TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak
diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu
dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakitpenyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan
sampai pada masa dewasa. (Suprajitno, 2004)
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah infeksi akut saluran pernafasan bagian
atas dan saluran pernafasan bagian bawah beserta adenaksanya (Depkes RI, 1993).
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ mulai dari hidung sampai
alveoli beserta organ dan adenaksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
(http//www.Kesehatan.jogja.id/index/pneumonia).
Kesimpulan ISPA dari pengertian diatas adalah infeksi masuknya kuman
mikroorganisme ke dalam tubuh dan berkembang biak di dalam organ pernafasan sehingga
menimbulkan penyakit
Sedangkan Menurut klasifikasinya terdiri dari dua yaitu :
a. Non Pneumonia
Berdasarkan gejala hanya batuk pilek biasa yang tidak disertai pernafasan yang cepat.
b. Pneumonia
Biasa berupa napas cepat, napas sesak dan ada tarikan dinding dada.
2. Patofisiologi
a. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus,
Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus,
Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus
b. Proses
Virus (streptococcus dan stapylococus
Masuk ke Bronkus
Tampak tanda dan gejala ISPA : seperti batuk, pilek, demam dan sakit kepala.
c. Tanda dan Gejala
1) Pada sistem pernafasan adalah: napas tak teratur dan cepat, retraksi/
tertariknya kulit kedalam dinding dada, napas cuping hidung/napas dimana
hidungnya tidak lobang, sesak kebiruan, suara napas lemah atau hilang, suara
nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras
2) Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat atau lemah,
hipertensi, hipotensi dan gagal jantung.
3) Pada sistem Syaraf adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
kejang dan coma.
4) Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
5) Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
6) Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang
bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah
volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur,
mengi, demam dan dingin
d. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi pada penyakit ISPA adalah imunisasi yang tidak lengkap, kurang
Gizi, lingkungan yang tidak sehat.
e. Komplikasi
Apabila infeksi menjalar kesaluran pernafasan bawah atau bronkus dapat menimbulkan
bronchitis, penyebaran lebih lanjut ke jaringan paru dapat menyebabkan pneumonia,
infeksi dapat juga menyebar ke telinga bagian tangah yang menyebabkan otitis media,
dan sinusitis
3. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan penatalaksanaan ISPA terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan test
diagnostik sebagai berikut :
diperiksakan
pelayanan
kesehatan
mendapatkan
terapi
obat.
Antibiotika/Anti mikroba untu membunuh virus dan bakteri yang ada dan
mendapatkan terapi oksigen 2 sampai 4 liter 1 hari. Terapi yang diberikan
pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA
disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian
obat-obatan
terapeutik.
Pemberian
antibiotik
dapat
mempercepat
a. Definisi Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Agus citra (2004) hal 5, Keluarga adalah dua atau
lebih orang bergabung karena ikatan tertentu untuk membagi pengalaman dan pendekatan
emosional dan mengindentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Menurut G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) dalam Agus Citra hal 4, keluarga
adalah dua orang atau lebih orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga
berinteraksi dengan yang lain dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil
masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih, adanya hubungan dengan ikatan
perkawinan danpertalian darah, hidup dalam suatu rumah tangga.
2.
a. Keluarga komuniti adalah adalah keluarga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogami dengan anak anak, secara bersama sama menggunakan
fasilitas, sumber sumber dan memilih pengalaman yang sama.
b. Orang tua (ayah-ibu) yang memiliki anak tanpa adanya ikatan perkawinan dan
hidup dalam satu rumah.
c. Pasangan kumpul kebo, pasangan yang hidup bersama tanpa menikah.
d. Keluarga gay atau lesbi, dua individu yang berjenis kelamin sama dan hidup
dalam satu rumah yang berperilaku layaknya pasangan suami istri.
(Menurut Friedman dalam Aguscitra & Santun, 2004 : hal 33)
c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Anderson Carter, 1998 adalah sebagai berikut:
Untuk dominasi jalur hubungan darah
1) Patrilineal yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi dimana yang dihubungkan atau disusun oleh jalur
garis ayah.
2) Matrilineal yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi yang dihubungkan atau disusun
melalui jalur garis ibu.
Untuk dominasi keadaan tempat tinggal :
1. Peran Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik,pelindung, dan pemberi rasa aman. Sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya.
