genitalia
eksterna.
Kedua
bagian
besar
organ
ini
sering
Jika
kelenjar
ini
mengalami
infeksi
dapat
menyebabkan
TINJAUAN PUSTAKA
Histologi
Kelenjar bartolini dibentuk oleh kelenjar racemose dibatasi oleh
epitel kolumnar atau kuboid. Duktus dari kelenjar bartolini merupakan
epitel transisional yang secara embriologi merupakan daerah transisi
antara traktus urinarius dengan traktus genital.
Fisiologi
Kelenjar ini mengeluarkan lendir untuk memberikan pelumasan
vagina. Kelenjar Bartolini mengeluarkan jumlah lendir yang relatif sedikit
sekitar satu atau dua tetes cairan tepat sebelum seorang wanita
orgasme. Tetesan cairan pernah dipercaya menjadi begitu penting untuk
pelumas
vagina,
tetapi
penelitian
dari
Masters
dan
Johnson
yang menemukan kelenjar ini adalah kakeknya seorong teolog dan ahli
anatomi, Caspar Bartholin tua (1585-1629). Kelenjar Bartholin homolog
dengan kelenjar Cowper pada pria. Kelenjar ini bermuara pada posisi
kira2 jam 4 dan jam 8. Ukurannya sebesar kacang (0,5-1 cm) dan tidak
melebihi 1 cm, dan pada pemeriksaan dalam keadaan normal kelenjar
ini tidak dapat di palpasi, bertugas mensekresi lendir dengan duktus
sepanjang1,5-2cm. Bartolinitis terjadi bila ada sumbatan pada duktus
ini. Bartolinitis ini dapat terjadi berulang-ulang dan akhirnya dapat
menjadi menahun dalam bentuk kista bartolini.
C. ETIOLOGI
Sumbatan pada duktus bartolini dapat terbentuk akibat :
o Stenosis
o Atresia congenital
o Penebalan lendir di pintu keluar
o Trauma mekanis
o Neoplasma
Ketika cairan kistik terinfeksi maka terbentuklah abces bartolini
.Infeksi pada kelenjar ini disebabkan oleh kuman gram negative, yaitu
antara lain :
D. PATOFISIOLOGI
Sumbatan duktus utama kelenjar bartholini menyebabkan retensi
sekresi dan dilatasi. Kelenjar bartolinitis membesar, merah, nyeri dan
lebih panas daripada daerah sekitarnya. Isi dari dalam berupa nanah
dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat (biasanya akibat
infeksi), mengumpul didalam menjadi abses.
Stafilokokus
Gonokokus
Infeksi kelenjar
bartholini
Tanda
gejala radang
- Hiperemis
- Benjolan
- Nyeri
Proses
perdarahan
dalam kelenjar
pus dapat
keluar melalui
tersumbat)
duktus
radang jika
terjadi berulang
Kista bartholini
Abses bartholini
litotomi,
terdapat
pembengkakan
yang
eritem
di
bagian
Swab vagina
H. PENGOBATAN
Jika belum menjadi abces dianjurkan pemberian antibiotika
spektrum luas. Bisa memakai cifrofloxacin, ceftriaxon, doksisiklin atau
azytromicin. Jika sudah menjadi abses & belum pecah harus dikeluarkan
dengan sayatan. Indikasi rujukan ke gynekolog untuk terapi meliputi
pembesaran yang cepat, peningkatan nyeri, pembentukan abces atau
haemoragi di dalam kista.
I. PENCEGAHAN
Untuk menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah
satunya adalah gaya hidup bersih dan sehat :
1.
2.
Hindari
mengenakan
celana
ketat,
karena
dapat
memicu
menikah.
Karena
keputihan
dapat
dialami
semua
perempuan.
4.
5.
6.
Biasakan
membersihkan
alat
kelamin
setelah
berhubungan
seksual.
7.
Jika
tidak
dibutuhkan,
jangan
menggunakan
pantyliner.
yang
merugikan
kesehatan.
Produk
pembersih
dan
bakteri.
tak
gampang
mendeteksi
Peradangan berhubungan
sumber
erat dengan
pencegahan
prognosanya
baik.
Meskipun
sering
terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Heller, Luz. 1986. Gawat darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC
Dikutip dari
http://www.hopkinsguides.com/hopkins/ub/view/Johns_Hopkins_ABX_Guide/540
055/all/Bartolinitis pada tanggal 30 November 2011
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. DA
Nama suami
MR
: 742689
Umur
: 30 tahun
Umur
: 27 tahun
Pendidikan
: SMU
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: Tukang bengkel
Pekerjaan
: Ibu RT
Alamat
Alamat
Seorang
: Tn. Z
: Jati, Padang
: Jati, Padang
pasien wanita berumur 27 tahun datang ke Polikinik
Nyeri pada kemaluan sebelah kiri sejak 3 hari yang lalu, nyeri dirasakan
bertambah berat, terutama saat pasien berjalan. Pada daerah bengkak
juga disertai rasa panas dan kemerahan. Awalnya keluhan berupa
bengkak di kemaluan kiri sejak 2 bulan yang lalu, ukuran sebesar telur
-
3/ 0/ 3
Tahun 2001, laki-laki, 3100 gram, cukup bulan, SC a/i panggul sempit,
dokter, hidup
Tahun 2006, perempuan, 3500 gram, cukup bulan, SC a/i panggul
Riwayat kontrasepsi
KB suntik (2006-2009)
Riwayat imunisasi
: tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: sedang
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
: 80x / menit
Pernafasan
: 21x / menit
Suhu
: afebris
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan
: 64 kg
: 26,6 (overwight)
Status Internus
Kulit
: teraba hangat
Mata
Leher
Thorak
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskutasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
: status ginekologikus
Genitalia
Ekstremitas
: status ginekologikus
: edema -/-, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-
Status Ginekologikus
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defense muscullar (-)
Perkusi
: timpani
Auskultasi
Genitalia
Inspeksi
labia
minora
kiri
ukuran
sebesar
telur puyuh,
Palpasi
Vagina
Portio
VT Bimanual :
Vagina
Portio
CUT
AP
CD
: tidak menonjol.
Diagnosis
Bartolinitis Sinistra
Terapi :
-
Ciproflixacin 2x500 mg
Metronidazol 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500mg
Sikap :
-
Swab vagina
Pemeriksaan darah dan urin rutin
DISKUSI
pemeriksaan
abdomen,
perut
tidak
tampak
membuncit,
Pada VT bimanual juga tidak ditemukan kelainan pada corpus uterus, adneksa
perimetrium dan cavum douglasi.
Pasien direncanakan untuk memeriksakan darah dan urinnya untuk
menilai ada tidaknya infeksi dan juga direncanakan swab vagina untuk
memastikan jenis bakteri untuk membantu menegakkan diagnosis pasti. Terapi
yang diberikan pada pasien saat ini adalah antibiotik spektrum luas yaitu
amoksisilin dan metronidazol, serta analgetik yaitu asam mefenamat untuk
mengurangi keluhan nyeri pada pasien.