usaha peternakan/perikanan
Menghitung biaya usaha peternakan/perikanan yang merupakan hasil
sampingan usahatani merupakan hal yang penting dalam perencanaan
usahatani, selain itu juga untuk meminimalkan kerugian akibat faktor resiko,
sehingga

keuntungan

usaha

peternakan/perikanan

dapat

menutupi

kemungkinan kerugian yang didapat dari usaha tani. Sedangkan menghitung


keuntungan usaha peternakan/perikanan ini sebenarnya hampir sama dengan
menghitung hasil tanaman pangan. Hal ini juga belum diterapkan oleh
petani di kelompok Sekartani. Oleh karena itu, selain memberi pemahaman
kepada petani perlu juga diadakan pelatihan dan pendidikan bagi petani di
kelompok tani Sekartani. Perlu adanya pelatihan dan pendidikan

59

dikarenakan untuk menghitung biaya dan usahatani ini dibutuhkan ketelitian


dan kesabaran. Menanamkan rasa kesabaran itu yang dianggap susah untuk
diterapkan di kehidupan petani. Sehingga diperlukan kerjasama antara
petani di kelompok tani Sekartani dengan petugas penyuluh.
4. Menghitung Hasil dan Biaya Usaha Tani
Kenyataan yang terjadi di lapangan yaitu di kelompok tani Sekartani
sebagian besar anggotanya tidak melakukan perhitungan tentang hasil dan
biaya usaha tani. Hasil panen dari tanaman pangan ini oleh petani langsung
dijual ke pengepul sebagian lagi oleh petani digunakan untuk konsumsi
sendiri. Oleh karena itu penghitungan hasil panen langsung dilakukan di
tempat pengepul. Sedangkan untuk menghitung biaya usaha tani juga belum
dilakukan,

padahal

dengan

menghitung

biaya

usaha

tani

akan

mempengaruhi keuntungan yang akan didapat oleh petani dan akan mencari
jalan untuk menutupi kerugian usahatani. Upaya yang diperlukan untuk
mengatasi masalah ini dengan memberikan pemahaman kepada petani
mengenai pentingnya untuk menghitung hasil tanaman pangan. Manfaat dari
menghitung hasil panen ini petani bisa mengetahui pendapatan yang
diterima. Sehingga petani mampu menganalisis keuntungan yang diperoleh
selama satu musim tanam.

60

V. IDENTIFIKASI IMPACT POINT SOSIAL

A. Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrumen yang diperlukan untuk mengidentifikasi impact
ponit sosial ini dengan membuat kuisoner terlebih dahulu. Kuisioner berisi
tentang masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar kelompok tani.
Identifikasi impact point sosial ini akan mempermudah dalam memecahkan
masalah sosial yang terjadi di kelompok tani. Impact point sosial ini mencakup
tujuan kelompok, struktur kelompok, tugas kelompok, mengembanngkan dan
membina kelompok, kesatuan kelompok, iklim kelompok, tekanan kelompok,
dan keefektifan kelompok. Dibawah ini adalah kuisoner untuk menilai TPT
sosial yang digunakan dalam praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program
Penyuluhan Pertanian di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar.

61

Tabel 5.1 Kuisoner Penilaian Tingkat Penilaian Teknologi (TPT) Sosial di


Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
No.

AlternatifJawaban

Skor

a. Anggota kelompok mengetahui tujuan


kelompok
b. Anggota kelompok tidak mengetahui
tujuan kelompok

a. Anggota kelompok diikutsertakan


dalam pengambilan keputusan
b. Hanya ketua kelompok saja yang
berhak mengambil keputusan

Otoritas, kekuasaan dan


pengaruh dalam kelompok
Penyebaran gagasan
kelompok

a.
b.
a.
b.
c.

3
0
3
2
0

5.

Inisiatif kelompok untuk


mencapai tujuan

a. Ada
b. Tidak ada

4
0

6.

Kepuasan anggota kelompok


terhadap kelompoknya
Partisipasi anggota di dalam
kelompok

a.
b.
a.
b.
c.

Puas
Tidak puas
Berpartisipasi aktif
Berpartisipasi sebagian
Tidak berpartisipasi

4
0
4
2
0

8.

Penyediaan fasilitas
kelompok
Kegiatan kelompok

10.

Ramah tamah kelompok

Tersedialengkap
Tersediatetapikuranglengkap
Tidaktersedia
Ada kegiatan rutin kelompok
Ada kegiatan jika ada keperluan
Tidak ada kegiatan
Ramah tamah
Tidak ramah tamah

3
2
0

9.

a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.

11.

Keefektifan kelompok

a. Tujuan tercapai
b. Tujuan tercapai tetapi tidak ada
kepuasan
c. Tujuan tidak tercapai

12.

System pengawasan
kegiatan kelompok

13.

Keadaan lingkungan fisik


dalam kelompok

14.

Kondisi psikis anggota


kelompok dalam mengikuti
kegiatan kelompok
Ketidak sesuaian pendapat
dalam kelompok

a.
b.
c.
a.
b.
a.
b.

