Dalam tafsir dari Ikrimah, Qotadah, As-Sudi, Mujahid, Adh-Dhohhak, Ibnu Abbas dan lainlainnya mengatakan :
Mereka tidak memaksudkan dengan perkataan mereka itu bahwa tangan Alloh terikat,
tetapi mereka hendak mengatakan : Kikir, menahan apa yang ada di sisi-Nya. Maha tinggi
Alloh dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar.
Maka Alloh pun membantah ucapan mereka dalam firmannya QS. Al-Maidah : 64
Tangan mereka itu sebenarnya yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang
mereka telah katakan. Bahkan kedua tangan-Nya terbentang, Dia menafkahkan sebagaimana
yang Dia kehendaki.
(Qs. Al-Maidah : 64)
Dalam ayat yang lain Alloh berfirman :
Sesungguhnya Alloh telah mendengar perkataan orang-orang yang mereka berkata :
Sesungguhnya Alloh itu faqir (miskin) dan kami inilah yang kaya.
(Qs. Ali Imron : 181)
Berkata Ibnu Jarir Ath-Thobari : Ayat ini dan ayat setelahnya turun berkenaan dengan
sebagian
orang
Yahudi
yang
ada
pada
zaman
Nabi.
Yaitu mereka mengatakan demikian karena Allah SWT dalam banyak ayat memerintakan
manusia untuk berinfaq. Lalu muncullah anggapan jelek orang-orang Yahudi yang terkenal
kikir, bahwa Allah itu miskin sehingga butuh kepada harta manusia. Ini adalah alasan yang
paling jelek untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi adalah alasan untuk menolak masuk
ke dalam agama Islam.
Begitulah orang-orang Yahudi yang tidak hanya menyamakan Alloh dengan makhluk,
tetapi juga mensifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Allah SWT.
Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Alloh!
Orang-orang Yahudi dan Nashrani berkata : Kami adalah anak-anak Alloh dam kekasihkekasih-Nya.
(Qs. Al-Maidah : 18)
Bahkan mereka menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur-unsur Allah sedangkan
manusia selain bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari tanah setan atau tanah najis. Oleh
karena itu mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak memimpin dunia,
sedangkan bangsa-bangsa lainnya mereka yakini sebagai bangsa-bangsa budak yang harus
mengabdi kepada mereka. Bertolak dari pemikiran yang buruk ini lahirlah doktrin Zionisme
dengan protokolatnya guna mewujudkan mimpi orang-orang Yahudi.
Mereka berkata : Tidak akan pernah bisa masuk syurga kecuali orang-orang yang
beragama Yahudi atas Nashrani.
(Qs. Al-Baqoroh : 111)
Dalam ayat yang lain Alloh menyatakan :
Katakan : Bila khusus hanya untuk kalian saja negeri Akhirat yang ada di sisi Alloh,
bukan untuk manusia yang lain, maka inginkanlah kematian bila kalian memang orangorang yang benar! Mereka sekali-kali tidak akan pernah menginginkan kematian itu
selama-lamanya karena kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat, dan Alloh Maha
Mengetahui terhadap orang-orang yang berbuatan zhalim
(Qs. Al-Baqoroh : 94 95)
Namun dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Alloh
memiliki anak, yaitu Uzair (Ezra). Uzair adalah seorang sholih yang hafal kitab Taurat,
kemudian Alloh mematikannya selama 100 tahun. Ketika dihidupkan kembali setelah
kematiannya itu, kitab Taurat telah musnah karena serbuan dari Bukhtunshir. Maka Uzair
membawa bukti akan keberadaan dirinya dengan memaparkan hafalan Tauratnya. Ketika
itulah orang-orang Yahudi mengkultuskannya dengan anggapan, kalau Nabi Musa datang
kepada mereka membawa Taurat dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan
Alloh, sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan
hafalannya, maka Uzair lebih, lalu mereka meyakini Uzair lebih tinggi kedudukannya
daripada Musa sebagai anak Alloh, dan mereka pun menyembahnya. Ada pun Uzair berlepas
diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi (Bani Isroil). [Abdulloh A. Darwanto]
B.
lainnya. Disebut juga sebagai Gereja Petrus atau Kerasulan karena mereka mengaku-aku
bahwa yang membangun agama mereka adalah Petrus, murid Nabi Isa yang paling senior.
Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak
secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan bahwa Tuhan Bapa dan Tuhan Anak memiliki
kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut
bersama-sama dengan Tuhan Bapa mencipta langit dan bumi.
Adapun agama Ortodox yang disebut pula sebagai Gereja Timur atau Gereja Yunani
adalah agama Kristen yang menyempal dari Kristen Katholik pada tahun 1054 M. Agama
Ortodox meyakini bahwa Roh Qudus hanya tumbuh dari Tuhan Bapa saja, dan mereka
meyakini bahwa Tuhan Bapa lebih utama daripada Tuhan Anak.
Sedangkan agama Protestan adalah pengikut Martin Luther yang menyempal dari
agama Katholik karena menganggap banyak hal yang tidak masuk akal dari agama Katholik.
Disebut Protestan karena sikap mereka yang memprotes Gereja Lama atau kaum Katholik.
Mereka menye-but dirinya dengan Gereja Penginjil karena pengakuan mereka yang ha-nya
mau mengikuti Injil semata. Terkadang mereka disebut dengan Kris-ten saja. Agama
Protestan di antara agama yang melarang membuat patung dan gambar untuk disembah.
Walaupun demikian, mereka tetap meyakini ajaran trinitas yang intinya adalah Tuhan itu satu
tetapi terdiri dari tiga oknum.
Agama Kristen meyakini bahwa Nabi Isa atau Yesus adalah Anak Tuhan. Oleh
karena itu murid-murid Yesus mereka yakini sebagai Rasul. Bahkan Saulus atau Paulus atau
Bulus, yaitu musuh besar Nabi Isa yang sangat bernafsu menangkap dan menyalib Nabi Isa
serta banyak menyiksa dan menangkapi para pengikut Nabi Isa juga ikut diyakini sebagai
Rasul. Hal ini karena tipu dayanya yang mengatakan kepada orang-orang Nashrani bahwa dia
mendapat wahyu dari Yesus untuk meneruskan ajarannya dan Yesus menamainya dengan
Bulus. Tipu daya Saulus semakin sempurna dengan menyusupkan orang-orangnya ke dalam
deretan rohaniawan Kristen, seperti Lukas dan lain-lainnya. Melalui orang-orangnya ini
akhirnya Saulus berhasil merubah Injil dan memasukkan faham trinitas ke tengah-tengah
umat Nashrani.
Dalam sejarah ketuhanan kaum Nashrani, penuhanan Yesus baru dilakukan pada akhir
Abad II Masehi. Kemudian pada Konsili di Necea tahun 325 Tuhan Anak disejajarkan
dengan Tuhan Bapa. Selanjutnya pada Abad III Roh Qudus dipertuhankan. Pada konsili di
Ephese Bunda Maria disejajarkan dengan Trinitas oleh penganut Katholik. Begitulah sejarah
ketuhanan dalam agama Kristen.
dijadikan obyek. Atman adalah yang hidup dan bukan obyek. Ini adalah pengalaman yang
mana atman adalah subyek yang maha tahu pada saat yang bersamaan obyek yang diketahui.
Atman hanya terbuka untuk atman. Atman bukanlah kenyataan yang obyektif, bukan pula
sesuatu yang berupa subyektif murni. Hubungan subyek-obyek hanya mempunyai arti dalam
dunia obyek-obyek/dalam lingkungan pengetahuan dalam arti luas, atman adalah cahayacahaya dan melalui hal ini sajalah ada cahaya di alam semesta. Dia adalah cahaya abadi. Dia
adalah yang tiada hidup atau mati, yang tanpa gerak atau perubahan yang masih bertahan
ketika yang lainnya sudah berakhir. "Dia adalah yang melihat dan bukan obyek yang dilihat.
Apapun yang berupa obyek, dia adalah yang termasuk bukan atman. Atman adalah
kesadaran-saksi yang abadi".
