Anda di halaman 1dari 40

KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

dalam
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Desember 2006

LANJUTAN k04
KONSEPSI dan ALUR PIKIR
KEBIJAKAN SDA
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
D I R E K TO R AT J E N D E R AL S U M B E R D AYA AI R
DIREKTORAT BINA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Jln. Pattimura Nomor 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110

Pengusahaan dengan pengertian tersebut


bukan
privatisasi,
karena
privatisasi
pengertiannya antara lain adalah pengalihan
sebagian besar saham perusahaan kepada pihak
swasta, sedangkan dalam pengusahaan sumber
daya air tidak mengatur perusahaannya akan
tetapi mengatur alokasi air baku untuk kegiatan
usahanya.
Dengan pengertian pengusahaan dimaksud, baik
wilayah sungai, wilayah cekungan air tanah
maupun sumber air seperti sungai, danau, atau
sumber/wadah air lainnya tidak akan dialihkan,
diserahkan, atau dilimpahkan pengelolaannya
kepada pihak swasta atau perorangan.
2

Persyaratan pengusahaan sumber daya air


dalam UU sangat ketat sebagaimana
tercantum dalam Pasal 46, 47, 48, dan 49,
di mana salah satu persyaratannya adalah
diperlukan konsultasi publik atas
rencana pengusahaan sumber daya air
yang bersangkutan, sebelum rencana
tersebut disampaikan kepada Pemerintah
atau Pemerintah Daerah untuk dievaluasi
(Pasal 48).
3

Berkaitan dengan penggunaan dan


pengusahaan sumber daya air tersebut,
kepada setiap pengguna, kecuali untuk
pemenuhan kebutuhan pokok seharihari, dikenakan biaya jasa pengelolaan
sumber daya air, yang penentuan nilai
satuannya didasarkan antara lain pada :
Kemampuan ekonomi pengguna,
Jenis penggunaan.
(Pasal 80).
4

Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya


Air
dimaksud
bukan
merupakan
pembayaran atas harga airnya, akan
tetapi lebih ditekankan pada harga atas
biaya pengelolaan yang diperlukan guna
memelihara, memanfaatkan, melindungi,
dan menjaga kelestarian sumber daya air,
serta membawa air sampai kepada
konsumen.
5

Pengendalian daya rusak air dilakukan


secara menyeluruh yang mencakup upaya
pencegahan, penanggulangan, sampai
dengan
pemulihan,
dengan
mengutamakan pada upaya pencegahan
melalui perencanaan pengendalian daya
rusak air yang disusun secara terpadu dan
menyeluruh dalam pola pengelolaan
sumber daya air, dan diselenggarakan
dengan melibatkan masyarakat
(Bab V).
6

Foto-foto Banjir

Tanggul B. Solo putus, Babat 1975

Banjir

Banjir Manggarai Jakarta, Feb 2002, Pers Jakarta

Banjir Kota BNI Jakarta, Feb 2002, Pers Jakarta

Banjir Thamrin Jakarta, Feb 1996, Majalah Alami 8

National Geographic

Banjr dan akibatnya di Malaysia


9

Banjir

Banjir B. Solo, Babat, Proyek B. Solo, 1975

Banjir Lumpur, Jalan putus, Dijen. SDA

Banjir Lumpur, Honduras, El Nino 1997, National Geographic

Sungai berpindah lokasi pasca banjir, Honduras


10

AP Photo, Avie

Akibat banjir bandang, Bohorok, 03 11 03


11

AP Photo, Daniel Ohlsson

Sisa-sisa debris Flash Flood, Bohorok, 05 11 03


12

Collapse of the bank in Arakawa District

13

Start of bank breaching at 8:29 a.m.

14

8:30 a.m.

15

8:35 a.m.

16

8:37 a.m.

17

Collapsed at 9:02 a.m.

18

Penanggulangan Over Topping

19

PERINGATAN DINI BANJIR

Peringatan dini banjir atau dalam bahasa


asingnya dikenali sebagai Early Warning System,
merupakan suatu sistem untuk mengingatkan
masyarakat di suatu tempat bahwa banjir akan
segera datang.

Hal ini dilakukan melalui:


1/ cara non teknis dengan mengamati gejala
yang ditunjukkan lingkungan alami;
2/ cara teknis dengan jalan melakukan
pembacaan muka air genting di suatu pos
pengamatan.

