Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak
diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu
dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakitpenyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan
sampai pada masa dewasa. (Suprajitno, 2004)
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah infeksi akut saluran pernafasan bagian
atas dan saluran pernafasan bagian bawah beserta adenaksanya (Depkes RI, 1993).
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ mulai dari hidung sampai
alveoli beserta organ dan adenaksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
(http//www.Kesehatan.jogja.id/index/pneumonia).
Kesimpulan ISPA dari pengertian diatas adalah infeksi masuknya kuman
mikroorganisme ke dalam tubuh dan berkembang biak di dalam organ pernafasan sehingga
menimbulkan penyakit
Sedangkan Menurut klasifikasinya terdiri dari dua yaitu :
a. Non Pneumonia
Berdasarkan gejala hanya batuk pilek biasa yang tidak disertai pernafasan yang cepat.
b. Pneumonia
Biasa berupa napas cepat, napas sesak dan ada tarikan dinding dada.

2. Patofisiologi
a. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus,
Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus,
Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus
b. Proses
Virus (streptococcus dan stapylococus

Masuk melalui partikel udara (droplet)

Melekat pada sel epitel dihidung

Masuk ke Bronkus

Kemudian ke traktus respiratorius (sel nafas)

Tampak tanda dan gejala ISPA : seperti batuk, pilek, demam dan sakit kepala.
c. Tanda dan Gejala

1) Pada sistem pernafasan adalah: napas tak teratur dan cepat, retraksi/
tertariknya kulit kedalam dinding dada, napas cuping hidung/napas dimana
hidungnya tidak lobang, sesak kebiruan, suara napas lemah atau hilang, suara
nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras

2) Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat atau lemah,
hipertensi, hipotensi dan gagal jantung.
3) Pada sistem Syaraf adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
kejang dan coma.
4) Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
5) Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
6) Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang
bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah
volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur,
mengi, demam dan dingin
d. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi pada penyakit ISPA adalah imunisasi yang tidak lengkap, kurang
Gizi, lingkungan yang tidak sehat.
e. Komplikasi
Apabila infeksi menjalar kesaluran pernafasan bawah atau bronkus dapat menimbulkan
bronchitis, penyebaran lebih lanjut ke jaringan paru dapat menyebabkan pneumonia,
infeksi dapat juga menyebar ke telinga bagian tangah yang menyebabkan otitis media,
dan sinusitis

3. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan penatalaksanaan ISPA terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan test
diagnostik sebagai berikut :

1) Pemeriksaan darah lengkap yaitu Hb, Leukosit, Hematokrit, dan trombosit.


2) Ro foto : thorax
Menurut DEPKES RI (2006) dan kemudian penulis mengelompokan berdasarkan golongan
dan jenis tanda dan gejala dari ISPA sebagai berikut :

a. untuk penatalaksanaan ISPA yang tergolong ringan atau non pneumonia


adalah jika anak penderita ISPA ringan maka perawat cukup dilakukan
dirumah tidak perlu dibawa ke dokter atau puskesmas. Di rumah dapat
diberikan obat penurun panas yang di jual di toko obat atau apotek, akan tetapi
jika dalam dua hari gejala belum hilang anak harus segera di bawa ke dokter
atau puskesmas terdekat. Selain itu juga bisa dengan menggunakan cara
tradisional yaitu dengan sendok teh jeruk nipis di tambah sendok teh
kecap manis atau madu di minumkan pada anak 3-4 kali/hari di minumkan
selama kurang lebih 2-3 hari jika batuknya tidak kunjung sembuh harus segera
dibawa ke dokter atau puskesmas terdekat.
b. Untuk pelaksanaan ISPA yang tergolong sedang atau pneumonia maka harus
segera

diperiksakan

pelayanan

kesehatan

mendapatkan

terapi

obat.

Antibiotika/Anti mikroba untu membunuh virus dan bakteri yang ada dan
mendapatkan terapi oksigen 2 sampai 4 liter 1 hari. Terapi yang diberikan
pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA
disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian
obat-obatan

terapeutik.

Pemberian

antibiotik

dapat

mempercepat

penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat-obatan


symtomatik. Selain itu dengan pemberian antibiotik banyak mencegah
terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial pemberian.pemilihan antibiotik pada
penyaki ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistenkuman /
bakterial kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yang sudah berlanjut
dengan gejala dahak dan ingus yang sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik
merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada
bakteri yang terlibat.
c. Untuk penatalaksanaan ISPA yang tergolong berat atau pneumonia berat harus
segera di rawat di Rumah sakit atau Puskesmas karena perlu mendapatkan
perawatan dengan perawatan khusus seperti oksigen dan infus Pada pasien
anak, ia harus tinggal didalam lingkungan yang selalu hangat selama 2-3 hari,
nafsu makan yang memburuk mungkin dapat dicoba diatasi dengan makanan
kesukaannya, harus memperbaiki gizi yang baik seperti :
1) Makanan yang mengandung kalori :nasi, jagung, sagu
2) Makanan yang mengandung protein :putih telur, tempe, tahu, ikan,
makanan tersebut berguna agar tidak menjadi lemah.
B.

Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Konsep Dasar Keluarga

a. Definisi Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Agus citra (2004) hal 5, Keluarga adalah dua atau
lebih orang bergabung karena ikatan tertentu untuk membagi pengalaman dan pendekatan
emosional dan mengindentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Menurut G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) dalam Agus Citra hal 4, keluarga
adalah dua orang atau lebih orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga
berinteraksi dengan yang lain dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil
masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih, adanya hubungan dengan ikatan
perkawinan danpertalian darah, hidup dalam suatu rumah tangga.

b. Tipe / jenis Keluarga


Menurut Friedman (1988), tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu
Tipe Keluarga tradisional dan Non tradisional, diantaranya adalah :
1. Nuclear family atau Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
2. Dyad family atau pengganti inti adalah keluarga yang terdiri dan suami dengan
istri saja.
3. Single parent adalah keluarga dengan orang tua tungga. Satu orang yang
mengepalai keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
4. Single adult yaitu bujangan yang tinggal sendiri.
5. Extended family (keluarga besar) yang terdiri dari suami, istri, anak dan beberapa
anggota keluarga lain.
6. Keluarga lanjut usia adalah kaluarga dengan usia lanjut atau orang tua

2.

Tipe Keluarga non tradisional terdiri dari :

a. Keluarga komuniti adalah adalah keluarga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogami dengan anak anak, secara bersama sama menggunakan
fasilitas, sumber sumber dan memilih pengalaman yang sama.
b. Orang tua (ayah-ibu) yang memiliki anak tanpa adanya ikatan perkawinan dan
hidup dalam satu rumah.
c. Pasangan kumpul kebo, pasangan yang hidup bersama tanpa menikah.
d. Keluarga gay atau lesbi, dua individu yang berjenis kelamin sama dan hidup
dalam satu rumah yang berperilaku layaknya pasangan suami istri.
(Menurut Friedman dalam Aguscitra & Santun, 2004 : hal 33)

c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Anderson Carter, 1998 adalah sebagai berikut:
Untuk dominasi jalur hubungan darah

1) Patrilineal yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi dimana yang dihubungkan atau disusun oleh jalur
garis ayah.
2) Matrilineal yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi yang dihubungkan atau disusun
melalui jalur garis ibu.
Untuk dominasi keadaan tempat tinggal :

1) Matrilokal yaitu suami istri yang tinggal dengan keluarga istri.


2) Patrilokal yaitu suami istri yang tinggal dengan keluarga suami.
Untuk dominasi pengambilan keputusan

1) Matriakal yaitu menunjukkan dominasi pengambilan keputusan adalah


dipihak istri.
2) Patriakal yaitu menunjukkan dominasi pengambilan keputusan ada dipihak
suami.
d. Peran Keluarga
Berbagai peran yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul effendi (1998) adalah sebagai
berikut:

1. Peran Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik,pelindung, dan pemberi rasa aman. Sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya.

2. Peran Ibu
Sebagai istri, dan ibu bagi anak-anaknya, ibu mrmpunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari lingkungannya, disamping itu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga

3. Peran Anak
Anak-anak

melaksanakan

peranan

psikososial

sesuai

dengan

perkembangan baik fisik,mental, sosial, dan spirit


(Menurut Friedman dalam Aguscitra & santun, 2004: hal 14)

e. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986), ada 5 fungsi keluarga, yaitu :

tingkat

a) Fungsi Afektif
Fungsi internal dalam keluarga yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial keluarga apabila fungsi afektif ini berjalan baik, dampak keluarga adalah
menjadi gembira.

b) Peran Sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga adalah tempat masingmasing individu (sebagai anggota keluarga ) untuk berinteraksi sosial dan belajar
berperan dilingkungan sosial. Sosialisasi dilakukan individu sejak lahir hingga
meninggal, didalamnya juga termasuk kemampuan masing-masing anggota keluarga
untuk belajar disiplin menerima norma dan prilaku melalui hubungan interaksi dengan
orang lain.

c) Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi masing-masing untuk kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.

d) Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang, pangan, dan
papan. Bagaimana keluarga mendayagunakan masing-masing sumber daya untuk
mendapatkan sumber-sumber yang menghasilkan untuk menyehatkan keluarga.

e) Fungsi Perawatan Kesehatan.


Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan serta keinginan yang kuat dari masing-masing anggota keluarga untuk
menjaga kesehatan
(Aguscitra & Santun, 2004: Hal 8).
Menurut Friedman (1986) Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya,
yaitu :
1). Asih atau memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman kehangatan pada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.
2). Asuh menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara, sehingga menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial
dan spiritual.
3). Asah atau memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

f. Tahap-tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Menurut Duvall dan Miller yang dikutip dari Friedman (1998), daur atau siklus
kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahap perkembangan yang mempinyai tugas dan resiko
tertentu pada tiap tahap perkembangan :
1) Tahap 1 Pasangan baru (keluarga baru)

Tugas Perkembangan Keluarga : Membina hubungan perkawinan yang saling


memuaskan. Membina hubungan saling harmonis dengan saudara dan kerabat.

Merencanakan

keluarga

(termasuk

merencanakan

jumlah

anak

yang

direncanakan).
2) Tahap 2 Menanti kelahiran (child bearing), atau anak tertua adalah bayi
yang kurang dari 1 tahun.
Tugas Perkembangan Keluarga : Menyiapkan anggota keluarga yang baru (bayi
dalam keluarga). Membagi waktu individu, pasangan dan keluarga.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Memperkuat
hubungan kekeluargaan dalam keluarga besar. (extended family), dengan
tambahan peran sebagai orang tua dan kakek/nenek.
3) Tahap 3 Keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua berusia 2,5
tahun sampai dengan anak usia 6 tahun
Tugas Perkembangan Keluarga : Menyatukan kebutuhan masing-masing
anggota keluarga meliputi ruangan atau kamar (privacy) dan keamanan.
Mensosialisasikan anak-anak. Menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda.
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
4) Tahap 4 Keluarga dengan anak-anak yang tertua berusia 7 tahun sampai
usia 12 tahun.
Tugas Perkembangan Keluarga : Mensosialisasikan anak-anak termasuk
didalamnya mambantu anak-anak mencapai prestasi baik disekolah. Membantu
anak-anak

membina

Mempertahankan

hubungan

hubungan

peer

perkawinan

group

dengan

teman

yang memuaskan.

kebutuhan kesehatan masing-masing anggota keluarga.

sebaya.

Memenuhi

5) Tahap 5 Keluarga dengan remaja atau anak tertua berusia 13 tahun sampai
usia 20 tahun.
Tugas Perkembangan Keluarga : Mengimbangi kebebasan remaja dengan
tanggung jawab sejalan dengan perkembangan anak. Mengimbangi kebebasan
remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan maturitas remaja.
6) Tahap 6 Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tugas perkembangan : Menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota
keluarga yang baru dengan pernikahan anak-anak yang telah dewasa. Menanti
kembali hubungan perkawinan. Menyiapkan datangnya proses menua,
termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.
7) Tahap 7 Keluarga dengan usia pertengahan.
Tugas perkembangan : Mempertahankan kontak dengan anak dan cucu.
Memperkuat hubungan perkawinan. Meningkatkan usaha promosi kesehatan.
8) Tahap 8 Keluarga dengan usia lanjut.
Tugas perkembangan : Merasa kembali kehidupan yang memuaskan.
Menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan kurang. Mempertahankan
hubungan perkawinan. Menerima kehilangan perkawinan. Mempertahankan
kontak dengan masyarakat. Menemukan arti hidup.
g. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Friedman (1981), membagi tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga,
yaitu:

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.


3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
4) Mempertahankan

suasana

rumah

yang

menguntungkan

kesehatan

dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.


5) Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga, lembaga-lembaga
kesehatan yang menunjukan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik
(Aguscitra & Santun, 2004. Hal: 29).
2. KONSEP PROSES KEPERAWATAN KELUARGA
Asuhan Keperawatan adalah faktor yang penting dalam surviva dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan rehabilitatif dan preventif. Perawatan kesehatan untuk sampai pada hal ini, profesi
keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang menggambungkan
elemen yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari
sisiten teori, dengan metode ilmiah . (Shore 1988 ). Pengembangan proses keperawatan
menjadi lima langkah yang komplit (pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan,
implementasi, evaluasi). Meskipun kita menggunakan istilah pengkajian, identifikasi masalah,
perencanaan, implementasi, evaluasi secara terpisah, langkah-langkah progresif pada
kenyataannya semua elemen ini saling berhubungan implemen penting untuk memberikan
asuhan keperawatan terencana yang efektit adalah relevansinya sebagai pengidentifikasi dalam
pengkajian pasien. Sesuai dengan American Nurses Association Standards of Clinical Nursing
Practice ( ANA 1991 ).

