Anda di halaman 1dari 14

Overview case

Perempuan, 7 tahun
Keluhan Umum

: BAB 2-3 minggu lunak tidak berlendir tidak berdarah (diare)

Keluhan Penyerta

Nyeri perut kanan bawah


Batuk,Muntah keluar lender berbinatang kecil seperti cacing (larva

cacing di bronkus)
Pruritus di sekitar anus dan vagina (migrasi larva ke anus)
Status gizi kurang

Pemeriksaan Lab

: Feses telur cacing berbentuk oval dengan dinding 3 lapis

Cellophane swab

: Telur berbentuk bola tangan

DC

: Eosinofilia (alergi,cacing)

DD

: Enterobiasis dengan Ascariasis

DK

: Enterobiasis dengan Ascariasis

ANATOMI, HISTOLOGI, DAN FISIOLOGI JEJUNUM DAN ILEUM

LETAK : Intraperitoneal, panjang 7 meter


FIXASI : mesenterium
STRUKTUR LUAR : Sepintas sulit dibedakan
Ciri
Diameter
Dinding
Vascularisasi
Warna
Arteri Recta
Arcade

Jejunum
2-4 cm
Tebal
Banyak
Merah tua
Panjang
Beberapa

Ileum
2,5-3 cm
Tipis
Sedikit
Merah muda
Pendek
lengkungan Banyak lengkungan, kompleks

Mesenterium
Plica Sircularis
Plaque Peyeri

besar
Lemak sedikit, translusen
Tinggi
Sedikit

Lemak banyak, padat


Pendek
Banyak

Vascularisasi : Arteri : Aa.jejenalis dan ilealis, cabang a.mesenterica superior), Vena :


Vv. jejenalis dan ilealis bermuara ke v.mesenterica superior
Aliran Limfe :
Nodus limphaticus mesenterica superior cysterna chylii ductus thoracicus
NL Ileum terminal mengikuti cabai a. Ileocolica NL. ileocolica
Inervasi : Parasimpatis : n.vagus
Simpatis : n splancnicus minus (T 10-11)
Afferent : via serabut simpatis

Referred pain : dermatome T 10-11 (regio umbilicus).


Struktur dalam, dinding terdiri atas
Mukosa : Lipatan tinggi: plica circularis
Lamina propria: nodus limphaticus (ilium: plaque peyeri)
Submukosa : Kelenjar eksokrin
Plexus submucosa Meissner
Muscularis : Otot sirkular dan longitidunal
Plexus myenteric Auerbach
Serosa : Peritoneum visceral
Fungsi untuk absorbsi : karbohidrat, trigliserida, as.lemak, as.amino, vitamin, mineral

ANATOMI, HISTOLOGI, FISIOLOGI KOLON

Panjang 1,5-2 meter

Terdiri atas : Colon ascendens (caecum+appendiks), Colon transversum (2/3


proximal ; 1/3 distal), Colon descendens , Colon sigmoid, Rectum

Letak : Sekunder retroperitoneal (kecuali : colon transversum dan appendix).

Fixasi : mesocolon (colon transversum)

Struktur luar
Tinea Coli, terdiri atas 3 pita : Tinea librae, anterior, Tinea mesocolica,
posteromedial, Tinea omentalis, posterolateral bertemu di pangkal appendix
Haustra (kantong) terbentuk oleh lipatan otot sirkular.
Appendices epiploicae, jaringan lemak subserosa.
Flexura colica dextra et sinistra

Struktur dalam, dinding terdiri atas:


Mukosa Lipatan mukosa : plicae semisircularis
Fungsi : absorbsi air dan elektrolit

Submukosa, jaringan ikat longgar


Muscularis : tratum longitudinal bentuk 3 tinea, Stratum sirkularis, bentuk plicae
dan haustrae
Serosa : Terdapat kantong lemak appendices epiploicae, Peritoneum viscerale

