Anda di halaman 1dari 22

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey

Hidrologi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Apresiasi Umum
Perhitungan Hidrologi adalah bagian yang cukup penting
didalam

perhitungan

perencanaan

jembatan.

Maksud

dari

perhitungan ini adalah untuk menentukan dan mendapatkan


Elevasi Muka Air Rencana yang berpengaruh dalam penentuan
elevasi lantai jembatan dan elevasi bottom deck jembatan.
Dalam perhitungan analisa Hidrologi lebih bervariasi dengan
pertimbangan-pertimbangan

lebih

luas,

ketidaktentuan

dalam

perekayasaan seringkali diatasi dengan digunakannya faktor


keamanan serta diikutinya cara kerja yang telah distandarisasikan
secara ketat dan dipakainya asumsi-asumsi yang aman. Metode
perhitungan yang dipilih sangat bergantung pada ketersediaan
data.
Dalam

perhitungan

Hidrologi

ini

menggunakan

metode

empiris, yaitu berdasarkan parameter hujan dan karakteristik


Daerah Aliran Sungai (catchment area). Sesuai dengan Umur
Rencana bangunan, maka dalam mengambil Return Periode
diambil untuk masa ulang 50 tahun, hal ini sesuai dengan aturanaturan yang ada pada Direktorat Jenderal Bina Marga, pengolahan

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

sungai dan perlengkapan drainase yang dipakai pada perencanaan


hidrologi serta periode ulang banjir rencana dan harga jagaan
minimum (minimum papan garis) adalah 1 meter.
Didalam laporan ini dibahas mengenai Analisa Hidrologi
berdasarkan data-data yang didapat dari Survey Lapangan sketsa
Catchment Area dari foto udara skala 1:50000, dan juga
memperhatikan arah aliran air. Pada daerah datar dimana sudah
jalan dan jembatan diusahakan untuk mengadakan identifikasi
setiap Daerah Aliran Sungai (DAS)nya. Data tersebut disesuaikan
dengan data tinggi banjir yang pernah terjadi yang diperoleh dari
informasi

penduduk

setempat.

Data

ini

digunakan

untuk

menentukan panjang jembatan, kecepatan aliran,erosi, bahanbahan yang hanyut dari hulu sungai dan sebagainya.
Hasil analisa dan perhitungan Hidrologi ini, diperlukan untuk
Perencanaan Pembangunan Jembatan Long Uro,

1.2

Curah Hujan Rerata Tahunan


Curah

hujan

yang

diperlukan

untuk

menyusun

suatu

rancangan pemamfaatan air dan rancangan pengendalian air banjir


adalah curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang bersangkutan,
bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

curah hujan wilayah atau daerah dan dinyatakan dalam milimeter


(mm).
Faktor yang menentukan besarnya curah hujan rata-rata
tahunan disuatu tempat yaitu :
1. Iantitude yang berhubungan dengan sirkulasi atmosfer
2. Posisi dan luas daerah
3. Jarak dari pantai atau sumber lembah lainnya
4. Suhu laut dan air kepantai
5. Efek geografis dan
6. Ketinggian (altitued)
Pencatatan hujan pada stasiun pencatatan pada tempattempat tertentu, dapat kita ketahui distrubusi hujannya. Didaerahdaerah kecil banyak terjadi hujan yang merata diseluruh daerah,
tetapi didaerah-daerah yang besar keadaan demikian jarang terjadi.
Lagi pula besarnya hujan didaerah ini tidak sama, sehingga
sukarlah untuk menentukan berapa banyak air hujan yang
sebenarnya jatuh didaerah itu, karena itu antara lain tidak mungkin
menentukan batas-batas luas daerah hujan untuk setiap tempat
pengukuran hujannya. Besarnya curah hujan disetiap tempat
pengukuran berubah-ubah dan saat-saat hujannya berbeda.
Dengan demikian sulit untuk mengetahui besarnya banjir yang
disebabkan oleh hujan tersebut.

