Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN

INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN KLINIK


DI SARANA KESEHATAN

HASIL KONSINYASI PENYEMPURNAAN

DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN


DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK DEPKES RI
TAHUN 2008

INDIKATOR KLINIK KEPERAWATAN


A.
Pengertian
Untuk dapat menilai mutu dari hasil asuhan keperawatan
telah ditetapkan indikator klinik keperawatan.
Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa
atau kondisi. Contoh, berat badan bayi pada umumnya adalah
indikator status nutrisi bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart,
1993).
Indikator juga mempunyai arti variabel yang menunjukkan
satu kecenderungan sistem yang dapat dipergunakan untuk
mengukur perubahan (Green, 1992) dan WHO (1981)
menguraikan indikator adalah variabel untuk mengukur suatu
perubahan baik langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan indikator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai
pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan
pasien dan berdampak terhadap pelayanan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka disimpulkan
bahwa s.

Jenis Indikator
Pada tahap pertama ditetapkan indikator klinik mutu
pelayanan keperawatan klinik sebagai berikut:
1.
Keselamatan pasien (patient safety)
Pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan
pemberian obat dan cidera akibat restrain.
2.

Keterbatasan Perawatan Diri


Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar
manusia yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah
lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan
kebersihan dan perawatan diri, misalnya penyakit kulit,
rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih, dll
Keterbatasan perawatan diri merupakan terpenuhinya
kebutuhan perawatan diri pasien yang mengalami
keterbatasan diri untuk makan, mandi, berpakaian, dan
toileting (eliminasi). Keterbatasan perawata diri dibagi
menjadi keterbatasan sebagian dan total, sehingga
menyebabkan tingkat ketergantungan sebagian dan total
pada asuhan keperawatan.

3.

Kepuasan pasien
Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan
pasien/keluarga terhadap pelayananan keperawatan yang
diharapkan.

4.

Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi suatu yang dirasakan sebagai
ancaman. Cemas yang masih ada setelah intervensi
menurunkan kecemasan, yang diukur menjadi indikator
klinik.

5.

Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau
nyeri terkontrol.

6.

Pengetahuan
Discharge Planning adalah suatu proses yang dipakai
sebagai pengambilan keputusan dalam hal memenuhi
kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien
dari satu tempat perawatan ke tempat lainnya. Dalam
perencanaan pemulangan, pasien dapat dipindahkan
kerumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi,
nursing home, hospice, home care atau tempat tempat
lain diluar rumah sakit.

INDIKATOR KLINIK MUTU


PELAYANAN KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
I.

KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


A. Angka Kejadian Dekubitus
Topik
Indikator
Rasional

Angka Kejadian Dekubitus


Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan gangguan integritas kulit. Terjadi
akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di
daerah kulit dan jaringan di bawahnya.

Formula

Jumlah kejadian dekubitus


X 100 %
Jumlah pasien beresiko terjadi

Definisi
operasional

dekubitus
Jumlah kejadian dekubitus adalah yang merupakan
jumlah kejadian baru dekubitus yang terjadi selama
periode waktu tertentu.

Numerator
(Pembilang)

Jumlah kejadian baru dekubitus selama dalam


perawatan (insiden).

Denumerator

Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus, yaitu


jumlah pasien yang mempunyai resiko terjadi
dekubitus selama periode waktu tertentu.
Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien
baru setelah dilakukan pengkajian memiliki satu
atau lebih faktor resiko sbb:
a.
Usia lanjut
b.
Ketidakmampuan bergerak pada
bagian tertentu dari tubuh tanpa bantuan,
seperti pada cidera medula spenalis atau cidera
kepala atau mengalami penyakit neuromuskular
c.
Malnutrisi / status gizi
d.
Berbaring lama, mengalami
penekanan disalah satu/ lebih area tubuh lebih
dari 2 jam di TT / penggunaan kursi roda

e.

