GROUP 1
1.
2.
3. Della Septiani
4. M. Irfan
5. Rachmawati
6.
7.
Prioritas 6
BELUM WAKTUNYA IKUT GREEN
(It is not the time yet for Indonesia to
concentrate on environmental issues)
GREEN
GREEN MASIH TERLALU MAHAL BAGI INDONESIA.
Amerika Serikat tidak mau menandatangani Kyoto Protocol.
Menurut
Jakarta
Post
December
14,
2011,
Canada
mempertimbangkan pengunduran diri dari Kyoto Protocol yang ia
tandatangani. By Opting out, Ottawa avoids fines for failing to meet
emissions targets.
Dibebaskan dari Kyoto Protocol adalah negara berkembang seperti
Brazil, China, India, dan South Africa. Hal ini menyebabakan
Australia menolak penandatanganan Kyoto Protocol, tetapi dengan
desakan dari negara Eropa, Australia akhirnya pada tahun 2011
akan menandatanganinya.
Indonesia dilain pihak ingin memakai gas alam karena ramah
lingkungan, sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Bagi Indonesia
Ini terlalu mahal mengingat Low Rank Coal di Indonesia berlimpah
dan teknologi telah terbukti LRC sebagai bahan pembangkit listrik.
PRIORITAS 7
PEMERINTAH DAN MASYARAKAT MIGAS INDONESIA CENDERUNG
MENGGUNAKAN GAS MENGGANTIKAN MINYAK YANG LANGKA.
60%
MASIH
DI
EKSPOR.
INDONESIA
BISA
BANGGA
PLN Muara Karang membeli gas $16/mmbtu seharusnya bisa "MINYAK SUDAH
HABIS, SEKARANG SUBSIDI MENJALAR KE GAS " membeli gas dari pemasok
lainnya dengan harga sama.
Gas pipa di Jawa dan Sumatra dari K3S hanya dibeli $5-6/mmbtu. Ini tidak fair.
Seandainya PLN berani membayar gas seharga gas impor LNG termasuk
regassing seharga $16/mmbtu, aktivitas eksplorasi otomatis akan bertambah.
Untuk jangka panjang hal ini akan menguntungkan semua pihak karena berakibat
penemuan lapangan gas baru termasuk alternative energy.
Dengan akan banjirnya LNG dunia, terutama dari Australia Barat dan
Queensland, dan berlimpahnya shale gas dari USA dan Canada,
seyogianya Indonesia melihat harga LNG pasaran dunia. Untuk jangka
panjang kemungkinan impor dari luar negari ke Jakarta bisa lebih murah
dari pada impor dari Bontang dengan harga fob. $11+/mmbtu.
Prioritas 8
Indonesia yang berlimpah low rank coal kurang memanfaatkan dan bahkan
dibuang.
bagian Australia yang hanya punya BKR seperti: Victoria (Loy Yang 2700
kcal.), South Australia,(Leigh Creek less than 3,000 kcal), dan Western
Australia.
Australia
semulanya
tidak
menandatangani
Kyoto
Protocol.
Namun
Pemerintah baru (2011) mengambil kebijaksanaan baru dan akan ikut dalam
carbon credit. Karenan kebijakan baru, maka beberapa perusahaan pemakai
coal tsb. akan dibeli Pemerintah untuk ditutup.
KESIMPULAN