FISIKA TANAH
Oleh:
Raden Fahmi Husaini
NIM. A1H012033
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perakaran tanaman, masalah perambatan dan retensi panas, serta daya tahan
panas.
Tekanan yang diberikan biasanya disertakan dengan kemampuan tanah
dalam meloloskan air secara alami, penyediaan air bagi tanaman, dan kadar air
tanah dimana tanaman sudah tidak mampu menyerap air. Dengan demikian,
secara umum hasil analisis retensi air ini sangat berguna dalam pengaturan dan
efisiensi air irigasi, khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan air untuk
tanaman dan pengolahan tanah, dengan berpedoman pada kondisi kapasitas
lapang, air tersedia dan titik layu permanen.
B. Tujuan
1.
2.
pori terisi oleh air, sedangkan pada tanah lembab, sebagian pori terisi udara dan
sebagian lagi terisi oleh air dalam perbandingan tertentu.
Retensi air biasanya ditampilkan dalam bentuk kurva, dikenal dengan kurva
pF. Dengan demikian, untuk satu contoh tanah perlu dilakukan penetapan
kandungan air tanah pada berbagai tekanan. Sehubungan dengan perbedaan
tekanan tekanan yang diberikan, maka diperlukan juga spesifikasi dan kapasitas
peralatan yang digunakan. Menurut klute (1986) terdapat tiga sistem, masingmasing sesuai untuk cakupan pengukuran yang diinginkan, yaitu (1) sistem
bertekanan rendah (low-range system), dinama sistem ini utamanya disesuaikan
untuk pengukuran pada tinggi tekanan matriks potensial tanah antara 0 dan 200
cm kolom air, (2) sistem bertekanan sedang (med-range system) dengan cakupan
pengukuran dengan besaran tekanan matriks potensial tanah anatar 200 dan 1000
cm tinggi kolom air, dan (3) sistem bertekanan tinggi kolom air atau 1 - 15 atm.
Besarnya tekanan biasanya dinyatakan dalam satuan atmosfer (atm) dan
dapat juga dipadankan dengan tinggi kolom air (cm) serta nilai pF yang
bersangkutan. Nilai pF adalah logaritma (log 10) dari tegangan air tanah yang
dinyatakan dalam cm kolom air, hubungan antara ukuran pori tanah dan tekanan
yang diperlukan untuk mengeluarkan air dari dalam pori tersebut, yang
disetarakan dengan cm tinggi kolom air, serta nilai pF untuk masing - masing
hisapan matriks potensial.
Pengetahuan tentang ukuran pori tanah lebih bermanfaat dibandingkan
dengan hanya pori total. Dengan mengetahui ukuran pori tanah dapat dilakukan
pengelompokan pori-pori tanah dalam hubungannya dengan kemampuan tanah
memegang air yang dapat tersedia bagi tanaman. Berdasarkan pada keragaman
dari penampang pori dan kapiler tanah, maka besarnya tekanan yang diperlukan
untuk mengeluarkan air dari pori tersebut juga berbeda - beda.
Menurut de Boodt (1972) pori - pori yang berdiameter kurang dari 0,2
mikron disebut pori tidak berguna, karena akar tanaman tidak dapat mengambil
air dari dalam tanah dengan ukuran pori - pori tanah berukuran kurang dari 0,2
mikron hanya dpat dikeluarkan dengan kekuatan atau tekanan hisap lebih dari 15
atm (pF 4,2).
III.
METODOLOGI
1. Sampel tanah
2. Air
3. Penggaris
4. Suntikan
5. Timbangan analitis
6. Stopwatch
7. Alat Hanging
8. Tabung Erlenmeyer
B. Prosedur Kerja
1. Alat hanging disiapkan pada tiang seperti sample chamber, porous plate,
cylinder ring, horizontal manometer, mariotte tube, three bays valve.
2. Mariottetube diisi dengan air secukupnya sampai air masuk kedalam semua
selang.
3. Mengalirkan selang masuk kedalam tabung erlenmeyer yang sudah terletak
diatas timbangan analitik dengan berat sudah 0 gram.
4. Ring sample diisi dengan sample tanah kemudian ring sample ditutup dengan
menggunakan sample chamber yang sudah diletakkan diatas porous plate.
5. Melakukan pengamatan dan menggambar alat - alat yag digunakan dalam
praktimum.
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Titik layu permanen
Titik layu permanen meruakan kandungan air tanah dimana tanaman
sepenuhnya layu, dan pada akhirnya mati, karena tidak mampu lagi
mengembalikan fungsi turgor dan aktivitas biologisnya. Ketika tanaman layu,
kandungan air di dalam daun mencapai nilai tertentu, tergantung jenis tanaman
dan stadium pertumbuhannya, serta kondisi lingkungan. Pada titik layu permanen
-
-30
bar).