Mengalami kondisi kronik seperti


DM, Penyakit vaskuler.
f.
Inkontinen urine dan feses, yang
dapat menyebabkan iritasi kulit akibat kulit yang
lembab.
Frekuensi

Pengumpulan data dilakukan setiap hari


Pelaporan dilakukan setiap bulan

B. Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh


Perawat
Topik
Indikator
Rasional

Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat Oleh


Perawat
Kejadian kesalahan yang terjadi dalam pengobatan
pasien. Kejadian kesalahan pengobatan pasien yang
dirawat inap dapat mengakibatkan keadaan fatal atau
kematian. Kejadian nyaris cidera (KNC) pada pasien
(near miss), kejadian ini sebagai tanda bahwa adanya
kekurangan dalam sistem pengobatan pasien dan
mengakibatkan kegagalan dalam keamanan pasien.
Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau adverse event
adalah : suatu kejadian salah pemberian obat yang
mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan, karena
suatu tindakan atau karena tidak bertindak.
Hasil riset: 1 dari 5 pemberian obat berpotensi
medication error (Leape, 2001)

Formula

Definisi
operasional

Angka KTD dalam pemberian obat =


Jumlah pasien yang terkena Kejadian Tidak Diharapkan dalam Pemberian
obat x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Angka KNC dalam pemberian obat =
Jumlah pasien yang terkena Kejadian nyaris cidera dalam Pemberian obat x100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Kejadian salah pemberian obat : Sesuai dengan 6 Benar
1. Salah pasien :
Dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas
pada medical record
2.
Salah waktu :
a.
Terlambat pemberian obat (30 menit setelah
jadual)*
b.
Pemberian obat yang terlalu cepat (30 menit
sesudah
jadual)*
c. Obat stop tetap dilanjutkan
3.
Salah cara pemberian/ route :
adalah salah cara memberikan obat (Oral,
Intravena, Intra musculer, Subcutan, Supositoria,
Drip). Misal: Pemberian Intramuskuler diberikan
secara Intravena, dll
4.
Salah Dosis :
a.
Dosis berlebih : adalah jika obat
diberikan melebihi dosis obat yang diresepkan
dokter.

b.

Dosis Kurang adalah jika dosis


obat yang diberikan kurang dari dosis yang
diresepkan dokter
5.
Salah obat :
adalah obat yang diberikan kepada pasien tidak
sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter
6.
Salah dokumentasi :
adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai
dengan pelaksanaan.
Kriteria KTD: Kejadian tidak diharapkan (adverse
event) : suatu kejadian salah pemberian obat yang
mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan karena
suatu tindakan atau karena tidak bertindak.
Kriteria KNC: Kejadian nyaris cidera (near miss) : suatu
kesalahan pemberian obat akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, yang dapat menciderai pasien
tetapi cidera serius tidak terjadi karena keberuntungan
karena pencegahan atau peringanan.
Numerator
(Pembilang)

Jumlah pasien yang mengalami kejadian pada


pemberian kesalahan obat adalah jumlah insident
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau kejadian nyaris
cedera (KNC) yang terjadi dalam 1 hari.

Denumerato
r

Jumlah pasien dalam sehari adalah jumlah pasien yang


dihitung berdasarkan sensus.

C. Angka Kejadian Pasien Jatuh


Topik
Indikator
Rasional

Identifikasi pasien jatuh


Jatuh mengakibatkan cedera fisik, trauma
psikologis dan kematian pada pasien usia
sama dan
lebih dari 65 tahun. Satu dari tiga pasien usia
diatas 65 tahun jatuh
setiap tahunnya. (referensi ??)
Rekomendasi kelompok untuk mencari angka
kejadian anak yg jatuh dalam kurun waktu
tertentu.
Kejadian yang tidak diharapkan yang
berhubungan dengan pasien jatuh meliputi :
patah tulang, injuri jaringan lunak, dan
ketakutan jatuh kembali. Intervensi yang
didasarkan pada pengkajian proactive,
antisipasi kebutuhan pasien, dan partisipasi

dari tim multidisiplin dalam pencegahan pasien


jatuh adalah kritis.
Formula

Jumlah pasien jatuh


X 100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh

Definisi
operasional

Pasien Jatuh adalah jatuhnya pasien di unit


perawatan pada saat istirahat maupun saat
pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh
serangan stroke, epilepsy, seizure, bahaya
karena terlalu banyak aktivitas.
Angka Kejadian Pasien Jatuh adalah presentasi
jumlah insidensi pasien jatuh yang terjadi di
unit perawatan pada periode waktu tertentu
setiap bulan.

Numerator
(Pembilang)

jumlah pasien jatuh adalah total/jumlah pasien


jatuh yang dirawat di unit perawatan selama
waktu tertentu setiap bulan.

