Sumber dari : Regina Tutik Patmaningrum dan Dyah Purwaningsih. 2007. ANALISIS
KADAR GIZI DAN ZAT ADITIF DALAM BAKSO SAPI DARI BEBERAPA PRODUSEN.
FMIPA UNY
Bakso yang mempunyai kadar fosfat paling kecil sebesar 1257,09 justru tidak disukai
konsumen. Kadar formalin terbesar yaitu sebesar 0,268 ppm terdapat dalam bakso yang
justru disukai konsumen. Kadar boraks terbesar yaitu 2,14 % b/b terdapat dalam bakso
dari produsen di kecamatan Gedongtengen yang paling disukai konsumen. Kadar boraks
terkecil yaitu 1,60 % b/b terdapat dalam bakso dari produsen di kecamatan Umbulharjo
yang tidak disukai konsumen.
Berdasar hasil tersebut dapat dilihat bahwa bakso yang paling disukai atau mempunyai
tingkat penerimaan yang paling tinggi adalah yang mempunyai karakter seperti Tabel 2.
Tabel 2. Karakter Bakso Sapi yang Paling Disukai Konsumen di Kodya Yogyakarta yaitu
yang diproduksi oleh penjual di kecamatan Gedongtengen dan Gondokusuman
2. Bakso yang disukai mempunyai kandungan zat gizi sebagai berikut: (i) kadar lemak
(1,86%), (ii) kadar protein tertinggi (14,00%), dan (iii) kadar air yang terendah (
25,53%).
3. Bakso yang disukai mempunyai kandungan zat aditif sebagai berikut: (i) kadar
formalin (0,225 ppm) yang merupakan ranking 2 tertinggi dari keseluruhan bakso, (ii)
kadar boraks merupakan ranking ke-3 tertinggi (2,14%), dan (iii) kadar fosfat ranking
ke -4 (1315,84 mg/100g).
Rekomendasi
Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih ada bakso yang mengandung
zat aditif terlarang seperti formalin dan boraks. Oleh karena itu konsumen perlu berhatihati dalam memilih bakso yang akan dikonsumsi.
Absorbansi
konsentrasi
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
10
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
0,12
12 ppm
0,14
0,16
14
16
ppm
ppm
0.2
0.15
y= 0,01 x
0.1
0.05
0
2
10
12
14
16
Konsentrasi (ppm)
Masukkan nilai Y yang merupakan nilai absorbansi larutan sampel yaitu = 0,008,
sehingga 0,008 = 0,001 X
X = 0,8 ppm