1.

2.

3.
4.

7.

15.

16.

Pertanyaan
Penghayatan tujuan
kelompok

Komunikasi pengambilan
keputusan

Tekanan kelompok

Sumber : Data Primer

a.
b.
c.
a.

Jelas
Tidak jelas
Semua disebarkan
Sebagian disebarkan
Tidak disebarkan

Ada pengawasan ketat


Ada pengawasan tetapi tidak ketat
Tidak ada pegawasan
Menyenangkan
Kurang menyenangkan
Merasa tegang
Santai

Sering terjadi
Jarang terjadi
Tidak pernah terjadi
Merasa ada desakan dari pihak luar
untuk melakukan kegiatan
b. Tidak ada desakan dari pihak luar

4
2
0
2
0
4
2
0
3
2
0
2
0
2
0
4
2
0
3
0

62

B. Penetapan Sampel Petani Responden


Penentuan atau pemilihan responden pada praktikum ini dilakukan
dengan menggunakan metode purposive yaitu penentuan responden yang
dengan sengaja dipilih untuk diamati, dengan mempertimbangkan alasanalasan tertentu. Responden dari praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program
Penyuluhan Pertanian adalah ketua kelompok tani dan anggota kelompok tani.
Responden tersebut dipilih karena dianggap mengetahui segala informasi yang
dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan pada kuisioner impact point sosial.
Praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian
dilaksanakan di Kecamatan Kerjo. Penetapan sampel responden dari kalangan
petani dimulai dari tahap penentuan lokasi, yaitu menentukan desa yang berada
di Kecamatan kerjo, Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 10 desa.
Penentuan sampel desa dilakukan berdasarkan lokasi desa yang berada di
sekitar Kecamatan kerjo sebagai pusat informasi. Sampel responden terdiri dari
3 kelompok tani, yaitu petani di Desa Plosorejo yang mayoritas petani
mengusahakan komoditas padi (Oryza sativa). Penentuan sampel responden
yang dipilih berdasarkan anjuran dari penyuluh di Kecamatan Kerjo yang
mengetahui seluk beluk kondisi petani dan tingkat pemahaman petani dalam
mengaplikasikan inovasi. Pertimbangan yang dilakukan oleh penyuluh
didasarkan pada tingkat keberhasilan kelompok tani dalam menyerap inovasi
yang ada, kelompok tani Lestari Tani diketuai oleh Bapak Sutardi dipilih
sebagai sampel responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
C. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang
lain atau melalui dokumen seperti monografi desa, data dari BPS dan
sebagainya (Sugiyono, 2008).

63

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan


pada praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, meliputi:
1. Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat obyek
penelitian. Digunakan metode observasi terstruktur yaitu obsevasi yang
telah dirancang secara sistematis tentang hal yang diamati dan tempat
melakukan pengamatan. Peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa
yang akan diamati.
2. Wawancara
Teknik wawancara

yaitu pengumpulan data dengan teknik

pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan yang sudah dipersiapkan


sebelumnya kepada narasumber. Wawancara dilakukan dengan melalui
tatap muka secara langsung dengan narasumber yang bersangkutan.
Digunakan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tema praktikum.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner
kemudian dicatat atau direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan
data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi
apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi
yang dibutuhkan tersebut diukur.
4. Pencatatan
Teknik pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan media catatan oleh peneliti megenai data atau informasi
penting yang diperoleh dari narasumber atau obyek penelitian. Pencatatan
data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi
ataupun buku yang tersedia di tempat praktikum itu dilakukan.

64

Tabel 5.2 Tabulasi Impact Point Sosial Kelompok Tani Lestari Tani, Desa
Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
SKOR
Responden

1 2

Sutardi

5 5

1
0
2

1
3
2

1
4
0

Narto

5 5

Sugino

5 5

Lasmini

5 5

Sukini

5 5

TPT (%)

0 0

66

26

50

11

12

15

16

50

17

66

25

Sumber: Data Primer


Berdasarkan table tabulasi data impact point social diatas maka dapat
diketahui bahwa petani responden kelompok tani Lestari Tani, Desa
Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar sebagian besar skor
sudah mencapai skor maksimum. Masing-masing anggota kelompok sudah
mengetahui tujuan kelompok, pengikutsertaan anggota kelompok dalam
pengambilan keputusan, adanya inisiatif anggota kelompok untuk mencapai
tujuan,

lingkungan

kelompok

yang

menyenangkan

sehingga

bisa

mengembangkan dan membina kelompok mencapai kesatuan kelompok serta


mengerti iklim kelompok, tekanan kelompok dan keefektifan kelompok. Antar
anggota tidak mengalami kesulitan untuk saling berkoordinasi danb
ersosialisasi.
D. Penarikan Kesimpulan
Penarikan keimpulan untuk identifikasi impact point sosial ini
dilakukan dengan dua saringan. Saringan yang pertama dengan menggunakan
data dari kuisioner berdasarkan jumlah responden yang berada di bawah skor
maksimum dengan jumlah terbanyak. Dari enam belas pertanyaan yang
dianjurkan

dikerucutkan

menjadi

delapan.