Denumerator

Jumlah pasien yang beresiko jatuh dirawat


adalah total/jumlah pasien yang beresiko jatuh
(faktor intrinsik dan ektrinsik) yang dirawat di
unit perawatan selama periode waktu tertentu
setiap bulan

D. Angka Kejadian Cidera Akibat Restrain


Topik
Indikator
Rasional

Formula

Definisi
operasional

Numerator
(Pembilang)

Angka pasien dengan cidera akibat restrain


Pasien yang dipasang restrain sangat berpotensi
terjadi cidera, bisa berupa lecet pada kulit, terjatuh,
atau aspirasi.
Jumlah pasien dengan cidera akibat restrain X 100
%
Total pasien yang
dipasang restrain
Cedera akibat restrain adalah cedera berupa lecet
pada kulit, terjatuh, atau aspirasi yang diakibatkan
oleh pemasangan restrain.
Pengecualiannya adalah semua pasien yang sudah
cidera sebelum dilakukan pemasangan restrain,
seperti lecet atau luka.
Jumlah pasien cidera akibat pemasangan restrain
adalah jumlah pasien yang cidera saat dipasang

Denumerator

restrain.
Total pasien yang dipasang restrain adalah semua
pasien yang terpasang restrain pada periode waktu
tertentu

1.
PERAWATAN DIRI
Topik
Indikator
Rasional

ANGKA KETERBATASAN

Angka TIDAK terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian,


toileting (eliminasi) yang disebabkan oleh keterbatasan
perawatan diri
Mandi, berpakaian dan toileting (eliminasi) merupakan
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar tidak
timbul masalah-masalah lain sebagai akibat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan perawatan diri,
misalnya penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran
kemih, dll.
Pasien yang dirawat karena penyakitnya dapat mengalami
keterbatasan perawatan diri. Keterbatasan diri tergantung
tingkat ketergantungan diri klien pada asuhan
keperawatan- sebagian atau total.

Formula

Angka tidak terpenuhi kebutuhan diri (mandi, berpakaian,


toileting) pada tingkat ketergantungan sebagian dan
total=
Jumlah pasien yg tidak terpenuhi kebutuhan diri x 100%
Jumlah pasien dirawat dgn tingkat ketergantungan
sebagian & total

Definisi
operasional

Tingkat tidak terpenuhinya kebutuhan pasien terhadap


kebutuhan diri untuk mandi, berpakaian dan toileting
(eliminasi).
Pemenuhan perawatan diri pasien yang mengalami
keterbatasan diri untuk mandi, berpakaian, dan toileting
(eliminasi). Keterbatasan diri dibagi menjadi keterbatasan
sebagian dan total, sehingga menyebabkan tingkat
ketergantungan sebagian dan total pada asuhan
keperawatan.
Cara

Penghitungan:
Mengisi format sub indikator sesuai dengan kriteria
Sub indikator harus terisi seluruhnya/lengkap
Dilakukan pada survey waktu tertentu.
Dilakukan penjumlahan pasien yang tidak terpenuhi
kebutuhannya

Sub Indikator tidak terpenuhinya perawatan diri adalah


Mandi : kulit, gigi, mata, rambut, tidak bau badan,
perineum bersih.
Berpakaian dan berpakaian: Baju bersih dan kering,
rambut
rapih, wajah segar
Toileting: berkemih (b.a.k) dan defekasi (b.a.b) pola
normal
Numerator
(Pembilang
)
Denumerat
or
A.

Jumlah pasien tidak terpenuhi kebutuhan diri pada bulan


pengukuran
Jumlah pasien total dan partial care adalah jumlah pasien
pada bulan pengukuran.

TINGKAT
KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN
KEPERAWATAN
Topik
Indikator
Rasional

Formula

Definisi
operasiona
l

Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga terhadap


pelayanan keperawatan
Pelayanan keperawatan sebagai pemberi jasa
pelayanan kesehatan sehingga kepuasan merupakan
tujuan utama dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas. Kepuasan merupakan bagian yang penting
dan hal tersebut akan terwujud bila ada komitmen,
persistensi dan determinasi mulai dari top manajer
perawatan dan staf.
Angka kepuasan =
jumlah pasien yang menyatakan puas thd yankep
X 100%
jumlah pasien yg dilakukan survey pada periode
tertentu
Kepuasan pasien adalah
a.
Terpenuhinya kebutuhan
pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan
yang diharapkan.
b.
Persentase kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan.
Elemen indikator adalah kriteria yang memperlihatkan
tingkatan kepuasan pasien.
Elemen indikator pada survey terdiri dari:
a.
kelengkapan dan
ketepatan informasi
b.
penurunan kecemasan
c.
perawat trampil
profesional

d.
e.
f.
Numerator
(Pembilang
)
Denumerat
or

b.

