Anda di halaman 1dari 9

LATAR BELAKANG

Dunia bisnis merupakan dunia yang terkesan penuh dengan kecurangan dimana
berbagai cara dihalalkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ini bisa kita lihat
semakin banyaknya masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia ekonomi
terutama perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab
sosial sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro. Dalam bisnis tidak jarang
berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan tindakan yang identik dengan kriminal
pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan yaitu keuntungan yang sebesar- besarnya.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakkan kecenderungan
tetapi sebaliknya, semakin hari semakin meningkat.
Sebagai bagian dalam masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada
pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan tersebut
membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika itu antara sesama pelaku
bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak
langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam suatu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Hubungan ini tidak hanya berlaku dalam satu Negara, tetapi meliputi berbagai Negara yang
terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan
nuansa perkembangan dunia ini menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi
hukum yang melingkupi dunia usaha sangat jauh

tertinggal dari pertumbuhan dan

perkembangan dibidang ekonomi.


Apalagi pada jaman modernisasi yang selain ditunjang oleh kemajuan iptek juga
dirangsang oleh tata perekonomian global yang semakin kapitalistik serta didukung oleh politik
pemerintahan yang cukup represif, dengan dalih pertumbuhan ekonomi menuntut stabilitas
politik yang mantap, juga telah mendorong munculnya kesadaran baru akan pentingnya
memperhatikan dimensi etis dan kemanusiaan dalam berbagai proyek pembangunan dan
pengaturan masyarakat.

PEMBAHASAN
1. KASUS YANG BERKAITAN DENGAN KESADARAN MORAL
Pengadilan AS menuduh E.F. Hutton Corporation melakukan penipuan yang sempurna di
mana karyawan menulis hitungan yang melebihi catatan bank yang memungkinkan E.F Hutton
mendapatkan bunga yang sebenarnya merupakan milik bank. Kritikus kemudian mengklaim
bahwa seharusnya Pengadilan menuduh manajer E.F. Hutton per individu, bukan korporasi,
karena korporasi tidak melakukan kejahatan, melainkan oranglah yang melakukan kejahatan.
Tindakan korporasi berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,karena individu
individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab
moral. Jika korporasi bertindak keliru itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh
individu dalam korporasi itu; jika korporasi bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh
pilihan individu dalam perusahaan untuk bertindak secara moral. Dengan demikian, manusia
sebagai individu bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan
korporasi secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka.
Dalam kasus ini reputasi broker saham asal Amerika Serikat (AS) ini sudah terjun bebas
akibat skandal penipuannya yang dimulai sejak 1980. Saat itu, perusahaan mulai menuliskan
cek dengan jumlah uang yang jauh melebihi arus kas, sebuah strategi penipuan yang dikenal
dengan check kiting. Check kiting adalah bentuk umum dari penggelapan oleh penipu atau
kriminal kerah putih. Ini melibatkan membuat penggunaan dana tidak ada. Pelaku menulis nilai
dalam memeriksa lebih besar dari jumlah deposit yang sebenarnya dengan Bank. Beberapa
bentuk metode penggelapan melibatkan lebih dari satu orang dan bank. Hutton menggunakan
cara ini untuk memutar uang US$ 250 juta bebas bunga per hari. Hingga pada 1985, perusahaan
mengaku bersalah karena telah menipu 2.000 nasabahnya yang melakukan pengaduan.
Dampak dari perilaku tidak etis dalam penyajian laporan keuangan dapat menurunkan
aktivitas dan kepercayaan investor terhadap bursa saham dunia yang mengakibatkan jatuhnya
harga-harga saham.
Ada dua pandangan yang muncul dari masalah moral ini yaitu :

1. Organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa korporasi bertindak seperti

individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita juga
dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan
bahwa mengatakan tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam
pengertian yang sama seperti yang dilakukan manusia.
Organisasi tampaknya tidak bertindak atau bermaksud dalam pengertian yang sama
seperti yang dilakukan individu manusia , dan organisasi berbeda dari manusia secara
moral dalm hal ini : Organisasi tidak merasakan kesedihan ataupun kesenangan dan tidak
dapat bertindak kecuali lewat manusia. Dan Organisasi sama dengan mesin yang
anggotanya harus secara membabi buta menaati peraturan formal yang tidak ada
kaitannya dengan moralitas.
Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab
secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi
seperti mesin yang gagal secara moral .
2. Organisasi tidak seperti mesin, setidaknya sebagai anggota organisasi , individu tahu apa
yang mereka lakukan dan mereka bebas memilih apakah harus mengikuti aturan
organisasi atau dapat mengubahnya. Ketika anggota organisasi secara kolektif, bebas dan
sadar berusaha mencapai tujuan- tujuan yang tidak bermoral, secara umum dapat
dikatakan bahwa tindakan yang mereka lakukan untuk organisasi tidak bermoral dan
bahwa organisasi secara moral bertanggung jawab atas tindakan tidak bermoral itu.
2. KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PRO DAN KONTRA ETIKA BISNIS
Pada bulan April 2000, para eksekutif Microsoft ,perusahaan perangkat lunak terbesar di
dunia, dihadapkan pada sekelompok pemegang saham yang merasa prihatin dengan operasi
perusahaan di Cina dan meminta para pemegang lainnya untuk mendesak Microsoft agar lebih
menghormati hak- hak asasi manusia. Pada tahun, U.S. State Departement melaporkan bahwa
catatan HAM Cina semakin memburuk pada tahun 1998 dan bahwa pemerintah terus menekan
hak pekerja dan tenaga kerja paksa tetap menjadi masalah . Sebelumnya, pada tahun 1994,
Kementrian Tenaga Kerja Cina mengeluarkan Peraturan Penanganan Tenaga Kerja di
Perusahaan Asing yang mencakup sejumlah hak. Peraturan- peraturan ini mengakui hak pekerja
untuk melakukan tawar menawar secara kolektif, tapi hanya melalui serikat pekerja yang
pembentukannya disetujui oleh pemerintah Cina. Masalah lain yang lebih rumit adalah fakta

bahwa perekonomian Cina masih menggunakan tenaga kerja paksa dalam jumlah besar yang
diambil dari para narapidana.
Penjara - penjara di Cina banyak dihuni tahanan politik dan orang orang yang latar
belakangnya mencurigakan . Para tahanan ini dipaksa melakukan pekejaan pekerjaan yang
melelahkan, berbahaya,dan tanpa dibayar serta sering tetap ditahan meskipun masa hukuman
telah berakhir dengan tujuan untuk mengubah atau mendidik mereka kembali. Sebagai
tambahan, para pekerja reguler kadang digaji sangat rendah( rata- rata 30 sen per jam di pabrik )
sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Standar kesehatan dan keselamatan
yang buruk juga sangat meluas ,dan Cina merupakan salah satu Negara dengan tingkat
kecelakaan kerja paling tinggi di dunia, dan pengawas kadang juga bersikap kasar pada para
pekerja.
Miscrosoft mengoperasikan sebuah pusat Penelitian dan Pengembangan di Beijing, dan
mempekerjakan sekitar 100 peneliti, dan sebuah pusat layanan pelanggan di Shanghai yang
terbesar di Asia yang rencananya akan menambah jumlah pengawai dari 300 menjadi 6000.
Microsoft juga berencana menjalin kerja sama di Beijing Centergate Teknologies, sebuah
perusahaan Cina, untuk mengembangkan perangkat lunak berbahasa Cina.
Sekelompok pemegang saham Microsoft,yang secara kolektif menguasai lebih dari
70.000 saham, dalam pertemuan tahuan para pemegang saham mengusulkan agar semua
pemegang saham melakukan voting untuk mendesak Microsoft agar menerapkan U.S.Business
Principle forHuman Rights of Workers in China , sebuah pernyataan sikap yang didukung oleh
sejumlah organisasi bisnis besar termasuk Levi Strauss,Mattel, dan Reebok. Jika lebih dari
separuh pemegang saham yang ,mendukungnya ,maka perusahaan wajib menerapkan prinsipprinsip hak asasi manusia berikut ini:

1. Tidak ada barang atau produk dari fasilitas perusahaan atau pemasok yang dihasilkan
dengan menggunakan tenaga kerja terikat, tenaga kerja paksa di kamp penjara, atau

