Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah

Dosen

: Manajemen Kebijakan Kesehatan


: Dr. dr. Noer Bahri Noor, M.Sc

PELAKSANAAN (ACTUATING)

WA ODE DITA ARLIANA


P1807214003

KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karuniaNyalah sehingga penulisan makalah yang berjudul Pelaksanaan (Actuating)
dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaannya.
Harapan saya, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Makassar, Oktober 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................

B. Rumusan Masalah ............................................................................................

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pelaksanaan (actuating) .................................................................

B. Tujuan Pelaksanaan (actuating) .......................................................................

C. Fungsi Pelaksanaan (actuating) ......................................................................

D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan (actuating) .........................................................

E. Elemen Pelaksanaan (actuating) .....................................................................

F. Tahapan Pelaksanaan (actuating)..................................................................

10

G. Factor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan (actuating) ...............

11

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................

16

B. Saran ................................................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orang-orang
dan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit oriented atau
non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen, seperti halnya mengelola,
mengatur organisasi (Perusahaan), ormas atau perkumpulan olahraga dan lain
sebagainya, baik pengelolaannya secara formal, modern atau tradisonal karena
pola intinya manajemen itu adalah to manage, bagaimana mengatur, apa yang di
atur dan siapa yang mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.
Pada kenyataanya manajemen sulit didefenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefinisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin
dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai
pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi
yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu
defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut manajemen adalah suatu proses
perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber daya organisasi lainnya
agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa stoner telah menggunakan kata


"proses", bukan "seni". Mengartikan manajemen sebagai "seni" mengandung arti
bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu
"proses" adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen
didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus memperhatikan
kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan (James Stoner, 1993).
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen
merupakan

kerjasama

dengan

orang-orang

untuk

menentukan,

menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan


fungsi-fungsi perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing), pengarahan
(Actuating), dan pengawasan (controling).
Pernyataan-pernyataan diatas menggambarkan betapa sangat urgennya
manajemen dalam pelaksanaan suatu organisasi. Setelah perencanaan dan
pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu
ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan
mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah pelaksanaan
(actuating) yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah
tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan.
Pengetahuan tentang actuating (pelaksanaan) para zaman sekarang harus
ditingkatkan. Pengetahuan tentang actuating (pelaksanaan) pun penting untuk
diketahui dan dipelajari. Actuating merupakan bagian penting, dari proses
manajemen berlainan dengan ketiga fungsi manajemen lainnya. Actuating

khususnya berhubungan dengan orang-orang. Bahkan banyak manajer yang


praktik, beranggapan bahwa actuating merupakan intisari management. Dengan
dibuatnya makalah ini, diharapkan akan lebih meningkatkan pengetahuan kita
mengenai penjelasan tentang actuating (pelaksanaan).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian dari pelaksanaan (Actuating)?
2. Apa tujuan dari pelaksanaan (actuating)?
3. Apa fungsi dari pelaksanaan (actuating)?
4. Apa saja prinsip-prinsip pelaksanaan (actuating)?
5. Apa saja elemen pelaksanaan (actuating)?
6. Apa saja tahapan pelaksanaan (actuating)?
7. Apa factor penghambat dan pendukung pelaksanaan (actuating)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, elemen, tahapan dan factor penghambat
dan pendukung pelaksanaan (actuating).

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelaksanaan (Actuating)


Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses
manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan
yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Pada tahun 1986, George R. Terry mengartikan actuating sebagai usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut olehkarena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran tersebut. Jadi pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai

tujuan

sesuai

dengan

perencanaan

dan

usaha

pengorganisasian.(Nanang Fattah, 1999)


Menurut Koontz dan ODonnel, actuating yang diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia sebagai pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual
yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang
nyata. Keith Davis (1972) mengemukakan actuating ialah kemampuan pemimpin
membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan

penuh semangat. Jadi, pemimpin menggerakkan dengan penuh semangat, dan


pengikut juga bekerja dengan penuh semangat.
Definisi

fungsi

penggerakkan

menurut

Drs.