pasien merasa nyaman


terhindar dari bahaya
perawat ramah dan

empati
Jumlah pasien pulang yang menyatakan puas terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan.
Jumlah pasien yang dilakukan survey pada periode
tertentu.
Kriteria pasien yang dilakukan survey adalah setiap
pasien baru yang telah dirawat :

selama 3 hari

tidak pulang paksa

pulang hidup
KENYAMANAN

b. Angka Tatalaksana Pasien Nyeri


Topik
Tatalaksana Pasien Nyeri
Indikator
Rasional

Tatalaksana nyeri adalah merupakan inti


dari pelayanan keperawatan. Buruknya
pelayanan keperawatan dalam
penatalaksanaan nyeri adalah merupakan
indikator buruknya KUALITAS pelayanan.

Penatalaksanaan nyeri ditujukan untuk


mempertahankan kenyamanan dan
memperbaiki kualitas kehidupan pasien.
Tujuan

Paling sedikit 90% askep yang


terdokumentasi akan mencakup skala nyeri
yang dialami pasien seperti yang
didefinisikan dalam standar nyeri.

Paling sedikit 90% tindakan yang


dilakukan perawat adalah respon terhadap
nyeri yang dikemukakan oleh pasien untuk
mencapai kriteria nyaman/ nyeri terkontrol.
Formula
Persentase pasien dengan nyeri yang
terdokumentasi dalam askep:
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi
x 100%
Jumlah total pasien per periode waktu tertentu
Persentase tatalaksana pasien nyeri:
Jumlah total tindakan perawat sebagai respon
nyeri x 100 %
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri skala
> 4 per periode waktu tertentu

Definisi
operasional

Numerator
(Pembilang)
Denumerator
Sumber Data
Populasi
Frekuensi

Tindakan perawat adalah berbagai


tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat untuk merespon nyeri sesuai
ambang skala yang ditetapkan dan sesuai
dengan rencana perawatan yang dibuat,
termasuk kunjungan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan lain

Nyeri adalah sensasi atau perasaan tidak


nyaman yang bersifat subjektif yang
diutarakan/digambarkan oleh pasien dan
perlu ditangani/ dilakukan tatalaksanan
nyeri.

Untuk tujuan indikator ini, yang


dimaksud dengan tindakan adalah
berbagai tindakan yang dilakukan sebagai
respon terhadap ambang nyeri pada skala
nyeri 4 atau lebih TIDAK termasuk followup pengkajian karena termasuk pada
kewajiban
Jumlah total tindakan perawat sebagai respon
nyeri
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri pada
skala 4/> per periode waktu tertentu
Medical Record Pasien/ catatan medik pasien
Semua pasien yang masuk di unit perawatan
Per bulan

c. Angka Kenyamanan Pasien


Topik
Indikator
Rasional

Pasien merasa nyaman: Pasien dengan


rasa nyeri terkontrol
Nyeri mengakibatkan ketidaknyamanan
pasien. Pasien akan puas dengan
mempertahankan tingkat kenyamanan (nyeri
terkontrol) pada skala nyeri kurang dari 4
pada skala 0-10, dengan, dengan
mengidentifikasikan 0 sebagai skala nyeri
terendah (tidak nyeri).

Formula

Angka kenyamanan pasien=


Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol x 100
%
Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per
periode waktu tertentu

Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih


dari sekadar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu, bersifat
subjektif dan sangat individual

Definisi
operasional

Numerator
(Pembilang)
Denumerator
Sumber Data
Populasi
Frekuensi

Pasien dengan nyeri terkontrol adalah


pasien yang menunjukkan skala nyeri
dibawah 4 sampai dengan 0 pada skala 010 atau dengan gold standard : pasien
menyatakan tidak merasakan nyeri, tidak
ada ketakutan, kecemasan dan depresi
setelah diberikan tindakan keperawatan
selama periode waktu tertentu.

Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol


Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per
periode waktu tertentu
Medical Record Pasien/ catatan medik pasien
Semua pasien yang masuk di unit perawatan
Per bulan

II.

