ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN SYOCK
BAB I : TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN :
Suatu bentuk sindroma dinamik yang akibat akhirnya berupa kerusakan jaringan sebab
substrat yang diperlukan untuk metabolisme aerob pada tingkat mikroseluler dilepas
dalam kecepatan yang tidak adekuat oleh aliran darah yang sangat sedikit atau dari aliran
maldistribusi ( Candido, 1996)
Bentuk berat dari kekurangan pasokan oksigen dibanding kebutuhan
Masalah tidak adekuatnya perfusi jaringan
JENIS SYOCK : Jenis syock yang dikenal antara lain
Hipovolemik
Septik
Kardiogenik
Neurogenik
Anafilaktik
B. POFISIOLOGI :
Patosifiologi masing-masing jenis syock berbeda -beda
SYOCK HIPOVOLEMIK
Menurunnya volume intravaskuler
Menurunnya venous return
Menurunnya pengisian ventrikel
Menurunnya stroke volume
Menurunnya cardiac output (CO)
Tidak adekuatnya perfusi jaringan
SYOCK KARDIOGENIK
Infark miokard
operasi jantung
trauma jantung
HILANGNYA KONTRAKSI
OTOT VENTRIKEL
SECARA EFEKTIF
Iskemik miokard
ventrikel kiri
Kebutuhan O2
Cardiac output (CO)
Suplai oksigen
tonus simpatis
hormon antidiuretik
renin angiotensin aldosteron
perfusi koroner
resistensi vaskuler
sistemik
heart rate
Hipoksemia
edema
paru
tekanan arteri
tonus vena-vena
retensi air & garam
SYOCK SEPSIS
SUMBER INFEKSI
INVASI PARENTERAL
Keluarnya O : MEDIATOR-MEDIATOR SYOCK
a) Complement-derivated anaphylatoxin
b). Kinin-kinin
c). Prostaglandins, Leukotrienes,Tx
d). Platelet Aggregation Factor (PAF)
e). Histamin
PENGARUH KARDIOVASKULER :
a). maldistribusi aliran darah
b). Produksi asam laktat
c). Meningkatnya campuran O 2 vena
HASIL AKHIR
Penurunan secara dalam SVR
SYOSK ANAFILAKTIK
Syock ini disebabkan adanya reaksi alergi terhadap zat-zat tertentu sehingga melepaskan
mediator-mediator kimia oleh sel mast dan basofil. Keadaan ini dapat menyebabkan hipoksia
berat, vasodelatasi perifer dan hipovolemia karena kebocoran kapiler.
SYOCK SINDROMA DENGUE ( DSS )
Infeksi sekunder dengue heterologus
Replukasi virus
komplemen
Kebocoran plasma
Hematokrit meningkat
natrium menurun,
cairan dlm kavum serosa
dalam 24 - 48 jam
hipovolemia
syock
anoxia
asidosis
C. ETIOLOGI :
Oliguria
Asidosis metabolik
Perfusi jaringan jelek
Sedangkan ditingkat sel fenomena yang ada akibat suplai oksigen yang tidak adekuat akan
terjadi :
metabolisme anaerob
akumulasi asam laktat
mitokondria bengkak
sel tak mampu menggunakan substrat untuk membuat ATP
mikrosom bengkak dan membran ruptur sehingga terjadi digesti intraseluler
E. PEMEMRIKSAAN PENUNJANG :
1. Laboratorium
Tidak spesifik untuk masing-masing syock.
a. laboratorium darah - hemoglobin dan hematokrit.
b. Syock hipovolemik : hemoglobin , hematokrit
c. Analisa gas darah : pH , PCO2 , PO2 , SaO2
d. Syock tahap progresif : Gula darah , Na , Kalium
e. BUN , creatinin , grafitasi urin , aomolalitas urin
f. Kultur darah ( + ) : pada syock septik
g. A. leukosit , diff WBC : pada syock sepsis
Neutrofil : ada infeksi akut
Monosit : aada infeksi bakteri
Eisinofil : ada alergi
h. Serum enzim jantung ( LDH, CPK, SGOT ) meningkat : pada syock kardiogenik
2. Pemeriksaan penunjang lain tergantung pada kerusakan atau cederanya misalkan Foto
Reontgen, CT scan, Echocardiogram, dll
F. KOMPLIKASI :
MOF ( gagal organ ganda )
G. PENATAKSANAAN
Focus terapi pada semua syock adalah :
Terapi Penyakit yang mendasati
Meningkatkan kadar PaO2 pertahankan diatas 80 mmHg
Meningkatkan Perfusi jaringan Tidak ada sianosis, akral hangat, Heart Rate dalam
batas normal
## TERAPI CAIRAN ##
Terapi Cairan pada syock sangat tergantung pada jenis syocknya . Jika pasien dilakukan
RESUSITASI CAIRAN maka perlu ;
Monitor ; bunyi paru, jantung
Pada pasien yang disertai CHF, Edema Paru dyspnoe, sianosis, batuk ronchi,
whezing.
Monitor : perdarahan, Dehidrasi, overload sirkulasi, Jumlah platelet. PTT,APTT
Padang Abocath no. 18 / CVP
Monitor tanda vital tiap 15 menit
Monitor urin output tiap jam
2. PENATALAKSANAAN SYOCK HIPOVOLEMIK
Pertahankan atau resusitasi cairan intravaskuler. Ganti kehilangan cairan dengan
parenteral atau volume ekspander
Jika penyebabnya masalah bedah kolaborasi untuk reoperasi atau koreksi sedangkan
jika masalahnya adalah perdarahan eksternal atasi perdarahan tersebut.
Pada hipovolemia dehidrasi ( diare ) terapi diare, anti emetik 7 pertahankan
intake parenteral
Pada perdarahan banyak kolaboras transfusi komponen darah
Monitoring hasil laboratorium
Monitoring kelebihan / kekurangan cairan.
3. PENATALAKSANAAN SYOCK SEPTIK
TEHNIK ASEPTIK pada tiap tindakan
Monitoring & observasi tanda vital secara ketat
Monitoring tanda & gejala sepsis terutama pada luka , tempat kelur masuknya alt
invasif
Mempertahankan intake & output cairan dan status cairan secara umum
Monitor hasil lab : Kultur darah, swab, urin, sputum.
Mempertahankan oksigenasi dan ventilasi , jika terjadi gagal nafas dilakukan Intubasi
Monitoring rontgen thoraks
Kolaborasi terapi antibiotik
4. SYOCK KARDIOGENIK
Kolaborasi obat inotropik ( titrasikan sesuai dengan hemodinamik pasien )
Monitoring hemodinamik : tekana darah, HR, CO, Cardiac Indeks ( CI), PCWP, dll
Monitor AGD, SVO2 , SaO2, dll.
4. SYOCK ANAFILAKTIK
Mempertahankan Jalan nafas umumnya terjadi oedem laring, spame laring,
spasme bronkus.
Kolaborasi Epinefrin : 0,3 - 0,5 mg yang dapat diulang tiap kali 20 menit
Pengisisan volume intravaskuler cairan koloid atau kristaloid
Observasi reaksi anafilaktik
DAFTAR PUSTAKA
Candido K.D. ( 1996 ). Physiologycal and Pharmacologic Bases of Anesthesia.