Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN PUSTAKA

STOMA ( OSTOMY )

2.1. Definisi
Stoma dalam bahasa Yunani adalah mulut. Stoma adalah : usus yang
dikeluarkan dari dinding abdomen melalui proses operasi dan biasanya dilakukan
karena ada kelainan baik bawaan maupun ditemukan saat terjadi kecelakaan atau
bahkan karena ada penyakit dibagian saluran pencernaan ataupun disaluran
perkemihan. (Gibyanto,2011)

Stoma yang bagus

Pada umumnya dibuat untuk ileum (ileostomy) atau colon (colostomy).


Tedapat 2 jenis gastrointestinal Stoma :
1. Temporary (de-functioning) stomas : meliputi ileostomy atau colostomy yang
dibuat untuk melindungi suatu anastomosis atau dekompresi atau
penyembuhan segmen usus bagian distalnya. Stoma mempunyai 2 lubang
yaitu lubang proksimal adalah tempat keluarnya faeces dan lubang distal
tempat keluarnya mukus dari usus bagian distalnya.
2. Permanent stomas : lubang dinding abdomen yang dibuat secara permanen
tempat menempelkan bagian akhir dari usus pada permukaan kulit. Terdapat
beberapa bentuk permanent stoma antara lain:
a. Panproctocolectomy : ileostomy permanent yang dibuat dari ileum
terminalis, seluruh colon rectum dan anus diangkat.

1
b. Total colectomy: ileostomy dibuat tetapi ujung rectum tetap dan
disalurkan ke dinding abdomen sebagai mucus fistula.
c. Abdomenoperineal (A-P) excision : colostoly pada fossa iliaca sinistra,
rectum dan anus diangkat, sering disertai dengan pengangkatan 1/3
bagian atas dinding posterior vagina
d. Hartmarn’s procedure, eksisi dari sigmoid atau atas rectum colostomy
dibuat dan ujung rectum ditutup dan dibiarkan didalam pelvis.
e. Pelvis exenteration: operasi radikal untuk pengangkatan organ pelvis;
dibuat colostoly dan urostomy.
Kelainan pada organ Pencernaan yang menimbulkan indikasi tindakan
gastrointestinal Stoma :
a. Esafagus : Kanker pada bagian ini akan menyebabkan gangguan menelan,
dimulai sulit menelan dan bila tidak cepat diangkat akan tersumbat total
sehingga tidak bisa menelan sama sekali.
b. Lambung : Seperti di Esophagus kanker di lambung juga akan
menyebabkan tersumbatnya saluran cerna, tetapi tergantung lokasi, kanker
pada lokasi tertentu tidak akan menyebabkan tersumbatnya saluran cerna
sampai pada stadium lanjut.
c. Usus Besar : Kanker usus besar awalnya menimbulkan gejala gangguan
pola defikasi artinya secara berangsur angsur penderita merasa tidak
nyaman diperut kemudian mulas yang sukar diterangkan sebabnya
dilanjutkan dengan diare / mencret berak darah lender ini terutama untuk
kanker rectum dan obstruksi saluran cerna karena tersumbatnya usus besar
akhirnya perut kembung karena kotoran menumpuk dalam usus karena
tidak bisa keluar.
d. Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh
jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam
dinding rektum. Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan
penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara
dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar

2
dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung,
yang disebut kantung kolostomi.
e. Usus Halus : Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak. Kebanyakan
tumor jinak tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran besar
bisa menyebabkan terdapatnya darah dalam tinja, penyumbatan usus
(sebagian atau total), atau penjeratan usus bila satu bagian usus masuk ke
usus yang berada di depannya (intususepsi).
f. Pangkreas : Kanker pangkreas karena letaknya sangat sulit terdiagnosis,
biasanya diketahui setelah ada komplikasi ikterus atau penyumbatan pada
usus 12 jari.
g. Hati : Kanker primer yang terletak ditepi pada keadaan dini bila cepat
diketahui dan segera diambil tindakan operasi akan menyembuhkan
penyakitnya. Pada hati sering dijumpai kanker sekunder yang berasal dari
penyebaran kanker alat tubuh lain seperti usus, paru, payudara, genitalia,
interna (Benbow Maureen, 2007)