a. Pengkajian Keluarga
Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada
keluarga. Pengkajian merupakan suatu proses yang berkelanjutan dimana pengkajian
menggambarkan kondisi atau situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga
informasi tersebut bisa digunakan untuk memprediksi dimasa akan datang. Didalam
pengkajian ini, ada beberapa data yang harus dikumpulkan antara lain:
1) Data dasar Keluarga meliputi :
Kepala keluarga : identitas kepala keluarga, nama, jenis kelamin, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, komposisi keluarga, genogram, status sosial,
ekonomi, aktifitas keluarga, type keluarga, pengambil keputusan : pola pengambil
keputusan dan yang paling berpengaruh dalam pengambil keputusan, hubungan
dalam keluarga
2) Faktor Sosial Budaya Ekonomi
Penghasil dan pengeluaran, pendidikan, sistem nilai, dan hubungan dengan
masyarakat.
3) Faktor Lingkungan
Perumahan, denah rumah, pengolahan sampah, sumber air, jamban keluarga,
pembuangan air limbah, fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan.
4) Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran nilai dan norma
yang berlaku dalam keluarga
5) Fungsi keluarga
Fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, fungsi reproduksi, dan fungsi
perawatan kesehatan.
6) Pola dan proses komunikasi keluarga yang meliputi
Hubungan antar keluarga, fungsi komunikasi dalam keluarga, kemampuan setiap
anggota keluarga menjadi pendengar, kejelasan dalam penyampaian, perasaan
terhadap komunikasi dan interaksi cara keluarga dalam penyampaian pesan.
7) Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan (Penjajakan tahap II). sesuai dengan fungsi
pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan:
a) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga mengenal masalah ISPA.
yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga mengenai fakta-fakta dari masalah ISPA
yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi.
b) Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dalam mengambil keputusan terhadap
tindakan kesehatan adalah sejauh mana pengetahuan keluarga mengetahui besar dan
sifat masalah. Besar manfaat yang dirasakan keluarga adalah apakah keluarga dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, apakah kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan dan apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga.

yang perlu dikaji adalah dengan perawatan yang dibutuhkan sejauhmana keluarga
mengetahui sumber-sumber yang ada didalam keluarga bagaimana sikap keluarga
menghadapi keluarga yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang
sehat. Data yang diperlukan adalah sumber-sumber yang dimiliki keluarga, sejauh mana
keluarga melihat keuntungan memelihara lingkungan dan sanitasi, sejauh mana keluarga
mengetahui upaya pencegahan penyakit, sejauh mana sikap keluarga terhadap hygiene
dan sanitasi dan sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.
hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga memahami keuntungan fasilitas
kesehatan, sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
Apakah keluarga mengalami pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas pelayanan kesehatan dan apakah fasilitas kesehatan yang ada
terjangkau.
8) Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan penilaian data dalam rangka proses


klarifikasi dan validasi informasi untuk mendukung penegakan diagnosa
keperawatan keluarga yang akurat. Analisa data juga merupakan review data yang
dapat menghubungkan antara menybab masalah yang ditegakkan. Menghubunghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh pada munculnya suatu masalah.
Didalam menganalisa data, ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam
melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu:
a. Keadaan rumah dan keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga.
b. Sanitasi lingkungan.

c. Karakteristik keluarga.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan masalah keperawatan keluarga harus
selalu mengacu tipologi masalah kesehatan dan perawatan serta berbagai alasan
keluarga dalam bidang kesehatan dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3
kelompok besar masalah yaitu:
1) Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan yang
termasuk kedalam yaitu penyakit menular, sanitasi lingkungan buruk, imunisasi
yang belum lengkap
2) Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan yang
termasuk dalam keadaan tidak sehat adalah keadaan sakit, kegagalan dan
pertumbuhan dan perkembangan anak
3) Situasi krisis adalah saat-saat yang dapat menuntun individu atau keluarga dalam
menyesuaikan diri yang termasuk dalam keadaan krisis ini adalah anggota
keluarga
Selain itu juga didalam analisa data harus mengacu pada ketidakmapuan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam kesehatan dan
keperawatan yaitu:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat
c) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

d) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungna rumah yang dapat


mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan

fasilitas

kesehatan

yang ada

dimasyarakat guna memelihara kesehatan


9) Perumusan Masalah

Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan yang diambil berdasarkan


kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa data dan
standar yang didapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil
keputusan tentang masalah dan keperawatan keluarga.
Dalam menyusun masalah seorang perawat selalu mengacu pada tipologi
masalah. Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah
besar, yaitu:
a) Aktual (terjadi deficit/ gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan dan mengenal tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan
b) Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum pernah terjadi gangguan
misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbang yang tidak adekuat.

c) Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan keluarga dapat saja
perawat yang memenuhi sejahtera, sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan. Dalam suatu keadaan dalam lebih dari satu diagnose keperawatan.

