Anda di halaman 1dari 21

Pengaruh Gizi serta Metabolisme dan Hormon pada Tubuh

Florencia Sherlin 102013464 ( C4)


Flo7595@yahoo.com
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Pendahuluan
Asupan karbohidrat, lemak, dan protein menyediakan energi yang dapat digunakan
untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh atau disimpan untuk penggunaan selanjutnya.
Kestabilan berat badan dan komposisinya selama waktu yang lama membutuhkan
keseimbangan masukan energi dan pengeluarannya. Bila seseorang makan berlebihan dan
masukan energi melebihi pengeluarannya, kebanyakan energi berlebih tersebut akan
disimpan sebagai lemak, dan berat badan akan meningkat; sebaliknya, kehilangan masa tubuh
dan kelaparan terjadi bila masukan energi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh. Kekurangan gizi pada fase pertumbuhan akan menghasilkan manusia
dewasa dengan sifat sifat berkualitas inferior.1
Zat makanan atau zat gizi atau lebih sering disebut nutrient merupakan satuan yang
menyusun bahan makanan yang telah dihidangkan. Zat makanan bahan dasar menurut ilmu
gizi atau nutrient yang kita kenal ialah; karbohidrat atau hidrat arang, protein atau zat putih
telur, lemak atau lipid, vitamin vitamin dan mineral.1

Pembahasan
Karbohidrat
Karbohidrat terdiri atas unsur unsur carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O),
yang pada umumnya mempunyai rumus kimia Cn(H 2O)n. Rumus umum ini memberi kesan
zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat. Dari sudut
fungsi, karbohidrat adalah penghasil utama energi dalam makanan maupun di dalam tubuh.
Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula (sakar). Molekul dasar dari karbohidrat
disebut monosakarida atau monosa. Dua monosa dapat saling terikat, membentuk disakarida
atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida atau triosa.
Ikatan lebih dari tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa. Polisakarida yang
mengandung jumlah monosakarida yang tidak begitu banyak, disebut oligosakarida.1

Jenis Jenis Karbohidrat


Karbohidrat yang terdapat di dalam makanan pada umumnya hanya tiga jenis, ialah
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan
polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Di dalam bahan makanan nabati terdapat dua
jenis polisakarida, yaitu yang dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Yang dapat dicerna
ialah zat tepung (amilum) dan dekstrin. Yang tidak dapat dicerna ialah selulosa, pentosan dan
galaktan. Polisakarida di dalam bahan makanan hewani dapat dicerna dan disebut glikogen.
Tidak ada polisakarida hewani yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia. Disakarida di
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 1

dalam bahan makanan juga hanya ada tiga jenis yang mempunyai arti giz, yaitu sukrosa,
maltosa dan laktosa. Laktosa hanya dijumpai pada hewani, yaitu merupakan jenis gula di
dalam air susu, baik susu ibu, maupun susu hewan. Sukrosa dan maltosa terutama terdapat di
dalam bahan makanan nabati. Akhirnya monosakarida di dalam bahan makanan juga hanya
ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi, yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa. Galaktosa
merupakan komponen yang karakteristik bagi gula hewani pada laktosa, yang terdapat di
dalam air susu. Di dalam polisakarida, satuan dasarnya ialah glukosa. Kalau polisakarida
dihidrolisa total, akan terurai menjadi molekul molekul glukosa. Monosakarida di dalam
bahan makanan mungkin mengandung lima buah atom karbon disebut pentos, dan mungkin
pula mengandung enam karbon disebut heksosa. Di dalam tubuh, ada pula monosa yang
mengandung tiga atom karbon, disebut triosa, dan bahkan ada yang mengandung tujuh buah
karbon, disebut heptulosa. Monosa makanan yang dapat dicerna oleh tubuh, hanya heksosa,
sedangkan polisakarida yang terdiri atas molekul molekul pentosa tidak dapat dicerna di
dalam saluran gastrointestinal, sehingga tidak dapat diserap melalui mukosa usus, dan
diekskresikan di dalam tinja. Namun demikian, ada molekul pentosa di dalam jaringan tubuh,
sebagai hasil metabolisme.1

Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya
dengan proses proses kehidupan. Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural
maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur
sel dan tidak dapat diekstraksi tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik
ikut serta dalam reaksi reaksi biokimia dan mengalami perubahan bahkan mungkin
destruksi atau sintesis protein baru. Protein metabolik dapat diekstraksikan tanpa merusak
integritas struktur sel itu sendiri. Kalau protein dihidrolisis total, akan dihasilkan dua puluh
sampai dua puluh empat jenis asam amino, tergantung dari cara menghidrolisisnya. 1

Asam Amino
Dari dua puluh sampai dua puluh empat jenis asam aminoyang dihasilkan dalam
hidrolisis total suatu protein, ada yang dapat disintesis di dalam tubuh, tetapi ada pula yang
tidak. asam amino yang tidak dapat disintesis harus tersedia dalam makanan yang
dikonsumsi, jadi merupakan bagian yang esensial dari makanan. Karena itu, asam amino
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, disebut asam amino esensial, sedangkan yang lainnya
disebut asam amino non esensial. Telah diteliti oleh para ahli bahwa untuk orang dewasa
terdapat delapan jenis asam amino esensial, yaitu lisin, metionin, valin, leusin, isoleusin,
triptofan, fenilalanin, threonin. Sedangkan untuk anak anak yang sedang tumbuh,
ditambahkan dua jenis lagi, yaitu histidin dan arginin. Tubuh mensintesis suatu protein
tertentu bila semua asam amino yang diperlukan untuk struktur protein tersebut tersedia
lengkap dalam jumlah masing masing yang cukup. Bila ada yang kurang tetapi dari jenis
non esensial, maka asam amino ini akan disintesis lebih dahulu agar menjadi lengkap dan
baru protein itu dapat disusun. Tetapi bila yang tidak ada itu asam amino esensial, maka
tubuh tidak dapat mensistesisnya dan protein tersebut tidak dapat disusun. Dapat atau
tidaknya dibuat suatu protein tubuh, tergantung dari ada tidaknya semua asam amino esensial
secara lengkap dan dalam jumlah yang dibutuhkan masing masing.1