2.2. Jenis-Jenis Stoma


1) Kolostomi
Dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut diartikan
disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal sebagai anus
buatan. Letak kolostomi pada abdomen bisa dimana saja sepanjang letak kolon,
namun biasanya dilakukan pada bagian kiri bawah, di daerah kolon sigmoid.
Namun dapat pula dibuat dilokasi kolon asendens, transversum, dan desendens.
Letak kolostomi sebaiknya dipilih dengan hati-hati sebelum tindakan operasi.
Sebaiknya hindari lokasi yang memiliki jaringan lemak yang tebal dan terdapat
skar (Kathleen Osborn, 2003).
Jenis jenis kolostomi
- Ascending kolostomi
Kolostomi ascending terletak di bagian kanan atas dari perut. Pada jenis ini
sudah jarang dilakukan sejak ditemukan bahwa ileostomi ,hal ini dikarenakan
ileostomi lebih efektif dibandingkan dengan kolostomi ascending

3
- Transverse Colostomy
Kolostomi transverse terletak dibagian atas dari perut baik di tengah
maupun di sebelah kanan. Pada pemasangan kolostomi jenis transverse ini
dilakukan dengan indikasi seperti dibawah ini

Indikasi :
1. Diverticulitis
2. Trauma (cedera)
3. Cacat lahir
4. Kanker / descending atau
usus sigmoid
5. Obstruksi usus
6. Kelumpuhan
Gambar 7 : Kolostomi Transverse

- Descending or Sigmoid Colostomy


Lolostomi descending / sigmoid ini terletak dibawah perut dan paling
sering dilakukan dibandingkn dengan jenis kolostomi lainnya. indikasi
pemasangan pada kolostomi sigmoid ini adalah seperti dibawah ini

Indikasi :
1. Kanker rektum atau
sigmoid kolon.
2. Diverticulitis
3. Trauma (cedera)
4. Cacat bawaan
5. Obstruksi usus
6. Kelumpuhan

2) Ileostomy
Selama operasi, bagian dari ileum dibawah ke permukaan perut untuk
membentuk stoma, biasanya di sisi kanan. Ini adalah tempat kotoran sekarang
akan berlalu dari tubuh. Isi usus dari ileostomy akan lebih liqiud dan semi-padat.
Anda dapat memiliki baik sebagai akhir ileostomi atau ileostomi loop dan

4
keduanya diperlakukan dan dirawat dengan cara yang sama. Ileostomy bisa
sementara atau permanen.

3) Urostomy
Jenis yang paling umum dari urostomy merupakan saluran ileum yang
biasanya berlokasi di sisi kiri perut. Hal ini melibatkan menggunakan sebuah
segmen pendek dari usus kecil (ileum) yang digunakan sebagai tabung atau
saluran untuk membentuk urin stoma melalui mana dari ureter dialihkan. Hal ini
biasanya setelah kandung kemih orang dan / atau uretra telah dihapus dan
permanen.

Gambar: Urostom
Gambar 13 : kantong Urostomi
2.3. Komplikasi Pasca Operasi
Perawat harus menyadari bahwa pasien – pasien dengan operasi ostomy akan
menghadapi resiko komplikasi dan komplikasi yang mungkin timbul pada
umumnya adalah shock, perdarahan, gangguan pernafasan, gangguan perkemihan,
gangguan pencernaan, luka, sepsis, masalah psikologi serta komplikasi stoma
misalnya caput medusa, Dermatitis irritasi, Dermatitis Alergi, Folikulitis,