Saringan

kedua

dengan

menggunakan %TPT yang terkecil dari delapan responden yang terpilih. Hasil
dari saringan 2 merupakan impact point sosial. Berikut adalah table
rekapitulasi perhitungan identifikasi impact point ekonomis di kelompok tani
Lestari Tani, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar:

65

Tabel 5.3 Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point SosialKelompok


Tani Lestari Tani, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar
No.

Anjuran yang belumditerapkan

Reponden di
bawahskormaksimum

% TPT

Penghayatan tujuan kelompok

Komunikasi pengambilan keputusan

Otoritas, kekuasaan dan pengaruh dalam


kelompok

Penyebaran gagasan kelompok

66

Inisiatif kelompok untuk mencapai tujuan

Kepuasan anggota kelompok terhadap


kelompoknya

Partisipasi anggota di dalam kelompok

50

Penyediaan fasilitas kelompok

26

Kegiatan kelompok

50

10

Ramah tamah kelompok

11

Keefektifan kelompok

17

12

System pengawasan kegiatan kelompok

66

13

Keadaan lingkungan fisik dalam kelompok

14

Kondisi psikis anggota kelompok dalam


mengikuti kegiatan kelompok

15

Ketidak sesuaian pendapat dalam kelompok

25

16

Tekanan kelompok

Sumbe Data Primer


1. Saringan I
Perhitungan untuk melakukan proses saringan I dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah responden terbanyak dengan skor dibawah
maksimum :

66

Tabel 5.4 Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point Sosial


Berdasarkan Jumlah Responden yang Berada di Bawah Skor
Maksimum yang Terbesar di Kelompok Kelompok Tani
Lestari
Tani,
DesaPlosorejo,
KecamatanKerjo,
KabupatenKaranganyar
No.

Anjuran yang belumditerapkan

Reponden di
bawahskormaksimum

%TPT

Otoritas, kekuasaan dan pengaruh dalam


kelompok

Kepuasan anggota kelompok terhadap


kelompoknya

Partisipasi anggota di dalam kelompok

50

Penyediaan fasilitas kelompok

26

Keefektifan kelompok

17

System pengawasan kegiatan kelompok

66

Kondisi psikisanggota kelompok dalam


mengikuti kegiatan kelompok

Tekanan kelompok

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact
Point Sosial Kelompok Kelompok Tani Lestari Tani, DesaP losorejo,
Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, dilakukan penyaringan sehingga
didapatkan 8 data yang memiliki jumlah responden yang berada di bawah
skor maksimum yang terbesar yaitu otoritas kekuasaan dan pengaruh dalam
kelompok, kepuasan anggota kelompok terhadap kelompoknya, partisipasi
anggota di dalam kelompok, penyediaan fasilitas kelompok, keefektifan
kelompok, system pengawasan kegiatan kelompok, kondisi psikis anggota
kelompok dalam mengikuti kegiatan kelompok, dan tekanan kelompok.
2. Saringan II
Perhitungan untuk mencari % TPT pada proses saringan II dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% TPT =

Rata rataSkor Re spondenDibawahMaksimum


x 100%
SkorMaksimum

67

Tabel 5.5 Rekapitulasi Perhitungan Identifikasi Impact Point Sosial


berdasarkan % TPT Terkecil di Kelompok Tani Lestari Tani,
Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
No.

Anjuran yang belumditerapkan

Reponden di
bawahskormaksimum

%TPT

Otoritas, kekuasaan dan pengaruh dalam


kelompok

Kepuasan anggota kelompok terhadap


kelompoknya

Kondisi psikis anggota kelompok dalam


mengikuti kegiatan kelompok

Tekanan kelompok

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabel rekapitulasi perhitungan identifikasi impact point
sosial berdasarkan % TPT yang terkecil di Kelompok Tani Lestari Tani,
Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar didapatkan 4
data yang memiliki % TPT yang terkecil yaitu penghayatan tujuan
kelompok, otoritas, kekuasaan dan pengaruh, partisipasi anggota, dan
tekanan kelompok.
E. Upaya Pemecahan Masalah
1. Otoritas, kekuasaandanpengaruhdalamkelompok
Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa otoritas kekuasaan dan
pengaruh dalam kelompok memiliki jumlah responden sebanyak 2 orang
dan %TPT senilai 0. Di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten
Karanganyar

otoritas

kekuasaan

dan

pengaruh

dalam

kelompok

merupakan anjuran yang belum diterapkan sehingga di dalam kelompok


tani, seorang pemimpin tidak memiliki otoritas, kekuasaan dan pengaruh
terhadap anggotanya atau dapat dikatakan seorang ketua dalam kelompok
tani Lestari tani tidak memiliki fungsi sebagai pemimpin. Untuk
menghadapi masalah ini yang dapat dilakukan oleh anggota kelompok
adalah pada saat pemilihan ketua kelompok tani dan ataupun penguruh
sebaiknya memilih orang yang benar-benar berkompeten atau memiliki
kriteria-kriteria

sebagai

seorang

pemimpin.