2. Peran Ibu
Sebagai istri, dan ibu bagi anak-anaknya, ibu mrmpunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari lingkungannya, disamping itu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga
3. Peran Anak
Anak-anak
melaksanakan
peranan
psikososial
sesuai
dengan
e. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986), ada 5 fungsi keluarga, yaitu :
tingkat
a) Fungsi Afektif
Fungsi internal dalam keluarga yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial keluarga apabila fungsi afektif ini berjalan baik, dampak keluarga adalah
menjadi gembira.
b) Peran Sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga adalah tempat masingmasing individu (sebagai anggota keluarga ) untuk berinteraksi sosial dan belajar
berperan dilingkungan sosial. Sosialisasi dilakukan individu sejak lahir hingga
meninggal, didalamnya juga termasuk kemampuan masing-masing anggota keluarga
untuk belajar disiplin menerima norma dan prilaku melalui hubungan interaksi dengan
orang lain.
c) Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi masing-masing untuk kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
d) Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang, pangan, dan
papan. Bagaimana keluarga mendayagunakan masing-masing sumber daya untuk
mendapatkan sumber-sumber yang menghasilkan untuk menyehatkan keluarga.
Merencanakan
keluarga
(termasuk
merencanakan
jumlah
anak
yang
direncanakan).
2) Tahap 2 Menanti kelahiran (child bearing), atau anak tertua adalah bayi
yang kurang dari 1 tahun.
Tugas Perkembangan Keluarga : Menyiapkan anggota keluarga yang baru (bayi
dalam keluarga). Membagi waktu individu, pasangan dan keluarga.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Memperkuat
hubungan kekeluargaan dalam keluarga besar. (extended family), dengan
tambahan peran sebagai orang tua dan kakek/nenek.
3) Tahap 3 Keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua berusia 2,5
tahun sampai dengan anak usia 6 tahun
Tugas Perkembangan Keluarga : Menyatukan kebutuhan masing-masing
anggota keluarga meliputi ruangan atau kamar (privacy) dan keamanan.
Mensosialisasikan anak-anak. Menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda.
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
4) Tahap 4 Keluarga dengan anak-anak yang tertua berusia 7 tahun sampai
usia 12 tahun.
Tugas Perkembangan Keluarga : Mensosialisasikan anak-anak termasuk
didalamnya mambantu anak-anak mencapai prestasi baik disekolah. Membantu
anak-anak
membina
Mempertahankan
hubungan
hubungan
peer
perkawinan
group
dengan
teman
yang memuaskan.
sebaya.
Memenuhi
5) Tahap 5 Keluarga dengan remaja atau anak tertua berusia 13 tahun sampai
usia 20 tahun.
Tugas Perkembangan Keluarga : Mengimbangi kebebasan remaja dengan
tanggung jawab sejalan dengan perkembangan anak. Mengimbangi kebebasan
remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan maturitas remaja.
6) Tahap 6 Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tugas perkembangan : Menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota
keluarga yang baru dengan pernikahan anak-anak yang telah dewasa. Menanti
kembali hubungan perkawinan. Menyiapkan datangnya proses menua,
termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.
7) Tahap 7 Keluarga dengan usia pertengahan.
Tugas perkembangan : Mempertahankan kontak dengan anak dan cucu.
Memperkuat hubungan perkawinan. Meningkatkan usaha promosi kesehatan.
8) Tahap 8 Keluarga dengan usia lanjut.
Tugas perkembangan : Merasa kembali kehidupan yang memuaskan.
Menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan kurang. Mempertahankan
hubungan perkawinan. Menerima kehilangan perkawinan. Mempertahankan
kontak dengan masyarakat. Menemukan arti hidup.
g. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Friedman (1981), membagi tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga,
yaitu:
suasana
rumah
yang
menguntungkan
kesehatan
dan
a. Pengkajian Keluarga
Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada
keluarga. Pengkajian merupakan suatu proses yang berkelanjutan dimana pengkajian
menggambarkan kondisi atau situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga
informasi tersebut bisa digunakan untuk memprediksi dimasa akan datang. Didalam
pengkajian ini, ada beberapa data yang harus dikumpulkan antara lain:
1) Data dasar Keluarga meliputi :
Kepala keluarga : identitas kepala keluarga, nama, jenis kelamin, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, komposisi keluarga, genogram, status sosial,
ekonomi, aktifitas keluarga, type keluarga, pengambil keputusan : pola pengambil
keputusan dan yang paling berpengaruh dalam pengambil keputusan, hubungan
dalam keluarga
2) Faktor Sosial Budaya Ekonomi
Penghasil dan pengeluaran, pendidikan, sistem nilai, dan hubungan dengan
masyarakat.
3) Faktor Lingkungan
Perumahan, denah rumah, pengolahan sampah, sumber air, jamban keluarga,
pembuangan air limbah, fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan.
4) Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran nilai dan norma
yang berlaku dalam keluarga
5) Fungsi keluarga
Fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, fungsi reproduksi, dan fungsi
perawatan kesehatan.
6) Pola dan proses komunikasi keluarga yang meliputi
Hubungan antar keluarga, fungsi komunikasi dalam keluarga, kemampuan setiap
anggota keluarga menjadi pendengar, kejelasan dalam penyampaian, perasaan
terhadap komunikasi dan interaksi cara keluarga dalam penyampaian pesan.
7) Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan (Penjajakan tahap II). sesuai dengan fungsi
pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan:
a) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga mengenal masalah ISPA.
yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga mengenai fakta-fakta dari masalah ISPA
yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi.
b) Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dalam mengambil keputusan terhadap
tindakan kesehatan adalah sejauh mana pengetahuan keluarga mengetahui besar dan
sifat masalah. Besar manfaat yang dirasakan keluarga adalah apakah keluarga dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, apakah kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan dan apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga.
yang perlu dikaji adalah dengan perawatan yang dibutuhkan sejauhmana keluarga
mengetahui sumber-sumber yang ada didalam keluarga bagaimana sikap keluarga
menghadapi keluarga yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang
sehat. Data yang diperlukan adalah sumber-sumber yang dimiliki keluarga, sejauh mana
keluarga melihat keuntungan memelihara lingkungan dan sanitasi, sejauh mana keluarga
mengetahui upaya pencegahan penyakit, sejauh mana sikap keluarga terhadap hygiene
dan sanitasi dan sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.
hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga memahami keuntungan fasilitas
kesehatan, sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
Apakah keluarga mengalami pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas pelayanan kesehatan dan apakah fasilitas kesehatan yang ada
terjangkau.
8) Analisa Data
c. Karakteristik keluarga.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan masalah keperawatan keluarga harus
selalu mengacu tipologi masalah kesehatan dan perawatan serta berbagai alasan
keluarga dalam bidang kesehatan dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3
kelompok besar masalah yaitu:
1) Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan yang
termasuk kedalam yaitu penyakit menular, sanitasi lingkungan buruk, imunisasi
yang belum lengkap
2) Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan yang
termasuk dalam keadaan tidak sehat adalah keadaan sakit, kegagalan dan
pertumbuhan dan perkembangan anak
3) Situasi krisis adalah saat-saat yang dapat menuntun individu atau keluarga dalam
menyesuaikan diri yang termasuk dalam keadaan krisis ini adalah anggota
keluarga
Selain itu juga didalam analisa data harus mengacu pada ketidakmapuan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam kesehatan dan
keperawatan yaitu:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat
c) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
fasilitas
kesehatan
yang ada
c) Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan keluarga dapat saja
perawat yang memenuhi sejahtera, sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan. Dalam suatu keadaan dalam lebih dari satu diagnose keperawatan.
Kriteria
Sifat masalah
Skor
a.
Aktual
b.
Resiko
c.
Potensial
Kemungkinan
Masalah
Bobot
untuk
diubah
a.
Mudah
b.
Sebagian
c.
Tidak dapat
Potensial masalah
a.
Tinggi/mudah
b.
Cukup/sedang
c.
Rendah
Menonjolnya masalah
a.
berat
harus
segera 2
ditangani
b.
tidak
1
perlu
segera 0
ditangani
c.
tidak dirasakan
Skoring :
tugas fungsi keluarga, sebagai contoh: Resiko tinggi terjadi komplikasi ISPA
(bronchitis) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit dengan ISPA.
Berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terkait dengan tipologi
dan diagnosa keperawatan, yaitu:
1. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian data mengenai tanda dan gejala dan gangguan
kesehatan. Contoh : tidak efektifnya bersihan jalan nafas padakeluarga
berhubungan denan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit dengan ISPA.
2. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang dapat menunjang namun belum terjadi gangguan.
Contoh : resiko tinggi terjadi komplikasi ISPA (bronchitis) pada keluarga
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit dengan ISPA
3. Potensial (Keadaan sejahtera atau Wellnees)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Contoh : potensial terjadinya peningkatan
kesejahteraan pada ibu G keluarga bapak X.
c. Perencanaan Keperawatan
dan dibuat sesuai diagnose keperawatan prioritas yang telah dirumuskan. Rencana
tindakan keperawatan keluarga dapat bersifat dependent, independent dan
interdependent antara keluarga dan pemberi asuhan kepeerawatan.
Perencanaan keluarga terdiri dari penerapan tujuan, yang mencakup tujuan
umum dan khusus dengan criteria
SMART
Responsible, Time). Dan tujuan khusus terkait dengan lima tugas keluarga, serta
dilengkapi engan criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan
spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
tujuan khusus yang diterapkan.
Tujuan merupakan pernyataan yang bersufat realities sebagai indicator
keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan bila dilihat dari jangka waktu,
maka tujuan perawat dibagi menjadi :
1) Tujuan umum, ditekankan pada teratasi masalah keperawatan dengan criteria
SMART.
2) Tujuan khusus, ditekankan pada keadaan-keadaan yang mengancam kehidupan
dan terkai dengan lima tugas keluarga dibidang kesehatan
d. Pelaksanaan Keperawatan.
e. Evaluasi
keperawatan,
misalnya keluarga
telah
mampu
menangani
diagnosis.
P : Adalah perencanaan yang akan dating setelah melihat respon dari keluarga
pada tahap evaluasi