5
Pseudoverrucous lesion dan monilia. Dan yang paling sering muncul adalah
komplikasi yang berkaitan dengan reseksi usus, anastomosis dan konstruksi
stoma, seperti ileus, obstruksi, gangguan absorbs, kebocoran, anastomosis,
iskemik, nekrotik stoma dan mucocutaneous separation. Beberapa komplikasi
yang muncul dengan manajemen penanganannya adalah sebagai berikut :
a. Komplikasi kulit disekitar stoma
Definisi : Caput medusa,lebih dikenal dengan varises pada kulit sekitar
stoma.Umumnya terjadi pada pasien–pasien dengan penyakit hati.
Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma
dengan caput medusa:
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan perawat dalam hal ini adalah
pemberian silver nitrat untuk memotong pembuluh darah bila diperlukan,
Tindakan perawatannya adalah dengan cara membuka kantong dan wafer
yang dilakukan dengan lembut, dengan tehnik tidak menyebabkan trauma
pada kulit peristomal, perawatan kulit yang adekuat dan hindari penggunaan
plester yang tidak perlu.
b. Dermatitis Iritasi
Definisi :Dermatitis ialah kelainan kulit yang subyektif ditandai oleh rasa
gatal dan secara klinis terdiri atas ruam polimorfi yang umumnya berbatas
tidak tegas. Gambaran klinisnya sesuai dengan stadium penyakitnya. Untuk
penamaan dermatitis, berbagai klasifikasi sudah diajukan antara lain
berdasarkan kondisi kelainan, lokasi kelainan, bentuk kelainan, usia pasien
dan sebagainya, contohnya:
Berdasarkan lokasi kelainan misalnya dermatitis manus, dermatitis
seboroik, dermatitis perioral, dermatitis popok, dermatitis perianal,
akrodermatitis, dermatitis generalisata, dsb.
Berdasarkan kondisi kelainan misalnya dermatitis akut, subakut dan kronis
atau dermatitis madidans (membasah) dan dermatitis sika (kering)
Berdasarkan penyebab misalnya dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak
alergik, dermatitis medikamentosa, dermatitis alimentosa, dermatitis
venenata, dermatitis stasis, dan sebagainya,

6
Berdasarkan usia misalnya dermatitis infantil, dsb.,
Berdasarkan bentuk kelainan misalnya dermatitis numularis, dsb.
Etiologi :Dermatitis ringan biasanya terjadi sebagai akibat dari iritasi
reaktif, peradangan, dan kerusakan kulit yang disebabkan oleh kontak dengan
limbah usus, lebih sering dikaitkan dengan ileostomi karena kandungan asam
dari usus kecil Ini terjadi karena system pengantongan stoma yang tidak
bagus sehingga terjadi kebocoran dari isi kantong yang mengiritasi daerah
kulit sekitar. Adanya luka kemerahan atau lapisan kulit yang terangkat bisa
mengakibatkan terjadinya perdarahan sehingga pasien merasa tidak
nyaman,ini bisa terjadi karena terlalu sering mengganti kantong dan cara
membersihkan skin barier yang tidak hati – hati.

Gambar : Dermatitis iritasi

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma


dengan Dermatitis iritasi:
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan perawat dalam hal ini adalah
melakukan pengangkatan skin barier secara pelan – pelan lalu mengeringkan
daerah kulit setelah dibersihkan, memeriksa keadaan kulit, lalu menggunakan
air bersih untuk mencuci daerah kulit yang teriritasi. Memberikan douderm
pada daerah kulit teriritasi yang terbuka,selain duoderm bisa juga diberi
stomahesive powder yang berfungsi untuk menjaga kulit tetap kering
c. Dermatitis Alergi
Etiologi : Ini muncul karena kulit alergi terhadap skin barier, plester,
adhesive remover, skin prep dan pasta. Umumnya menimbulkan reaksi
inflamasi dan iritasi pada kulit disekitar stoma pada pasien-pasien dengan