Dapat

pula

dengan

mengadakan suatu pelatihan mengenai leadership atau kepemimpinan


untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam memimpin.

68

2. Kepuasananggotakelompokterhadapkelompoknya
Anggota kelompok tani Lestari Tani memiliki tingkat kepuasan
yang rendah terhadap kelompok tani yang diikutinya. Hal ini dapat
dikarenakan kelompok tani tersebut belum menjalankan fungsinya secara
maksimal seperti sebagai sarana komunikasi antar anggota untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada, atau sebagai fasilitasi penyuluh
untuk memberikan pelatihan-pelatihan atau penyuluhan kepada para
petani. Kelompok tani Lestari Tani selama ini hanya aktif apabila ada
suatu program atau kegiatan saja, diluar adanya kegiatan atau progran
kelompok tani tersebut akan vacum. Kelompok tani Lestari Tani
sebenarnya sudah membuat sebuah program untuk meningkatkan
kesejahteraan petani namun hingga saat ini belum menemukan hasil atau
manfaat sehingga anggota kelompok tani tersebut menjadi tidak puas.
3. Kondisipsikisanggotakelompokdalammengikutikegiatankelompok
Kelompok Tani Lestari Tani memiliki anggota kelompok yang
cenderung aktif karena terpaksa atau karena pekewuh terhapat anggota
kelompok yang lainnya. Hal ini merupakan suatu permasalahan karena
didalan suatu pelaksanaan program ataupun proses penyuluhan yang baik,
para petani aktif berperan atau ikut serta dengan keinginannya pribadi agar
muncul rasa memiliki terhadap program tersebut. Permasalahan ini dapat
ditangani dengan memberikan motivasi ataupun bimbingan kepada para
anggota kelompok tani agar menumbuhkan rasa partisipatif terhadap
program yang ada.
4. Tekanankelompok
Sikap anggota kelompok terhadap kelompok tani Lestari Tani
cenderung santai. Sehingga dalam menhjalankan kegiatan-kegiatan mereka
memandang sebelah mata atau meremehkan. Untuk menghadapi masalah
ini dapat dilakukan dengan menanamkan jiwa memiliki terhadap program
agar anggota mau menjalankan program tersebut dengan sepenuh hati. Hal
ini dapat diterapkan dengan mengadakan penyuluhan tentang tujuan
diadakan program tersebut, memberikan contoh hasil apabila program

69

tersebut diterapka, mengadakan pelatihan-pelatian untuk meningkatkan


kemampuan, dan lain sebagainya.

70

VI. MERUMUSKAN TUJUAN

A. Impact Point yang Ditetapkan untuk Dirumuskan Tujuannya


1. Impact Point Teknis
a. Cara pemupukan
Cara pemupukan yang diterapkan di Desa Plosorejo
Kecamatan Kerjo masih dengan cara disebarkan untuk semua jenis
pupuk dengan dosis sesuai perkiraan petani. Cara pemupukan tiap
pupuk berbeda beda tergantung komoditas tanaman dan jenis pupuk.
Kelemahan dari cara disebar adalah memungkinkan pertumbuhan
rumput pengganggu lebih cepat, kurang mengenai sasaran, dan
sering terkikis air meskipun sudah diinjak-injak setelah ditabur.
b. Pemberian air pada fase pengisisan polong
Perlakuan yang dilakukan untuk pemenuhan kadar air dalam
proses produksi tanaman pangan di Desa Plosorejo Kecamatan Kerjo
adalah pada fase pengisian polong. Dimana pemberian air tersebut
merupakan bentuk kontrol petani dalam kebutuhan air yang
diperlukan pada proses pertumbuhan komoditas produksi.
c. Pengeringan sebelum panen
Pengeringan sawah 10 hari sebelum masa panen adalah hal
praktis yang biasa, dan harus diikuti oleh pengeringan pada beberapa
daerah yang lebih rendah dengan membuat saluran-saluran kecil.
Bagaimanapun,

pengeringan

sawah

juga

meningkatkan

kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh tikus, kedua aspek


tersebut sangatlah penting untuk diperhatikan. Namun, di Desa
Plosorejo Kecamatan Kerjo jarang sekali dilakukan pengeringan
karena tanah sawah di daerah tersebut kaya akan air dan hal tersebut
dimanfaatkan para petani untuk melakukan produksi.
d. Waktu panen
Waktu panen yang dilakukan di Desa Plosorejo Kecamatan
Kerjo mengikuti waktu panen yang sudah ditentukan. Penentuan
waktu panen dapat dilihat dari kondisi komoditas produksi dan atas