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Salah satu cara pendekatan adalah dengan mengambil hujan


rata-rata didaerahnya untuk suatu periode tertentu (1 hari, 1 bulan,
atau 1tahun). Salah satu cara untuk menentukan curah hujan
daerah dari pengamatan curah hujan dibeberapa titik pengamanan
adalah dengan cara :
Rata-rata Al jabar
R = I/n ( R1 + R2.. + Rn )..1)
Dimana :
R

Curah hujan daerah (mm)

Jumlah titik-titik pengamatan

R1, R2, Rn

Curah hujan disetiap titik pengamatan (mm)

Hasilnya yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh


dari hasil yang didapat dengan cara lain, cara ini adalah cara yang
objektif untuk mencari besarnya curah hujan rerata tahunan.
1.3

Curah Hujan Rencana dan Periode Ulang Dengan


Metode E.J.Gumbel

1.3.1 Curah Hujan Rencana


Metode Gumbel adalah suatu metode dengan cara analisa.
Adapun rumus dari metode ini adalah sebagai berikut ;

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Xt

1/a . Yt + b

a
x

y
=

(x)x.

n1
b

x - (1/a).yn

x
n

dimana :
Xt

= variate yang di ekstrapolasikan yaitu besarnya curah hujan


rencana untuk periode ulang T tahunan.

Yt

Reduced variate sebagai fungsi dari apacen ulang (T)

standar deviasi

reduced standar deviation


sebagai fungsi dari bentuk data (n)

harga rata-rata dari data

banyaknya data atau jumlah data

yn

reduced mean sebagai fungsi dari banyak data (n)

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

1.3.2 Periode Ulang


Dalam perencanaan bangunan air pertama-tama yang harus
diperhitungkan adalah besarnya debit (banjir) rencana ditentukan
oleh intensitas hujan, yang merupakan curah hujan rata-rata yang
terjadi disuatu daerah dalam suatu satuan waktu tertentu yang
sesuai dengan waktu konsentrasi dan periode ulang tertentu.
Intensitas hujan yang terjadi dalam selang waktu hujan tertentu
(durasi hujan) tergantung pada besarnya periode ulang banjir yang
diambil.
Dalam perencanaan saluran air hujan, besarnya debit banjir
rencana yang ditetapkan harus cukup besar, dimana penetapan ini
didasarkan pada pertimbangan faktor hidro ekonomi terutama
mengenai :
1. Besarnya kerugian yang akan terjadi jika bangunan dirusak oleh
banjir dan sering tidaknya perusakan itu terjadi
2. Umur ekonomi bangunan
3. Biaya pembangunan
Besarnya debit banjir rencana tergantung pada periode
ulang, makin besar periode ulang, makin besar pula kemungkinan
debit banjir yang terjadi.

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

1.4

Intensitas Hujan Dengan Metode Mononobe


Intensitas hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi
pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi.
Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan
oleh lamanya curah hujan atau frekwensi kejadiannya. Rumusrumus perkiraan curah hujan untuk lama curah hujan sembarang
yang dihitung dari curah hujan adalah sebagai berikut :

Rt = ( R 24/24)*(24/t)2/3
Rt = ( R 24/24)*((34.7 /(t1.35+1.5))
Rt = ( R 24/24)*(30/(t+6))
Dimana :
Rt

= Intensitas curah hujan rata-rata selama t jam

= Lama durah hujan atau waktu tiba dari banjir (Jam)

R24 = Curah hujan harian yakni curah hujan 24 jam (Jam)


Jika rumus-rumus tersebut di atas, suku pertama bagian kanannya
ro dan kedua C, maka rumus tersebut akan terbentuk.
Jadi ketiga rumus dapat dinyatakan dalam ro dikalikan dengan
koefisien intensitas c, dimana ro adalah curah hujan harian
(intensitas curah hujan dalam 24 jam) maka rumus untuk intensitas
curah hujan harian adalah sebagai berikut :
IN24 = Rn24N

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Dimana :
IN24 = Intensitas curah hujan untuk hujan harian (mm/24 jam)
Rn24 = Curah hujan 24 jam (mm/24 jam)
N = Koefisien karakteristik gradien kurva intensitas curah
hujan N