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS ASKEP KELUARGA


(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
No

Kriteria

Sifat masalah

Skor

a.

Aktual

b.

Resiko

c.

Potensial

Kemungkinan

Masalah

Bobot

untuk

diubah

a.

Mudah

b.

Sebagian

c.

Tidak dapat

Potensial masalah
a.

Tinggi/mudah

b.

Cukup/sedang

c.

Rendah

Menonjolnya masalah

a.

berat

harus

segera 2

ditangani
b.

tidak

1
perlu

segera 0

ditangani
c.

tidak dirasakan

Skoring :

Tentukan skor untuk setiap criteria

Skor dibagi dengan angka tertinggi kalikan dengan bobot


Skor
-------------------- X bobot
Angka tertinggi

Jumlah skor untuk semua kriteria

Skor tertinggi adalah 5 dan sama dengan seluruh bobot

a. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga yang digunakan mengacu pada dimensidimensi diagnosa dan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
untuk masalah atau problem. Sedangkan penyebab atau etiologi terkait dengan lima

tugas fungsi keluarga, sebagai contoh: Resiko tinggi terjadi komplikasi ISPA
(bronchitis) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit dengan ISPA.
Berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terkait dengan tipologi
dan diagnosa keperawatan, yaitu:
1. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian data mengenai tanda dan gejala dan gangguan
kesehatan. Contoh : tidak efektifnya bersihan jalan nafas padakeluarga
berhubungan denan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit dengan ISPA.
2. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang dapat menunjang namun belum terjadi gangguan.
Contoh : resiko tinggi terjadi komplikasi ISPA (bronchitis) pada keluarga
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit dengan ISPA
3. Potensial (Keadaan sejahtera atau Wellnees)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Contoh : potensial terjadinya peningkatan
kesejahteraan pada ibu G keluarga bapak X.
c. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat


untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah diidentifikasi

dan dibuat sesuai diagnose keperawatan prioritas yang telah dirumuskan. Rencana
tindakan keperawatan keluarga dapat bersifat dependent, independent dan
interdependent antara keluarga dan pemberi asuhan kepeerawatan.
Perencanaan keluarga terdiri dari penerapan tujuan, yang mencakup tujuan
umum dan khusus dengan criteria

SMART

(Specific, Meassure, Acceptable,

Responsible, Time). Dan tujuan khusus terkait dengan lima tugas keluarga, serta
dilengkapi engan criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan
spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
tujuan khusus yang diterapkan.
Tujuan merupakan pernyataan yang bersufat realities sebagai indicator
keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan bila dilihat dari jangka waktu,
maka tujuan perawat dibagi menjadi :
1) Tujuan umum, ditekankan pada teratasi masalah keperawatan dengan criteria
SMART.
2) Tujuan khusus, ditekankan pada keadaan-keadaan yang mengancam kehidupan
dan terkai dengan lima tugas keluarga dibidang kesehatan
d. Pelaksanaan Keperawatan.

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasrakan kepada


rencana asuhan yang dususun. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan
tindakaan keperawataan keluarga adalah sumber daya keluarga dan keterlibatan
keluarga adalah sumber daya keluarga dan keterlibatan keluarga secara aktif, tingkat
pendidikan keluarga adat istiadat, respon keluarga serta sarana dan prasarana yang
ada pada keluarga.

e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah diberikan


berdasarkan data subjektif dan objektif yang ditemukan pada keluarga untuk
dilakukan penilaian guna melihat keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang
telah diberikan.
Bila tidak atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaanya.
Evaluasi disusun dengan menggunakan kriteria SOAP ( Subjektif, Objektif,
Analisa dan Planning ) secara operasional adalah :
S : Adalah hal-hal yang ditemukan oleh keluarga asecara subjektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan. Keluarga mengatakan bahwa pengertian
hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah diatas normal.
O : Adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi

keperawatan,

misalnya keluarga

telah

mampu

menangani

pencegahan terhadap hypertensi.


A : Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan
yang terkait dengan

diagnosis.

P : Adalah perencanaan yang akan dating setelah melihat respon dari keluarga
pada tahap evaluasi

Anda mungkin juga menyukai