Definisi
Pneumonia adalah infeksi akut
parenkim paru yang meliputi alveolus
dan jaringan interstisiil (AAP, 2008)
Latar Belakang
Pneumonia merupakan penyakit yang
menjadi masalah di berbagai negara
terutama di negara berkembang, termasuk
Indonesia. Insidensi pneumonia pada anak <
5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100
anak/tahun, sedangkan di negara
berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun.
30%
H. influenza
tipe b
20%
S. pneumonia
(Pneumokokus)
50%
Neonatus
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Batuk pada pneumonia umumnya dijumpai pada anak besar,
sedangkan pada neonatus bisa tanpa batuk. Batuk awalnya kering,
kemudian menjadi produktif dengan dahak purulen bahkan bisa
berdarah.Pneumonia biasanya disertai dengan sesak napas, demam,
kesulitan makan/minum, dan anak tampak lemah.
Anamnesis lebih rinci perlu dilakukan untuk menanyakan apakah ini
merupakan serangan pertama atau berulang. Hal ini penting untuk
membedakan dengan kondisi imunokompromais, pasien dengan
kelainan anatomi bronkus,atau asma.
Pemeriksaan Fisik
Penilaian keadaan umum antara lain meliputi
kesadaran dan kemampuan makan/minum.
Frekuensi pernapasan dihitung selama 1 menit
penuh dalam keadaan tenang.
Pada anak kurang dari 5 tahun, peningkatan frekuensi
respirasi menurut definisi WHO mempunyai
sensitivitas tertinggi (74%) dan spesifisitas 67%, tetapi
kurang sensitif dan spesifik pada awal perjalanan
penyakit (< 3 hari) (II)
(Palafox et al., 2000).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Rontgen dada tidak direkomendasikan
dilakukan secara rutin pada anak dengan infeksi saluran
napas bawah akut ringan tanpa komplikasi (A) (Swingler,
2002)
Pemeriksaan Rontgen dada direkomendasikan pada
penderita pneumonia yang dirawat inap (D) atau bila tanda
klinis yang ditemukan membingungkan (B).
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis
leukosit perlu dilakukan.
Pemeriksaan CRP, KED dan pemeriksaan fase
akut lain tidak dapat membedakan infeksi viral
dan bakterial, dan tidak direkomendasikan
sebagai pemeriksaan rutin (A).
Pemeriksaan uji tuberkulin (PPD) selalu
dipertimbangkan pada anak dengan riwayat
kontak dengan penderita TBC dewasa (D)
TATA LAKSANA
UMUM
Pemberian Oksigen secara kanula
nasal,head box atau masker, untuk
mempertahankan saturasi O2 diatas 92%
(rekomendasi A)
Bila memerlukan infus, jumlah cairan
yang diberikan 80% dari kebutuhan, dan
monitor elektrolit untuk SIADH
(rekomendasi C)
TATA LAKSANA
Anti piretik dan analgesik diberikan bila
perlu
Chest physiotherapy tidak terlihat
manfaatnya (rekomendasi B)
Minimal handling untuk mengurangi
metabolisme dan kebutuhan oksigen
Monitor HR,Suhu RR dan saturasi
oksigen paling tidak tiap 4 jam
(rekomendasi D)
TATA LAKSANA
ANTIBIOTIKA
Pada keadaan berat dan pemberian oral
tidak memungkinkan,antibiotika diberikan
intravena
Pilihan jenis antibiotika secara empiris untuk
kausa tersering (H.influenzae dan
S.pneumonia)
Nutrisi
Pada anak dengan distres respirasi berat,
pemberian makanan per oral harus
dihindari. Makanan dapat diberikan lewat
NGT. Tetapi harus diingat bahwa
pemasangan NGT dapat menganggu
pernapasan, khususnya pada bayi/anak
dengan ukuran lubang hidung kecil. Jika
memang dibutuhkan, sebaiknya
menggunakan ukuran yang terkecil (D).
Terimakasih