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 2

Jenis Jenis Protein


Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan berbagai cara. Berdasarkan
komponen komponen penyusunnya, dibagi menjadi simple protein, complex protein, dan
derivative protein. Simple protein hasil hidrolisisnya merupakan campuran yang hanya terdiri
atas asam asam amino. Sedangkan complex protein, hasil hidrolisisnya selain terdiri atas
berbagai jenis asam amino, juga terdapat komponen lain, misalnya; unsur logam, gugusan
phosphat, dan sebagainya (contoh: hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein, dan sebagainya).
Serta derivative protein merupakan ikatan antara sebagai hasil hidrolisis parsial dari protein
native, misalnya albumin, pepton, dan sebagainya. Berdasarkan sumbernya, protein hewani
dan protein nabati. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari
binatang, seperti protein dari daging, protein susu, dan sebagainya. Sedangkan protein nabati
ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung (zein),
dari terigu, dan sebagainya.1
Klasifikasi protein dapat pula dilakukan berdasarkan fungsi fisiologiknya,
berhubungan dengan daya dukungnya bagi pertumbuhan badan dan bagi pemeliharaan
jaringan, yaitu; protein sempurna, protein setengah sempurna, dan protein tidak sempurna.
Protein sempurna merupakan protein yang sanggup mendukung pertumbuhan badan dan
pemeliharaan jaringan. Protein setengah sempurna merupakan protein yang sanggup
mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung pertumbuhan badan.
Protein tidak sempurna merupakan protein yang sama sekali tidak sanggup menyokong
pertumbuhan badan, maupun pemeliharaan jaringan.1

Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur unsur carbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat zat pelarut
tertentu (zat pelarut lemak). Lemak yan mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu
kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada
suhu kamar disebut lemak (gaji), sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.1

Klasifikasi Lipid
Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya,
sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan
lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin,
trigliserida, steril ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi
dengan protein (lipoprotein). Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid
sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (precursor and
derived lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal
fat), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dan lain lain. Klasifikasi lipid ke dalam
lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan,
sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan.
Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis
dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak
mengandung asam lemak dan tidak dapat dihidolisis.3

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 3

Fungsi Lemak
Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu
transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta
pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Kurangnya lemak dalam makanan juga akan
menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik. Dalam saluran pencernaan, lemak dan
minyak akan lebih lama berada di dalam lambung dibandingkan dengan karbohidrat dan
protein, demikian juga proses penyerapan lemak yang lebih lambat dibandingkan unsur
lainnya. Oleh karena itu, makanan yang mengandung lemak mampu memberikan rasa
kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak.
Fungsi lemak sebagai bahan baku hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis
di dalam tubuh, contohnya yaitu pembuatan hormon seks.3

Vitamin
Fungsi vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama
vitamin vitamin kelompok B. Enzim merupakan katalisator organik yang menjalankan dan
mengatur reaksi reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Suatu enzim terdiri atas komponen
protein yang dihasilkan oleh sel dan disebut apoenzim. Apoenzim ketika disintesis tidak
mempunyai aktivitas; baru menjadi aktif bila berkonjugasi dengan komponen non protein
yang disebut ko-enzim. Ko-enzim inipun dibuat di dalam tubuh dan mengandung komponen
yang disebut vitamin. Susunan lengkap apoenzim dan ko-enzim disebut holoenzim dan
holoenzimlah yang mempunyai aktivitas sebagai biokatalisator. Di dalam sel apoenzim
terdapat sebagai butir yang mengisi suatu vakuole, dan disebut proenzim atau zymogen, yang
belum mempunyai aktivitas. Peranan hampir seluruh vitamin kelompok B telah diketahui
fungsinya di dalam ko-enzim. Tidak demikian halnya dengan vitamin vitamin yang larut
lemak. Meskipun gejala gejala sebagai akibat defisiensi vitamin telah diketahui, tetapi
peranannya yang jelas di dalam rantai reaksi biokimiawi di dalam proses metabolisme, belum
diketahui. Kekecualian adalah untuk vitamin D. Untuk vitamin ini telah jelas diketahui bahwa
vitamin D ini di dalam tubuh diubah menjadi hormon yang berpengaruh atas transpor zat
kapur (Ca).1

Vitamin Vitamin Yang Larut Lemak


Vitamin A (Retinol)
Fungsi vitamin A di dalam tubuh mencakup tiga golongan besar; fungsi dalam proses
melihat, fungsi dalam metabolisme umum, serta fungsi dalam proses reproduksi. Gejala
gejala mata pada defisiensi vitamin A disebut xeropthalmia, berturut turut terdiri atas
xerosis conjunctivae dan xerosis corneae yaitu kekurangan epitel biji mata dan kornea, karena
sekresi glandula lacrimalis menurun. Tampak selaput bola mata tersebut keriput dan kusam
bila biji mata bergerak. Dari sudut fungsi, terjadi hemeralopia atau nictalopia, yang oleh
awam disebut buta senja atau buta ayam (kotokan), yaitu ketidak sanggupan melihat pada
cahaya remang remang. Disebut buta senja karena terjadi bila sore hari (senja) anak masuk
dari luar (cahaya terang) ke serambi rumah (cahaya remang remang).pagi hari tidak terjadi
buta ayam tersebut karena anak dari cahaya remang remang di dalam rumah ke luar
(pekarangan) yang cahayanya lebih kuat. Fungsi vitamin A pada metabolisme umum
contohnya seperti pada integritas sel epitel, pertumbuhan, permeabilitas membran,
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 4

pertumbuhan gigi dan produksi hormon steroid. Fungsi vitamn A dalam proses reproduksi
yaitu apabila terjadi defisiensi vitamin A dapat menimbulkan kemandulan.
Defisiensi vitamin A didiagnosa berdasarkan kadar vitamin A did alam darah, gejala
gejala xeropthalmia, dan anamnesa konsumsi makanan, serta kelainan kulit. Kadar vitamin A
normal di dalam darah seseorang, 30 m atau lebih. Kadar 20-30 m masih dapat diterima,
meskipun pada tingkat yang dianggap rendah, yang mempunyai resiko lebih besar untuk
timbulnya gejala gejala defisiensi. Kadar 10-20 m sudah termasuk kondisi
hypovitaminosis, sedangkan kadar di bawah 10 m sudah dianggap avitaminosis, yang
biasanya sudah disertai gejala gejala klinis, seperti xeropthalmia dan gejala gejala kulit.
Hypervitaminosis A pada orang dewasa ditunjukan dengan gejala nausea, vomitus, rasa sakit
kepala. Terdapat pula hyperhemoglobinemia dengan peningkatan jumlah sel eritrosit. Juga
terdapat kondisi rambut rontok. Pada konsumsi karatinoid berlebih, kadar karotin di dalam
darah meningkat dan terdapat warna kuning di seluruh tubuh, menyerupai kondisi ikterus.3