71

anjuran dari badan yang terlibat. Panen dilakukan dengan cara


disabit oleh petani bersama-sama dengan tenaga kerja yang lain.
2. Impact Point ekonomis
a. Menyusun perencanaan usahatani
Perencanaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan strategi-strategi dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Usahatani yang dijalankan dalam kelompok tani Desa Plosorejo
Kecamatan Kerjo sudah mulai menjalankan perencanaan program
kelompok tani. Perencanaan yang dibuat berdasarkan saran dari
penyuluh yang berperan di daerah Plosorejo.
b. Membuat perencanaan tenaga kerja
Perencanaan tenaga kerja dibuat untuk mengatur efisiensi
dalam usahatani, baik secara modal maupun hasil produksi. Di Desa
Plosorejo Kecamatan Kerjo sudah mulai melakukan perencanaan
terhadap tenaga kerja dalam usaha tani yang dijalankan. Masingmasing kelompok tani berbeda dalam program perencanaannya.
c. Menghitung hasil dan biaya usaha peternakan/perikanan
Penghitungan hasil dan biaya usaha sangatlah penting untuk
mengetahui pengeluaran dan pendapatan dalam usahatani. Selain itu
petani dapat mengetahui apakah mereka mendapatkan laba atau rugi.
Namun, di Desa Plosorejo Kecamatan Kerjo

belum dilakukan

penghitungan hasil dan biaya usaha peternakan/perikanan. Karena


pemikiran para petani dalam menjalankan usahanya adalah bahwa
produksi yang dihasilkan banyak, dapat dijual dan dapat dikonsumsi,
serta hasil dari penjualan produk dapat mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari dan mayoritas di Desa Plosorejo tidak memiliki usaha
perikanan/peternakan.
d. Menghitung hasil dan biaya usahatani
Di Desa Plosorejo Kecamatan Kerjo sampai saat ini masih
belum diberlakukannya penghitungan hasil dan biaya usahatani.
karena pemikiran para petani di Desa Plosorejo masih bersifat
tradisional. Hasil yang didapat dari penjualan produk dinilai sudah

72

bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dari masing-masing


petani. Sehingga mereka tidak mengerti bahwa mereka mendapatkan
laba atau rugi.
3. Impact Point Sosial
a. Otoritas, kekuasaan dan pengaruh dalam kelompok
Otoritas, kekuasaan, dan pengaruh yang jelas akan membawa
kelompok tani untuk mencapai tujuan. Sebagai ketua kelompok tani
harus dapat membuat struktur tugas yang jelas untuk anggota
kelompok tani, sehingga kelompok tani tersebut dapat maju
bersama-sama tanpa ada yang merasa hanya beberapa orang saja
yang menonjol. Di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo otoritas,
kekuasaan, dan pengaruh sudah jelas dalam pelaksanaannya.
b. Kepuasan anggota kelompok terhadap kelompoknya
Kepuasan dari para anggota kelompok tani terhadap
kelompoknya sangat penting dalam berjalannya suatu kelompok tani.
Kepuasan anggota didapat dari pelayanan, sikap, sistem maupun
program dari kelompok tani yang diikutinya. Di Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo anggota masing-masing kelompok tani sudah
merasa puas dengan kelompok taninya. Hal tersebut terjadi karena
selalu adanya transparansi informasi dan kesamaan pendapat antar
anggota dalam kelompok tani. Kepuasan anggota dapat menjadi
penilaian apakah kelompok tani yang dijalankan sudah berhasi dan
menyejahterakan anggota atau belum.
c. Kondisi psikis anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan
Kondisi psikis anggota kelompok sangatlah berpengaruh
dalam menjalankan berbagai kegiatan di dalam kelompok tani.
Kondis psikis anggota yang baik akan memperlancar jalannya
kegiatan dalam kelompok tani. Di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo
kondisi psikis para anggota terbilang baik. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari respon anggota dalam mengikuti kegiatan kelompok
tani yang terlihat santai dan tidak terkesan terpaksa atau adannya
paksaan.

73

d. Tekanan kelompok
Tekanan kelompok berfungsi untuk memotivasi anggota
kelompok agar aktif dalam kelompok. Motivasi diperlukan agar
antar anggota petani saling menyadari pentingnya keberadaan dari
kelompok taninya untuk maju dan mencapai tujuan. Namun di Desa
Plosorejo, Kecamatan Kerjo tidak terlihat adanya tekanan dalam
kelompok. Hal tersebut terjadi karena anggota kelompok di Desa
Plosorejo, Kecamatan Kerjo sudah memiliki inisiatif untuk aktif
melakukan dan mengikuti kegiatan yang dibuat oleh anggota
kelompok.
B. Perumusan Tujuan yang Relevan dengan Impact Point yang Ditetapkan
1. Impact Point Teknis
a. Petani dapat melakukan cara memupuk yang tepat sesuai rekomendasi.
b. Petani dapat melakukan pemberian air pada fase polong.
c. Petani dapat melakukan pengeringan sebelum panen.
d. Petani dapat mengetahui waktu panen sesuai anjuran.
Keempat tujuan di atas dipilih karena dirasa paling mendekati
dengan keadaan Desa Plosorejo Kecamatan Kerjo. Petani di Desa Plosorejo
Kecamatan Kerjo belum semuanya dapat melakukan pemupukan yang tepat
sesuai rekomendasi karena mereka hanya mengetahui penggunaan pupuk
dengan cara disebar saja, diharapkan petani dapat memupuk secara tepat
sesuai anjuran. Pemberian air pada fase polong masih dinilai kurang karena
para petani kurang paham terhadap waktu dalam pemberian air dalam
usahatani. di Desa Plosorejo Kecamatan Kerjo belum dilakukan
pengeringan karena tanah di daerah tersebut kaya akan air dan petani
memanfaatkannya untuk produksi usahatani.
2. Impact Point Ekonomi
a. Petani dapat menyusun perencanaan usahatani.
b. Petani dapat menyusun perencanaan tenaga kerja.
c. Petani dapat menghitung hasil dan biaya usaha peternakan/perikanan.
d. Petani dapat menghitung hasil dan biaya usahatani.