ANGKA KEJADIAN CEMAS


Topik
Indikator
Rasional

Formula

Definisi
operasional

Identifikasi kecemasan pasien


Kejadian cemas dapat mempengaruhi status
kesehatan pasien karena dapat menyebabkan
ketidaknyamanan, bertambahnya hari rawat
dan pasien dapat mencederai diri, orang lain
dan lingkungan.
Angka Kejadian Cemas pada Ruang Rawat
Umum =
Jumlah pasien cemas
x 100%
Jumlah pasien yang dirawat
Angka Kejadian Cemas pada Ruang Rawat
Psikiatri =
Jumlah pasien cemas 3 x 24 jam
x 100%
Jumlah pasien yang dirawat dlm waktu 3x24
jam
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau
tidak nyaman seakan-akan terjadi suatu yang
dirasakan sebagai ancaman.
Angka Kejadian Pasien Cemas adalah
presentasi jumlah prevalensi pasien cemas
(dari rata-rata identifikasi aspek: materi
pendidikan/penyuluhan kepada pasien yang
diberikan diulang/review oleh pasien, materi
pendidikan/penyuluhan direview kembali oleh
perawat dan dilakukan tanya jawab, informasi
yang cukup diberikan untuk mengurangi
cemas) yang dirawat di sarana kesehatan
selama periode waktu tertentu setiap bulan.

Numerator
(Pembilang)

Jumlah pasien cemas adalah total/jumlah


pasien cemas bedasarkan hasil identifikasi
pasien cemas (dari rata-rata identifikasi
aspek : materi pendidikan/ penyuluhan kepada
pasien yang diberikan diulang/review oleh
pasien, materi pendidikan/ penyuluhan
direview kembali oleh perawat dan dilakukan
tanya jawab, informasi yang cukup diberikan
untuk mengurangi cemas) yang dirawat
disarana kesehatan selama waktu tertentu
setiap bulan

Denumerator
Jumlah pasien yang dirawat adalah total/

jumlah pasien dirawat di sarana kesehatan


selama periode waktu tertentu setiap bulan.

III.

PENGETAHUAN
A. Pengetahuan tentang Perawatan Penyakitnya
Topik
Pengetahuan Tentang Perawatan
Indikator
Penyakitnya
Rasional
Indikator ini menunjukkan kemungkinan
masalah dalam memberikan informasi
pengetahuan kepada pasien di ruang
perawatan.
Informasi yang diterima oleh pasien
berhubungan dengan kondisi dan perawatan
yang diterimanya.
Formula
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan
x 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode
tertentu
Definisi
operasional
Numerator
(Pembilang)

Denumerator

Pengetahuan adalah kemampuan pasien


mengetahui informasi tentang perawatan
penyakitnya
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan
adalah jumlah pasien yang setelah dikaji
menunjukkan bahwa pasien/keluarga kurang
pengetahuan tentang penyakitnya dan
perawatannya.
Jumlah pasien yang dirawat pada periode
tertentu adalah jumlah pasien yang dirawat di
ruang tertentu dan dihitung pada periode
tertentu.

B. Perencanaan Pasien Pulang


Topik
Perencanaan Pemulangan Pasien (discharge
Indikator
planning)
Rasional
Waktu rawat pasien di ruang emergency menjadi
lebih pendek berkaitan dengan pembiayaan,
meskipun demikian pasien tetap membutuhkan
perawatan bila pulang kerumah. Dischard planning
merupakan proses antisipasi dan perencanaan
kebutuhan pasien setelah pulang atau bila dirujuk
ke sarana kesehatan lain.
Perencanaan pemulangan dimulai sejak pasien
masuk, bahkan dapat dilakukan sebelumnya,
sebagai contoh untuk pasien yang akan dilakukan
operasi, dokter telah memberikan penjelasan
berapa lama pasien akan dirawat
Formula

Jumlah pasien yang tidak dibuat discharge planning pada periode


tertentu x 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu

Definisi
operasional

Discharge Planning adalah suatu proses yang


dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal
memenuhi kebutuhan pasien untuk kesempurnaan
kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke
tempat lainnya.

Numerator
(Pembilang)

Jumlah pasien yang tidak dibuat discharge planning


pada periode tertentu adalah jumlah pasien yang
dirawat pada periode tertentu tidak dibuatkan
discharge planning.

Denumerator

Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu


adalah jumlah pasien yang dirawat pada periode
tertentu
BAB IV
PENUTUP

Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima


atau pelayanan yang bermutu tinggi menjadi prioritas dalam
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sehingga mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit di pengaruhi oleh mutu pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan dikatakan bermutu apabila
pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan untuk mengukur seberapa baik mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan diperlukan suatu indikator klinik mutu
pelayanan keperawatan.
Keberadaan indikator klinik mutu pelayanan keperawatan
bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit. Oleh karena itu, keberhasilan dalam mempertahankan mutu
diperlukan upaya yang terpadu dari semua tenaga kesehatan.
Bila indikator pelayanan keperawatan tersebut dinilai sangat
berbahaya atau berdampak luas, walaupun frekuensinya rendah,
maka diperlukan pengawasan atau monitoring yang lebih intens
untuk perbaikan yang lebih cepat. Dalam hal ini diperlukan
komitmen pimpinan rumah sakit dan seluruh perawat serta
karyawan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu layanan.

