Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN FISKAL, APBN,

INVESTASI, DAN PENGALIHAN


SUBSIDI BBM

ANNISA DWI PRATIWI


ANANDA RISKI MARINA
YOLA RIZKI SANIA
KEZIA DWI AYU
SYIFA FITRIANI

Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang
dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran
dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.

INSTRUMEN KEBIJAKAN FISKAL


1.Mengatur pajak rumah tangga
2.Mengatur pengeluaran pemerintah
3.Memberikan rangsangan fiskal
(insentif/subsidi) pada pengusaha tertentu

Tujuan kebijakan fiscal


untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini
dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil
pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer
pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima
pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat
pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja
(N).
Tujuan utama kebijakan fiskal ialah untuk mencegah
pengangguran dan menstabilkan harga.
Implementasinya untuk menggerakkan Pos
penerimaan dan pengeluaran dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

2. Selanjutnya dalam rangka mencegah perlemahan


ekonomi yang lebih parah sebagai akibat dampak
negatif krisis keuangan global, dalam tahun 2009
pemerintah akan menerapkan kebijakan countercyclical
dalam bentuk stimulus fiskal. Kebijakan tersebut
ditujukan terutama untuk (a) memelihara dan/atau
meningkatkan daya beli masyarakat untuk menjaga
agar konsumsi rumah tangga tumbuh 4,0 sampai
dengan 4,7 persen; (b) menjaga daya tahan
perusahaan/sektor usaha menghadapi krisis global;
serta (c) menciptakan kesempatan kerja dan menyerap
dampak PHK melalui kebijakan pembangunan
infrastruktur padat karya.

APBN (Anggaran Pendapatan dan


Belanja Negara )
adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31
Desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang.

Fungsi APBN
Fungsi
otorisasi

Fungsi
perencanaan

Fungsi
pengawasan

Fungsi
alokasi

Fungsi
distribusi

Fungsi
stabilisasi

Penanaman modal asing


merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
pihak asing dalam rangka menanamkan
modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk
mendapatkan laba melalui penciptaan suatu
produksi atau jasa.

Tujuan dari Aliran Modal Asing


a) Investasi asing membawa teknologi yang lebih
mutakhir. Besar kecilnya keuntungan bagi negara tujuan
tergantung pada kemungkinan penyebaran teknologi yang
bebas bagi perusahaan.
b) Investasi asing meningkatkan kompetisi di negar
a tujuan. Masuknya
perusahaan baru dalam sektor yang tidak diperdagangk
an (non tradable sector) meningkatkan output industri
dan menurunkan harga domestik, sehingga pada akhirnya
akan meningkatkan kesejahteraan.
c)
Investasi asing dapat berperan dalam mengatasi k
esenjangan nilai tukar dengan negara tujuan (investment
gap).

Investasi asing di Indonesia


dapat dilakukan dalam dua
bentuk investasi

Investasi
Portofolio

Investasi
Langsung

Menurut Ismail Suny ada 3 (tiga) macam kerjasama antar


a modal asing dengan modal nasional berdasarkan undangundang penanaman modal asing No. 1 Tahun 1967 yaitu:

Joint
Venture

Joint
Enterprise

Kontrak
Karya

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI


1. Pengertian dan Dasar Hukum
Dalam Undang-Undang no 6 tahun 1968 dan Undang-Undang nomor 12
tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), disebutkan terlebih
dulu definisi modal dalam negeri pada pasal 1, yaitu sebagai berikut :
Undang-undang ini dengan modal dalam negeri adalah : bagian dari
kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang
dimiliki Negara maupun swasta asing yang berdomosili di
Indonesia yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang
modal tersebut tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan pasal 2 UU No. 12 tahun 1970
tentang penanaman modal asing.

Kriteria Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain:

a)
b)
c)
d)
e)

Menyerap banyak tenaga kerja


Termasuk skala prioritas tertinggi
Melakukan alih teknologi
Melakukan industri pionir
Menjaga kelestarian lingkungan hidup

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Neegeri


Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri adalah sebagai
berikut:
a) Potensi dan karakteristik suatu daerah
b) Budaya masyarakat
c) Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional
d) Peta politik daerah dan nasional
e) Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan local dan peraturan
daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi

3.

Syarat-Syarat Melakukan Penanaman Modal Dalam Negeri

1) Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat Indonesia


baik langsung maupun tidak langsung
2) Pelaku Investasi : Negara dan swasta Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau
badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia
3) Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau
dirintis oleh pemerintah.
4) Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak khusus,
dll.
5) Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing
daerah
6) Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila
jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia. Mematuhi
ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan)

Pengalihan Dana Subsidi BBM


Apabila jika subsidi BBM tidak dikurangi, utang negara akan
membengkak sekitar 2,13 % . Menurut Undang-Undang
Keuangan Negara, batas maksimal APBN dan APBD adalah
3 persen dari PDB, dengan rincian 2,5 persen pemerintah
pusat dan 0,5 persen pemerintah daerah.
Pengalihan dana subsidi BBM perlu difokuskan pada
program untuk masyarakat menengah ke bawah. Seperti
pembangunan infrastruktur baik di darat, laut maupun
udara. Begitu juga peningkatan pelayanan kesehatan,
pendidikan, serta menangani krisis energi. Peran DPR dan
masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk bersama-sama
mengawasi dana pengalihan subsidi BBM agar tepat
sasaran.

Selain itu, pemerintah berjanji akan mengalihkan dana subsidi bahan bakar
minyak (BBM) senilai 23,8 triliun untuk pembangunan waduk dan irigasi.
Pembangunan ini rencananya dimulai pada Februari 2015, guna mewujudkan
kemandirian pangan. Presiden Joko Widodo juga mengatakan, anggaran untuk
pembangunan waduk berkisar Rp 8,2 triliun, yang akan dikerjakan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera). Sedangkan
sisanya Rp 15,6 triliun untuk irigasi tersier yang akan dikerjakan oleh
Kementerian Pertanian. Dana pengalihan subsidi BBM ini dikonsentrasikan
untuk mewujudkan kemandirian pangan, khususnya sistem irigasi.
Pemerintahan Joko Widodo dalam janji kampanyenya berkomitmen
membangun 25-30 bendungan baru dalam lima tahun, diantaranya di Aceh,
Banten, Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Pemerintah berjanji akan mengalihkan dana subsidi bahan bakar minyak


(BBM) senilai 23,8 triliun untuk :

Pembangunan
Waduk dan
Irigasi

Membangun
25-30
Bendungan
Baru

Pembangunan ini rencananya dimulai pada Februari


2015, guna mewujudkan kemandirian pangan.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan, anggaran
untuk pembangunan waduk berkisar Rp 8,2 triliun,
yang akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera). Sedangkan
sisanya Rp 15,6 triliun untuk irigasi tersier yang akan
dikerjakan oleh Kementerian Pertanian. Dana
pengalihan subsidi BBM ini dikonsentrasikan untuk
mewujudkan kemandirian pangan, khususnya sistem
irigasi.

Pemerintahan Joko Widodo dalam janji kampanyenya


berkomitmen membangun 25-30 bendungan baru
dalam lima tahun, diantaranya di Aceh, Banten, Sulawesi
Utara, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Anda mungkin juga menyukai