ANATOMI CAECUM
Kantong, muara ileum yang terletak pada fossa illiaca dextra. Retroperitoneal
(caecum fixum) atau Intra peritoneal (caecum mobile), tergantung oleh mesocaecum
Muara ileum ke dalam caecum : valvula coli (ileocaecal) Bauhini. Terdiri atas 2
lipatan mukosa yaitu Labium superior dan Labium inferior
Pada muara ileum ke caecum, ada lipatan peritoneum (kantong), yaitu: Recessus
iliocaecalis superior dan Recessus iliocaecalis inferior
Vascularisasi :a. caecalis anterior et posterior, cabang a.iliocolica dan v. caecalis,
bermuara ke v. iliocolica

ANATOMI APPENDIX
Letak intraperitoneal, bervariasi
descendens/caudopositio

(31%),

terdapat
Tipe

Tipe retrocaecalis

paracolica/lateropositio

(65%), Tipe
(2%),

mediopositio pada distal ileum(1%) atau medial diantara usus halus (0,4%)
Fixasi oleh mesoappendix
Isi: a.v appendicularis( cab.a.v.ileocolica)
Proyeksi dinding abdomen: Pangkal :titik Mc Burneys

Tipe

Ujung : titik Lanz (tipe descendens)


ANATOMI, HISTOLOGI, DAN FISIOLOGI RECTUM

Letak : retroperitoneal (flexura sacralis) dan subperitoneal (flexura perinealis)


Struktur luar : Bentuk huruf S, Huastra & Tinea coli (-), 1/3 atas : ampulla
recti (stimulus defakasi), 2/3 distal canalis analis

Struktur dalam : Ampulla 3 lipatan transversa plica transversalis recti


Canalis analis 2/3 atas : 6-10 Lipatan longitudunal collumna
analis. Di Collumna analis berjalan cabang A.V rectalis superior
(hemorhoid interna). Berakhir di valvula analis (muara kelenjar
proctoanal). 1/3 bawah ilapisi oleh kulit (saraf sensorik, epidermis,
pigmen, rambut, kelenjar sebacecea dan sudorifera). Lapisan otot
terdiri dari m.sphincter ani internus (otot tak sadar); inervasi saraf
otonom, m.sphincter ani externus (otot sadar); inervasi n.rectalis
inferior (cabang n.pudendus)

Vascularisasi A. rectalis superior, A. rectalis media, Arteri rectalis inferior. Vena


V. rectalis superior et media (hemorhoid interna), V. rectalis inferior

(hemorhoid externa), V.rectalis inferior berhubungan dng sistem vena porta


anastomosis portocaval

Gambar Anatomi Colon dan Rectum


HISTOLOGI ANUS

Epitel silindris berubah menjadi epitel gepeng berlapis. Epitel berubah menjadi

epidermis kulit setinggi M.Spinchter ani externa (otot seran lintang)


Glandula sebacea, glandula Circumanalis (Apokrin)
Lamina Propria mengandung Plexus Venosus besar
Tunica Musculare
Stratum Circulare berakhir menjadi m.sphincter ani interna

Etiologi
1. Morfologi Ascarias Lumbricoides

Cacing jantan berukuran 15-30 cm X 3-5 mm dengan bagian posterior melengkung

ke depan, terdapat kloaka dengan 2 spikula yang dapat ditarik.


Cacing betina, berukuran 22 - 35 cm X 3 6 mm, vulvs membuka ke depan pada
2/3 bagian posterior tubuh terdapat penyempitan lubang vulva yang disebut cincin
kopulasi. Cacing ini menghasilkan telur 200.000 butir sehari, dapat berlangsung

selama hidupnya kira-kira 6 12 bulan


Telur cacing ada 3 bentuk yaitu :
1. Telur yang dibuahi, berukuran 60 X 45 , bulat atau oval dengan dinding telur
yang kuat, terdiri atas 3 lapis :
- Lapisan luar terdiri atas lapisan albuminoid dengan permukaan tidak rata,
bergerigi, berwarna kecoklatan karena pigmen empedu
- Lapisan tengah merupakan lapisan chitin, terdiri atas polisakarida
- Lapisan dalam, membran vitellin yang terdiri atas sterol yang liat sehingga telur
dapat tahan sampai satu tahun.
2. Telur yang dekortikasi yaitu telur yang dibuahi akan tetapi kehilangan lapisan
albuminoidnya. Baik yang kortikasi maupun dekortikasi, keduanya terapung
dalam larutan garam jenuh.
3. Telur yang tidak dibuahi, mungkin dihasilkan oleh betina yang tidak subur atau
terlalu cepat dikeluarkan oleh betina yang subur. Telur berukuran 90 X 40 ,

berdinding tipis, akan tenggelam dalam larutan garam jenuh.


Siklus hidup ascaris lumbricoides

Siklus masuknya cacing pada tubuh manusia melaui dua cara yaitu Pertama :
telur yang infektif masuk melalui mulut, tertelan kemudian masuk usus
besar , beberapa lama hari kemudian

menetas jadi larva lalu menjadi

dewasa dan berkembang biak. Kedua : telur menetas ditanah lalu menjadi
larva infektif kemudian masuk melalui kulit kaki atau tangan menerobos
masuk ke pembuluh darah terus ke jantung berpindah paru-paru, lalu
terjerat di

tenggorakan masuk kerongkongan lalu usus halus kemudian

menjadi dewasa dan berkembang biak.

Gambar 1. Siklus hidup Ascaris Lumbricoides


2. Morfologi Enterobius Vermicularis
Cacing betina berukuran 8 13 mm X 0,3 0,5 mm, pada bagian posterior lebih
kurang 1/5 panjang tubuh, tampak runcing seperti duri yang terdiri atas jaringan

hialin. Vulva terletak pada 1/3 bagian anterior tubuh. Pada cacing hamil, uterus
penuh terisi telur hampir mengisi sluruh tubuh kecuali bagian ekor. Alat genital
berpasangan (duplex) serta anus terletak pada 1/3 posterior tubuh. Cacing betina

dapat menghasilkan 11.000 telur.


Cacing jantan 2 5 mm X 0,1 0,3 mm, bagian ekor tumpul, menggulung,

memiliki sebuah spikulum yang jarang terlihat


Cacing dewasa merupakan cacing kecil berwarna keputihan. Ujung anterior terdapat
pelebaran menyerupai sayap yang disebut ala cephalic lateral. Mulutnya dikelilingi
tiga buah bibir yaitu sebuah bibir dorsal dan dua buah b ibir lateroventral. Dari

rongga mulut masuk ke dalam esofagus dengan bulbus esofagus yang terlihat jelas.
Telur cacing berukuran 50 60 mm X 20 30 , lonjong asimetris, salah satu sisi
rata sedangkan sisi lainnya cembung. Dinding telur bening, agak lebih tebal

daripada telur cacing tambang, didalamnya berisi embrio yang terlipat.


Habitat di caecum dan sekitarnya seperti apendix, colon ascenden dan ileum
Siklus hidup E. Vermicularis

Gambar 2. Siklus hidup E.vermicula

Penatalaksanaan :
1. Medikamentosa
Pirantel pamoat
Dosis 10 mg/kgBB/hari Dosis tunggal
absorbsi buruk pada saluran cerna
Diekskresi melalui feses 70%,urin 15%
Cara kerja obat :
Terikat reseptor asetilkolin parasite dari system neuromuscular
cacingmelumpuhkan cacing cacing keluar melalui feses
*efek samping obat : rasa tidak nyaman pada saluran cerna,pusing,sakit

kepala,insomnia,ruam kulit
Mebendazole
Dosis 100mg 2x1 3hari berturut-turut
Cara kerja obat :
Fermisidal degenerasi sitoplasmik mikrotubuli cacing blok uptake glukosa
survive dan reproduksi << kematian cacing
*efek samping :iritasi terhadap cacing,cacing migrasi
Albendazole
Dosis 400mg/kgBB dosis tunggal
Absorsi buruk di GIT
Metabolism di heparsulfoksi dan sulfon metabolit sebagai anti helmin terikat
dengan tubulin intrasel pengaruhi penyerapan parasit
*efek samping : sakit kepala,rasa tidak nyaman di perut,pusing

