Anda di halaman 1dari 6

NASIONAL

Presiden Joko Widodo


berbicara kepada media
seusai pertemuan dengan
PM Australia Tony Abbott
di Istana, (20/10).
BEAWIHARTA/REUTERS

RESIDEN Joko Widodo menjamu


keempat tamunya bersantap siang.
Makanan beraneka rupa terhidang
di atas meja ruang tengah Istana
Negara. Ada nasi, pecel sayuran, tahu dan
tempe bacem, ayam goreng kremes, sambal,
rempeyek, plus buah-buahan.
Keempat tamu itu pada Kamis, 23 Oktober
lalu, diundang khusus oleh Jokowi. Mereka
adalah Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai
Kebangkitan Bangsa Marwan Jafar, Sekretaris
Jenderal PKB Hanif Dhakiri, mantan Sekjen

PKB Imam Nahrawi, serta Rektor Universitas


Diponegoro Muhammad Nasir.
Diselingi makan siang, obrolan diawali dari
hal ringan, soal makanan, hingga menjurus ke
hal serius: kompetensi. Kepada para tamunya,
Jokowi, yang didampingi Wakil Presiden Jusuf
Kalla, menanyakan keahlian masing-masing.
Namun, meski hal serius, pembicaraan berlangsung akrab dan santai.
Sejak dilantik menjadi presiden ketujuh RI
pada Senin, 20 Oktober lalu, Jokowi dan Kalla
langsung disibukkan oleh berbagai kegiatan.
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Chairul Tanjung (kiri), dan


Siti Nurbaya Bakar (kanan),
saat datang memenuhi
panggilan Presiden ke
Istana.
WIDODO S. JUSUF/ ANDIKA WAHYU/
ANTARA FOTO

Selain menerima sederet tamu negara, Jokowi


berkejaran dengan waktu untuk membentuk
kabinet. Undang-Undang Nomor 39 Tahun
2008 tentang Kementerian Negara mengharuskan presiden membentuk kabinet selambatlambatnya 14 hari sejak dilantik.
Karena itu, sejak hari pertama membacakan
sumpah di hadapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat, malam hari hingga esoknya, Presiden
Jokowi memanggil sejumlah orang. Sebagian
disebut-sebut bakal mengisi kabinetnya.
Mereka yang dipanggil antara lain Ketua
Umum PKB Muhaimin Iskandar, politikus Partai Hanura Yuddy Chrisnandi, anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima, Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Komaruddin
Hidayat, bekas Kepala Badan Intelijen Negara
A.M. Hendropriyono, dan eks Kepala Staf TNI
Angkatan Darat Jenderal (Purnawirawan) Rya
mizard Ryacudu.
Hadir pula mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.
Di hari ketiga menjabat presiden, Jokowi juga
mengundang Wakil Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Bersatu II, Bambang Permadi
Soemantri Brodjonegoro, ke Istana.
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Beliau tanya,
dulu sekolah
di mana dan
latar belakang
pendidikan saya.
Hanif Dhakiri

Bukan hanya ekonom, mantan Gubernur


Jakarta itu juga kembali memanggil sejumlah
politikus, akademisi, hingga pengusaha. Dari
Ketua DPP Partai Nasional Demokrat Siti Nurbaya Bakar, peneliti kebijakan publik Andrinof
Chaniago, pengamat hukum tata negara Saldi
Isra, pengajar Institut Teknologi Bandung Indra
Djati Sidi, sampai Rektor Universitas Gadjah
Mada Pratikno.
Direktur Utama Susi Air, Susi Pudjiastuti,
dan mantan penasihat Tim Transisi JokowiJK, Luhut Panjaitan, mendapat giliran
ke Istana pada Kamis pagi pekan lalu.
Disusul kuartet utusan PKB: Marwan, Hanif, dan Nasir, disusul Imam,
yang datang belakangan. Selang
satu jam, politikus Partai NasDem,
Ferry Mursyidan Baldan dan Enggartiasto Lukita, datang menghadap
Presiden.
Meski namanya kerap disebut sebagai
calon menteri usulan PKB, Marwan Jafar
mengaku hanya selintas ditanyai oleh Jokowi
dan JK soal keahliannya. Ditanya apa dan

kompetensi saya selama ini, itu saja, ujarnya


setelah dipanggil Presiden. Ihwal bidang yang
dikuasai juga ditanyakan Jokowi kepada Hanif.
Beliau tanya, dulu sekolah di mana dan latar
belakang pendidikan saya, ujarnya kepada
majalah detik.
Adapun Siti Nurbaya ditanya soal kultur birokrasi dan pengurusan sumber daya alam. Pak
Presiden mengkonfirmasi kepada saya tentang
perizinan SDA. Beliau menanyakan detail soal
itu, tutur mantan Sekjen Kementerian Dalam
Negeri dan Dewan Perwakilan Daerah ini.
Siti disebut-sebut bakal mengisi pos Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Namun
seorang sumber yang mengikuti pertemuan di
Istana mengatakan Jokowi cenderung menempatkan Nurbaya sebagai Menteri Kehutanan
dan Lingkungan Hidup, gabungan Kementerian
Kehutanan dengan Kementerian Lingkungan
Hidup.
Hal itu seperti mengkonfirmasi pertanyaan
Jokowi kepada Nurbaya. Namun, ditanya soal
ini, Siti hanya tertawa. Enggak, masak ditawari? Kalau didiskusikan, iya, ucapnya.
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Kepala PPATK M. Yusuf


seusai berkoordinasi soal
nama calon menteri dengan
KPK, Kamis (23/10).
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