Vitamin D (Calciferol)
Vitamin D merupakan satu satunya vitamin yang diketahui berfungsi sebagai
prohormon. Vitamin D mengalami dua kali hidroksilasi untuk mendapat aktivitasnya sebagai
hormon. Pertama dihidroksilasi pada C25 yang terjadi di dalam sel hati, kemudian disusul
oleh hidroksilasi kedua pada C1 yang terjadi di dalam ginjal. 1,25 dihidroksi calciferol
merupakan hormon yang mengatur sintesis protein yang yang mentranspor kalsium ke dalam
sel, disebut Calcium Binding Protein (CaBP). Jadi agar vitamin D dapat melaksanakan
tugasnya, diperlukan kondisi hati dan ginjal yang sehat. Efek vitamin D tampak pada;
meningkatkan absorpsi Ca dan P di dalam usus, mendorong pembentukan garam garam Ca
di dalam jaringan yang memerlukannya, dan vitamin D juga berpengaruh meningkatkan
resorpsi P di dalam tubuli ginjal.3
Defisiensi vitamin D memberikan penyakit rakhitis (rickets) atau disebut juga
penyakit Inggris karena mula mula banyak terdaoat dan dipelajari di negeri Inggris.
Konsumsi berlebih vitamin D dapat pula memberikan gejala gejala hypervitaminosis D.
Kondisi ini mungkin terjadi pada anak anak yang mendapat tetes konsentrat minyak ikan
yang terlalu banyak untuk jangka waktu lama. Hypervitaminosis D menyebabkan perkapuran
di dalam jaringan yang bukan biasanya, seperti di dalam organ organ vital ginjal dan
sebagainya.3

Vitamin E (Tokoferol)
Fungsi vitamin E dapat dikelompokan berdasarkan dua sifatnya yang penting;
berhubungan dengan sifatnya sebagai antioksidanalamiah dan berhubungan dengan
metabolisme selenium. Kedua dasar dari vitamin E ini berkaitan dengan perlindungan sel
terhadap daya destruktif peroksida di dalam jaringan. Pertahanan terhadap daya destruktif
peroksida ini terdapat dalam dua tingkat; tingkat pertama adalah kesanggupan vitamin E
sebagai antioksidan alamiah yang kuat untuk meniadakan efek ikatan peroksida yang setiap
saat terjadi di dalam sel jaringan, sebagai hasil metabolisme. Peroksida ini mempunyai
kesanggupan merusak phospolipid pada struktur membrana sel maupun membrana subseluler.
Tingkat kedua dari pertahanan ini dilakukan oleh enzim peroksidase glutation. Gejala gejala
yang timbul pada defisiensi vitamin E menunjukan bahwa fungsi vitamin E ini berhubungan
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 5

dengan kesehatan otak, sistem pembuluh darah, sel sel darah merah, susunan otot skelet,
jantung, hati, dan gonad; juga menghindarkan timbulnya kondisi lemak kuning (yellow fat
disease, brown fat disease).3

Vitamin K (Menadion)
Vitamin K berfungsi di dalam proses sintesis protombin yang diperlukan dalam
pembekuan darah. fungsi lainnya ialah pentranspor elektron di dalam proses redoks dalam
jaringan (sel); pada defisiensi vitamin K terjadi kekurangan produksi ATP, karena sintesis
ATP berkaitan dengan proses redoks tersebut.3

Vitamin Vitamin Yang Larut Air


Vitamin vitamin yang larut dalam air dan tidak larut dalam minyak dan zat zat
pelarut lemak, ialah vitamin C dan vitamin vitamin B-Kompleks. Vitamin vitamin BKompleks biasanya terdapat bersama sama di dalam bahan makanan tertentu yang sama,
yaitu sayuran dan biji bijian. Di dalam pil yang disebut B-Kompleks terdapat 8 jenis
vitamin; thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, cyanocobalamin, asam folat, asam pantotenat,
biotin. Sebagian besar anggota anggota vitamin B Kompleks diketahui berfungsi di dalam
ko-enzim. Vitamin C juga merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak larut dalam
minyak dan zat zat pelarut lemak, tetapi merupakan kelas tersendiri, tidak satu kelompok
dengan vitamin B-Kompleks. Fungsi vitamin C di dalam proses metabolisme belum jelas,
berbeda dengan fungsi sebagian besar vitamin anggota kelompok B-Kompleks.1

Vitamin C (Asam Askorbat)


Fungsi vitamin C di dalam tubuh bersangkutan dengan sifat alamiahnya sebagai
antioksidan. Meskipun mekanismenya yang tepat belum diketahui, tetapi tampaknya vitamin
C berperan serta di dalam banyak proses metabolisme yang berlangsung di dalam jaringan
tubuh. Fungsi fisiologis yang telah diketahui memerlukan vitamin C ialah; untuk kesehatan
substansi matrix jaringan ikat, integritas epitel melalui kesehatan zat perekat antar sel,
mekanisme imunitas dalam rangka daya tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit dan
toksin, kesehatan epitel pembuluh darah, penurunan kadar kolesterol, dan diperlukan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi geligi.3
Defisiensi vitamin C terjadi pada saat pembentukan bakal gigi, maka akan terjadi
defect di dalam jaringan keras bakal gigi, terutama dentin. Dentin yang dibentuk bersifat
lebih sensitif terhadap pengaruh negatif dari faktor faktor cariogenic, bila kelak gigi telah
bererupsi dan berfungsi di dalam rongga mulut. Defisiensi vitamin C pada orang dewasa atau
setelah gigi geligi bererupsi memberikan kelainan terutama pada jaringan lunak ginggiva.
Jaringan ginggiva membengkak dan hypermis, dimulai pada papila interdentales. Ujung
papila tampak oedematus dan hypermis, mudah berdarah pada gosokan kecil sekalipun.
Ujung papil kemudian menjadi luka dan dapat terus menjadi gangraen yang mengeluarkan
bau yang sangat tidak sedap. Serat serat yang menghubungkan radix dentis dengan dinding
alveoli tulang rahang menjadi rusak terputus, sehingga gigi menjadi goyah, bahkan gigi dapat
menjadi copot. Kelainan kelainan terutama mengenai ginggiva bila masih ada giginya, atau
bahkan tinggal akar gigi saja, dan tidak terjadi bila sudah tidak ada gigi sama sekali.3
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 6

Vitamin B1 (Thiamin)
Bentuk aktif thiamin adalah di dalam koenzim Co-carboksilase sebagai thiamin
pyrophospat atau TTP yang sangat berhubungan dengan metabolisme karbohidrat.1
Defisiensi thiamin memerikan gangguan pada metabolisme karbohidrat yang
menghasilkan energi, sehingga mengganggu fungsi organ organ yang mendapat energinya
terutama dari karbohidrat, saraf, otot dan jantung. Kehilangan refleks saraf merupakan gejala
fungsional dini pada defisiensi vitamin B1, disusul oleh kelemahan otot dan kelainan kerja
jantung. Defisiensi thiamin juga memberikan gejala gejala klinik yang disebut penyakit beri
beri. Penyakit ini terutama terdapat di antara para anggota masyarakat yang
mempergunakan beras sebagai bahan makanan pokok, khususnya beras yang digiling
sempurna. Bila beras digiling sempurna maka lapisan aleuron yang kaya akan thiamin
terbuang sebagai dedak. Anorexia merupakan gejala dini pada defisiensi thiamin, sedangkan
nausea dan vomitus tidak selalu terjadi; konstipasi ditemukan lebih konstan; pada
pemeriksaan refleks juga terjadi penurunan reaksi. Pada orang dewasa terdapat
encephalopathia Wernicke dan syndroma Korsakov, yang juga dianggap bentuk dari
defisiensi thiamin yang akut, dimana terjadi confusion dan coma.1

