Anda di halaman 1dari 15

MAKRO EKONOMI

Oleh:
YUSUF BAHTIYAR KUNCORONINGRAT
103060016894

2S Akuntansi

1.
a. Persamaan pertukaran:
MV = PT

M=kPT

M : Penawaran uang

K = 1/v

V : Kelajuan peredaran uang

K=
berapalamakahuangakandisimpan
masysebelumdigunakankembaliutkp
erbelanjaan ?

P : Tingkat harga
T : Jumlah barang dan jasa yang
menjadi objek transaksi

Ahli ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa nilai V dan nila k tetap, dan perekonomian selalu
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, berarti T tetap. Berdasarkan dua keyakinan itu maka ahli
ekonomi klasik bependapat bahwa perubahan penawaran uang akan menimbulakan harga yang sam
tingkatranyya dengan penawaran uang.
b. Pandangan Klasik

Permintaan uang untuk transaksi merupakan satu satunya faktor yang akan menentukan
permintaan uang.
Jumlah uang yang diperlukan adalah proporsional dengan nilai transaksi atau pendapatan
nasional yang dicapaidalam suatu periode
Sehingga suku bunga tidak mempengaruhi permintaan uang

Pandangan Keynes

Disamping permintaan transaksi, keynes menekankan pula peranan uang untuk berjaga jaga
dan untuk spekulasi sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan uang
Suku bunga mempengaruhi permintaan uang

c. Kritik-kritik terhadap teori kuantitas uang:

Pemisalan bahwa T adalah tetap kurang tetap

Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang

Hubungan antara penawaran dan harga lebih rumit dari yang diterangkan teori kuantitas

Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat tukar dan transaksi

Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang terhadap suku bunga

2
a) Kenaikan pendapatan nasioal yang tidak menimbulkan kenaikan terhadap pendapatan nasional
disebut crowding out yaitu suatu proses dalam perekonomian dimana kenaikan pengeluaran
pemerintah diikuti dengan kemerosotan investasi oleh swasta. Kemerosotan investasi swasta

tersebut diakibatkan oleh kenaikan suku bungan. Dalam kondisi full crowding out pengeluaran
agregat (AE) tidak mengalami perubahan.
3.
a.

AS = AD
-50 + 4P = 150 6P
10 P= 200
P = 20
Q = 30
P
Kurva AS
Kurva AD
25

E1

20
12,5

b.

30

-50

150

AS = AD
-60 + 4P = 150 6P
10 P= 210
P = 21
Q = 24
P

Kurva AS
Kurva AD
25
21

E1

15

24
-60

c. tingkat inflasi = 21 20 x 100%


20
= 1/20 x 100%
= 5%

Q
150

4.
Salah satu alat untuk menganalisis fluktuasi perekonomian dan cara mengatasinya dalah dengan
menggunakan kurva aggregate demand dan aggregate supply (AD-AS). Jelaskan:
a.) Cara menuruknan (how to derive) kurva AD!
b) Gambarkan tiga model kurva AS yang digunakan dalam analisis perekonomian. Jelaskan kenapa
terjadi perbedaan bentuk kurva AS tersebut?
c) menurut pendapat anda kurva AS bagaimana yang paling realistis? Jelaskan!
a. how to derive kurva AD

suku
bunga
r1

Keseimbangan Kurva IS LM (gambar 1)


LM (P1)

E1

LM (P0)

r0

E0

IS
y1

y0

Pendapatan
Nasional
Kurva permintaan Agregat (gambar 2)
Tingkat
harga
p1

p0

E1

E0

AD

Pendapatan Nasional
y1
y0
Untuk menurunkan kurva A, asumsi pertama yang diguanakan penawaran uang nominal di suatu
negara adalah tetap. M (Penawaran uang) tetap.

Kurva AD merupakan pertalian antara perubahan harga dengan tingkat pendapatan nasional.