7
riwayat alergi pada makanan, obat-obatan atau bahan lainnya. Alergi ini
ditandai dengan gatal, panas, perih dan kemerahan pada sekitar kulit dan
untuk pasien ini disarankan untuk menjalani test alergi dengan menggunakan
produk-produk ostomy.
Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma
dengan komplikasi Dermatitis alergi :
Perawat dapat melakukan perawatan, salah satunya dengan menghindari
penggunaan adhesive remover atau skin prep. Setelah itu menggunakan pasta
yang tidak mengandung alcohol seperti Coloplast strip pasta, Calamine lotion
ini akan melapisi daerah kulit yang kemerahan kemudian bereaksi sebagai
penghambat,barier dan mencegah terjadinya iritasi berkelanjutan,Swin cream
dpt digunakan untuk memberi kelembapan pada daerah kulit yang teriritasi,
Cortate ( Steroid lotion ) dapat mengurangi kemerahan pada kulit ( jika iritasi
kulit tidak sembuh lebih dari 2 minggu segera hubungi ETN atau dokter.
d. Folikulitis
Definisi : ini adalah inflamasi folikel rambut dipori-pori kulit sekitar
stoma.
Etiologi : Bisa terjadi pengangkatan rambut dengan tidak hati – hati.

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan


folikulitis :
Perawat dapat melakukan tindakan. Sebaiknya lakukan langsung
pencukuran rambut karena cara ini sangat efektif, kemudian berikan Nystatin
( antifungal powder ) cara penggunaanya ditaburi secara tipis pada daerah
kulit terinfeksi, obat ini dapat diperoleh tanpa menggunakan resep. Jika
8
keadaan ini masih tetap terjadi seteah pemakaian topical lebih 2 x segera
hubungi ETN atau dokter ).
e. Pseudoverrucous Lession
Definisi : Tampak seperti nodul atau papul berwarna merah kecoklatan,lesi
ini dapat mencapai ketebalan 2-3 mm dari permukaan kulit.
Etiologi : Umumnya lesi ini terjadi pada stoma saluran kemih ini
dikarenakan terjadinya kontak urin dengan kulit sekitar stoma.
Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan
Pseudoverrucous Lession :
Gunakan kantong dengan ukuran dan tipe yang tepat, gunakan kantong
yang drainable dalam bentuk convek, gunakan pasta hidrocoloid sebelum
menempelkan kantong

Gambar 15 : Pseudoverrucous Lession


f. Infeksi Jamur Monilia ,Candida
Definisi : infeksi yang terjadi pada stoma yang dikarenakan oleh
pertumbuhan dan perkembangan jamur monilia candida.
Etiologi : umumnya ditemukan di GI tract, ini terjadi karena infeksi oleh
jamur yang menyebabkan infeksi disekitar stoma. Orang yang mempunyai
stoma potensial akan mengalami infeksi jamur karena daerah sekitar stoma
hangat ,lembab dan tertutup, infeksi bisa menyebar disekitar area yang
lembab.kemudian menimbulkan kemerahan dan gatal.
Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan
monilia candida:

9
Bersihkan daerah kulit terinfeksi kemudian keringkan dengan kapas atau
bisa menggunakan hair dryer secara pelan – pelan kemudian berikan Nystatin
powder kedaerah kulit terinfeksi. Gunakan kantong drainable two piece yang
mengandung hidrocoloid dan penggantian kantong bisa 1 atau 2 x dalam
seminggu

g. Stomal Retraksi
Definisi : Pemasangan stoma yang menyebabkan kulit area sekitar stoma
tertarik ke dalam, menimbulkan nyeri, dan memungkinkan untuk terjadi
kebocoran.
Etiologi : Hal ini dapat disebabkan oleh pemilihan kantong stoma yang
kurang tepat baik jenis ataupun ukurannya yang tidak mengikuti lekukan
perut.