1.5

= Kemungkinan N tahun

Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi merupakan juga elemen yang penting
dalam menentukan debit banjir. Terutama dalam penggunaan
rumus rasional, perhitungan debit banjir itu dilakukan berdasarkan
intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba banjir yakni
dengan asumsi bahwa debit maksimum itu terjadi bilamana curah
hujan pada titik terjauh dari daerah pengaliran telah tiba dan
mengkonsentrasikan pada titik yang ditinjau. Jadi perkiraan waktu
tiba dari banjir mempunyai pengaruh yang besar pada paerkiraan
debit banjir.
Waktu konsentrasi terdiri dari waktu yang diperlukan air
hujan untuk mengalir melalui permukaan tanah ke saluran tedekat
yang disebut time of inlet (t) dan waktu untuk mengalir ke suatu
tempat yang ditinjau disebut time of flow (td). Besarnya time of inlet
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

a) Kekerasan tanah, makin kasar permukaan tanah maka


kecepatan aliran makin kecil sehingga time of inlet makin
besar.
b) Adanya

legokan

pada

permukaan

tanah

sehingga

menghambat aliran, bahkan dapat mengurangi jumlah air


yang mengalir.
c) Kemiringan tanah yang akan mempengaruhi kecepatan
aliran.
d) Luas daerah pengaliran atau jarak daerah pengaliran street
inlet.
e) Kepadatan rumus dan jenis permukaan tanah.
Untuk perencanaan selanjutnya time of inlet diperhitungkan
berdasarkan besarnya koefisien pengaliran dengan kemiringan
rata-rata permukaan tanah.
Besarnya time of flow dapat dihitung berdasarkan sifat-sifat
hidrolis yaitu dengan rumus :
Td = L/V
Dimana :
L = Panjang sungai
V = Kecepatan rata-rata aliran pada saluran

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Pada kondisi sungai alami, dimana keadaan dari sifat


alirannya sukar ditentukan, dapat ditentukan dengan mengetahui
kecepatan aliran.

1.6

Koefisien Limpasan
Koefisien limpasan yaitu perbandingan antara jumlah air
yang mengalir di suatu daerah akibat turunnya hujan dengan
jumlah air hujan yang turun di daeah tersebut.
Besarnya koefisien pengaliran ini dipengaruhi banyak faktor antara
lain:
a) Struktur Geologi tahan
b) Kemiringan daerah aliran
c) Jenis permukaan tanah
d) Klimatologi
Koefisien pengaliran ini besarnya selalu lebih kecil dari satu,
oleh karenanya kehilangan-kehilangan yang disebabkan oleh
beberapa hal misalnya, ditahan oleh tumbuh-tumbuhan, terjadi
infiltrasi, tertahan dipermukaan tanah evaporasi dan transpirasi.
Banyaknya

faktor

yang

mempengaruhi

dan

sulitnya

menghitung besarnya pengaruh masing-masing faktor, besarnya


koefisien pengaliran ini sangat sulit ditentukan secara pasti.

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

10

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Untuk

menentukan

besarnya

koefisien

pengaliran

ini

dilakukan beberapa pendekatan, antara lain berdasarkan tata guna


tanah dan jenis permukaan tanah.
Untuk menentukan harga koefisien pengaliran suatu daerah
yang terdiri dari beberapa tata guna tanah, dapat ditentukan
dengan mengambil harga rata-rata koefisien pengaliran dari setiap
tata guna tanah, yaitu dengan memperhitungkan bobot masingmasing bagian sesuai dengan luas daerah yang mewakilinya.
I = 1n Ax.CI

Cm =

N = 1n Ai
Dimana :
Cm

= Koefisien pengaliran / limpasan rata-rata

Ai

= Luas daerah dari masing-masing tata guna tanah

Ci

= Banyaknya jenis penggunaan tanah dalam suatu

Koefisien pengaliran masing-masing tanah guna

tanah

daerah pengaliran

1.7

Debit Banjir Rencana

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

11

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Semua cara untuk perkiraan debit banjir yang berdasarkan


curah hujan, dapat diklasifikasikan dalam beberapa rumus / cara
sebagai berikut :
Rumus Rasional
Metode yang paling umum digunakan dalam menghitung
debit banjir rencana adalah metode rasional. Metode ini telah
banyak dikembangkan oleh banyak pakar seperti oleh Deweduwen,
Melchior, Hasper, Mononobe dan lain-lain yang memberikan
perhatian pada komponen tertentu dari rumus rasional :
Q=

.C.I.A

360
Dimana :
Q = Debit banjir maksimum (m3/det)
C = Loefisien pengaliran atau limpasan
I = Intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba dari
banjir (mm/jam)
Rumus ini dapat dipakai dengan asumsi sebagai berikut :
a.