RUJUKAN

Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik Di


Sarana Kesehatan
Hasil Konsinyasi Penyempurnaan.Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes Ri Tahun
2008

A. KESELAMATAN PASIEN
1. DEKUBITUS
Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien
baru setelah
dilakukan pengkajian memiliki satu atau lebih faktor
resiko sebagai berikut
a. Usia lebih dari 75 tahun
b. Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu
dari tubuh tanpa
bantuan, seperti pada cidera medula spinalis atau
cidera kepala atau
mengalami penyakit neuromuscular
c. Malnutrisi, Obesitas
d. Berbaring lama ditempat tidur atau penggunaan
kursi roda

e. Mengalami kondisi kronik seperti DM, Penyakit


vaskular
f.

Inkotinen urin dan feces, yang dapat menyebabkan

iritasi kulit akibat


kulit yang lembab.
2. PASIEN JATUH
Pasien yang berisiko jatuh adalah pasien yang
dikatagorikan mempunyai satu atau lebih faktor risiko
jatuh pada saat pengkajian keperawatan sebagai
berikut :
a. Pengkajian faktor resiko intrinsik
1). Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum
- Usia 65 tahun atau lebih
- Gender : osteoporosis
- Disability/Immobility
- Ketidakseimbangan kemampuan gaya berjalan
- Gangguan motorik
- Ketidak mampuan aktifitas fisik
- Menggunakan alat bantu (kursi roda, walker,
cane )
- Riwayat jatuh tiga bulan terakhir karena kondisi
fisiknya
- Gangguan sensori
- Hambatan komunik
- Defisit mental
- Incontinensia alvi dan urin
2) Diagnosis / perubahan fisik
- Defisit mental
- Penyakit akut
- Kondisi musculoskeletal dan neorumuskular

- Ketidaknormalan gaya berjalan (fatique, arthritis,


parkinson, osteoporosis)
- Keterbatasan mobilitas karena problem pada kaki
- TIA ( vertigo, dizziness, fainting )
- Seizure
- Stroke
- Penyakit serebral
- Hipotensi ortostatik
3) Medikasi dan interaksi obat
- Polifarmasi ( lebih dari empat medikasi )
- Diuretik dan laksative
- Sedative, tranquilizer
- Psychotropici
- Antidepresan
- Obat yang dapat meningkatkan injuri seperti
antikoagulan, antiaritmia
4) Kondisi mental/ penggunaan alkohol
- Gangguan memori
- Mental komfusion
- Impulsive
- Kecemasan tinggi
- Delirium
b). Pengkajian faktor resiko ektrinsik
1). Karakteristik lingkungan
- Tingkat pencahayaan yang dapat menyebabkan
gangguan
penglihatan
- Permukaan lantai yang dapat menyebabkan
terpeleset
- Furniture

- Posisi ketinggian tempat tidur


- Kunci tempat tidur
- Penggunaan/ tipe side rails
- Ketidaktersediaan handrailos, call bell
- Penggunaan alat bantu
- Lama rawat.
3. RESTRAIN
Restrain adalah alat bantu yang digunakan untuk
mobilisasi, terutama untuk pasien bingung atau
diorientasi. Restrain hanya digunakan bila metode lain
sudah tidak efektif.
Saat terpasang restrain yang perlu diperhatikan adalah:
a. Sirkulasi ekstremitas adekuat atau tidak.
b. Ada atau tidaknya gangguan ekstremitas kulit.
c. Keluarga dan pasien me3ngerti/ mengetahiu atau
tidak mengenai alasan
di pasangnya restrain.
d. Jangan tidurkan pasien dengan supine position, jika
muntah bisa terjadi
aspirasi.
e. Cek posisi restrain, jika terlalu longgar/besar bisa
terlepas dari ektremitas,
bila terlalu kecil akan mengganggu sirkulasi.
f. Jangan pasang restrain pada ekstremitas yang tidak
bisa bergerak
(parese)
4. KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT
Kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat terjadi
jika perawatmelakukan kesalahan dalam prinsip 6 benar
dalam pemberian obat, yaitu:
a. Benar pasien

b. Benar obat
c. Benar waktu pemberian
d. Benar dosis obat
e. Benar cara pemberian
f. Benar dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai