Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan

OSTOMY
Di Ruang 13 - RSSA
Departemen Surgikal

Oleh
Dadang Putrawansyah
105070200131003

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

OSTOMY

Ostomy merupakan suatu jenis tindakan operasi yang dilakukan untuk membuat
lubang (stoma) dibagian tubuh tertentu.
Macam-macam Stoma :
1.

Colostomy (Lubang buatan di usus besar)

2.

Tracheostomy (Lubang buatan di tenggorok)

3.

Urostomy (Lubang buatan di kandung kemih)

A. Gastrointestinal Stoma
Pada umumnya dibuat untuk ileum (ileostomy) atau colon (colostomy). Tedapat 2
jenis gastrointestinal Stoma :
1.

Temporary (de-functioning) stomas : meliputi ileostomy atau colostomy yang dibuat


untuk melindungi suatu anastomosis atau dekompresi atau penyembuhan segmen
usus bagian distalnya. Stoma mempunyai 2 lubang yaitu lubang proksimal adalah
tempat keluarnya faeces dan lubang distal tempat keluarnya mukus dari usus
bagian distalnya.

2.

Permanent stomas : lubang dinding abdomen yang dibuat secara permanen tempat
menempelkan bagian akhir dari usus pada permukaan kulit. Terdapat beberapa
bentuk permanent stoma antara lain:
a. Panproctocolectomy : ileostomy permanent yang dibuat dari ileum terminalis,
seluruh colon rectum dan anus diangkat.
b. Total colectomy: ileostomy dibuat tetapi ujung rectum tetap dan disalurkan ke
dinding abdomen sebagai mucus fistula.
c. Abdomenoperineal (A-P) excision : colostoly pada fossa iliaca sinistra, rectum
dan anus diangkat, sering disertai dengan pengangkatan 1/3 bagian atas
dinding posterior vagina
d. Hartmarns procedure, eksisi dari sigmoid atau atas rectum colostomy dibuat
dan ujung rectum ditutup dan dibiarkan didalam pelvis.
e. Pelvis exenteration: operasi radikal untuk pengangkatan organ pelvis; dibuat
colostoly dan urostomy.

a) Kelainan pada organ Pencernaan yang menimbulkan indikasi tindakan gastrointestinal


Stoma:

1. Esafagus : Kanker pada bagian ini akan menyebabkan gangguan menelan, dimulai
sulit menelan dan bila tidak cepat diangkat akan tersumbat total sehingga tidak bisa
menelan sama sekali.
2. Lambung : Seperti di Esophagus kanker di lambung juga akan menyebabkan
tersumbatnya saluran cerna, tetapi tergantung lokasi, kanker pada lokasi tertentu
tidak akan menyebabkan tersumbatnya saluran cerna sampai pada stadium lanjut.
3. Usus Besar : Kanker usus besar awalnya menimbulkan gejala gangguan pola
defikasi artinya secara berangsur angsur penderita merasa tidak nyaman diperut
kemudian mulas yang sukar diterangkan sebabnya dilanjutkan dengan diare /
mencret berak darah lender ini terutama untuk kanker rectum dan obstruksi saluran
cerna karena tersumbatnya usus besar akhirnya perut kembung karena kotoran
menumpuk dalam usus karena tidak bisa keluar.
Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker
ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rektum.
Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani
kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon).
Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke
dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi.
4. Usus Halus : Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak. Kebanyakan tumor jinak
tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran besar bisa menyebabkan
terdapatnya darah dalam tinja, penyumbatan usus (sebagian atau total), atau
penjeratan usus bila satu bagian usus masuk ke usus yang berada di depannya
(intususepsi).
5. Pankreas : Kanker pangkreas karena letaknya sangat sulit terdiagnosis, biasanya
diketahui setelah ada komplikasi ikterus atau penyumbatan pada usus 12 jari.
6. Hati : Kanker primer yang terletak ditepi pada keadaan dini bila cepat diketahui dan
segera diambil tindakan operasi akan menyembuhkan penyakitnya. Pada hati sering
dijumpai kanker sekunder yang berasal dari penyebaran kanker alat tubuh lain
seperti usus, paru, payudara, genitalia, interna.

b) Kolostomi

Dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut diartikan disini
sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal sebagai anus buatan.
Kolostomi dikerjakan / dibuat pada keadaan :
1) Kanker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang 5 cm dari batas anus)
2) Kanker genitalia yang sudah mengenai otot anus
3) Kanker usus besar yang terlambat dioperasi walaupun terletak dari 5 cm diatas anus
Perawatan Colostomy
1. Penjelasan yang baik pada penderita maupun keluarga baik sebelum dan sesudah
operasi.
2. Kosongkan pouch (kantong) beberapa kali sehari dan ganti setiap 1-3 hari atau bila
terjadi perembesan, cara :
a. Persiapkan pouch pengganti
b. Lepas / angkat pouch yang diganti
c. Perhatikan keadaan kulit sekitar stoma (adakah luka, iritasi, atau radang),
bersihkan kulit dengan air hangat tanpa sabun atau alcohol atau desinfektans
d. Pasang pouch yang baru.
B. Urinary Stoma
Pada umumnya merupakan prosedur yang permanent baik menggunakan saluran
intestinal (dapat menggunakan ileum atau colon) maupun ureterostomy dan keduanya
disebut urostomy. Istilah ileostomy hanya digunakan untuk faecal stoma. Ureterostomy
dapat dibuat dari salah satu atau ke 2 ureter.
Terdapat beberapa jenis urostomy:
1.

Urostomy

dengan

total

cyctectomy,

merupakan

urostomy

permanent,

biasanya

menggunakan saluran ileum


2.

Urostomy tanpa pengangkatan bladder, sering menggunakan saluran ileum.

3.

Percutaneus nephrostomy adalah pemasangan catheter pada sistem pelviocaliceal melalui


dinding abdomen.
a) Kelainan pada organ perkemihan yang menimbulkan indikasi tindakan urinary Stoma
sebagian besar diakibatkan oleh keganasan sel pada organ tersebut, adapun
kelainan tersebut antara lain :
1) Blader : Pada Blader Neoplasma sering terjadi hematuri disertai nyeri merupakan
tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana sering
menyebabkan

hambatan

dalam

mencari

pelayanan

diagnostik.

Akibat

perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya


gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari pengobatan.
2) Saluran Kemih : Seorang yang menderita penyakit batu saluran kemih jika
terdapat faktor predisposisi, kurang minum sehingga konsentrasi zat pembentuk
dalam air seni menjadi lebih pekat mengakibatkan mudah terbentuk batu. Faktior
predisposisi lainnya : faktor batu saluran kemih/infeksi saluran kemih sebelumnya,
riwayat keluarga yang menderita batu saluran kemih, penyakit gout (peningkatan
kadar asam urat darah yang tinggi), mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung kalsium atau oxalat (coklat, cola, kacang, teh) dan sumbatan
saluran kemih.
3) Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut,
gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria (adanya darah di dalam
air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau
diketahui melalui analisa air kemih. Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak
adekuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh ginjal, sehingga
memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan
darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon eritropoietin,
yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah
merah. Gejala lainnya yang mungkin terjadi berupa nyeri pada sisi ginjal yang
terkena, penurunan berat badan.
4) Kandung kemih : Gejala pada pasien yang menderita Ca Kandung Kemih dapat
berupa hematuria (adanya darah dalam air kemih), rasa terbakar atau rasa nyeri
ketika berkemih, desakan untuk berkemih, sering berkemih. Gejala dari kanker
kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua
penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika
dengan pengobatan standar untuk infeksi,k gejalanya tidak menghilang.
5) Pelvis Renalis dan Ureter : Kanker pada pelvis renalis dan ureter dapat terjadi
pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis dan ureter. Kanker pada sel-sel yang
melapisi pelvis renalis disebut karsinoma sel transisional. Pelvis renalis adalah
bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang mengalirkan air kemih ke
ureter. Ureter adalah tabung / saluran yang menghubungkan ginjal dengan
kandung kemih. Gejala awal biasanya berupa hematuria (darah di dalam air
kemih). Jika aliran air kemih tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah antara
tulang rusuk dan tulang pinggul, atau di perut bagian bawah.
6) Uretra : Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi, yang
ditemukan di dalam uretra. Uretra merupakan saluran tempat keluarnya air kemih
dari kandung kemih. Pada wanita, panjang uretra adalah sekitar 3,75 cm dan

ujungnya adalah berupa lubang yang terletak diatas vagina. Pada pria, panjang
uretra adalah sekitar 20 cm, menembus kelenjar prostat dan berakhir sebagai
sebuah lubang di ujung penis.
Gejala pertama biasanya adanya darah di dalam air kemih (hematuria), yang
mungkin hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik atau bisa juga
tampak sebagai air kemih yang berwarna kemerahan. Aliran air kemih bisa
tersumbat, sehingga penderita mengalami kesulitan dalam berkemih atau aliran
air kemih menjadi lambat dan sedikit.
C. Tracheostomy
Adalah lubang buatan pada dinding anterior trachea untuk membuat saluran udara.
Terdapat 2 macam tracheostomy :
1) Tracheal stoma post laryngectomy : merupakan tracheostomy permanen. Tracheal
cartilage diarahkan kepermukaan kulit, dilekatkan pada leher. Rigiditas cartilage
mempertahankan stoma tetap terbuka sehingga tidak diperlukan tracheostomy tube
(canule).
2) Tracheal stoma without laryngectomy : merupakan tracheostomy temporer. Trachea
dan jalan nafas bagian atas masih intak tetapi terdapat obstruksi. Digunakan
tracheostomy tube (canule) terbuat dari metal atau Non metal (terutama pada
penderita yang sedang mendapat radiasi dan selama pelaksanaan MRI Scanning.
Perawatan Trachestomy :
1) Tracheostomy tube terdiri dari iner tube (canule) dan outer tube
2) Iner tube harus diganti tiap 7-14 hari (maksimal 30 hari)
3) Iner tube harus dikeluarkan minimal sekali sehari untuk melihat adanya kerak dan
bersihkan dengan sabun cair dan air hangat yang mengalir (jangan menggunakan
sikat, cleaner atau spong). Bila sekret kental dan timbul kerak bersihkan dengan
Natrium bicarbonat kemudian bilas dengan air hangat yang mengalir.
4) Outer tube harus diganti tiap 30 hari.
5) Suctioning: gunakan suction catheter dengan ukuran lebih kecil dari separuh ukuran
lubang tube.
6) Bersihkan daerah sekitar tracheostomy dengan normal saline dan usahakan tetap
kering untuk mencegah infeksi.
7) Humidifikasi dengan saline Nebulizer (melalui tracheal stoma).

Yang harus diperhatikan pada pasien dengan menggunakan Stoma :


A. Tracheostomy
1)

Pada saat bicara tutuplah dengan kasa atau kertas

2)

Siapkan selalu pelebar trachea, termometer

3)

Hisaplah bila sudah mulai banyak sekret

4)

Jangan sampai kemasukan air saat mandi

5)

Bila memungkinkan menggunakan pakaian yang bisa melindungi lubang tetapi udara
bebas keluar masuk

B. Urostomy dan Colostomy


1)

Bersihkan kulit sekitar stoma dengan air hangat setiap hari

2)

Setelah itu keringkan bagian yang basah

3)

Lubang yang kotor bisa disemprot pelan-pelan

4)

Berikan pasta sekitar lubang sebelum memasang bag

5)

Bila kantung terisi 1/3 mulai kosongkan

6)

Untuk colostomy kantung diganti 1-2 kali sehari

7)

Untuk urostomy kantung diganti 3-5 hari sekali

Yang harus dihindari pada pasien yang menggunakan Stoma :


A. Tracheostomy
1)

Berenang, sebab bahaya kemasukan air

2)

Pergi tanpa pelebar trachea serta termometer

3)

Memakai pakaian yang dapat menutup stoma

B. Urostomy dan Colostomy


1)

Menyemprot langsung dengan shower ke stoma;

2)

Menunggu kantung sampai penuh

3)

Menunggu kantung sampai lepas dari kulit

4)

Menunggu kantung sampai sobek

5)

Membuka stoma

DAFTAR PUSTAKA
Georgina Casey, stoma wound. Nursing Standard, 2000. Proquest Nursing & Allied Health
Search
Kathleen Osborn, Nursing Burn Injuries. Nursing Management; 2003. Proquest Nursing &
Allied Health Search
Maureen Benbow, Healing and stoma wound Classification. Journal of Community Nursing;
2007, Proquest Nursing & Allied Health Search

Anda mungkin juga menyukai