20

SISTEMLAUT
PERINGATAN
DINI BANJIR K. CILIWUNG
JAWA
U
KETERANGAN :
Garis Batas Wil. Sungai
Ciliwung - Cisadane
Cimanceuri

K. Tahang

Batas Daerah Aliran Sungai

BANJIR KANAL BARAT

K. Blencong

SIAGA I
SIAGA II
SIAGA III
SIAGA IV

Serpong

> + 9,50 PP
+ 8,50 s/d + 9,50 PP
+ 7,50 s/d + 8,50 PP
s/d + 7,50 PP

Saluran Drainasi

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya

Program Pengendalian Banjir


( Alternatif I )

K. Cakung

STASIUN PENGAMATKARAWANG
DEPOK

Pondok Gede

Ciputat

SIAGA I
SIAGA II
SIAGA III
SIAGA
Cibarusa IV

Cimanggis
Cimatuk

Cibeureum

Sungai

Cikarang

Ciliwung

ke Serang

K. Jatikramat

+ 16.46

K. Cipinang

K. Krukut

+ 6.01

Depok PA Manggarai (L = 35,5 Km),


Waktu tempuh Banjir = + 6 Jam

Jalan Kereta Api

BEKASI

K. Mampang

Curug
Ranca
Sumur

K. Cideng

Ciledug

K. Grogol

K. Sepak
Sal. Meruya

Balaraja

K. Buaran

K. Sekretaris

K. Marunda

JAKARTA

K. Abang

Cengkareng Drain

TANGERANG

Jalan raya

STASIUN PENGAMAT
PA. MANGGARAI

Cileungsi
DEPOK
Parung

Katulampa Depok (L = 32 Km),


Waktu tempuh Banjir = + 3 Jam

> 350 cm
270 cm s/d 350 cm
200
cm s/d 270 cm
Cibeet
s/d 200 cm
Curug

Gunung Putri

Jonggol

STASIUN PENGAMAT
BENDUNG KATULAMPA,
BOGOR

ke Rangkasbitung

SIAGA I
SIAGA II
SIAGA III
SIAGA IV

BOGOR
Empang

+ 243.33

+ 240.97

Katulampa

Waduk
Jatiluhur

> 310 cm
240 cm s/d 310 cm
170 cm s/d 240 cm
s/d 170 cm

ke Cianjur
0
Gn. Pangrango

10

12 km

21
sws

08.11.2001

Pengelolaan Banjir
Sistem Peringatan Dini Banjir Bendungan
Sistem Gawar Banjir

Stasiun
Curah Hujan

Stasiun Kontrol

Stasiun
Repeater

Stasiun
Curah Hujan

Stasiun Tinggi
Muka Air

Sirine Peringatan

FUJITSU TELEMETERING22
SYSTEM

Flood Forecasting & Warning


System Brantas

23

Sistem Konfigurasi Peralatan

Rainfall Station
Water Level Station

Warning Station
Control Station

24

25
PERUM JASA TIRTA I

Disamping substansi pokok yang disampaikan


tersebut, dalam UU masih terdapat ketentuan yang
mengatur proses perencanaan, pelaksanaan
konstruksi, operasi dan pemeliharaan, sistem
informasi sumber daya air, pemberdayaan dan
pengawasan, pembiayaan, hak dan kewajiban
masyarakat, koodinasi, penyelesaian sengketa,
gugatan masyarakat dan organisasi, serta
penyidikan.

Dalam diagram alur pikir hal tersebut tidak


tergambarkan, namun akan dijelaskan secara
singkat pada bagian berikut.
26

Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun


sesuai dengan pola pengelolaan sumber daya air
dan berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam
pelaksanaan

konservasi

sumber

daya

air,

pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian


daya

rusak

air,

yang

mencakup

kegiatan

inventarisasi, penyusunan, dan penetapan rencana

pengelolaan sumber daya air


(Pasal 59, 60, dan 61).
27

Penyusunan rencana pengelolaan


tersebut
dilakukan
dengan
melibatkan seluruh stakeholders
sumber daya air dan masyarakat, di
mana masyarakat dalam batas waktu
yang ditentukan diberi kesempatan
untuk menyampaikan keberatan atas
rencana pengelolaan tersebut.
(Pasal 62).
28

Keikutsertaan Warga Negara


Tangga Arnsteins
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.

