PENDAHULUAN
1.1
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.Masalah HAM adalah
sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi
ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari
pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita
hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan
atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Istilah Hak Asasi Manusia dalam beberapa bahasa asing dikenal dengan
sebutan droit de lhome (perancis), yang berarti hak manusia, Human Rights
(Inggris) atau mensen rechten (Belanda) yang dalam bahasa Indonesia disalin
menjadi hak-hak kemanusian atau hak-hak asasi manusia.
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia
dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang
dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of
USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27
ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.
Hak Asasi Manusia (HAM) mucul dari keyakinan manusia itu sendiri
bahwasanya semua manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan adalah sama dan
sederajat. Manusia dilahirkan bebas dan memiliki martabat serta hak-hak yang
sama. Atas dasar itulah manusia harus diperlakukan secara sama adil dan beradab.
HAM bersifat universal, artinya berlaku untuk semua manusia tanpa mebedabedakannya berdasarkan atas ras, agama, suku dan bangsa (etnis).
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia
secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Hak-hak seperti hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak untuk
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak
keamanan, dan hak kesejahteraan merupakan hak yang tidak boleh diabaikan atau
dirampas oleh siapapun, seperti yang tercantum pada rumusan hak asasi manusia
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Piagam Hak Asasi Manusia vide Tap
MPR No. XVII/MPR/1998.
Hak asasi manusia (HAM) pada hakekatnya merupakan hak kodrati yang
secara inheren melekat dalam setiap diri manusia sejak dilahirkan. Pengertian ini
mnengandung arti bahwa HAM merupakan karunia dari yang maha kuasa.
1.3 Tujuan
BAB II
2
PEMBAHASAN
oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Hak asasi manusia
bersifat universal dan abadi.
5. Austin-Ranney
HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara
jelas dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.
6. A.J.M. Milne
HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala
masa dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai
manusia.
7. Franz Magnis- Suseno
HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena
diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif
yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia.
Manusia memilikinya karena ia manusia.
8. Miriam Budiardjo
Miriam Budiardjo membatasi pengertian hak-hak asasi manusia
sebagai hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.
9. Oemar Seno Adji
Menurut Oemar Seno Adji yang dimaksud dengan hak-hak asasi
manusia ialah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh
siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan: 2002). Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM
PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada
setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur
Effendi, 1994).
2.1.2
1. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan
atau diserahkan.
2. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak,
apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia
yang sudah ada sejak lahir.
4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya.
Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang
mendasar.
2.1.3
Anda telah memahami bahwa hak asasi manusia adalah hak yang
melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur
hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Ada bermacam-macam
hak asasi manusia. Secara garis besar, hak-hak asasi manusia dapat
digolongkan menjadi enam macam sebagai berikut.
perlakuan yang
sama
pemerintahan.
b. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
c. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
4. Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths
Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh
hak-hak asasi ekonomi ini sebagai berikut.
a. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
b. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
c. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
d. Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
e. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
5. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights
Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh
hak-hak asasi peradilan ini sebagai berikut.
a. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
b. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan,
penangkapan,
jajahan namun tidak banyak mendapat respon. Banyak negara tidak bersedia
menandatangani "Declaration of Human Rights".
Hak Asasi Manusia (HAM) dilahirkan oleh sebuah komisi PBB yang
dipimpin Eleanor Roosevelt, dan pada 10 Desember 1948 secara resmi diterima
oleh PBB sebagai Universal Declaration of Human Rights. Universal
Declaration of Human Rights (1948) memuat tiga puluh pasal, menjelaskan hakhak sipil, politik, ekonomi, social dan kebudayaan yang fundamental yang harus
dinikmati oleh manusia di dunia ini. Hal itu sesuai dengan pasal 1 piagam PBB,
menegaskan salah satu tujuan PBB adalah untuk mencapai kerjasama
internasiomal dalam mewujudkan dan mendorong penghargaan atas hak-hak asasi
manusia dan kemerdekaan yang mendasari bagi semua orang, tanpa membedakan
suku bangsa, kelamin, bahasa maupun agama. Pada awalnya deklarasi ini hanya
mengikat secara formal dan moral anggota PBB, tetapi sejak 1957 dilengkapi 3
(tiga) perjanjian :
1.
2.
3.
dan kepada anggota PBB diberi kesempatan untuk meratifikasinya. Setiap Negara
yang meratifikasi dokumen tersebut, berarti terikat dengan ketentuan dokumen
tersebut. Kovenan tersebut bertujuan memberi perlindungan atas hak-hak (rights)
dan kebebasan (freedom) pribadi manusia.