Apabila terjadi peningkatan harga dari P0 menjadi P1 (gambar 2), akan menyebabkan penawaran
uang riil turun. (M0/P0 > M0/P1). Penurunan nilai uang riil ini kemudian akan mengakibatkan
permintaan uang nominal untuk membiayai transaksi jual-beli barang dan jasa mengalami
peningkatan, dan akan mengurangi permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Hal ini berdampak
bergesernya kurva LM ke kiri (gambar 2).
Dengan bergesernya kurva LM ke kiri, maka akan terbentuk keseimbangan yang baru yaitu di titik E2,
yang menunjukkan kenaikan suku bunga dari r0 menjadi r1. Dengan naiknya suku bunga, maka akan
menurukan investasi dan akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional (dari y0 ke y1)

Kurva AD meringkas perubahan tingkat harga (P0 ke P1) dan perubahan pendapatan nasional (Yo ke
Y1) sehingga terbentuk kurva pada gambar 2.

Gambar 1
b)

Gambar 2

P
AS

AS

Y
P

Gambar 3
LRAS

SRAS

Gambar 1 : Pandangan klasik. Pendapat ahli klasik yaitu perokonomian akan selalu menapai
kesempatan kerja penuh dan tidak terdapat kekurangan permintaan agregat. Maka, perubahan
harga tidak akan menimbulkan perubahan kepada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. Oleh
sebab itu kurva penawaran agregat adalah tegak lurus.

Gambar 2: Pandangan golongan Keynesian sederhana. Pada hakiktanya, tingkat harga tidak akan
mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Ekspansi dalam
perbelanjaan agregat hanya akan meningkatkan pendapatan nasional.
Gambar 3: Pandangan golongan monetaris dan ekspektasi rasional. Dibekdakan menjadi 2 kurva,
yaitu penawaran agregat jangka pendek (SRLS) dan penawaran jangka penjang (LRAS). Dalam jangka
pendek yang berubah hanya harga barang-barang dan harga barang mentah dan yang akhrinya
mendorong perusahaan untuk memproduksi lebih banyak. Namun, dalam jangka panjang, tidak
hanya harga barang-barang yang berubah, tetapi juga atas harga-harga input. Sehingga
menyebabkan tingkat upah riil akan kembali seperti semula dan menyebabkan tingkat produksi
kembali ke tingkat asal kembali.
c)
Yang paling realistis adalah kurva penawaran agregat nomor 3.
Memisalkan perekonomian selalu berada pada tingkat kesempatan kerja penuh adalah tidak
sepenuhnya benar. Pemerintah kadangkala harus membantu perekonomian untuk mencapai
kesempatan kerja penuh.
Memisalkan harga-harga tidak mengalami perubahan apabila perusahaan-perusahaan
meningkatkan operasinya (yang akan menyebabkan naiknya pendapatan nasional) bukanlah
keadaan yang realistic dan sesuai dengan cirri kegiatan ekonomi yang sebenarnya. Ada hubungan
antara peningkatan upah dan pertambahan penggunakan tenaga kerja. Dan penggunaan tenaga
kerja yang banyak akan menaikkan pendapatan nasional. Sifat dari hubungan ini digambarkan oleh
kurva nomor 3.
5.
a. Dengan ekonomi yang semakin kuat, lahan industri dan daya beli masyarakat akan meningkat.
Dan hal ini mengindikasikan meningkatkannya kesempatan kerja di bidang industri dan jual-beli
barang dan jasa. Apabila pemerintah suatu negara mengetahui pertumbuhan ekonomi negaranya
maka bisa diprediksikan jumlah kesempatan kerja yang meningkat dari jumlah sebelumnya. Dengan
begitu didapatkan hasil bagaimana seharusnya masyarakat memanfaatkan kesempatan kerja yang
ada dan dapat dibandingkan dengan fakta yang sedang terjadi saat itu.
b. Faktor Sumber Daya Manusia, Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
proses pembangunan.

Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampuan
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan
kekayaan laut.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian polakerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan
dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN,
dan sebagainya.
Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
c. Pandangan Klasik :
- Adam Smith Peranan sistem pasar bebas, perluasan pasar, spesialisasi dan kemajuan teknologi.
- Malthus dan Ricardo proses pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan kembali ke tingkat
subsisten.
Malthus menganalisis akibat dari pertumbuhan penduduk kepada pembangunan ekonomi.
Pandangan Schumpeter :
Pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi secara terus menerus tetapi mengalami kemunduran.
Konjungtur tersebut disebabkan oleh kegiatan pengusaha melakukan inovasi atau pembaharuan
dalam menghasilkan barang/jasa. Untuk mewujudkan inovasi ini investasi dilakukan sehingga

meningkatkan kegiatan ekonomi. Proses multiplier yang ditimbulkan, menyebabkan perekonomian


mengalami pertumbuhan yang lebih cepat.Menurut Schumpeter, inovasi tidak akan terus menerus
berlangsung tetapi berlaku periodik, adakalanya banyak dan ada masanya kurang dilakukan.
Pandangan Harrod-Domar :
Roy Harrod (Inggris) dan Evsey Domar (Amerika Serikat).Investasi yang dilakukan akan menambah
barang-barang modal pada masa berikutnya. Selanjutnya pada masa berikutnya barang-barang
modal yang tersedia tersebut akan sepenuhnya digunakan.Agar seluruh barang modal yang
tersedia digunakan sepenuhnya, permintaan agregat haruslah bertambah sebanyak kenaikan
kapasitas barang-barang modal yang terwujud sebagai akibat dari investasi di masa lalu
Pandangan Neo Klasik (Solow) :
Profesor Robert Solow Pertumbuhan ekonomi bersumber dari pertambahan dan perkembangan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran agregat. Perkembangan faktor-faktor produksi dan
kemajuan teknologi merupakan faktor utama yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada
masa tertentu dan perkembangannya dari satu waktu ke waktu lainnya.
6.
-

Pengangguran siklis: Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu
adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi.

Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedangmaju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha.
Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau
pemecatan.
-

Pengangguran friksional: Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari


satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan
siklus hidup yang berbeda.

Contoh: Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara
menganggur karena menunggu lamaran pekerjaan baru diterima.
-

Pengangguran struktural: Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur
perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.

Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang
pertanian akan menganggur.

Pengangguran teknologi: Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alatalat


teknologi dan bahan kimia yang semakin modern.

Contoh: Sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja,
setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
-

Pengangguran alamiah:Pengangguran alamiah terjadi apabila seluruh kapasitas produksi (


alat alat produksi = sumber sumber produksi ) yang tersedia tidak mampu menyerap
seluruh tenaga kerja, walaupun seluruh faktor produksi itu telah digunakan secara penuh (
full employment ).

b. 1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan
pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat dalam
perekonomian. Melalui kebijakan fiskal masalah pengangguran dan inflasi dapat diatasi.

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang penting untuk mengatasi pengangguran. Melalui
kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan
nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Apabila dilihat dari sisi perpajakan, untuk mengatasi
masalah pengangguran langkah yang harus dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan.
Pengurangan pajak akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli barang dan jasa.
Sehingga pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan. Kenaikan pengeluaran rumah tangga
akan meningkatkan juga pengeluaran secara keseluruhan. Dengan demikian pendapatan nasional
akan bertambah yang pada akhirnya kesempatan kerja meningkat dan pengangguran berkurang.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk memengaruhi
penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk
memengaruhi pengeluaran agregat. Berikut ini kebijakan moneter dalam mengatasi masalah
pengangguran dan inflasi.
Cara pemerintah (melalui bank sentral) dalam mengatasi pengangguran yaitu dengan menambah
jumlah penawaran uang. Semakin meningkatnya penawaran uang maka akan menurunkan suku
bunga dan meningkatkan investasi. Jumlah investasi yang semakin meningkat akan menambah
kesempatan kerja yang pada akhirnya akan mengurangi pengangguran.