sebagai bagian dari program pembentukan kembali atau pendidikan kembali melalui
kerja.
2. Fasilitas dan pemasok wajib memberikan upah yang mampu memenuhi kebutuhan
kebutuhan dasar para pekerja, dan jugajam kerja yang adil dan layak.
3. Fasilitas dan pemasok berkewajiban melarang penggunaan hukuman badan serta
perlakuan kasar secara fisik, verbal, ataupun pelecehan seksual terhadap pekerja.
4. Fasilitas dan pemasok boleh menggunakan metode produksi yang tidak berpengaruh
negatif terhadap keamanan kerja dan kesehatan para pekerja .
5. Fasilitas dan pemasok tidak boleh meminta bantuan polisi atau militer untuk mencengah
pekerja melakukan hak- hak mereka.
6. Kita perlu melaksanakan tindakan tindakan untuk menjaga kebebasan para pekerja dan
pekerja dari pemasok : kebebasan berkumpul,termasuk hak untuk membentuk serikat
pekerja dan melakukan tawar menawar kolektif, kebebasan berpendapat,kebebasan
terhadap perlakuan semena-mena atau penahanan.
Prinsip prinsip tersebut, menurut pendapat mereka, didasarkan pada hak- hak asasi manusia,
termasuk hak untuk tidak diperbudak, hak untuk memperoleh pemenuhan atas kebutuhan
kebutuhan dasar dan lingkungan kerja yang aman, hak untuk membentuk serikat pekerja, hak
atas kebebasan berkumpul , hak atas kebebasan berpendapat , dan hak atas kebebasan dari
penangkapan dan penahanan sewenang wenang.
Namun para manajer, Microsoft tidak bersedia melaksanakan prinsip prinsip tersebut
dengan alasan Microsoft telah memiliki kode etik yang disesuaikan

dengan hukum dan

peraturan Negara tempat perusahaan menjalankan operasinya , dan yang mendukung


lingkungan yang sehat dan melarang pelanggran . Sebagai tambahan , menurut Microsoft ,
prinsip prinsip tersebut samar dan terlalu luas .
Para manajer Microsoft menyatakan bahwa bisnis

Amerika

di Cina tidak perlu

mempertimbangkan masalah hak asasi manusia karena hal itu berarti meniadakan netralitas
politik yang, menurut mereka, sangat penting dalam menjalankan bisnis di Cina. Perusahaan-

perusahaan lain juga menyatakan bahwa adalah salah bila mereka menerapkan pandangan
pandangan Amerika tentang HAM di Negara asing dan menyatakan , seperti Microsoft , bahwa
mereka harus menyesuaikan diri dengan hukum dan peraturan di Negara tempat

mereka

menjalankan operasi di perusahaan. Masalah HAM di Cina dan bagaimana bisnis Amerika
menangani pelanggaran HAM menjadi semakin penting di tahun tahun mendatang semenjak
Kongres tahun 2000 memutuskan untuk membentuk hubungan perdagangan normal permanen
dengan Cina.
Para pekerja menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk memperoleh upah yang
sebanding untuk pekerjaan yang sebanding. Para manajer menegaskan bahwa serikat pekerja
melanggar Hak untuk mengatur. Para Investor mengeluh bahwa pajak merupakan pelanggaran
atas hak properti mereka. Dan konsumen mengklaim mereka memiliki hak untuk mengetahui.

KESIMPULAN

Secara teori, moral yang diangkat adalah moral mengenai kejujuran, moral yang tidak
hanya diinginkan pada kelompok bisnis saja, tapi juga oleh kelompok manapun. Etika yang
diturunkan dari moral ini adalah etika mengenai kejujuran dalam perjanjian, penawaran barang
dan jasa serta hubungan antara produsen dan konsumen.
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya,
artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang
dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk
memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam
berbisnis. Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak
positif bagi semua pihak.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Dampak dari perilaku tidak etis yang dilakukan oleh E.F Hutton dalam penyajian laporan
keuangan dapat menurunkan aktivitas dan kepercayaan investor terhadap bursa saham dunia
yang mengakibatkan jatuhnya harga-harga saham.
Dalam menjalankan bisnis sebuah perusahaan harus memperhatikan hak hak pihak
yang telibat mulai dari pekerja,manajer,investor dan konsumen. Sehingga dalam semua kegiatan
bisnis yang sedang dijalankan tidak ada pihak yang dirugikan.

Daftar Pustaka

Velasquez,Manuel G.2002. Etika Bisnis Konsep dan Kasus Edisi 5. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta

http://www.lihat.co.id [diakses 12 Juli 2013]

TUGAS ringkasan ETIKA


BISNIS

OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA:

I NYOMAN AGUS SETIAWAN

I PUTU WIDA ARIMBAWA

r.r ayu dika parwati

(1206205151)

I gusti ayu ambalita putri

(1206205207)

Ida ayu trisna yudi asri

Ida bagus gede krisna junanta

(1206205149)
(1206205150)

(1206305141)
(1206305150)

Universitas udayana
Fakultas ekonomi

2013

Anda mungkin juga menyukai