74

Dilihat dari keempat tujuan di atas dapat diketahui permasalan utama


dari Impact Point Ekonomi adalah perhitungan dan perencanaan dalam
menjalankan usahatani. Rata-rata petani di Desa Plosorejo Kecamatan Kerjo
belum membuat perencanaan dalam menjalankan usahataninya, baik secara
program manajerial maupun ketenagakerjaan. Perhitungan hasil dan biaya
usahattani baik perikanan maupun peternakan juga belum dijalankan oleh
para petani di Desa Plosorejo. Hal tersebut disebabkan karena budaya
tradisional yang masih sangat kental di dalam kehidupan para petani di
Desa Plosorejo. Para petani hanya berpikir bahwa usahataninya dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dijual maupun dikonsumsi.
3. Impact Point Sosial
a. Otoritas, kekuasaan dan pengaruh di dalam kelompok tani jelas
keberadaannya.
b. Anggota kelompok tani dapat merasakan adanya kepuasan dari
kelompok taninya.
c. Kodisi psikis petani dapat terkontrol baik dalam mengikuti kegiatan
kelompok tani.
d. Kelompok tani dapat mengontrol dan menyikapi adanya tekanan yang
berasal dari luar.
Dilihat dari keempat tujuan yang di atas merupakan masalah yang
terbentuk dari internal kelompok tani. Kelompok tani yang kompak akan
mencapai tujuan kelompok dengan baik. Tanpa adanya kekompakan antara
kontak tani dengan anggota tani hanya akan memecah kelompok dan
menjauhkan kelompok dari tujuan semula. Metode yang akan dipakai untuk
memperbaiki hal ini adalah training dan diskusi kepemimpinan sehingga
antara kontak tani dengan anggota tani akan termotivasi untuk menjadi
kompak dan memajukan kelompok tani sesuai dengan tujuan didirikannya
kelompok tani. Kekuasaan dan otoritas dalam kelompok tani dapat memicu
kinerja dari kegiatan usahatani, dan otoritas tersebut sudah jelas terlihan di
Desa Plosorejo Kecamatan Kerjo. Para anggota kelompok tani merapa puas
dengan apa yang diberikan kelompok tani kepada para anggotanya dengan

75

adanya transparansi. Tekanan dari luar daat bersifat memacu kinerja para
petani dalam menjalankan usahataninya.

76

VII. CARA MENCAPAI TUJUAN

A. Impact Point Teknis


Masalah yang dihadapi dalam Impact Point Teknis menurut matriks
cara mencapai tujuan di Desa Plosorejo,

Kecamatan Kerjo, Kabupaten

Karanganyar berupa masalah cara pemupukan, pemberian air pada fase


pengisian polong, pengeringan sebelum panen, dan waktu panen. Cara
pemupukan di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
baru 60% petani yang dapat melakukan secara efektif dan efisien. Dalam
matriks diharapkan bertambah 20% petani yang mampu melakukan
pemupukan secara efektif dan efisien. Upaya penyuluh untuk memecahkan
masalah ini yaitu dengan metode kuilah di lapang
Pemberian air pada fase pengisian polong oleh petani Desa Plosorejo,
Kecamatan

Kerjo,

Kabupaten

Karanganyar

sebanyak

20%

belum

melakukannya. Melalui penyuluhan diharapkan petani dapat melakukan


pengairan secara efisien. Metode yang digunakan untuk mencapainya adalah
dengan diskusi bersama.
Petani di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
Sebanyak 20% petani dalam panen belum melakukan pengeringan sawah, oleh
karena itu perlu adanya kegiatan praktek lapang untuk menjelaskan dan
menarik minat petani untuk melakukan pengeringan lahan sebelum panen
sehingga persentasi petani yang belum melakukan pengeringan hanya sebesar
5%. Petani di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar
sebanyak 20% pula belum dapat menentukan waktu panen secara pasti,
diharapkan dengan penyuluhan dapat membuat seluruh petani Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar dapat menentukan waktu panen
secara tepat sesuai kondisi keadaan yang ada.
Saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan penetapan cara
mencapai tujuan dari impact point

teknis yaitu penambahan cara diskusi

partisipatif yang melibatkan seluruh anggota kelompok tani. Cara tersebut akan
membuat para petani merasa dilibatkan dalam kegiatan. Mereka diberikan

77

kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Dengan diskusi partisipatif


kelompok tani melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah mereka
sendiri dengan didampingi penyuluh.
B. Impact Point Ekonomis
Masalah yang dihadapi dalam Impact Point Ekonomis menurut matriks
cara mencapai tujuan di Desa Plosorejo,

Kecamatan Kerjo, Kabupaten

Karanganyar berupa masalah menyusun perencanaan usaha tani, membuat


perencanaan

tenaga

peternakan/perikanan,

kerja,
dan

menghitung

menghitung

hasil

hasil

dan

dan
biaya

biaya
usaha

usaha
tani.

Permasalahan tersebut harus diatasi untuk meningkatkan efisiensi usahatani


yang dilakukan.
Usaha untuk memecahkan masalah menyusun perencanaan usaha tani
adalah dengan melakukan diskusi. Sebelumnya Petani sebanyak 90% dalam
memulai usahatani belum melakukan penyusunan perencanaan usaha tani.
Kegiatan diskusi dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan jumlah petani
yang melakukan penyusunan rencana usaha tani menjadi 30% petani. membuat
Perencanaan tenaga kerja masih jarang dilakukan oleh petani Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar . Sebelumnya Petani sebanyak 80%
dalam memulai usahatani belum melakukan perencanaan tanaga kerja.
Kegiatan diskusi dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan jumlah petani
yang melakukan penyusunan rencana usaha tani menjadi 30% petani setelah
diadakannya penyuluhan.
Penghitungan hasil dan biaya usaha peternakan/perikanan oleh petani
di Desa Plosorejo,

Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar seara

keseluruhan belum dilakukan oleh petani. Oleh karena itu perlu dilakukan
pertemuan dan tatap muka dengan petani sehingga petani mampu membuat
buku kas dalam usahatani mereka. Selain itu sebanyak 90% petani belum
menghitung hasil dan biaya peternakan/perikanan. Hal ini perlu dilakukan
penanganan karena hasil dan biaya sangat berpengaruh untuk menentukan
keuntungan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pertemuan dan tatap muka
dengan petani sehingga petani mampu membuat buku kas dalam usahatani

78

mereka. Saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan penetapan cara


mencapai tujuan yaitu dari pihak penyuluh melakukan diskusi dan pertemuan
secara rutin.
C. Impact Point Sosial
Masalah yang dihadapi dalam impact point sosial menurut matriks cara
mencapai tujuan di desa Plosorejo, kecamatan Kerjo, Kabuoaten Karanganyar
berupa masalah penghayatan otoritas, kekuasaan dan pengaruh yang kurang,
kepuasan anggota terhadap kelompok tani mereka, Kondisi psikis anggota
kelompok tani dalam mengikuti kegiatan kelompok dan tekanan kelompok.
Mengenai otoritas, kekuasaan dan pengaruh yang kurang, masalah yang ada
disini adalah belum diterapkan sehingga di dalam kelompok tani, seorang
pemimpin tidak memiliki otoritas, kekuasaan dan pengaruh terhadap
anggotanya atau dapat dikatakan seorang ketua dalam kelompok tani Lestari
tani tidak memiliki fungsi sebagai pemimpin. Untuk menghadapi masalah ini
yang dapat dilakukan oleh anggota kelompok adalah pada saat pemilihan ketua
kelompok tani dan ataupun penguruh sebaiknya memilih orang yang benarbenar berkompeten atau memiliki kriteria-kriteria sebagai seorang pemimpin.
Dapat pula dengan mengadakan suatu pelatihan mengenai leadership atau
kepemimpinan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam memimpin.
Kepuasan anggota terhadap kelompok tani tergolong cukup rendah,
Perlu dilakukan peningkatan kinerja dan rasa solidaritas dari setip anggota.
Saran yang dapat diberikan adalah dengan mengadakan pertemuan bersama
anggota kelompok tani secara intensif dan selalu melakukan rasa saling terbuka
antara kelompok dengan anggotanya.
Masalah berikutnya adalah kondisi psikis anggota kelompok dalam
mengikuti kegiatan kelompok. Kelompok Tani Lestari Tani memiliki
anggota kelompok yang cenderung aktif karena terpaksa atau karena
pekewuh terhapat anggota kelompok yang lainnya. Sebagai sebuah lembaga,
meningkatkan partisipasi anggota kelompok tani diperlukan secara sukarela
dan merasa memiliki program tersebut sangatlah penting. Diskusi aktif
kelompok tani merupakan alternatif yang dapat diambil demi meningkatkan
rasa solidaritas dan partisipatif dalam melaksanakan program. Permasalahan

79

terakhir dalam impact point sosial adalah Tekanan kelompok yakni masih
lemahnya tekanan yang ada dalam kelompok. Tekanan kelompok yang terlalu
kecil bahkan tidak ada akan mengakibatkan anggota terlalu meremehkan dan
menganggap enteng pelaksanaan program yang ada. Solusinya adalah
pertemuan intensif dengan petani serta memberikan motivasi motivasi kepada
mereka.