Intensitas hujan merata di seluruh daerah aliran

b.

Lama curah hujan dengan waktu konsentrasi

c.

Debit banjir dan intensitas hujan mempunyai kala ulang


yang sama

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

12

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Kontinuitas :
Q = A. V
Dimana :
V = Kecepatan aliran rata-rata dalam saluran (m/dt)
N = Koefisien kekasaran dinding saluran
R = Jari-jari hidrolis (m) R = A/P
1.8

Hubungan Debit dan Tinggi Muka Air


Jika saluran sungai itu dianggap dalam kondisi aliran yang
seragam (uniform flow), maka satu detik akan sesuai dengan satu
keadaan permukaan air. Pengukuran air itu dapat diadakan suatu
bagian yang linier yang tidak mempunyai perubahan gradient yang
tiba-tiba. Akan tetapi, dalam kenyataan, permukaan air yang sama
pada periode peningkatan banjir mempunyai debit yang berbedabeda.
Debit pada tingkatan banjir adalah lebih besar dari debit
pada periode pengukuran banjir, karena pada periode peningkatan
banjir, permukaan air di bagian hulu meningkat lebih cepat, gradient
permukaan air yang terjadi lebih curam sehingga kecepatannya
lebih tinggi. Pada sungai dengan kemiringan dasar yang curam,
kenyataannya di atas dapat diabaikan.
BAB II
ANALISA HIDROLOGI

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

13

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

2.1

Curah Hujan Harian Maksimum


Sehubungan dengan keterbatasan data yang ada, maka
dalam perhitungan dan analisa data curah hujan digunakan data
curah hujan dari stasiun curah hujan terekat dan terlengkap
pencatatan datanya.dan untuk melengkapi data yang kurang / tak
tercatat digunakan data stasiun yang mempunyai kondisi hidrologi,
vegetasidan topografi yang hampir sama.
Untuk maksud tersebut digunakan rumus Rasio Normal sebagai
berikut :
Dx = 1 x di x Anx
N

Ani

dimana :
n

= banyaknya pos penakar disekitar X untuk membantu


menentukan data X

di

= tinggi curah hujan di Pos penakar disekitar X

Anx = tinggi curah hujan rata-rata tahunan di X


Ani

= tinggi curah hujan rata-rata tahunan di pos penakar sekitar


X untuk menentukan data X

Berikut disajikan data dan hasil perlengkapan data curah


hujan serta besarnya curah hujan maksimum rata-rata (tabel 2.1)

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

14

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Tabel 2.1. Curah Hujan Harian Maximum


No
1
2
3
4
5
2.2.

Bulan
2012
2011
2010
2009
2008

Curah Hujan Maximum (mm)


10,7
21,4
21,9
33,2
32,8

Analisa Frekuensi
Hasil Perhitungan Analisa Hidrologi dengan Metode Gumbel

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012

m
1
2
3
4
5

Xm
32,8
33,2
21,9
21,4
10,7
120,0

120,0

24
n
5

( (x m - x ) 2
(n 1)

(Xm-X-)
1.92
1.95
1.28
1.25
0.62

(Xm-X-)2
3.686
3.802
1.638
1.562
0.384
11.072

( 11.072)
1.6637
(5 - 1)

Dari table untuk N = 10, didapat Yo = 0.5128


So = 1.0206
Untuk periode ulang (Tr) = 5 tahun diperoleh dari table periode
ulang

YTR = 1.9509 (Reduced Variable )

Persamaan Gumbel :

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

15

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

TR X

( YTR - Yn )
x x
Sn

Dimana :

= Jumlah total

Xn

= Curah hujan maximum pada tahun tertentu

TR

= Nilai variable yang disamakan (curah hujan maksimum


untuk periode ulang 10 tahun )

= Nilai rata rata

YTR

= Nilai reduced variable (table)

Yn

= Nilai rata rata reduced variable (table)

Sn

= Simpanan baku dari reduced variable (table)

= Simpanan baku dari populasi

= Banyaknya tahun pengamatan

TR 24

( 1,9509 - 0,528)
x 1.6637
1,0206

= 26.316 mm

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

16

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

BAB III
ANALISA DEBIT BANJIR RENCANA
3.1

Umum
Analisa ini diperlukan untuk menentukan tinggi muka air
banjir agar di dalam penempatan lantai bearing jembatan berada
pada elevasi yang aman dari banjir yang akan terjadi. Dalam
penentuan debit banjir rencana dipakai Metode Rasional dengan
periode ulang 50 tahun dan dicheck dengan rumus hidrolika aliran
saluran terbuka menurut persamaan Manning sebagai berikut :