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan


stomal retraksi:
Dalam penggunaan kantong stoma sebaiknya memilih untuk
menggunakan kantong stoma base plate yang convex, apabila dirasa oleh

10
keluarga atau pasien, kantong jenis tersebut terlalu mahal, maka dapat diganti
dengan menggunakan various standard size protective sheets (kantong
stomanya menggunakan plastic gula yang dilapisi dengan double tipe).
h. Stomal Prolaps
Definisi: merupakan penonjolan mukosa colon 6cm atau lebih dari
permukaan kulit. Ada 3 jenis prolaps:
1. Penonjolan seluruh dinding colon (loop ileum)
2. Adanya strangulasi
3. Nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.
Etiologi : prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus
meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon , tekanan intra abdomen
tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan
adanya omentum yang yang pendek dan tipis. Dukes, 2010).

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan stomal


prolaps:
Dalam merawat klien dengan stoma, keterampilan seorang tenaga
kesehatan (perawat, dokter) menjadi hal yang wajib. Klien berharap
mempunyai stoma yang baik dan letaknya sesuai dengan bentuk perutnya.
Selain itu, klien dianjurkan menggunakan ikat pinggang atau corset, hal ini
bertujuan untuk menahan tekanan dari dalam abdomen melalui luka insisi.
Ketika stoma terlanjur menonjol sebaiknya klien memilih kantong stoma
yang ukurannya lebih besar, hal ini supaya stoma yang menonjol tetap dalam
kondisi lembab karena tertutup oleh kantong stoma.
i. Parastomal Hernia

11
Definisi : suatu pembengkakan pada area sekitar perut stoma yang
menyebabkan ketidaknyamanan pada klien meskipun tidak selalu
membutuhkan intervensi bedah atau tindakan bedah namun bila terdapat
tanda-tanda perubahan warna stoma maka perlu dilakukan tindakan
pembedahan darurat.
Etiologi : hal ini dapat disebabkan karena kurangnya gerak usus dan klien
mengangkat beban yang terlalu berat atau aktivitas yang berlebihan.
Kebanyakan parastomal hernia akan berkembang dari waktu kewaktu, setelah
operasi, sekitar 12 bulan post operasi, atau bahkan lebih lama

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma


dengan parastomal hernia:
Perawat harus menasehati pasien (yaitu klien dengan pemasangan stoma
dalam 3 bulan pertama). Untuk menghindari mengangkat beban yang terlalu
berat atau melakukan aktivitas yang berlebihan meskipun klien mampu
melakukannya. Klien dianjurkan untuk memakai ikat pinggang untuk melatih
memperkuat dinding perut yang dapat menimbulkan terjadinya hernia
parastomal.
j. Granuloma
Granuloma adalah daerah merah tender yang memiliki penampilan
kembang kol yang terjadi di sekitar tepi stoma. Mereka sering
mengembangkan dimana jahitan dimasukkan sekitar stoma tetapi dapat
terjadi bertahun-tahun setelah operasi. Kadang-kadang menggosok dari flange
atau pelat dasar dapat meningkatkan risiko masalah ini.. Perdarahan yang
disebabkan oleh granulasi dapat terjadi dan dapat mengganggu dengan

12
mengikuti kantong. Template harus diperiksa dan jika perlu penerapan perak
nitrat oleh Perawat Perawatan stoma atau eksisi bedah mungkin diperlukan
Penyebab granuloma ada dua yaitu : adanya benda asing seperti benang,
atau yang lainnya dan ada yang menucul secara spontan tanpa penyerta.
Tandanya seperti daging muncul dan mudah berdarah.
Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma
dengan Granuloma:
a. Angkat benda asing penyebab granuloma
b. Evakuasi granuloma dengan silver nitrat atau benang
c. Tutup granuloma
d. Perhatikan apakah sel kanker atau bukan

k. Stenosis
Stenosis stoma juga dapat terjadi. Seringkali penyempitan usus pada
permukaan kulit, tetapi bisa terjadi di dalam perut. Hal ini ditandai dengan:
 Penurunan jumlah tinja berlalu
 Kotoran mungkin muncul pita-seperti
 Bagian dari kotoran dapat menghentikan
Untuk memfasilitasi perjalanan tinja melalui stoma pulmonalis, rendah
residu diet, hidrasi meningkat, dan pelunak tinja biasanya direkomendasikan
sebagai intervensi dini pertama. dilatasi stomal Sesekali lembut, walaupun
kontroversial, adalah pilihan lain, tetapi stenosis berat harus dikelola dengan
tindakan pembedahan.

