Anda di halaman 1dari 2

BAB I.

Pendahuluan

Ada dua pertanyaan kontradiktif yang sering muncul pada keluarga penderita
skizofrenia meski keduanya menyangkut peran gen sebagai faktor keturunan. Pertama
adalah apakah skizofrenia penyakit keturunan? Kebetulan di dalam keluarga penanya
itu ada paman, sepupu, dan kakek penderita yang juga sakit. Kedua, kenapa anaknya
bisa sakit padahal dari keturunan ayah dan ibunya tidak ada yang sakit jiwa.
Gangguan mental yang dialami seseorang ternyata ada gen penyebabnya yang bisa
diturunkan. Telusuri riwayat keluarga apakah ada yang mempunyai gangguan mental
sehingga bisa diantisipasi bukan untuk ditakuti. Karena semua orang punya potensi
sakit mental dengan berbagai faktor yang tidak mampu diatasinya. Faktor lingkungan,
stres atau trauma bisa memicu seseorang mengalami gangguan mental. Gen penyebab
penyakit mental ini berhasil ditemukan peneliti Skotlandia. Studi ini menjelaskan
bahwa penyakit mental bisa diturunkan dan mempengaruhi fungsi otak.
Dua juta orang Indonesia mengalami skizofrenia, tapi hanya 150.000 yang berobat.
Padahal, kepatuhan pengobatan adalah kunci kesuksesan terapi skizofrenia. Orang
sering kali menjuluki "unik" atau "aneh" terhadap sesuatu hal atau seseorang yang
berbeda dengan kondisi normal pada umumnya. Orang dengan skizofrenia (ODS)
juga "berbeda", namun siapa sudi disebut "gila"? Inilah stigma yang perlu diluruskan,
mengingat banyak orang gegabah memvonis ODS sebagai orang sinting alias gila
yang harus dijauhi. Skizofrenia merupakan kelainan otak kronis, parah, dan
menyebabkan fungsi otak terganggu. Padahal selain sebagai pusat berpikir, otak juga
berperan vital dalam mengendalikan pikiran dan perasaan yang merupakan bagian
integral dari jiwa seseorang. Itulah sebabnya, ODS sering dianggap sedang
"terganggu"

jiwanya.

Otak manusia terdiri atas miliaran sel saraf (neuron) serta komponen zat kimia dan
hormon. Di antara milyaran sel tadi, terdapat neurotransmitter yang bertugas
menangkap sinyal dan menyampaikan pesan dari otak ke seluruh sel tubuh, atau

sebaliknya. Menurut dr Ashwin Kandouw SpKJ, skizofrenia disebabkan adanya


ketidakseimbangan kadar neurotransmitter. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan
tersebut belum diketahui secara pasti. Pemicu terjadinya skizofrenia juga bisa
bervariasi, bahkan ada yang tidak diketahui pemicunya. Hingga kini, penyebab pasti
skizofrenia masih terus diteliti para ilmuwan medis dunia. Dugaan sementara terdapat
kombinasi faktor- faktor yang dapat memengaruhi seperti faktor genetis, kondisi
prakelahiran, penggunaan obat terlarang, lingkungan sosial, dan konstruksi sosial
yang berkembang di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai