Anda di halaman 1dari 5

MORBILI

A.

DEFINISI
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejalagejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta
nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).

B.

ETIOLOGI
Penyebab

campak

adalah measles

virus (MV),

genus

virus

morbili,

famili

paramyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar, pH asam, ether, dan
trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara terbuka. Virus campak ditularkan lewat
droplet, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran
pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata. Dua sampai tiga
hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi
viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul
viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan
merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Kolonisasi dan penyebaran
pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C :coryza, cough and
conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi.
Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi
(pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna
kemerahan. Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik
encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan
ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini
disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.

C.

FAKTOR RESIKO
Faktor resiko terkena morbili adalah
1.

Daya tahan tubuh yang lemah

2.

Belum pernah terkena campak

3.

Belum pernah mendapat vaksinasi campak

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Demak | 1

D.

MANIFESTASI KLINIS
1. Inkubasi
Biasanya tanpa gejala dan berlangsung 10-12 hari.
2. Prodromal
Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala yang utama muncul adalah demam, yang terus
meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,40 40,60C pada hari ke- 4 atau 5, yaitu
pada saat ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa muncul batuk, pilek, farings merah,
nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis.
Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dikelilingi eritema hampir
selalu didapatkan pada akhir stadium prodromal. Bercak Koplik ini muncul pada 1-2 hari
sebelum muncul rash (hari ke-3 4) dan menghilang setelah 1-2 hari munculnya rash.
Cenderung terjadi berhadapan dengan molar bawah, terutama molar 3, tetapi dapat
menyebar secara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain.

3. Erupsi (Rash)

Terjadinya eritema berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Ruam ini
muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian
menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada
sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung,
abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka
dan dada menjadi confluent. Bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam
muncul dan sering mencapai 40-40,5 C.Penderita saat ini mungkin tampak sangat sakit,
tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya tampak baik.
Selain itu, batuk dan diare menjadi bertambah parah sehingga anak bisa mengalami sesak
nafas atau dehidrasi. Tidak jarang pula disertai muntah dan anoreksia. Otitis media,
bronkopneumonia, dan gejala-gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering
pada bayi dan anak kecil. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Terjadi

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Demak | 2

pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang.
Dapat pula terjadi sedikit splenomegali.
Ketika ruam mencapai kaki pada hari ke 2-3, ruam ini mulai menghilang dari
muka.Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan yang sama dengan ketika ruam
muncul. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas (hiperpigmentasi) yang akan
menghilang setelah 1-2 minggu. Hiperpigmentasi merupakan gejala yang patognomonik
untuk morbili

E.

PATOFISIOLOGI

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Demak | 3

F.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi
campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama munculnya rash,
maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari
adanya false negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash.
Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat
dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG masih dapat ditemukan
sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat,
darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah
timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu
kamar.

G.

PENATALAKSANAAN
Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:
a. Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll untuk mengembalikan
cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat karena demam.
b. Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan
adanya komplikasi
c. Suplemen nutrisi
d. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
e. Anti konvulsi apabila terjadi kejang
f. Anti piretik bila demam, yaitu non-aspirin misal acetaminophen.
g. Pemberian vitamin A
Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang terbukti
berhubungan dengan penurunan angka kejadian morbiditas dan mortalitas.

Dosis 6 bulan 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

Dosis 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan oftalmologi
sehubungan dengan defisiensi vitamin A

h. Antivirus
Antivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah dibuktikan secara in vitro
terbukti bermanfaat untuk penatalaksanaan penderita campak berat dan penderita dewasa
yang immunocompromissed. Namun penggunaan ribavirin ini masih dalam tahap penelitian
dan belum digunakan untuk penderita anak.

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Demak | 4

H.

PENCEGAHAN
Imunisasi Aktif
Termasuk dalam Program Imunisasi Nasional. Dianjurkan pemberian vaksin campak dengan
dosis 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml secara subkutan pada usia 9 bulan. Imunisasi
ulangan diberikan pada usia 6-7 tahun melalui program BIAS.

Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)


Indikasi :

Anak usia > 12 bulan dengan immunocompromised belum mendapat imunisasi, kontak
dengan pasien campak, dan vaksin MMR merupakan kontraindikasi.

Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak mempunyai
resiko yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi penyakit ini, maka harus
diberikan imunoglobulin sesegera mungkin dalam waktu 7 hari paparan. Setelah itu
vaksin MMR diberikan sesegera mungkin sampai usia 12 bulan, dengan interval 3
bulan setelah pemberian imunoglobulin.

Dosis anak :
0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat
0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV
maksimal 15 ml/dose IM.

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Demak | 5

Anda mungkin juga menyukai