Anda di halaman 1dari 9

NASIONAL

Jusuf Kalla
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

ipar Kalla. Rombongan kecil ini juga menanti


Mbah Moensapaan Maimoenyang akan
tiba dari Mekah setelah menunaikan ibadah
haji.
Sekitar pukul 10.00 WIB, pesawat Garuda
yang ditumpangi Mbah Moen tiba. Ketika ia
menuruni tangga pesawat, seorang staf JK
menghampiri kiai karismatis tersebut. Pada saat
yang bersamaan, mobil rombongan keluarga
datang dan berhenti tak jauh dari pesawat.
Karena Mbah Moen tidak mungkin jalan
jauh, keluarga meminta supaya mobil diizinkan
masuk mendekati pesawat untuk menjemput,
kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP
Munawaroh menirukan cerita salah
satu putra Mbah Moen.
Sempat terjadi ketegangan.
Orang suruhan wakil presiden
terpilih itu berniat mengajak
Maimoen ke ruang VIP untuk
menemui JK dan Lukman.
Sedangkan keluarga Mbah Moen
ingin membawanya ke Hotel Ibis
Cengkareng, tempat keluarga

besarnya menunggu.
Kalla kabarnya saat itu ingin menawarkan
pesawat pribadinya untuk mengantar Mbah
Moen menghadiri Muktamar PPP yang digelar
kubu Sekjen PPP Romahurmuziy di Surabaya,
yang dilangsungkan pada 15-18 Oktober. Pagi
itu Maimoen dijadwalkan membuka muktamar
tersebut. Namun niat JK itu tak kesampaian.
Hanya bertemu 10 menit dengan JK, Mbah
Moen memilih menuju hotel.
Peristiwa penjemputan itu juga diceritakan
Maimoen saat bertemu dengan pengurus
dari 25 dewan pimpinan wilayah PPP, Majelis
Mahkamah, dan Majelis Syariah di Hotel Sultan
Jakarta, Selasa, 21 Oktober lalu. Menurut Ketua
Dewan Pimpinan Pusat PPP Fernita Darwis,
mendengar cerita Mbah Moen, semua yang
hadir terharu.
Dari cerita itu, Mbah Moen ingin mengatakan
betapa beliau tak berpihak dan ingin bersikap
netral dalam kasus (perselisihan) di PPP, ujar
Fernita kepada majalah detik.
Di Hotel Ibis Cengkareng, Mbah Moen juga
sudah ditunggu sejumlah politikus PPP dari
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Wakil Ketua Umum PPP


Emron Pangkapi (kedua
dari kanan) bersama Sekjen
Usnain Baivananni (kiri)
dan Isa Muchsi (kedua
dari kiri) serta Ketua DPW
PPP Banten Mardiono
(kanan) memaparkan hasil
Muktamar Surabaya, Rabu
(22/10).
LAMHOT/DETIKCOM

kubu Suryadharma Ali. Rapat dadakan yang


dipimpin Mbah Moen pun digelar. Pertemuan
itu dihadiri pimpinan majelis partai, yang terdiri
atas Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, dan
Majelis Pakar. Namun tak satu pun pengurus
PPP dari kubu Romahurmuziy alias Romy yang
datang.
Rapat terbatas itu menghasilkan enam
keputusan. Salah satunya, menggelar Muktamar
VIII sebelum 20 Oktober 2014. Muktamar yang
dimaksudkan untuk islah di antara dua kubu itu

akhirnya dijadwalkan pada 30 Oktober 2014.


Rabu malam dua pekan lalu itu, Mbah Moen
kemudian menemui Joko Widodo di rumah
dinasnya, Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat.
Dari pertemuan itu tersirat, presiden terpilih
tersebut berniat memberikan jatah dua pos
menteri kepada partai berlambang Kabah
tersebut. Jokowi tak menyinggung ihwal
perselisihan di lingkup internal PPP. Namun
Kiai Maimoen menyampaikan kepada Jokowi
supaya tak memberi partainya kursi menteri.
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Joko Widodo berbincang


dengan pengasuh Pondok
Pesantren Al-Anwar,
KH Maimoen Zubair,
didampingi Wakil Sekjen
PDI Perjuangan Ahmad
Basarah (kanan) di Pondok
Pesantren Al-Anwar,
Rembang, Jawa Tengah,
awal Mei lalu.
WIDODO S. JUSUF/ANTARA FOTO

Di dalam dan di luar (pemerintahan),


PPP akan mendukung kebijakan pemerintah
yang prorakyat. Dan kalaupun PPP kritis,
pasti disampaikan dengan cara sopan, tutur
Munawaroh menirukan Mbah Moen.
Dimintai konfirmasi terpisah, Suryadharma
membenarkan cerita Munawaroh dan
Fernita. Mbah Moen dan PPP, ujarnya, tak
bisa menjanjikan apa-apa kepada koalisi

partai pendukung Jokowi-JK. Partainya tetap


konsisten dalam barisan Koalisi Merah Putih,
meskipun kemungkinan berubah haluan bisa
terjadi dalam Muktamar Islah.
Jadi sebaiknya Jokowi-JK tidak terkecoh oleh
janji perseorangan karena dukungan diberikan
berdasarkan hasil muktamar yang sah, ucap
Surya di Jakarta, Rabu, 22 Oktober lalu.
Mantan Menteri Agama ini menegaskan,
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Pengamat politik dari Saiful