13
Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma
dengan Stenosis:
Manajemen hiperplasia yang mengakibatkan stenosis dari saluran ileum
dimulai dengan evaluasi lesi hyperplasic melanggar pada area peristomal.
Diduga lesi ganas memerlukan rujukan pemeriksaan dokter, tetapi lesi jinak
dapat diobati dengan cauterizing daerah yang terkena dengan silver nitrat dan
mengubah sistem pouching sehingga limbah tidak mempengaruhi integritas
kulit peristomal. Selain itu akibat adanya feses yang tersisa pada pouching,
maka dilakukan irigasi stoma.

l. Nekrosis
Stoma harus memiliki suplai darah yang baik yang ditunjukkan dengan
stoma menjadi warna merah muda yang sehat, sedikit lebih gelap dari bagian
dalam mulut. Nekrosis terjadi jika suplai darah ke stoma dibatasi (biasanya
24-48 jam setelah operasi). Awalnya stoma akan menjadi merah gelap dan
bahkan mungkin berubah menjadi hitam, ini merupakan indikasi bahwa
suplai darah terganggu. Tutup observasi diperlukan dan jika tidak ada
perbaikan operasi lebih lanjut mungkin diperlukan.
Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma
dengan Nekrosis
Manajemen konservatif nekrosis stomal melibatkan observasi langsung
dengan penilaian yang sering melalui kantong transparan untuk memantau
setiap perkembangan cedera. Ketika mukosa nekrotik jelas di atas tingkat
fasia, intervensi yang wajar termasuk mengubah ukuran alat ostomy dan
melembagakan diet rendah residu untuk memfasilitasi perjalanan efluen
melalui stoma yang juga mungkin menunjukkan stenosis. Jika nekrosis
terbatas pada daerah di atas fasia dan pasien tidak septik, ostomy yang dapat

14
menyembuhkan dari waktu ke waktu, tetapi pemisahan mukokutan, stenosis,
atau retraksi dapat terjadi. Sebaliknya, nekrosis yang meluas di bawah level
fasia membutuhkan pemberitahuan segera dokter bedah karena revisi
mendesak diindikasikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Cronin E (2008c) Sebuah panduan untuk penggunaan yang tepat dari produk perawatan
stoma cembung Keperawatan gastrointestinal; 6:. 2, 12-16.
Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Volume 2.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
Evanjh. 21 Mei 2011. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Stoma :
http://www.google.com/asuhan-keperawatan-pasien.dengan-stoma, diakses
tanggal 7 November 2011, jam 15:54 WIB
Butler DL (2009) komplikasi pasca operasi dini setelah operasi ostomy Jurnal
Keperawatan luka, ostomy dan kontinensia; 36:. 5, 513-519.
Dukes S (2010) Pertimbangan saat merawat orang dengan stoma prolaps British Journal
of Nursing; 19:. 17, S21-S26.
Thompson MJ, Trainor B (2007) Pencegahan hernia parastomal: perbandingan hasil 3
tahun tentang Keperawatan gastrointestinal; 5:. 3, 22-28.
Patricia, B. Practical stoma wound and continence management. second
edition, USA: 2004
Giovanna Bosio, at. all. A Proposal for Classifying Peristomal Skin Disorders:
Results of a Multicenter Observational Study. 53 (9). Sep 01.2007. (cited Nov
03.2008). Available from: http//www.Ostomy medical supplies.com Perry and
Potter Fundamental of nursing:concept, process and practice fourth edisien
mosby-Year Book inc.

16

Anda mungkin juga menyukai