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

17

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Q = A x V2/3 R1/2
V = 1/n.(R).(S)
Dimana :

3.2

debit banjir (m3/dtk)

Kecepatan Aliran (m/dtk)

Luas penampang basah saluran (b+m.h)h (m 2)

Lebar Dasar Saluran (m)

Tinggi Muka Air (m)

Kemiringan Talud Sungai

Koefisien Kekasaran Manning

Jari-jari hidrolis penampang basah sungai (A/P)

= Keliling basah penampang sungai (b + 2h 1+m2)

= kemiringan rata-rata dasar sungai

Intensitas Curah Hujan


Intensitas hujan adalah tinggi hujan rata rata per jam
hujan. Intensitas hujan untuk sembarang hujan dapat dihitung
dengan persamaan Mononobe, sebagai berikut :
I ( R 24 / 24 )( 24 / Tc ) 2 / 3

Dimana :

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

18

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

= Intensitas hujan (mm/jam)

R24

= Curah hujan maksimum selama 24 jam (mm)

TC

= Waktu Konsentrasi (jam)

Curah hujan berkonsentrasi selama 4 jam dengan hujan yang


dihasilkan adalah 90 % dari curah hujan selama 24 jam.
Diketahui :

3.3

TR

= R24 = 26,319 mm ; Tc = 4 Jam

26,319 24
x

24
4

2/3

6,266 mm/jam

Analisa Tinggi Muka Air Banjir


Data data yang dipergunakan untuk menghitung debit rencana :
1. Data curah hujan (asumsi)
2. Peta Topografi
Data data :
o Panjang sungai (L) = 1 Km (Asumsi)
o Luas daerah pengaliran Catdiment Area n = 60 Km
(Asumsi)
o Beda tinggi antara permukaan hulu sungai dengan hilir
sungai

(H) = 29.4 m

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

19

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

o Intensitas hujan I = 19.746 mm/jam


o Kemiringan sungai = 29.4/10600 = 0,0027
2.a.

Debit maksimum untuk 10 Tahun


Q = 0.278 . C . I . A . m/det
Dimana :

= Debit rencana (m/det)

= Intensitas hujan (mm/jam)

= Catchment Area (Km)

= Koefesien Manning
= Run Off koefesien (table)

Q = 0.278 . 0.6 . 0,0027 . 19.746 . 70 = 0,534 m/det

2.b.

Menghitung elevasi muka air banjir


Perhitungan tinggi muka air banjir berdasarkan prinsip
prinsip pada saluran terbuka yang memakai persamaan
Manning sebagai berikut :
V = 1/n . R . S
Dimana :
V

= kecepatan air (m/det)

= keliling basah sungai (m)

= kemiringan dasar sungai (m)

= koefesien kekasaran Manning

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

20

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

Dengan cara coba coba diambil


Elevasi 1 m
F
R=
P
Dimana :
F

= luas penampang basah (m)

= keliling penampang basah (m)

Perhitungan :
F

=(b+z.y).y
= ( 12 + 1 . 1 ) . 1
= 13.00 m

=b+2.y.1+1
= 12 + 2 . 1 . 1 + 1
= 14.828 m

= 1/n . R . S
= 1/7,02 . (13.00/14.828) . (0.003)
= 0,312 m/det

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

21

ARENCO BINATAMA, PT ___________________________________________________Laporan Survey


Hidrologi

=V.A
= 0,312 ( ( 14 + 12)/2) . 1
= 4,056 m/det
4,056 m/det > 0,534 m/det (memenuhi syarat)

Kesimpulan :

Ketinggian muka air banjir maksimum untuk 10 tahun dari


elevasi dasar sungai 1 meter memenuhi syarat.

Jadi direncanakan ruang bebas antara tinggi muka air banjir


maksimum dengan balok/gelagar jembatan adalah 1.00 meter
syarat minimal 1/3 dari ketinggian muka air maksimum terhadap
balok gelagar.

Kegiatan Perencanaan Jembatan Long Uro

22

Anda mungkin juga menyukai