Vitamin B2 (Riboflavin)
Fungsi riboflavin telah jelas diketahui sebagai komponen dalam ko-enzim; terdapat
dua bentuk aktif dari riboflavin sebagai ko-enzim, yaitu Flavine adenine dinucleotide (FAD)
dan flavine mononucleotide (FMN). Enzim enzim dimana kedua ko-enzim ini berperan
serta termasuk kelas flavoprotein, yang bersangkutan dengan proses reduksi oksidasi di
dalam reaksi reaksi metabolisme tubuh.1
Defisiensi riboflavin biasanya timbul secara khronis, dengan gejala gejala; di dalam
rongga mulut, lidah berwarna merah dadu (magenta tongue), dianggap suatu gejala cukup
khas bagi defisiensi riboflavin ini. Pada daerah mata keluhan subjektif, berbentuk rasa panas
di bibir dan kelopak mata. Serta terdapat dermatitis pada daerah kulit muka dan genital.1
Vitamin B3 (Niacin / Asam Nikotinat)
Bentuk aktif vitamin ini ialah Niacinamide, yang merupakan komponen dari koenzim; ada dua bentuk ko-enzim yang memerlukan niacin, yaitu Nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD) dan Nicotinamide adenine dinucleotide phospate (NADP). Kedua koenzim ini berperan di dalam proses mentransfer atom hidrogen di dalam reaksi reaksi yang
menghasilkan energi. Reaksi reaksi kimia ini berhubungan dengan integritas jaringan,
terutama bagi kulit, saluran pencernaan, dan susunan saraf. Selain fungsinya sebgai enzim,
asam nicotinat (bukan niacinamide) menunjukan pula efek farmakogenik sebagai
vasodilatator perifer dan menurunkan kadar kolesterol darah. Fungsi utama NAD dan NADP
ialah sebagi ko-enzim yang memindahkan ion hidrogen dari substrat tertentu, bekerjasama
dengan enzim dehidrogenase kelas flavoprotein, mentransfer hidrogen atau elektron ke enzim
lain dalam deretan sistem redoks.1
Defisiensi niacin memberi gejala gejala dengan gambaran klinik penyakit yang
disebut pellagra, dari bahasa Italia yang berarti kulit kasar. Gejala gejala disimpulkan dalam
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 7

formula 3-D, yaitu dermatitis, diare, dan dementia. Keluhan keluhan subjektif ialah
anorexia, indisgetion, nausea, vomitus, rasa lemas, serta berat badan menurun.1

Vitamin B6 (Piridoksin)
Terdapat tiga ikatan organik yang mempunyai aktivitas piridoksin, yaitu piridoksin,
piridoksal, dan piridoksamin; piridoksin berbentuk suatu alkohol, sehingga seharusnya
disebut piridoksol. Bentuk biologis aktif adalah piridoksal dan piridoksamin sebagi
komponen dari ko-enzim. Fungsi piridoksin adalah sebagai komponen dari suatu ko-enzim
piridoksal-5-fosfat. Ko-enzim ini berperan serta dalam banyak sekali enzim yang
berhubungan dengan metabolisme protein dan sintesis asam amino.1
Defisiensi piridoksin sukar timbul, selain diperlukan susunan makanan yang defisiensi
akan piridoksin, harus pula diberi antivitaminnya. Gejala gejalanya antara lain sejenis
dermatitis di sekitar mata, hidung, dan mulut.1

Vitamin B12 (Cyanocobalamin)


Terdapat beberapa jenis cobalamine yang mempunyai bioaktivitas vitamin B12.
Vitamin B12 merupakan satu satunya vitamin yang belum sanggup disintesis secara total,
tetapi selalu diekstraksi dari media tempat tumbuh mikroba, sebagai hasil fermentasi.
Struktur vitamin B12 juga adalah yang paling kompleks dari struktur semua vitamin yang
diketahui sampai sekarang. Bentuk aktif vitamin B12 adalah sebagai ko-enzim, terikat pada
5 deoksiadenil melalui atom Co pada struktur vitamin ini. Fungsi vitamin B12 sangat erat
hubungannya dengan fungsi asam folat dalam sintesis nukleoprotein. Defisiensi salah satu
atau kedua vitamin sekaligus menyebabkan anemia megaloblastik. Vitamin B12 dan asam
folat saling berpengaruh juga atas kebutuhannya. Bila salah satu vitamin ditambah, maka
akan menyebabkan kebutuhan vitamin lainnya meningkat, sehingga mungkin menyebabkan
timbulnya defisiensi vitamin yang tidak ditambahkan itu.1

Asam Folat
Vitamin ini dibutuhkan untuk menghindari anemia atau berperan dalam
hematopoiesis. Pada defisiensi asam folat, terjadi hambatan sistesis DNA yang berakibat
terjadinya prekursor eritrosit megaloblastik biasanya terdapat di daerah tropik pada wanita
yang sedang hamil, dan pada anak anak yang sedang tumbuh cepat, yaitu yang berumur di
bawah tiga tahun. Metabolisme asam folat sangat erat berhubungan dengan fungsi vitamin
B12 dan asam askorbat (vitamin C).1
Asam Pantotenat
Asam pantotenat selalu terdapat dalam keadaan terkonjugasi sebagai ko-enzim A
(KoA). KoA memegang peranan penting di dalam berbagai proses metabolisme, dan
terutama menghasilkan gugus asetil koA yang memberikan gugus asetilnya kepada siklus
krebs untuk dibakar menjadi energi dalam bentuk ATP. Asam pantotenat merupakan growth
factor bagi berbagi mikroorganisme. Pada manusia, belum pernah dilaporkan adanya
defisiensi asam pantotenat.1
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 8

Biotin
Biotin berfungsi sebagai komponen suatu ko-enzim juga berperan dalam fiksasi CO 2.
Tempat biotin berperan diantaranya ialah; dalam enzim karboksilase, yang menambahkan
gugusan karboksil pada sesuatu ikatan organik, dengan pertolongan ATP dan koA. Sampai
sekarang belum pernah dilaporkan adanya kasus defisiensi biotin pada manusia.1