c. Kurva Philips

Dalam tahun 1958 A.W. Phillips, yang pada waktu itu menjadi Profesor di London School of
Economics, menerbitkan satu studi mengenai cirri-ciri perubahan tingkat upah di Inggris dalam
periode 1861-1957. Studi tersebut meneliti sifat hubungan diantara tingkat pengangguran dan
kenaikan tingkat upah.
Kesimpulan dari studi tersebut adalah : terdapat suatu sifat hubungan yang negatif (berkebalikan)
diantara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran. Ketika tingkat pengangguran tinggi,
persentasi kenaikan tingkat upah rendah dan apabila tingkat pengangguran rendah, persentasi
kenaikan tingkat upah tinggi.
Ketika upah dibayarkan tinggi dan pengangguran berkurang, saat itulah terjadinya inflasi. Jadi biaya
yang dikeluarkan (tingkat upah/harga) dan mengkondisikan pengangguran yang rendah adalah
terjadinya inflasi yang tinggi. Oleh karena itu hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah juga
hubungan yang negatif.
7.
Perdagangan Luar Negeri, Proteksi, dan Globalisasi
a. Negara yang memiliki keuntungan berbanding dalam memproduksi Karet dan Mobil adalah
Indonesia, karena Indonesia mampu memproduksi 10 juta unit karet dan 30 juta unit mobil,
sedangkan China hanya mampu memproduksi 8 juta unit karet dan 16 juta unit mobil dalam
suatu periode yang sama.
b. Apabila kurs pertukaran : 1 karet = 2,5 mobil, dan China akan menggunakan 8 juta unit karet,
maka:
Karena harga mobil di Indonesia relatif murah (yaitu, satu juta unit karet setara dengan tiga
juta unit mobil) dibandingkan di China (yaitu, satu juta unit karet setara dengan dua juta unit
mobil), maka Indonesia akan melakukan spesialisasi untuk memproduksi mobil, dan China

akan melakukan spesialisasi untuk memproduksi karet. Sehingga, Tingkat Produksi tiap
Negara setelah spesialisasi menjadi:
Negara

Karet (juta unit)

Mobil (juta unit)

Indonesia

60

China

16

Dan barang yang diperoleh tiap negara setelah Spesialisasi jika China akan menggunakan 8
juta unit karet dan kurs pertukaran yang berlaku adalah 1 karet = 2,5 mobil adalah:
Negara

Karet (juta unit)

Mobil (juta unit)

Indonesia

40

China

20

(8 x

2,5)
Total

16

60

8.
Neraca Pembayaran, Kurs Valuta Asing, dan Kegian Ekonomi Terbuka
a. Current Account adalah bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka
pendek yang meliputi transaksi ekspor-impor barang dan jasa, perubahan devisa dan
pembayaran faktor (factor payment), serta bantuan antarnegara dan hibah antarnegara
(unilateral transfer).
b. Trade Balance atau disebut juga Neraca Perdagangan adalah bagian dari Current Account
berupa suatu catatan pembukuan yang menunjukkan keseimbangan antara ekspor dengan
impor yang dilakukan suatu Negara dalam suatu periode tertentu.
c. Capital and Financial Account adalah bagian dari neraca pembayaran yang menunjukkan
perubahan-perubahan dalam kepemilikan asset jangka panjang, seperti transaksi saham,
obligasi, dan piutang internasional (Portfolio Investment), Foreign Direct Investment, serta
pembayaran atau penerimaan dividen.
d. Portfolio Investment adalah bagian dari Capital and Financial Account yang berupa investasi
dalam bentuk aset finansial seperti saham, surat obligasi Negara, dan obligasi korporasi.
e. Foreign Direct Investment adalah bagian dari capital and Financial Account yang berupa
investasi dan penanaman modal jangka panjang yang terjadi melalui transaksi pendirian atau
penambahan cabang perusahaan milik suatu Negara di Negara lain.

9.
Analisis Subsidi BBM:

a. Menaikkan Harga BBM =>Pengurangan subsidi => penurunan belanja pemerintah yang
akan menurunkan besarnya variabel G , Dalam identitas pendapatan nasional;
Y= C + I + G
Penurunan subsidi berarti penurunan pengeluaran pemerintah (G) yang akan
menggeser kurva IS ke kiri. Kurva LM tidak mengalami pergeseran karena yang
dilakukan pemerintah adalah kebijakan fiskal sehingga hanya akan menggeser kurva IS
saja. Pada kondisi keseimbangan IS-LM Pergeseran kurva IS dari IS0 ke IS1 akan
menurunkan tingkat suku bunga ari r0 ke r1.
Pada pasar agregat kebijakan penurunan subsidi BBM akan berdampak pada dua sisi
baik aggregate demand(AD) maupun aggregate supply(AS) . penurunan subsidi BBM
yang berakibat pada kenaikan harga BBM direspon oleh pengusaha dengan
menurunkan produksi akibat kenaikan dalam biaya biaya produksi. Hal ini akan
menggeser kurva AS ke kiri dari AS0 ke AS1, Tapi hal ini bersifat sementara.
Seiring dengan Pertumbuhan ekonomi yang melampaui target, dan berbagai sentimen
positif investasi terhadap indonesia, dari sisi rasio utang dan sebagainya, akan
meningkatkan investasi di indonesia, sehingga akhirnya produksi akan meningkat dan
kemudian kurva AS akan bergeser ke kanan dari AS1 ke AS2.
Di sisi lain, penurunan subsidi BBM ini diperkirakan akan menggeser kurva AD ke kiri
dari AD0 ke AD1. Kita ketahui bahwa kurva AD pergerakannya dipengaruhi oleh 3 hal,
salah satunya adalah pengeluaran pemerintah. Dalam jangka panjang, pergeseran
kurva AS ini akan mencapai kondisi keseimbangan baru dalam perekonomian sehingga
keseimbangan itu akan bergeser dari E0 ke E1. Keseimbangan E1 akan menjadi hasil
akhir dari sistem pasar di perekonomian nasional.

r
LM

r0
r1

IS1

Y1

Y0

IS0

Y(Pendapatan Nasional)
AS1
AS2

AS0
P1
P0

E1
E0

AD0
AD1
Y1

Y0

Y(Pendapatan Nasional)

Dari sini terlihat bahwa kenaikan harga BBM (dalam hal penurunan subsidi) dalam
jangka panjang akan menurunkan pertumbuhan nasional dari Y0 ke Y1 dan akan
memicu inflasi dalam skala yang tidak begitu drastis di mana terlihat harga harga
naik dari P0 ke P1 . Risiko yang akan dihadapi pemerintah adalah penurunan dalam
pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu cara agar dalam jangka panjang
perekonomian kembali stabil adalah mengeluarkan kebijakan yang mendorong iklim
investasi, karena hal ini akan menggeser permintaan agregat (AD) dan penawaran
agregat(AS) ke kanan yang berarti pertumbuhan akan meningkat. Investasi jelas akan
meningkat jika risiko investasi baik dari sisi politik maupun keamanan bisa dikurangi,
maka dibutuhkan kondisi nasional yang stabil.

