Ken Arok
Anusapati
Tohjaya
Wisnuwardhana
Kertanegara
Ken Arok
Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa
ang Amurwabhumi. Ia mendirikan dinasti bernama
Girindrawangsa. Pendirian dinasti itu bertujuan
membersihkan masa lalu Ken Arok. Perlu diketahui, Ken Arok
menjadi raja dengan melalui berbagai skandal, seperti
membunuh Mpu Gandring, Tunggul Ametung, mengawini istri
Tanggul Ametung bernama Ken dedes, dan memberontak
terhadap Kadiri. Pendirian dinasti itu juga agar keturunan
Ken Arok tidak ternoda dengan skandal yang pernah
dilakukannya.
Ken Arok memerintah Singhasari selama 5 tahun. Masa
pemerintahnnya berakhir tragis. Ia terbnuh oleh Anusapati,
anak danri perkawinan Ken Dedes dan Tnggul Ametung. Lebih
tragis lagi, ia terbunuh keris yang digunakannya untuk
membunuh Tanggul Ametung.
Anusapati
Anusapati menjadi raja menggantikan Ken Arok sebagai raja
kedua Singhasari. Meskipun memerintah cukup lama, hampir
idak ada perubahan yang ia lakukan selama memerintah. Ia
tenggelam dalam kegemaran menyabung ayam.
Kegemaran menyabung ayam itu akhirnya mengakhiri
hidup sekaligus masa pemerintahannya. Kegemaran itu
dimanfaatkan pleh Tohjaya, anak dari perkawinan Ken Arok dan
Ken umang, untuk menyingkirkan Anusapati. Dalam suatu
kesempatan, raja itu diundang ke rumah Tohjaya untuk
menyabung ayam, Tohjaya menikam Anusapati, dengan keris
yang pernah digunakan Anusapati untuk membunuh Ken Arok.
Tohjaya
Tohjaya hanya memerintah selama beberapa
bulan. Penyebabnya adalah kemelut politik.
Ranggawuni, putera Anusapati, menuntut hak
atas tahta Singashari. Ia didukung oleh Mahisa
Campaka, cucu dari perkawinan Ken Arok dan
Ken Dedes. Semakin kuatnya dukungan
terhadap Ranggawuni dan Mahisa Campaka
membuat kedudukan Tohjaya dapat
digulingkan.
Wisnuwardhana
Ranggawuni naik tahta Singhasari dengan bergelar
Wisnuwardhana. Ia dibantu oleh Mahisa Campaka yang
bergelar Narasinghamurti. Mereka berdua memerintah
Singhasari secara bersama-sama (dilambangkan Dewa
Wisnu dan Dewa Indra). Wisnuwardhana sebagai raja dan
Mahisa Campaka sebagai ratu angabhaya. Pemerintahan
kedua pemimpin tersebut membawa Singhasari pada
keamanan dan kesejahteraan.
Di tengah masa pemerintahannya, Wisnuwardhana
mengangkat puteranya Kertanegara menjadi yuvaraja atau
raja muda. Pengangkatan itu bertujuan menyiapkan
Kertanegara menjadi raja yang cakap. Wisnuwardhana
adalah satu-satunya raja Singhasari yang wafat tanpa
terbunuh. Setelah ia meninggal, tahta kerajaan beralih
pada Kertanegara.
Kertanegara
Kertanegara merupakan raja Singhasari terbesar
sekaligus terakhir. Dalam pemerintahan, raja dibantu
oleh tiga orang mahamenteri, yaitu mahamenteri i
hino, mahamenteri i halu, dan mahamenteri i sirikan.
Untuk urusan keagamaan, ia dibantu oleh seorang
kepala agama Budha yang dikenal dengan sebutan
darmadhyaksa ring kasogatan dan seorang maha
brahmana (kepala agama Hindu) yang dikenal dengan
sebutan dharmadyaksa ring kasaiwan. Organisasi
pemerintahan seperti itu diteruskan dalam Kerajaan
Majapahit.
Daftar Pustaka
Wikipedia.com
LKS Sejarah Penerbit New Star
Erlangga Sejarah tahun 1994