Mineral
Sekitar 4% tubuh kita terdiri atas mineral, yang dalam analisa bahan makanan
tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila suatu sampel bahan makanan
dibakar sempurna di dalam suatu tungku. Kadar abu ini menggambarkan banyaknya mineral
yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat menguap. Mineral dibedakan dalam dua
kelompok besar (elemen, unsur) yang terdapat pada analisa tubuh kita, berdasarkan
jumlahnya, yaitu; makro elemen, mikro elemen dan trace elemen. Makro elemen, yang
terdapat dalam jumlah yang relatif besar, seperti K, Na, Ca, Mg, dan P, D serta Cl. Mikro
elemen, yang terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit. Mikro elemen dapat dikelompokan
lagi menurut kegunaannya di dalam tubuh; mikro elemen esensial, yaitu yang betul betul
diperlukan oleh tubuh, jadi harus ada, seperti Fe, Cu, Co, Se, Zn, J, dan F. Kedua, mikro
elemen yang mungkin esensial, belum pasti betul diperlukan atau tidak di dalam struktur atau
fisiologi tubuh, seperti Cr, Mo. Serta Mikro elemen yang tidak diperlukan, atau non esensial.
Jenis ini terdapat di dalam tubuh karena terbawa tidak sengaja bersama bahan makanan, jadi
sebagai kontaminan, seperti Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, Ni, Si, Sr, Va, dan Br. Trace elemen yang
sebenarnya sudah termasuk kelompok mikro elemen, tetapi diperlukan dalam jumlah yang
lebih kecil lagi, seperti; Co, Cu dan Zn.1
Makro elemen berfungsi sebagai bahan dari zat yang aktif dalam metabolisme atau
sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Adapula yang memegang fungsinya di
dalam cairan tubuh, baik intraseluler maupun ekstraseluler. K, Na, S, dan Cl terutama
berfungsi dalam keseimbangan caitan dan elektrolit, sedangkan Ca, Mg, dan P terutama
terdapat sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Mikro elemen pada umumnya
berfungsi berhubungan dengan enzim, bahkan yodium merupakan bagian dari struktur suatu
hormon. Sejumlah besar enzim memerlukan mikro elemen dan trace elemen untuk dapat
berfungsi secara maksimal. Beberapa elemen bekerjasama erat sekali dalam melaksanakan
fungsinya, misalnya Na dan K, Ca dan P. Fungsi Na erat sekali dengan tekanan osmotik
cairan tubuh.1

Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan; senyawa ini memiliki peran
struktural dan metabolik yang penting.
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut :
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana. 4
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltosa dan sukrosa.
4

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 9

Oligosakarida adalah produk konsensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian


besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.
Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida,
contohnya pati dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier atau bercabang. 4
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena
portae. Sebagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen, sehingga
kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%). Karbohidrat
yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena fruktosa dan galaktosa
akan diubah terlebih dahulu oleh hati sebelum memasuki pembuluh darah. 4
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar
(2/3) akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas
pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam
bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi
lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak. Jika
dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah
simpanan dalam bentuk glikogen. 4
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak energi, mendapatkan energi
dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi
kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih
banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak
diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati. 4
Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan glikogen
yang telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Peristiwa oksidasi glukosa di
dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan pada tahap-tahap itulah enersi dilepaskan
sedikit demi sedikit, untuk dapat digunakan selanjutnya. 4
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah menjadi
asam piruvat. Asam piruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam metabolisme
karbohidrat. Asam piruvat dapat segera diolah lebih lanjut dalam suatu proses pada
"lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO2 dan H2O dan terlepas enersi dalam
bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin
Triphosphate). ATP ini mudah sekali melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP
(Adenosin Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat".
Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah menuju ke hepar.
4

Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam pyruvat dan selanjutnya
menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan enersi. Hal ini hanya terdapat di
dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di dalam otot terdapat juga
glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa dalam darah. Metabolisme karbohidrat
selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon
Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang
perananan penting. Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan,
merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot. Hal ini
terjadi apabila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya apabila kadar glukosa
darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah akan menaik
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 10

kembali. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah lemak atau protein


menjadi glukosa. Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar
suprarenal merupakan pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat. 4
Enzim sangat diperlukan pada proses-proses kimiawi metabolisme zat-zat makanan.
vitamin-vitamin sebagian dari enzim, secara tidak langsung berpengaruh pada metabolisme
karbohidrat ini. Tiamin (vitamin B1) diperlukan dalam proses dekarboksilase karbohidrat.
Kekurangan vitamin B1 akan menyebabkan terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase,
sehingga asam piruvat dan asam laktat tertimbun di dalam tubuh. Penyakit yang ditimbulkan
akibat defisiensi vitamin B1 itu dikenal sebagai penyakit beriberi. 4
Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini
adalah proses pemecahan glukosa menjadi : 5
Asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
Asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat,
dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Selain
itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa. Keseluruhan
persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah : 5
Glukosa + 2ADP +2Pi 2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut :
Hasil tingkat substrat :

+ 4P

Hasil oksidasi respirasi :

+ 6P

Jumlah :

+10P

Dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P :

- 2P

+ 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
Hasil tingkat substrat :

+ 4P

Hasil oksidasi respirasi :

+ 0P

Jumlah :

+ 4P

Dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P


+ 2P
Oksidasi Piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA,
yang terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang
berbeda yang bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 11

dengan membran interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks
piruvat dehidrogenase dan analog dengan kompleks -keto glutarat dehidrogenase pada
siklus asam sitrat.5
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Krebs. Jalur ini juga
merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa
non karbohidrat menjadi karbohidrat. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi
oleh flavoprotein, yang mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase.
Akhirnya flavoprotein tereduksi ini dioksidasi oleh NAD+, yang akhirnya memindahkan
ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi. 5
Piruvat + NAD+ + KoA Asetil KoA + NADH + H+ + CO2
Siklus Asam Sitrat
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Krebs dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.5
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil
KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan baker jaringan,
dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH 3-COKoA, asetat
aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat. 5
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut. 5
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen
pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase
spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah
besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen
(anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut. 5
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam
bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga
memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi,
yang bertempat di dalam membran interna mitokondria. 5
Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan 1
FADH2 akan dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir dalam siklus
asam sitrat. Dalam hal ini sejumlah ekuivalen pereduksi akan dipindahkan ke rantai respirasi
dalam membrane interna mitokondria. 5
Selama melintasi rantai respirasi tersebut, ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan
3 ikatan fosfat berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi ATP dalam proses fosforilasi
oksidatif. Namun demikian FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi.
Fosfat berenergi tinggi selanjutnya akan dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri (pada
tingkat substrat) pada saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat. 5 Dengan demikian rincian
energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 12

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P

= 9P

2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P

= 2P

3. Pada tingkat substrat

= 1P +

Jumlah

= 12P

Satu siklus Krebs akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P

= 12P.

Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Krebs, akan dapat
kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi
dengan rincian sebagai berikut:
Glikolisis :

8P

Oksidasi piruvat (2 x 3P) :

6P

Siklus Krebs (2 x 12P):

24P +

Jumlah :

38P

Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis)
menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA
masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. 5
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir,
mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui
kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen.
Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis. 5
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai
6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar
daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat
kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang
bercabang. 5
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk
proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan
dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa
darah, khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua
simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. 5
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut :
Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati
oleh glukokinase.
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 13

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa
1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat
Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi
Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan
menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Glikogen

Glikogen

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai
pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada
pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi
jumlah molekul glikogenin.
Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga
mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian
dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabangcabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan pembentukan
cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total
tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.

Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.


Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah
enzim pembentuk cabang (branching enzyme).
Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah
untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 14

demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen

Glikogen

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari


satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis
ikatan 16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang
spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia,
barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa
dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak
dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
Metabolisme Protein
Metabolisme asam amino pada umumnya terjadi di hati dan bila Kelebihan di luar
liver akan dibawa ke hati yang kemudian diekskresikan dalam bentuk Ammonia yang bisa
digunakan kembali utk proses biosintesis atau diekskresi scr langsung atau diubah terlebih
dahulu mjd asam urat / urea.metabolisme asam amino: 5
Meliputi reaksi pelepasan gugus asam amino(Transaminasi),yang menghasilkan senyawa
antara metabolisme utama tubuh
Kemudian perubahan kerangka karbon
Transport ammonia
Sintesis Urea :
Transaminasi adalah Proses katabolisme asam amino berupa pemindahan gugus amino
darisuatu asam amino ke senyawa lain . Reaksi transaminasi membutuhkan koenzim
piridoxal phosphat (PLP) yang berasal dari vitamin B6.vitamin B6 digunakan untuk
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 15

mengambil gugus amin pada asam amino essensial lainnya,dan kemudian ditransfer ke asam
amino lainnya.contoh: (keto. Asam piruvat, ketoglutarat atau oksaloasaetat). Sehingga
(keto)senyawa tersebut dirubah menjadi asam amino. Sedangkan asam amino dirubah
menjadi senyawa keto).
Enzim utama rekasi transaminasi adalah :
Alanin transaminase (Alanin)
Glutatamat transaminase (Glutamat)
Deaminasi oksidatif
Terjadi Di dalam mitokondria dan dikatalisis oleh L-glutamate dehydrogenase (enzim
yang terdapat dlm matrik mitokondria).merupakan Reaksi kombinasi dr aminotransferase dan
glutamate DH. Glutamat DH menggunakan enzim allosterik komplek, yang dibagi dalam :
a. Positive modulator ADP
b. Negative modulator GTP TCA
Dari proses deaminasi oksidatif,maka Asam glutamate akan menghasilkan NH4+,dengan
NADP /NAD sebagai akseptor elektron
Transport ammonia ke hati
NH4 atauAmmonia hasil dari deaminasi oksidasi glutamate bersifat toksik bagi
jaringan tubuh. Oleh karena itu ammonia harus diubah menjadi urea ,yang akan terjadi di
dalam hati,atau diubah menjadi glutamin yang akan di transport ke hati.Glutamin tidak
toksik, bersifat netral dan dapat lewat melalui sel membran secara langsung.dan merupakan
bentuk utama utk transpor ammonia,shg terdapat di dalam darah lebih tinggi dr a. Amino yg
lain.glutamin yang akan berfungsi sebagai sumber gugus amino pada berbagai reaksi
biosintesis.
Sintesis urea dan Siklus urea
Kebanyakan NH4 yang terbentuk dengan deaminasi asam amino dihati dikonversi
menjadi urea. dan urea diekskresikan didalam urin. NH4 membentuk karbamoil fosfat,dan di
mitokondria gugus ini ditransfer ke ornitin membentuk sitrulin,enzim yang terlibat adalah
ornitin karbamoil transferase.sitrulin dikonversi menjadi arginin,setelah itu ureanya
dipisahkan dan ornitin dihasilkan kembali. kebanyakan urea dibentuk dalam hati,dan
kemudian akan dibuang melalui urin.pada penyakit hati berat ,nitrogen urea darah turun dan
NH3 darah meninggi,sekalipun pada orang-orang yang heterozigot untuk defisiensi ini.
Metabolisme Lemak
Lemak merupakan kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan asam lemak,
baik secara aktual maupun potensial. Sifat umum lemak yaitu relative tidak larut dalam air
dan larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, alcohol dan benzena. Lipid
diklasifikasikan menjadi : 5
Lipid sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Misalnya: lilin dan
minyak.

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 16

Lipid majemuk adalah ester asam lemak yang mengandung gugus lain selain alkohol dan
asam lemak yang terikatpada alkoholnya. Misalnya: fosfolipid, glikolipid, solfolipid, amino
lipid dan lipoprotein.
Derivate lipid, misalnya: alkohol, asam lemak, gliserol,steroid, lemak-lemak aldehid, dan
vitamin A, D, E,K
Fungsi dari lemak adalah :
Sebagai energy cadangan
Pembentukan membrane sel
Sebagai bahan bakar tubuh
Bersama protein sebagai alat angkut, penggerak hormone, agen pengemulsi dan m
Melindungi organ tubuh lain
Pemecahan lemak menjadi asam lemak, monogliserida, kolin dan sebagainya, terjadi
hampir semuanya secara eksklusif dalam duodenum dan jejunum, melalui kerja sama antara
garam-garam empedu dan lipase pancreas, dalam lingkungan pH yang lebih tinggi yang
disebabkan oleh ion bikarbonat. 5
Asam-asam lemak, monogliserida, fosfat, kolesterol bebas dan bahan penyusun lain dari
lemak yang terbentuk oleh proses pencernaan, diserap ke dalam sel mukosa intestine.
Penyerapan terjadi dengan jalan difusi pasif, terutama dalam setengah bagian atas usus kecil.
Garam-garam empedu yang disekresi untuk menolong pencernaan dan penyerapan akan
diserap kembali dalam saluran pencernaan bagian bawah. Setelah masuk ke dalam mukosa
intestin, trigliserida, fosfolipid dan ester kolesterol disintesis kembali, di bungkus dengan
sedikit protein kemudian disekresikan ke dalam kilomikron ke dalam ruang ekstraselular,
memasuki lacteal system limfe. 5
Bagian terbesar dari lemak makanan yang telah memasuki system limfe secara perlahan
memasuki aliran darah (sebagai kiomikron) melalui ductus torachicus jadi mencegah
perubahan besar kadar lemak darah permukaan. Masuknya darah ke dalam darah dari limfe
terus selama berjam-jam setelah makan banyak lemak. Kilomikron dan VLDL terutama
diproses oleh sel-sel adipose dan urat daging. Apoprotein di permukaan mengaktifkan lipase
lipoprotein (LPL) yang terikat pada permukaan pembuluh darah kecil dan kapiler dalam
jaringan-jaringan tersebut. Ini menyebabkan pembebasan secara local asam lemak bebas yang
secara cepat diserap dan digunakan untuk energy atau diinkoporasikan kembali menjadi
trigliserida untuk digunakan kemudian. Kelebihan fosfolipid permukaan dan beberapa
kolesterol dan protein dipindahkan ke HDL. Sisa trigliserida yang terdeplesi dalam
kilomikron, dengan ester kolesterol memasuki hati melalui reseptor khusus.5
Di dalam hati, ester kolesterol akan mendapat proses esterifikasi dan bersama asamasam lemak memasuki pool hati yang ada. Kolesterol diekskresikan ke dalam empedu atau
diesterifikasi dan diinkoporasikan ke dalam VLDL untuk nanti diangkut lebih lanjut. Asamasam lemak terbentuk terutama dari kelebihan karbohidrat yang tidak dibutuhkan secara local
untuk enegi atau membrane sel diinkorporasikan kembali ke dalam trigliserida dengan
bantuan proses fosforilasi oleh asam alfa gliserol kinasne. Dan bersama fosfolipid, koleserol
dan protein dikemas dalam bentuk VLDL hati memasuki aliran darah dan melalui lintasan