Malayu

Hasibuan

Pengerakkan/ pengarahan adalah mengarahkan semua karyawan agar mau


bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Muninjaya, G, A, A tahun 2004, Penggerakkan adalah hubungan
antara aspek aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap
bawahan bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif
untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata
lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating
(pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan
bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.(Departemen Pendidikan
Nasional, 2001)
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan
upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan.
2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya.

3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,
atau mendesak.
4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
B. Tujuan Pelaksanaan (Actuating)
Tujuan actuating adalah :
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

C. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)


Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan
organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja
lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu komunikasi,
kepemimpinan dan sosiologi.
Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi
berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi
perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun
kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka
terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengann orang lain
6

secara harmonis. Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia
yaitu mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja
sendiri dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai
kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang
muncul juga sifat-sifat emosional.
Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: (James Stoner,
1993)
1. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan.
2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas
yang tinggi.
D. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan
Pelaksanan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan. Dalam
manajemen, pelaksanaan ini bersifat sangat kompleks karena disamping
menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusiamanusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda,

memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu,
pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa
prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa
makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan
bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri
sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak
mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian
dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan
mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan
perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang
baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara
yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja
dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya
untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan
dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki
satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan

kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi


dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.
E. Elemen Pelaksanaan (Actuating)
Berikut ini adalah beberapa elemen pelaksanaan atau actuating dalam
manajemen :
a. Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar

terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan


perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai . (George.
R. Terry, 1986)
b. Motivating merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen

perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup
maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal. (George. R.
Terry, 1986)
c. Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat

diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi


yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di perusahaan
dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam berbagai
kegiatan perusahaan. (George. R. Terry, 1986)
d. Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa

seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah langkah dan resiko dari


setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah
akan memberi pengaruh bagi perusahaan. Dengan pengarahan yang baik dari
para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari suatu manajer perusahaan
dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain

teamwork yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus.
(Prajudi Atmosudirdjo, 1982). Karena decision making dan teamwork dalam
suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai
goal atau tujuan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. Bilamana diambil
secara singkat dan ringkas, maka fungsi actuating dapat tercakup dalam lima
sub fungsi manajemen, yakni : communicating, leading, directing, motivating,
dan facilitating(George. R. Terry, 1986)
F. Tahapan Pelaksanaan (Actuating)
Tindakan actuating dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul
kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan penuh semangat
sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Nuraida, 2008). Tindakan ini juga disebut motivating (Muninjaya,
2004). Motivasi merupakan proses dengan apa seseorang menejer
merangsang bawahan untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai sasaran
organisatoris sebagai alat untuk memuaskan keinginan pribadi mereka sendiri.
Contohnya adalah menaikkan sistem upah untuk memotivasi para karyawan.
Makin besar hasil yang dikerjakan karyawan tersebut makin besar upah yang
didapat (Pintauli, 2003).
2. Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian pendidikan
dan pelatihan (Nuraida, 2008). Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi
beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi
antara pimpinan dan staf, memilih orang orang yang menjadi anggota kelompok
dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun keterampilan staf (Muninjaya,
2004).

10

3. Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan


petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau
instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas
agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan
(Muninjaya, 2004).
4. Berkomunikasi secara efektif (Herujito, 2001).
G. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan (Actuating)
1. Faktor - Faktor Penghambat

Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini


terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar
manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow,
dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa
aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang
menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan
mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.

2. Faktor Faktor Pendukung


Faktor-faktor yang diperlukan dalam actuating diantaranya :
a. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang
agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang

11

manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk


mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang
demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut
Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
1) Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
2) Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
3) Memiliki kelancaran dalam berbicara
4) Matang dalam berpikir dan emosi
5) Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
6) Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.
b. Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir,
berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbedabeda sesuai dengan pola hidupnya. Beberapa sikap manajer diantaranya
yaitu :
1) Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan
bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka
terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin
penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat
feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup
feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para
manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.