Mujani Research & Consulting,
Djayadi Hanan
ARI SAPUTRA/DETIKCOM

kalaupun ada menteri dari PPP di kabinet


bentukan Jokowi-JK, itu bukan representasi
partai. Ia juga menganggap Muktamar PPP
yang digelar Romy tidak sah karena melanggar
anggaran dasar dan rumah tangga partai serta
keputusan Majelis Syariah. Selain itu, muktamar
tersebut tidak memiliki izin dari kepolisian.
Namun pernyataan Surya ditampik Wakil
Ketua Umum PPP Emron Pangkapi. Ia
mengklaim Muktamar Surabaya yang
diikuti sebagian besar DPW sah secara
hukum. Perhelatan itu juga sesuai
dengan putusan sela Mahkamah
Partai pada 24 September 2014,
yang memutuskan muktamar digelar
selambat-lambatnya 19 Oktober 2014.
Silakan kalau Pak SDA, Pak Ahmad Yani,
Pak Djan Faridz bermuktamar. Kami tidak
bisa melarang. Tapi Muktamar Islah sudah
selesai pada 15-18 Oktober 2014, Emron
menegaskan.
Emron menambahkan, Muktamar Surabaya
itu memutuskan partainya bergabung dengan
pemerintahan Jokowi-JK, bahkan telah

menjalin komunikasi terkait nama-nama yang


akan masuk kabinet.
Dukungan PPP untuk Koalisi Indonesia Hebat
pendukung Jokowi-JK, kata Emron, sebenarnya
diberikan sejak 7 Oktober lalu saat pengajuan
paket pimpinan Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Saat itu Surya berkeberatan dan
melakukan walkout bersama Ahmad Dimyati.
Perselisihan di lingkup internal PPP dinilai
pengamat politik dari Saiful Mujani Research
& Consulting, Djayadi Hanan, tidak akan
mempengaruhi keputusan Jokowi dalam
menyusun kabinet. Ia yakin kedua kubu itu
kelak akan berdamai.
Apalagi sosok menteri dari PPP yang
(mungkin) dipilih Jokowi-JK, Lukman Hakim
Saifuddin, bisa merangkul dua kubu, ujar
Djayadi.
Namun salah satu orang dekat Jokowi
mengatakan, bergabung atau tidaknya PPP tak
akan banyak mempengaruhi kebijakan Jokowi di
pemerintahan maupun kiprah Koalisi Indonesia
Hebat di parlemen. Yang jadi incaran Jokowi
itu Golkar. Jika Golkar bisa dirangkul, otomatis
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Jokowi dan Aburizal Bakrie


saat bertemu di Jakarta
beberapa waktu lalu.
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

KMP (Koalisi Merah Putih) bubar. Sebab,


KMP yang memotori Golkar, tuturnya.
Menurut dia, indikasi Golkar masuk barisan
pendukung Jokowi terlihat saat Ketua Umum
Golkar Aburizal Bakrie membesuk tokoh senior
partai itu, Fahmi Idris, yang dirawat di Rumah
Sakit Mount Elizabeth, Singapura, pertengahan
Oktober lalu.
Saat pemilihan presiden 2014, Ical dan Fahmi
kerap berseberangan terkait arah koalisi Golkar.

Fahmi berulang kali melontarkan kritik


keras kepada Ical serta mendesak percepatan
musyawarah nasional Partai Beringin. Poempida
Hidayatulloh, menantu Fahmi, yang juga kader
Golkar, juga dipecat dari kepengurusan partai
karena mendukung Jokowi-JK.
Nah, pertemuan di Negeri Singa, menurut
sumber tersebut, diharapkan menjadi pembuka
jalan bakal bergabungnya Golkar ke kubu
Jokowi. n KUSTIAH, ADITYA MARDIASTUTI | DEDEN G.
MAJALAH
27
MAJALAH DETIK
DETIK
MAJALAH
27 OKTOBER
OKTOBER
DETIK 20 --- 2
226NOVEMBER
NOVEMBER
OKTOBER 2014
2014

HUKUM

UPAYA MENUNDA
DUA NAMA

TERESIA MAY/ANTARAFOTO

MUNCUL USULAN PEMILIHAN PIMPINAN KPK DI DPR DIGELAR


BERSAMAAN PADA TAHUN DEPAN. NAMA BUSYRO DAN ROBBY MASIH
DI TANGAN PIMPINAN DEWAN.

MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

HUKUM

Anggota Panitia Seleksi


Pimpinan KPK, Erry Riyana
(tengah), saat menguji calon
pimpinan KPK di Jakarta,
Kamis (9/10).
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

OBBY Arya Brata dan Busyro


Muqoddas kini bersaing untuk
menduduki
pimpinan
Komisi
Pemberantasan Korupsi. Tak sampai
dua bulan mendatang, salah satu kursi pemimpin lembaga antirasuah itu bakal lowong
ditinggalkan Busyro. Wakil Ketua KPK Bidang
Pencegahan itu akan habis masa jabatannya
pada 16 Desember 2014.

Busyro, yang kembali mengikuti pemilihan,


lolos dari penyaringan yang digelar Panitia
Seleksi Pimpinan KPK yang dike
tuaisaat
ituMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin. Proses seleksi dimulai
pada Agustus lalu. Bersama Robby, Busyro
akan mengikuti satu tahapan akhir: uji kepatutan dan kelayakan di Dewan Perwakilan
Rakyat.
Namun proses di DPR untuk memilih satu di
antara dua calon itu rupanya masih mengambang. Musababnya, kewenangan menguji
calon pimpinan KPK ada di tangan Komisi III
DPR, yang membidangi hukum. Tapi, hingga
Kamis, 23 Oktober lalu, komisi-komisi belum
terbentuk. Kondisi ini membuat proses pemilihan pimpinan KPK menjadi tertunda.
Nah, di tengah penantian pembentukan
komisi dan alat kelengkapan lain di Dewan,
pekan lalu malah ada usulan proses seleksi
pimpinan KPK ditunda hingga tahun depan.
Alasannya, supaya pemilihan dilakukan serentak dengan empat pimpinan KPK lain yang
masa jabatannya berakhir pada 2015.
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

HUKUM

Usulan itu salah satunya datang dari Bambang Soesatyo, anggota DPR dari Fraksi Partai
Golkar. Ia menilai lebih baik pemilihan calon
pimpinan KPK pengganti Busyro dilakukan
bersamaan dengan saat memilih empat komisioner yang akan menggantikan Abraham
Samad, Bambang Widjojanto, Zulkarnain, dan

Adnan Pandu Praja.


Kan kita baru memilih satu di antara dua.
Tahun depan kita memilih empat di antara
delapan. Nah, dari DPR menginginkan sekaligus. Jadi, yang dua ini (Busyro dan Robby) kita
simpan, terus kita tunggu tahun depan masuk
lagi delapan, kata Bambang saat ditemui

Pimpinan KPK (dari kiri ke


kanan) Busyro Muqoddas,
Adnan Pandu Praja,
Zulkarnain, dan Bambang
Widjojanto saat mengikuti
halalbihalal di gedung KPK,
Jakarta.
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

HUKUM

majalah detik di gedung DPR, Selasa pekan


lalu. Kita pilih sekaligus, dari 10 menjadi 5,
ujarnya.
Senada, anggota DPR dari Fraksi Partai
Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai tidak
masalah apabila masa jabatan Busyro
habis dan KPK hanya dipimpin oleh
empat komisioner. Asalkan empat
pimpinan KPK itu bekerja cepat.
Aku maunya bersamaan, tapi
ya lihat nantilah, tuturnya
secara terpisah.
Menurut mantan pengacara kondang ini, usulan
dari sejumlah anggota Dewan itu masih cair. Alasan
penundaan pemi
lihan calon
pimpinan komisi antirasuah itu
tak lain berkaitan dengan anggaran. Enggak murah melakukan
suatu kepanitiaan, baik itu fit and proper
test KPK, Komisi Yudisial, dan (calon hakim)
Mahkamah Agung, ucap Ruhut.
Namun Koordinator Divisi Monitoring

Kalau DPR tidak mau


melakukan proses fit
and proper test, ini sama
saja menggantung posisi
KPK serta menyebabkan
kekosongan posisi di
KPK.

Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption


Watch, Emerson Yuntho, beranggapan, jika
pemilihan calon pimpinan KPK pengganti
Busyro ditunda hingga tahun depan, akan terjadi kekosongan satu komisioner.
Kalau DPR tidak mau melakukan proses fit
and proper test, ini sama saja menggantung
posisi KPK serta menyebabkan kekosongan
posisi di KPK, katanya.
Emerson khawatir, berkurangnya komisioner komisi antirasuah itu bisa menjadi kesempatan bagi pihak-pihak tertentu, termasuk di
DPR, untuk mengganggu kerja KPK. Ia juga
melihat adanya skenario ke arah itu melalui usulan penundaan pemilihan komisioner
pengganti Busyro Muqoddas tersebut.
Jadi, proses menghambat fit and proper test
dan meminta dibahas pada 2015 itu (upaya)
mengulur-ulur waktu saja agar pimpinan KPK
menjadi tidak lengkap, ujar pria berkacamata
ini. Kalau (uji kepatutan) tidak dilakukan juga,
jangan-jangan kedua nama (calon) bukan yang
diharapkan DPR, makanya ditunda-tunda.
Juru bicara Panitia Seleksi Pimpinan KPK,
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

Anda mungkin juga menyukai