Kendali Warga Negara


Wewenang terdelegasi
Kemitraan
Pendamaian
Konsultasi
Pemberian Informasi
Terapi
Manipulasi

Tingkat Kewenangan
Warga Negara (6-8)

Tingkat Tokenisme
(3-5)

Arnstein 1969

Tidak Ikutserta
(1-2)

29

Pelaksanaan konstruksi prasarana sumber


daya air dapat dilakukan oleh setiap orang dan
atau badan usaha setelah memperoleh izin
dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya, dan harus dilaksanakan sesuai
dengan norma, standar, pedoman, dan manual
yang ditetapkan, dengan mengutamakan
keselamatan,
keamanan
kerja,
dan
keberlanjutan
fungsi
ekologis
sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Pasal 63).
30

Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan


sumber daya air terdiri dari pemeliharaan
sumber air, serta operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air , yang
dilaksanakan oleh masing-masing pihak yang
membangun dan atau mengelola bangunan
prasarana
sumber
daya
air
yang
bersangkutan
(Pasal 64).
31

Pembagian Peran
Pemerintah
Pusat/Daerah

Pemilik
Regulator
Penyedia Prasarana

Parlemen Air

Forum Koordinasi
Penerima layanan
Berkontribusi O&P
Menjaga / konservasi
sarana & prasarana

Masyarakat
Pengguna &
Umum

Institusi
Pengelola

Operator
Operasi pemeliharaan
Pemberi layanan

PERUM JASA TIRTA I

Sistem informasi sumber daya air yang


dimaksud dalam UU Sumber Daya Air merupakan
jaringan informasi yang tersebar dan dikelola oleh
berbagai institusi, yang berisi informasi tentang
hidrologi, hidrome-teorologi, hdrogeologi, kebijakan
sumber daya air, prasarana sumber daya air,
teknologi sumber daya air, lingkungan pada dan
sekitar sumber daya air, dan kegiatan sosial,
ekonomi, budaya masyarakat yang terkait dengan
sumber daya air. Sistem informasi sumber daya air
tersebut harus dapat diakses oleh berbagai pihak
yang berkepentingan dengan sumber daya air
(Pasal 65 dan 66).
33

Pemberdayaan diselenggarakan bagi


para pelaku dan kelembagaan sumber
daya air untuk meningkatkan kinerja
pengelolaan sumber daya air melalui
kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengembangan, serta pendampingan
dan pelatihan
(Pasal 70).

34

Pengawasan
dilakukan
terhadap
seluruh proses dan hasil pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air guna
menjamin
tercapainya
tujuan
pengelolaan, yang diselenggarakan
dengan melibatkan peran masyarakat
melalui penyampaian laporan atau
pengaduan
kepada
pihak
yang
berwenang
(Pasal 75).
35

Pembiayaan pengelolaan sumber


daya
air
ditanggung
oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah,
BUMN/BUMD pengelola sumber
daya air, badan usaha lain dan
perorangan, baik secara sendirisendiri maupun dalam bentuk kerja
sama
(Pasal 77).
36

Dalam UU Sumber Daya Air ini


memberikan hak yang cukup luas
kepada masyarakat dalam setiap
tahapan pengelolaan sumber daya air,
termasuk mengajukan gugatan kepada
pengadilan terhadap berbagai masalah
sumber daya air yang merugikan dirinya
(Pasal 81).

37

Mengingat pengelolaan sumber daya air mencakup


kepentingan yang bersifat lintas sektor dan lintas
wilayah, maka untuk memadukan kepentingan
berbagai pihak serta menjaga kelangsungan fungsi
dan manfaat sumber daya air, dibentuk wadah
koordinasi yang beranggotakan unsur dari
pemerintah dan non pemerintah dalam jumlah
yang seimbang atas dasar prinsip keterwakilan,
baik di tingkat nasional maupun di tingkat propinsi,
sedang untuk tingkat kabupaten/kota dan wilayah
sumber daya air dibentuk sesuai dengan kebutuhan
(Bab VII).
38

Pengaturan untuk
penyelesaian sengketa,
gugatan masyarakat dan
organisasi, dan penyidikan
dilakukan dengan
mendasarkan pada peraturan
perundang-undangan lain
yang berlaku.
39

SEKIAN

Terima Kasih

40

Anda mungkin juga menyukai