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 17

yang sama dengan VLDL-intestin.yaitu kehilangan komponen trigliserid sampai lipase


lipoprotein. 5
Hampir semua asam lemak memasuki jaringan lemak atau urat daging untuk disimpan
dalam bentuk trigliserida. Lipoprotein yang tinggal itu menjadi LDL atas pertolongan HDL
dan Lechithin-Cholsterol Acyl Transferase (LCAT) yang mengesterifikasi kolesterol dengan
asam lemak poli tidak jenuh dari posisi 2 pada lesitin. LDL yang pada prinsipnya terdiri dari
inti ester kolesterol, protein dan fosfolipid permukaan kemudian diambil oleh hampir semua
jaringan permukaan. Pengambilan LDL secara normal juga tergantung ikatannya pada
reseptor terutama pada membrane sel. Reseptor-reseptor tesebut bisa tidak mempunyai atau
mengandung secara tidak sempurna salah satu atau lebih bentuk-bentuk hiperkolesterolemia
yang sehubungan. Kalau LDL plasma meningkat, peningkatan katabolisme terjadi atas
pertolongan makrofag-makrofag retikuloendotelial atau peningkatan pengambilan yang tidak
spesifik. 5
Langkah awal dari metabolisme energi lemak adalah melalui proses pemecahan
simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh yaitu trigeliserida. Trigeliserida di dalam tubuh
ini akan tersimpan di dalam jaringan adipose (adipose tissue) serta di dalam sel-sel otot
(intramuscular triglycerides). Melalui proses yang dinamakan lipolisis, trigeliserida yang
tersimpan ini akan dikonversi menjadi asam lemak (fatty acid) dan gliserol. Pada proses ini,
untuk setiap 1 molekul trigeliserida akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1 molekul
gliserol .Kedua molekul yang dihasilkan melalu proses ini kemudian akan mengalami jalur
metabolisme yang berbeda di dalam tubuh. Gliserol yang terbentuk akan masuk ke dalam
siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau juga asam piruvat. Sedangkan asam
lemak yang terbentuk akan dipecah menjadi unit-unit kecil melalui proses yang dinamakan oksidasi untuk kemudian menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel. Proses oksidasi berjalan dengan kehadiran oksigen serta membutuhkan adanya karbohidrat untuk
menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak yang pada
umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari 16 atom karbon akan dipecah menjadi
unit-unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. 5
Tiap unit 2 atom karbon yang terbentuk ini kemudian dapat mengikat kepada 1
molekul KoA untuk membentuk asetil KoA. Molekul asetil-KoA yang terbentuk ini
kemudian akan masuk ke dalam siklus asam sitrat dan diproses untuk menghasilkan energi
seperti halnya dengan molekul asetil-KoA yang dihasil melalui proses metabolisme energi
dari glukosa/glikogen. 5
Hormon Pertumbuhan
Pada anak yang sedang tumbuh, terjadi sintesis netto protein di bawah pengaruh
hormon pertumbuhan seiring dengan semakin besarnya tubuh. Pertambahan berat semata
tidak sinonim dengan pertumbuhan, karena pertambahan berat dapat terjadi akibat retensi
H2O atau penyimpanan lemak tanpa pertumbuhan jaringan yang sebenarnya. Pertumbuhan
membutuhkan sintesis netto protein dan mencakup pemanjangan tulang tulang panjang
(tulang ekstremitas) serta peningkatan ukuran dan jumlah sel di jaringan lunak.6
Growth Hormon
Pertumbuhan bergantung pada hormon pertumbuhan tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor lain. Meskipun, seperti diisyaratkan oleh namanya, hormon pertumbuhan (growth

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 18

hormone, GH) merupakan bahan yang sangat esensial bagi pertumbuhan namun GH bukan
satu satunya penentu laju dan besar pertumbuhan akhir seseorang.6
GH adalah hormon yang paling banyak dihasilkan oleh hipofisis anterior, bahkan
pada orang dewasa yang pertumbuhannya telah berhenti, meskipun sekresi GH biasanya
mulai berkurang setelah usia pertengahan. Sekresi berkelanjutan GH kadar tinggi setelah
masa pertumbuhan menunjukan bahwa hormon ini memiliki pengaruh penting lain di luar
efek pada pertumbuhan. Selain mendorong pertumbuhan, GH memiliki efek metabolik
penting dan meningkatkan sistem imun.6
Efek GH dalam mendorong pertumbuhan jaringan lunak dan pertumbuhan tulang.
Saat jaringan peka terhadap efek pendorong pertumbuhannya, GH merangsang jaringan
lunak dan tulang. GH mendorong pertumbuhan jaringan lunak dengan meningkatkan jumlah
sel (hiperplasia) dan meningkatkan jumlah sel (hipertrofi). GH meningkatkan jumlah sel
dengan merangsang pembelahan sel dan mencegah apoptosis. GH meningkatkan ukuran sel
dengan mendorong sintesis protein, komponen struktural utama sel. GH merangsang hampir
semua aspek sintesis protein dan secara bersamaan menghambat penguraian protein. Hormon
ini mendorong penyerapan asam amino (bahan mentah untuk membentuk protein) oleh sel
sehingga menurunkan kadar asam amino darah. Selain itu, GH merangsang perangkat sel
yang bertanggung jawab melaksanakan sintesis protein sesuai kode genetik sel. Pertumbuhan
tulang panjang yang menyebabkan penambahan tinggi adalah efek GH yang paling dramatik.
GH mendorong pertumbuhan ketebalan dan panjang tulang. Hormon ini merangsang aktivitas
osteoblas dan proliferasi tulang rawan epifisis sehingga terbentuk ruang untuk pembentukan
tulang lebih banyak. GH dapat mendorong pemanjangan tulang panjang selama lempeng
epifisis tetap berupa tulang rawan atau terbuka. Pada akhir masa remaja, di bawah
pengaruh hormon seks lempeng ini mengalami penulangan sempurna, atau menutup,
sehingga tulang tidak lagi dapat memanjang meskipun terdapat GH. Karena itu, setelah
lempeng tertutup, yang bersangkutan tidak lagi bertambah tinggi.6
Kontrol sekresi GH bersifat rumit, dengan dua hormon hipofisiotropik hipotalamus
berperan kunci. Dua hormon regulatorik dari hipotalamus yang bekerja berlawanan berperan
dalam kontrol sekresi hormon pertumbuhan. Growth hormone releasing hormone (GNRH),
yang bersifat merangsang, dan growth hormone inhibiting hormone (GHIH atau
somatostatin) yang bersifat menghambat. Setiap faktor yang menigkatkan sekresi GH secara
teoritis dapat melakukannya dengan merangsang pelepasan GNRH atau menghambat
pelepasan GHIH. Para pakar endrokrinologi belum mengetahui jalur apa yang digunakan
pada setiap kasus spesifik. Seperti sumbu hipotalamus hipofisis anterior lainnya, sekresi
GH diatur oleh lengkung umpan balik negatif. GH dan somatomedin menghambat sekresi
GH oleh hipofisis, mungkin dengan merangsang pelepasan GHIH dari hipotalamus.
Somatomedin juga dapat secara langsung mempengaruhi hipofisis anterior untuk
menghambat efek GHRH pada pelepasan GH.6
Sejumlah faktor mempengaruhi sekresi GH dengan bekerja pada hipotalamus. Sekresi
GH memperlihatkan irama diurnal yang jelas. Sepanjang hari kadar GH cenderung rendah
dan cukup konstan. Namun, sekitar satu jam setelah tidur lelap dimulai, sekresi GH melonjak
hingga lima kali nilai siang hari kemudian turun cepat dalam beberapa jam berikutnya. Pada
fluktuasi diurnal sekresi GH ini terjadi letupan letupan lebih lanjut sebagai respons terhadap
olahraga, stres, dan penurunan kadar gula darah, yaitu rangsangan rangsangan utama yang
menigkatkan sekresi. Manfaat peningkatan sekresi GH pada situasi situasi tersebut ketika
kebutuhan energi melebihi cadangan glukosa tubuh mungkin adalah agar glukosa dihemat
untuk otak dan asam lemak disajikan sebagai sumber energi alternatif bagi otot. Karena
PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 19