Kadar air tersedia
Kadar air tersedia secara teoritis didefinisikan pada kondisi kelembaban
tanah terletak diantara kandungan lengas kapasitas lapang sebagai batas atas dan
kandungan lengas tanah titik layu permanen sebagai batas bawah. Pada jenis tanah
yang berbeda, berbeda pula kandungan lengas yang tersedia.
Pori air tersedia merupakan selisih kandungan air antara pF 2,54 (kapastas
lapang) dan pF 4,2 (titik layu permanen).
Kapasitas lapang
Kapasitas lapang adalah presentase kelembaban yang ditahan oleh
tanahsesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi
sangatlambat. Selama air di dalam tanah masih lebih tinggi daripada kapasitas
lapang,maka air menjadi tidak mobile. Kapasitas lapang sangat penting karena
dapatmenunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan
jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampe lapisan
dibawahnya.Tergantung dari tekstur lapisan tanahnya, maka untuk menaikkan
kelembaban 1feet tanah kering sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan
sebesar 0,5-3inches (Anonim, 2010).
Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas
lapang teoritis tersebut.
Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual
melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar
dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil
dari lebar kerja teoritisnya.
Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual
menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total sebagaimana
didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan
dalam hektar per jam.
Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan
kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan
pengaruh waktu hilang di lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan
lebar teoritis mesin.
Efisiensi kinerja ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin,
misalnya prosentase perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah
mesin pemanen.
2. Kapasitas Lapang Efektif
Kapasitas lapang efektifsuatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja
teoritis mesin, prosentase lebarteoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan
jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alatalat semacam garu, penyiang lapang,pemotong rumput dan pemanen padu,
secara praktis tidak mungkin untukmemanfaatkan lebar teoritisnya tanpa
Infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah. Air yang telah
ada di dalam tanah kemudian akan bergerak ke bawah oleh gravitasi dan disebut
dengan perkolasi. Laju infiltrasi air ke dalam tanah, dalam hubungannya dengan
pengisian kembali tanah oleh air hujan atau oleh air irigasi, sangat penting.
Apabila daya infiltrasi tanah besar,berarti air mudah meresap kedalam tanah,
sehingga aliran permukaan kecil. Akibat erosi yang terjadi juga kecil. Daya
infiltrasi tanah dipengaruhi oleh porositas dan kemampuan struktur tanah. Karena
bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat),
menghasilkan tanah dengan porositas tinggi sehingga air mudah meresap kedalam
tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil. Demikian
pula tanah - tanah yang mempunyai struktur tanah yang mantp (kuat), yang berarti
tidak mudah hancur oleh pukulan - pukulan air hujan, akan tahan terhadap erosi.
Sebaliknya struktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah hancur oleh pukulan
air hujan, menjadi butiran - butiran halus sehingga menutup pori - pori tanah.
Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat yang berarti
erosi juga meningkat.
A. Kesimpulan
1. Pori air tersedia merupakan selisih kandungan air antara pF 2,54 (kapastas
lapang) dan pF 4,2 (titik layu permanen).
2. Titik layu permanen meruakan kandungan air tanah dimana tanaman
sepenuhnya layu, dan pada akhirnya mati, karena tidak mampu lagi
mengembalikan fungsi turgor dan aktivitas biologisnya.
3. Infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah.
4. Besarnya tekanan biasanya dinyatakan dalam satuan atmosfer (atm) dan dapat
juga dipadankan dengan tinggi kolom air (cm) serta nilai pF yang
bersangkutan.
5.
Nilai pF adalah logaritma (log 10) dari tegangan air tanah yang dinyatakan
dalam cm kolom air, hubungan antara ukuran pori tanah dan tekanan yang
diperlukan untuk mengeluarkan air dari dalam pori tersebut, yang disetarakan
dengan cm tinggi kolom air, serta nilai pF untuk masing - masing hisapan
matriks potensial.
6. Deviasi yang signifikan dari isi tanah air telah terdeteksi sebagai air tanah
hisap melebihi 15.000 hPa. Deviasi kadar air terukur meningkat dengan
mengurangi kadar air hingga 0.300cm3.cm-3. Implikasi dari hasil ini
menunjukkan lebih halus standarisasi ketegangan lebih lanjut menentukan
status air di atas 10.000 hPa yang diperlukan.
B.Saran
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
Univercity Press, Yogyakarta.
De Boodt, M. 1972. Soil Physics. International Training Center for Post
Graduate in Soil Science. State University of Ghent, Belgia.
Hakim, N.,et al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung,
Sumatera Selatan.
Harrya, D. 1976. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Islami, T., et al. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press,
Malang.
Klute, A. 1986. Water Retention: Laboratory Methods. Methods of Soil Analysis.
Part 1. Madison, Wisconsin. USA.
Lembaga Penelitian Tanah.1979. Penuntun Analisa Fisika Tanah. LPT. Bogor.
Lembaga Penelitian Tanah. 1980. Term of Reference (TOR) Tipe A Pemetaan
Tanah. Proyek Penelitian Pertanian Menunjang Transmigrasi (P3MT).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.