Peperatin
Penyerapan melalui saluran cerana kadar puncak 2-4 jam dan di eskresi melalui urin
Dengan dosis :
o 75 mg/kgBB Ascariasis ( selama 7 hari )
o 50 mg/kgBB Enterobiasis ( selama 7 hari )

2. Non medikamentosa
Komunikasi efektif
o Memberitahu kepada orang tua bahwa anaknya mendirita cacing dengan
menunjukan bukti berdasarkan pemeriksaan dan lain-lain
o Mengkomunikasikan pada pasien bahwa hal tersebut terjadi karena kebersihan
individu dan lingkungan yang kurang
o Menjelaskan pada pasien p[engobatan dilakukan secara periodic (dan diulang
6 bulan sekali untuk pencegahan

o Mengkomunikasikan pada orang tua pasien bahwa pengobatan dianjurkan


untuk seluruh keluarga karena telur cacing dapat menular lewat makanan,dan
secara mekanis (lewat udara,menempel di sprei ,kasur,dan baju tidur)
3. Pencegahan
Dengan menjaga kebersihan diantaranya:
Kebersihan individu : selalu mencuci tangan sebelum makan,cuci tangan setelah BAB
Kebersihan lingkungan : menjaga kebersihan jamban (di bersihkan tiap hari dengan

desinfektan)
Mencuci bahan makanan sebelum dimasak,dan memasak makanan dengan benar

4. Kaidah Dasar Moral


Medical indication
a. Beneficence : dokter menerapkan semua prosedur diagnostic,terapi yang
sesuai,meminimalisir akibat buruk
b. Non-maleficience : melakukan pemeriksaan gold standard (pemeriksaan

telur cacing dan swab)


Patient preference
Autonomi : memberikan pilihan pengobatan dan penjelasan sejelas-jelasnya
Quality of life
a. Beneficence
b. Non-maleficience
c. Autonomi
Contextual feature
Justice : memperlakukan pasien sama tanpa SARA

Kriteria diagnosis
Cara menegakan diagnosis ascariasis

Pemeriksaan tinja langsung (adanya telur dalam tinja)


Cacing dewasa dapat keluar dari mulut,hidung,karena muntah
Pemeriksaan darah (eosinophilia)
Gangguan usus ringan :Nausea,Anorexia,diare
Gangguan usus berat dapat menyebabkan obstruksi

Cara menegakan diagnosis enterosiasis

Infeksi cacing dapat diduga pada anak yang menunjukan adanya rasa gatal pada

sekitar anus di malam hari (pruritus ani)


Pemeriksaaan anal swab (ditemukannya telur cacing )
Anorexia
Berat badan turun
Sukar tidur
diare

Komplikasi
Akibat migrasi ascaris lumbricoides : 1.Ikterus obstruktif
2. kolangitis
3.kolesistitis
4. Pankreatitis
5. Abses hepar piogenik
6.Apendisitis
7.Perforasi usus
Akibat massa ascaris : 1. Ileus obstruktif
2.Volvulus
3.Intususepsi
Dapat terjadi PneumoniaD.
Dapat terjadi Peritonitis
Abses hepatis pada anak-anak
Prognosis : umumnya ascariasis memiliki prognosis yang baik, kesembuhan ascariasis
mencapai 70-99%

Anda mungkin juga menyukai