b. Asumsi BBM bersubsidi dihapuskan bagi kendaraan plat hitam. Subsidi hanya untuk
industri, nelayan , motor dan kendaraan berpelat kuning.
1. Cenderung memilih untuk berjalan kaki atau dengan angkutan umum
Karena kenaikan BBM, masyarakat menengah ke atas yang tadinya menggunakan
mobil akan cenderung memilih menggunakan transportasi umum (jika pemerintah
sudah menyediakan transportasi yang nyaman dan dapat diandalkan, maka
permintaan BBM akan menurun drastis selama awal tahun penerapan
penghapusan subsidi ini, karena sebagian besar pengonsumsi BBM adalah
pengguna mobil.
2. Perubahan pola masyarakat apabila transportasi umum tidak berlangsung baik
Apabila transportasi tersebut tidak dapat dipenuhi masyarakat, ini dapat memicu
perubahan perilaku apabila para penerima subsidi kemudian melakukan
penyelewengan penggunaan dengan menjual BBM bersubsidi kepada mobil plat
hitam.
3. Pengeluaran masyarakat untuk BBM meningkat,
Hal ini otomatis masyarakat akan mengurangi konsumsi barang yang lainnya agar
pendapatannya tetap mencukupi. Jika pada saat subsidi satu orang dari kalangan
menengah di kota besar akan menghabiskan 60 liter per bulan, (80 lt x Rp. 4.500/lt)
di luar tarif tol akan menghabiskan Rp. 360.000 Per bulan, apabila subsidi benar
benar dikurangi akan menjadikan gap sehingga dalam harga normal akan
menghabiskan (80 lt x 6500/lt) sebesar Rp. 520.000, di luar biaya tol dan
pengeluaran besar ini akan membuat masyarakat berpikir ulang untuk
menggunakan mobil pribadi, dan menggunakan transportasi umum, seperti di
tampilan no 1, atau terjadi perubahan pola pikir seperti di no. 2
4. Industri dalam negeri akan mengalami supply shock
Karena masyarakat akan lebih berpikir dalam penggunaan pengeluarannya, maka
akan ada pengurangan penggunaan konsumsi masyarakat, berefek pada

pengurangan permintaan dan akan menjadikan pihak industri ikut mengurangi


penawarannya, yang berarti pengurangan beban produksi, dan kemungkinan
mengurangi tenaga kerjanya, hal ini akan menaikkan pengangguran, dan inflasi
yang disebabkan dari pengurangan subsidi tadi akan mengurangi kesejahteraan
masyarakat secara agregat.
Kebijakan subsidi BBM dan permasalahan yang muncul karenanya haruslah rasional
dan efektif dalam mengatasi permasalahan yang ada dan harus bermanfaat dalam
jangka panjang, kebijakan sejauh ini sudah cukup rasional, namun efek sampingnya
saat terjadinya penggelapan minyak BBM menjadikan kebijakan ini kurang efektif dan
justru menimbulkan masalah baru. Kenaikan BBM yang di lakukan pemerintah dulu
cukup untuk mengatasi permasalahan jangka pendek, tapi tidak untuk jangka panjang,
terlihat ketika harga minyak dunia mengalami kenaikan, APBN bisa terancam jebol
karena penambahan defisit dari pembengkakan subsidi BBM dan energi lainnya.
pada dasarnya adalah mengunci persentase harga harga BBM subsidi terhadap harga
keekonomiannya pada tingkat tertentu dan membiarkannya mengikuti pergerakan
harga minyak mentah yang ada. Jadi, pada saat harga minyak mentah naik harga BBM
yang diberlakukan juga akan naik, dan sebaliknya, pada saat harga minyak mentah
turun harga BBM juga akan turun.
Namun, baik pada saat naik ataupun turun, harga BBM tersebut tetap merupakan
harga BBM yang disubsidi dengan besaran persentase tertentu yang dijaga konstan.
Besaran persentase ini adalah angka yang akan dijaga konstan sepanjang tahun
anggaran berjalan karena pada dasarnya mencerminkan komitmen/keputusan politik
dari negara untuk memberikan subsidi BBM kepada rakyatnya dalam bentuk subsidi
harga dengan besaran alokasi anggaran tertentu. Fluktuasi/penyesuaian harga BBM
yang berlaku dapat dilakukan sekali atau dua kali dalam satu bulan.

Anda mungkin juga menyukai