12

2) Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude).


Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan
dan bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak,
sehingga bawahan,

pekerja akan menjadi sasaran daripada

kekuasaannya.
c. Tata Hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan
dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif,
penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan
dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada
beberapa macam diantaranya :
1) Komunikasi intern
Komunikasi intern adalah komunikasi yang dilakukan dalam
organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan
dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
2) Komunikasi Ekstern
Komunikasi ekstern adalah komunikasi yang dilakukan keluar
organisasi.
3) Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang dilakukan baik
intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
4) Komunikasi Vertikal
13

Komunikasi vertical adalah komunikasi yang dilakukan dalam


intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam
suasana formil.
d. Perangsang (Incentive)
Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang
bertindak.
e. Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan,
sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai
terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan
dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota
manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas
supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahankesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan
sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang
mengalami kesulitan.
f. Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk
melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
1. Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
2. Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
Hal hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan
14

1. Manajer harus bekerja lebih produktif


2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi
3. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungan
4. Manajer harus bersikap obyektif

15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
2. Tujuan dari actuating adalah menciptakan kerjasama yang lebih efisien,
mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf, menumbuhkan rasa
memiliki dan menyukai pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf, dan
membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
3. Adapun prinsip dari pelaksanaan itu adalah mengarah pada tujuan,
keharmonisan dengan tujuan dan kesatuan komando.
4. Elemen dari pelaksanaan yaitu coordinating, motivating, communication
dan commanding.
5. Faktor - Faktor Penghambat dalam fungsi pelaksanaan yaitu kegagalan
manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya,perbedaan prioritas adalah
kebutuhan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja. Adapun faktor
faktor pendukungnya yaitu kepemimpinan (leadership), sikap dan moril
(attitude and morale), tata hubungan (communication), perangsang
(incentive) , supervisi (supervision), dan disiplin (discipline).
B. Saran
-

16

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

Actuating.

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/96547954?extension=docx
&ft=1412694527&lt=1412698137&user_id=106820183&uahk=HWOvo1Is6PkZg
V1D28fqLDOVzpc. (Diakses tanggal 5 Oktober 2014)
Anonim.

2012.

Actuating

Dalam

Manajemen

Sumber

Daya

Manusia.

https://fpsiuht2012.files.wordpress.com/2013/10/actuating-in-business.pptx.
(Diakses tanggal 5 Oktober 2014)
Anonim.

Actuating

Manajemen.

http://yudhaboender.files.wordpress.com/2010/11/actuating-manajemen.docx.
(Diakses tanggal 5 Oktober 2014)
Fahlevy,

Reza.

2012.

Actuating

(Pergerakan).

mahasiswabudidarma.blogspot.com/2012/11/actuating-penggerakan.html.
(diakses tanggal 3 Oktober 2014)
Jumarni,

dkk.

2013.

Fungsi

Manajemen

Actuating.

http://joemarnioye.blogspot.com/2013/02/makalah-fungsi-manajemenactuating.html . (diakses tanggal 2 Oktober 2014)


Puspita,

Melia.

2011.

Actuating/

Pengarahan.

http://meliapuspita21.blogspot.com/2011/07/makalahactuatingpengarahan.html. (diakses tanggal 3 Oktober 2014)

17

Saputra, Dimas Bhakti dkk. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Actuating. Bandung :


Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung . (diakses tanggal 2 Oktober 2014)
Suleman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktek di
Puskesmas.https://www.scribd.com/document_downloads/direct/42974883?ext
ension=pdf&ft=1412760393&lt=1412764003&user_id=106820183&uahk=DHDV
A7qoKQJpLxZkNgoA8ZCAl7c. (diakses tanggal 5 Oktober 2014)
Suprawijaya,

Suhardi.

2013.

Actuating

(Pengarahan).

http://suhandi0604.blogspot.com/2013/01/actuatingpengarahan.html.

(diakses

tanggal 2 Oktober 2014)

18

Anda mungkin juga menyukai