77

Tabel 7.1 Menetapkan Cara Mencapai Tujuan


Masalah

Metode

Biaya

Tujuan
Impact Point

Perilaku

Lokasi

Volume

Sasaran

Petugas

Waktu

Jenis

Rp.

Impact Point Teknis


1

Cara pemupukan

Hanya 60% petani


mampu yang
mrlakukan
pemupukan secara
efektif dan efisien

Peningkatan sebesar
20% jumlah petani
yang mampu
melakukan
pemupukan secara
efektif dan efisien

Praktek lapang

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

74

Anggota Kelompok
Tani

PPL dan Klp. Tani,


Dinas Terkait BPP

MT

PM

2013

Pemberian air
pada fase polong

Petani hanay 20%


belum melakukan
pemberian air pada
fase polong

Jumlah melakukan
pemberian air pada
fase polong
bertambah 5%

Diskusi dan
Praktek lapang

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

74

Anggota Kelompok
Tani

PPL dan Klp. Tani,


Dinas Terkait BPP

MT
2013

PM

Pengeringan
sebelum panen

Hanya 20%
melakukan
pengeringan lahan

Jumlah melakukan
pengeringan lahan
berkurang 5%

Diskusi

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

74

Anggota Kelompok
Tani

PPL dan Klp. Tani,


Dinas Terkait BPP

MT

PM

20% petani masih


bingung
menentukan waktu
panen

Seluruh petani dapat


menentukan waktu
panen yang tepat
sesuai kondisi yang
terjadi dilapang

Diskusi

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

74

Waktu panen

77

2013

Anggota Kelompok
Tani

PPL dan Klp. Tani,


Dinas Terkait BPP

MT
2013

PM

78

Impact Point Ekonomi


5

Menyusun
perencanaan
usahatani

Petani sebanyak
90% tidak
melakukan
penyusunan
perencanaan usaha
tani

Petani sebanyak 30%


mau dan mampu
melakukan
penyusunan
perencanaan usaha
tani

Diskusi

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

70

Membuat
perencanaan
tenaga kerja

Petani sebanyak
80% tidak membuat
perencanaan tenaga
kerja

Petani sebanyak 30%


mau dan mampu
membuat
perencanaan tenaga
kerja

Menghitung hasil
dan biaya usaha
peternakan/perika
nan

Petani belum
mampu membuat
buku kas dalam
usaha
peternakan/perikana
nya

Menghitung hasil
dan biaya usaha
tani

Anggota Kelompok
Tani

Penyuluh dan BPP

MT

PM

Diskusi

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

70

Anggota Kelompok
Tani

PPL, kelompok tani,


dan BPP

MT
2013

PM

Petani mampu
membuat buku kas
dalam usaha
peternakan/perikanan
ya

Pertemuan dan
tatap muka
dengan petani

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

70

Anggota Kelompok
Tani

PPL, kelompok tani,


dan BPP

MT
2013

Pm

90% petani belum


mampu membuat
buku kas dalam
usaha tani

Petani mampu
membuat buku kas
dalam usaha tani

Pertemuan dan
tatap muka
dengan petani

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

50

Anggota Kelompok
Tani

PPL, kelompok tani,


dan BPP

MT
2013

PM

Belum ada otoritas


kekuasaan dan
pengaruh yang

Membuat ketua
kelompok tani yang
memiliki jiwa

Pertemuan
bersama
anggota

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten

15

Perwakilan
kelompok Tani.

BPP dan Kelompok


Tani

MT

PM

2013

Impact Point Sosial


9

Otoritas,
kekuasaan, dan

79

pengaruh

diberikan ketua
kelompok tani

leadership

kelompok tani

Karanganyar

2013

10

Kepuasan anggota
kelompok tani
terhadap
kelompoknya

Kecilnya tingkat
kepuasn terhadap
kelompok tani
dikalangan
anggotanya

Meningkatkan
tingkat kepuasan
anggota terhadap
kelompok taninya

Pertemuan
bersama
anggota
kelompok tani

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

68

Kelompok Tani

BPP dan Kelompok


Tani

MT
2013

PM

11

Kondisi psikis
anggoa kelompok
tani dalam
mengikuti
kegiatan
kelompok

70% anggota
kelompok tani
berpartisipasi dalam
program karna
terpaksa

Meningkatkan
partisipasi anggota
kelompok tani dalam
melaksanakan
program

Diskusi aktif
kelompok tani

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

68

Kelompok Tani

Penyuluh, Kelompok
Tani, dan BPP

MT
2013

PM

12

Tekanan
kelompok

45% anggota
kelompok tani
terlalu menganggap
santai dan
meremehkan
pekerjaan dalam
pelaksanaan
program

Seluruh anggota
mempunyai motivasi
yang besar terhadap
kegiatan program
dan melaksanakan
sepenuh hati

Pertemuan
dengan petani

Desa Plosorejo,
Kecamatan Kerjo,
Kabupaten
Karanganyar

68

Kelompok Tani

Penyuluh, Kelompok
Tani, dan BPP

MT
2013

PM

77

77

Anda mungkin juga menyukai