menggunakan simpanan lemak dan mendorong sintesis protein tubuh maka GH mendorong
perubahan komposisi tubuh yaitu mengurangi pengendapan lemak dan meningkatkan protein
otot. Karena itu, peningkatan sekresi GH yang menyertai olahraga mungkin ikut
memerantarai efek olahraga dalam mengurangi presentase lemak tubuh sembari
meningkatkan massa tubuh nonlemak. Peningkatan asam amino darah setelah diet tinggi
protein juga meningkatkan sekresi GH. Selanjutnya, GH mendorong pemakaian asam asam
amino ini untuk membentuk protein. GH juga dirangsang oleh penurunan asam lemak darah.
karena GH memobilisasi lemak, maka regulasi semacam ini membantu mempertahankan
kadar asam lemak darah secara konstan.6
Defisiensi GH dapat disebabkan oleh defek hipofisis (ketiadaan GH) atau sekunder
karena disfungsi hipotalamus (ketiadaan GHRH). Hiposekresi GH pada anak adalah salah
satu penyebab dwarfism (cebol). Gambaran utama adalah tubuh pendek karena pertumbuhan
tulang yang terhambat. Karakteristik yang relatif kurang tampak adalah otot yang kurang
berkembang (berkurangnya sintesis protein otot) dan lemak subkutis yang berlebihan
(mobilisasi lemak yang kurang). Selain itu, pertumbuhan dapat terhambat karena jaringan
tidak berespons secara normal terhadap GH. Salah satu contoh adalh dwarfism Laron, yang
ditandai oleh kelainan reseptor GH yang tidak peka terhadap hormon. Gejala penyakit ini
mirip dengan gejala defisiensi GH berat meskipun kadar GH darah sebenarnya tinggi.
Terjadinya defisiensi GH pada masa dewasa setelah pertumbuhan selesai menimbulkan gejala
yang relatif sedikit. Orang dewasa dengan defisiensi GH cenderung mengalami pengurangan
massa dan kekuatan otot (protein otot lebih sedikit) serta penurunan densitas tulang (aktivitas
osteoblas berkurang selama remodeling tulang). Selain itu, karena GH penting untuk
mempertahankan massa dan kinerja otot jantung pada maa dewasa maka defisiensi GH pada
orang dewasa dapat menyebabkan peningkatan resiko gagal jantung.6
Hipersekresi GH paling sering disebabkan oleh tumor sel penghasil GH di hipofisis
anterior. Gejala bergantung pada usia pasien ketika kelainan sekresi tersebut dimulai. Jika
produksi berlebihan GH tersebut terjadi pada masa anak sebelum lempeng epifisis menutup
maka gambaran utamanya adalah pertambahan tinggi yang pesat tanpa distorsi proporsi
tubuh. Karenanya penyakit ini dinamai gigantisme. Jiak tidak diterapi dengan mengangkat
tumor atau dengan obat yang menghambat efek GH, pasien dapat mencapai tinggi delapan
kaki atau lebih. Semua jaringan lunak ikut tumbuh sehingga proporsi tubuh masih normal.
Jika hipersekresi GH terjadi setelah masa remaja ketika lempeng epifisis telah tertutup maka
tubuh tidak dapat lagi bertambah tinggi. Namun, di bawah pengaruh kelebihan GH, tulang
menjadi lebih tebal dan jaringan lunak, khususnya jaringan ikat dan kulit, berproliferasi. Pola
pertumbuhan yang tidak seimbang ini menimbulkan keadaan cacat yang dikenal sebagai
akromegali (akro artinya ekstremitas; meali artinya besar). Penebalan tulang paling nyata
di ekstremitas dan wajah. Wajah yang terus bertambah kasar sehingga hampir menyerupai
kera terjadi karena rahang dan tulang pipi menjadi menonjol akibat penebalan tulang wajah
dan kulit. Tangan dan kaki membesar, dan jari tangan dan kaki sangat menebal. Sering terjadi
gangguan saraf tepi karena saraf terjepit oleh jaringan ikat atau tulang yang tumbuh
berlebihan.6
Kesimpulan
Dengan demikian, kesimpulan yang dapat saya ambil ialah gizi, metabolisme
karbihidrat, protein dan lemak serta peran hormon pertumbuhan dan beberapa hormon
penunjang berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mental.

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 20

Daftar Pustaka
1. Sediaoetama AD. Ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat; 2008. h. 31-180.
2. Nio OK. Daftar analisis bahan makanan. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2012.
3. Gibney MJ, Margets BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC; 2005. h. 92.
4. Murray RK. Biokimia harper. Ed 25. Jakarta: EGC; 2005. h.151-241.
5. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Ed 22. Jakarta: EGC; 2005. h. 275-6.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011. h. 740-6.

PBL BLOK 11 METABOLIK ENDOKRIN 1

Page 21

Anda mungkin juga menyukai