Dari sini kita mengetahui bahwa Atman adalah unsur yang paling utama dari segala
ciptakan ia berkuasa atas tubuh yang dimasukinya, ia yang mengendalikan tubuh tersebut.
Hingga nantinya tubuh itu rusak ia akan meninggalkan tubuh itu dan beralih ke tubuh yang
lain, atau dapat bersatu dengan sumbernya.
3. Percaya kepada Karmaphala
Karmaphala adalah sebuah hukum yang berlangsung lewat sebuah proses perbuatan
(karma) yang perlahan sudah bisa dibuktikan kebenarannya walaupun masih ada orang yang
berpandangan negatif terhadap akan pembuktian itu. Karmaphala dapat diartikan sebagai
hasil dari perbuatan yang pernah dilakukan. Hukum Karma atau Hukum Karmaphala itu
berlaku universal dan menyeluruh di alam semesta ini. Hukum Karmaphala ini berlaku
dimana saja, terhadap siapa saja dari berbagai latar belakang dan sepanjang masa serta
bersifat abadi. Secara garis besar sifat-sifat Hukum Karmaphala yaitu abadi, berlaku secara
universal, berlaku sepanjang masa, sempurna, dan tanpa kecuali.
4. Percaya akan adanya Punarbhawa (reinkarnasi)
Reinkarnasi sama artinya dengan Punarbawa atau Samsara. Punarbawa adalah suatu
kepercayaan tentang kelahiran yang berulang ulang atau suatu proses kelahiran yang biasa
disebut dengan penitisan, reincarnasi atau samsara. Kalau ada kelahiran berulang ulang
berarti ada kematian yang berulang ulang atau hidup yang berulang ulang. Memang
kedengarannya aneh tetapi nyata, kelahiran dapat terjadi berulang ulang beberapa kali tanpa
batas.
Didalam Bhagawad Gita Krisna mengatakan : Wahai Arjuna, Kamu dan Aku telah
lahir berulang ulang sebelum ini, hanya aku yang tahu sedangkan kamu tidak, kelahiran
sudah tentu akan diikuti oleh kematian dan kematian akan diikuti oleh kelahiran. Melalui
Atman sebagai percikan Brahman, makluk dapat menikmati kehidupan. Karena adanya
Atman maka ada kehidupan didunia ini dan Atman dalam proses menghidupkan akan
berpindah pindah dan berulang ulang dengan menggunakan badan yang berbeda beda melalui
Reinkarnasi (punarbawa/samsara) yaitu penjelmaan kembali sebagai makluk hidup.
5. Percaya akan adanya Moksha
Mosha adalah Kebebasan Paripurna, Keselamatan atau Pembebasan adalah tujuan
terakhir dari empat pilar yang menyangga struktur kehidupan kita. Tiga pliar lainnya adalah,
Dharma atau Kebajikan, Artha atau Kekayaan dan Kama atau Keinginan.
Lazimnya, moksha diartikan sebagai "kebebasan dari siklus kehidupan dan kelahiran."
Telah ada banyak pembicaraan, diskusi dan penelitian ilmiah pada subjek kehidupan setelah
kematian, kehidupan setelah kehidupan, pengalaman dekat kematian, reinkarnasi dan
seterusnya.
Penjelasan tentang Moksha terdapat dalam sloka Bhagawadgita XVII. 5 4
Artinya :
Setelah manunggal dengan Brahman dan tenang dalam jiwa la bebas dari duka cita dan
keinginan. Memandang semua makhluk berbhakti kepada Ku.
Bhagawadgita XI. 54
Artinya :
Akan tetapi dengan bhakti tunggal kepada Ku, Oh Arjuna
Aku dapat dikenal, sungguh dilihat dan dimasuki ke dalam.
Dari sloka ini dijelaskan bahwa Moskha adalah menunggalnya Atman dengan Brahman,
dimana Atman kembali menjadi essensinya yang sebenarnya yaitu energi penciptaan yang
kembali pada sumber dari energi tersebut yaitu Tuhan.
Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari
kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta
Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama
Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam
Asamkhatam yang artinya Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak
Diciptakan dan Yang Mutlak. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang
tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan
dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi
(asankhata) maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan dari
lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita dapat melihat bahwa
konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang
diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di
sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan
menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain sehingga
banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha
adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama-agama lain.
Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci
Tipitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan
dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula. Konsep-konsep agama
Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain antara lain adalah konsepkonsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan manusia, kehidupan manusia di alam
semesta, kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.
Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan
(anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana batin manusia tidak perlu lagi
mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain
tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewadewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha
sendirilah kebuddhaan dapat dicapai. Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru
bagi makhluk yang perlu melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan
melihat kebenaran & realitas sebenar-benarnya.
E.
1. King Thi Kong/ Sembahyang Besar Tuhan Allah Iemlik bulan I tanggal 8 menjelang tanggal
9, dilaksanakan saat Cu Si Pk 23.00-01.00.
2. Cio Thao/Sembahyang Kehadirat Thian YME, yang dilakukan mempelai sebelum bertemu
dengan pasangannya,waktunya antara Pk 03.00 pagi, di rumah masing-masing calon
mempelai.
3. Sam Kay/Sembahyang Kehadirat Thian YME,saat mempelai bertemu satu dengan
lainnya.
Sebelum
mempelai
menerima
Liep
Gwan
Perinahan
di
Lithang.
Ibadah kehadirat Thian Yang Maha Esa yang berkaitan pula ibadah kepada Nabi dan Para
Suci antara lain :
1. Ibadah Siang Gwan/Cap Go Meh, setiap Iemlik bulan pertama tanggal 15 malam, dikala
bulan purnama raya. Karena Ibadah siang Gwan Siauw ini melambangkan saat mulai
diturunkan berkah Thian atas penghidupan dalam tahun baru yang bersangkutan, maka biasa
dilakukan upacara sembahyang besar bagi Para Suci/Sien Bing untuk keselamatan serta
perlindungan masyarakat luas. Baik dalam kehidupan maupun penghidupannya.
2. Ibadah Twan yang/Hari Kehidupan, dilaksanakan pada Iemlik bulan V tanggal 5, pada saat
Ngo Si, antara Pk 11.00 -13.00 ; di samping Ibadah besar kehadirat Thian juga menghormati
khut Gwan para suci yang semasa hidupnya telah mewujudkan secara nyata Satyanya keapda
Tuhan maupun bangsa dan negaranya.
3. Ibadah Tangcik/Hari Genta Rohani (Bok Tok), Cie Ya Sing Kie Sien. Dilaksanakan pada
tanggal 22 desember, dikala matahari terletak pada garis balik 23 1/2 derajat Lintang Selatan,
saat Ien Si antara Pk 03.00 -05.00. Di samping sembahayang besar kehadirat Thian dengan
altar King Thi Kong yang sesaji tabu diganti sepasang bambu kuning yang melambangkan
keabadian, juga ada disajikan khusus ronde/onde dengan kuah jahe manis sebanyak 3
mangkuk @12 ronde kecil merah dan putih serta ditengahnya diberi satu ronde merah besar
yang melambangkan rakhmat Thian YME yang dilimpahkan selama satu tahun yang terdiri
dua belsa bulan. Ibadah ini juga memperinagti awal Nabi Khongcu melakukan tugas
kenabiannya serta pula memperingati wafat Ya Sing Bincu Penegak Agama Jie yang
konsekwen dengan ajaran Nabi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar-dasar_iman_Yahudi
http://khmand.wordpress.com/2008/08/20/konsep-tuhan-dlm-agama-buddha/
http://asdyaniarya.blogspot.com/2014/01/konsep-tuhan-menurut-agama-yahudi.html
http://murtadinkafirun.forumotion.net/t10381-konsep-ketuhanan-agama-nashrani-kristen
http://www.facebook.comnoteshindu-balihindu-memiliki-konsep-ketuhanan-dan-ajaranyang-jelas-dan-masuk-akal-10151045291537596