Mereka yang diundang ke Istana tak semua


mengaku membicarakan masalah kabinet dengan Jokowi. Chairul Tanjung menyebut datang
karena dimintai masukan soal kondisi perekonomian terakhir. Juga Bambang Permadi, yang
digadang-gadang sebagai calon kuat Menteri
Keuangan.
Jokowi mengakui, di antara tokoh yang ia
panggil, ada yang sedang ia seleksi untuk menduduki jabatan menteri. Ada yang iya, ada yang
tidak, katanya. Tapi ia menolak mengungkapkan siapa mereka. Enggak usah tanya-tanya

yang mana, ujarnya.


Hingga Jumat, 24 Oktober lalu, Jokowi masih memanggil sejumlah orang. Salah satunya
Anies Baswedan, mantan Deputi Tim Transisi,
yang membantunya selama kampanye pemilihan presiden. Hingga Jumat sore pekan lalu,
Jokowi-JK belum juga mengumumkan susunan
kabinet dan orang-orangnya.
Dalam jumpa pers perdana Rabu pekan lalu,
Jokowi mengatakan ingin segera mengumumkan kabinet, tapi tak ingin keliru. (Ingin) cepat
tapi benar gitu lo, tuturnya.
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

Jika Jokowi tetap


memilihnya, berarti
pemerintahan akan
diisi oleh orang
yang tidak bersih.
Abraham Samad

Sebelum dilantik menjadi presiden, Jokowi


menyerahkan 43 nama ke Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk ditelusuri rekam
jejaknya. Hasilnya, delapan nama tidak direkomendasikan lembaga antirasuah itu dan PPATK
untuk dipilih Jokowi menjadi menteri.
Nama-nama itu dilabeli warna merah dan
kuning. Merah adalah kategori berpotensi sebagai tersangka korupsi. Sedangkan label kuning diragukan komitmennya dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi.
Di gedung KPK, Rabu pekan lalu,
Ketua KPK Abraham Samad menolak menyebut jumlah calon yang
tak direkomendasikan KPK. Namun,
menurut dia, kategori merah dan
kuning hampir sama. Tidak boleh menjadi menteri, tuturnya. Jika
Jokowi tetap memilihnya, menurut
Abraham, ber
arti pemerintahan akan
diisi oleh orang yang tidak bersih.
Jokowi mengakui, hingga Rabu pekan lalu
proses seleksi menteri masih berlangsung kare-

na ia harus mengganti delapan nama tersebut.


Namun ia membantah lambatnya penyusunan
kabinet lantaran tarik-menarik dengan partai
pengusung.
Baru Kamis malam, 23 Oktober lalu, Presiden
memastikan susunan kabinetnya final. Namun
ia masih menunggu DPR, yang ia mintai pertimbangannya terkait perubahan nomenklatur kabinet di enam kementerian. Jokowi juga
menunggu respons KPK, karena ia kembali meminta rekomendasi lembaga itu setelah delapan nama diberi label tak bersih. Kami menganut prinsip kehati-hatian, ucapnya.
Soal kehati-hatian ini dibenarkan seorang sumber majalah detik yang melihat gaya seleksi
menteri yang dilakukan Jokowi. Saat memanggil
salah satu kandidat, Presiden meminta komitmennya memberantas mafia di bidang yang akan
dipimpinnya. Jokowi pun mengancam, tak segansegan mencopot si calon dari jabatan menteri jika
terindikasi kotor.
Pokoknya, kalau tidak bersih, saya copot!
kata sumber itu, menirukan ucapan Jokowi.
KUSTIAH, JAFFRY PRABU | DIMAS

MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

NASIONAL

HARAPAN
DI PUNDAK

JOKOWI

BANYAK harapan digantungkan pada


Presiden Joko Widodo, yang pada Senin
pekan lalu dilantik. Pemerintahan yang
bersih dan mampu menyejahterakan
rakyat menjadi tumpuan masyarakat saat
ini.
Hal ini diutarakan Yusuf, 42 tahun, warga Cicaringin, Bogor, yang datang bersama
puluhan warga kampungnya menyambut
pelantikan Jokowi, 20 Oktober lalu, di kawasan Monumen Nasional, Jakarta. Kami
sudah jenuh dengan pemimpin yang lalu,
katanya.
Harapan sama diutarakan Sumarmi,
pedagang nasi uduk di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat. Perempuan berusia 45
tahun itu yakin Jokowi akan membawa
kemajuan buat masyarakat.
Sosok Pak Jokowi jujur dan saya mendukung sejak dari gubernur. Saya datang
dari jam 10.00 WIB untuk melihat Jokowi
di Monas sampai ke Bundaran Hotel Indonesia, ujarnya antusias.
MAJALAH DETIK 27 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2014

Anda mungkin juga menyukai