Setiap Negara yang meratifikasi kovenan tersebut, menghormati dan
menjamin semua individu di wilayah kekuasaannya, dan mengakui kekuasaan
pengadilan hak-hak yang diakui dalam kovenan tersebut, tanpa membedakan ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik, asal-usul kebangsaan
atau social, harta milik, kelahiran atau status lainnya. Meskipun telah disepakati
secara aklamasi oleh sejumlah anggota PBB, baru 10 tahun kemudian perjanjian
itu dapat diberlakukan. Ini disebabkan pada tahun 1976, baru 35 negara bersedia
meratifikasi. Bahkan tidak berbeda dengan Indonesia, Negara yang merasa dirinya
champion dalam hak asasi manusia seperti USA dan Inggris hingga awal decade
1990-an belum meratifikasi kedua kovenan tersebut.
kemerdekaan.
Organisasi
Pendidikan
Nasional
Indonesia
Menekankan pada hak politik yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk
menentukan nasib sendiri, hak berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka
hukum serta hak untuk turut dalam penyelenggaraan Negara. Pemikiran HAM
sebelum kemerdekaan juga terjadi perdebatan dalam sidang BPUPKI antara
Soekarno dan Soepomo di satu pihak dengan Mohammad Hatta dan Mohammad
Yamin pada pihak lain. Perdebatan pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang
BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan kedudukan di muka hukum,
hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak untuk memeluk agama dan
kepercayaan, hak berserikat, hak untuk berkumpul, hak untuk mengeluarkan
pikiran dengan tulisan dan lisan.
2.
a.
merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan
serta hak kebebasan untuk untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah
memperoleh pengaturan dan masuk kedalam hukum dasar Negara ( konstitusi )
yaitu, UUD 45. komitmen terhadap HAM pada periode awal sebagaimana
ditunjukkan dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November 1945.Langkah
selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai
politik. Sebagaimana tertera dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945.
b.
semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah diadakan
berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan
pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan
Pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan Pengadilan HAM untuk wilayah
Asia. Selanjutnya pada pada tahun 1968 diadakan seminar Nasional Hukum II
yang merekomendasikan perlunya hak uji materil ( judical review ) untuk
dilakukan guna melindungi HAM. Begitu pula dalam rangka pelaksanan TAP
MPRS No. XIV/MPRS 1966 MPRS melalui Panitia Ad Hoc IV telah menyiapkan
rumusan
yang
akan
dituangkan
dalam
piagam
tentang
Hak
nampaknya terus ada pada periode ini terutama dikalangan masyarakat yang
dimotori oleh LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan masyarakat akademisi
yang concern terhadap penegakan HAM. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat
melalui pembentukan jaringan dan lobi internasional terkait dengan pelanggaran
HAM yang terjadi seprtikasus Tanjung Priok, kasus Keung Ombo, kasus DOM di
Aceh, kasus di Irian Jaya, dan sebagainya.Upaya yang dilakukan oleh masyarakat
menjelang periode 1990-an Nampak memperoleh hasil yang menggembirakan
karena terjadi pergeseran strategi pemerintah dari represif dan defensive menjadi
ke strategi akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM.
Salah satu sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM
adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM )
berdasarkan KEPRES No. 50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini
bertugas untuk memantau dan menyelidiki pelaksanaan HAM, serta member
pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan HAM.
e.
yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat
ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru
yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM.Selanjutnya dilakukan
penyusunan
peraturan
perundang
undangan
yang
berkaitan
dengan
Peristiwa 1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu
sebetulnya adalah puncak dari segala peristiwa yang terjadi sebelumnya. Pada
masa pemerintahan yang sangat represif, banyak aktifis yang tiba-tiba hilang tak
tahu di mana rimbanya. Disinyalir kuat mereka telah diculik dan dibunuh oleh
tangan-tangan penguasa pada waktu itu. Aksi demo besar-besaran mahasiswa dari
seluruh Indonesia juga menyimpan sejumlah kasus pelanggaran HAM oleh aparat
keamanan terhadap rakyat sipil. Semuanya berlangsung secara sporadic dan
sangat massif pada waktu itu. Karena institusi hukum telah dikuasai oleh
penguasa, maka HAM adalah alat yang digunakan untuk menjerat para pelaku
pelanggaran tersebut.
12
menimbulkan
dampak
negative
seperti
diabaikannya
aspek
14
adil
dan
benar
berdasarkan
mekanisme
hukum
yang
berlaku.
15
yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga
terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat
kekerasan dan penembakan.
B.
Pasal 25 (1), Standar Hidup yang Layak dan Jaminan Perlindungan Kesehatan:
-
diri
dan
keluarganya,
termasuk
atas
pangan,
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits yang
merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat
Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundangundangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
2. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
20
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
21