Temporomandibular joint (TMJ) adalah persendiaan dari kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal. Temporomandibular merupakan satu-satunya sendi yang ada di kepala yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang, mengunyah serta berbicara yang letaknya dibawah depan telinga (lihat Gambar 1.1). Apabila terjadi sesuatu kelainan pada salah satu sendi ini, maka seseorang akan mengalami masalah yang serius yaitu terasa nyeri saat membuka mulut, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci.
Gambar 1.1. Posisi Temporomandibular joint pada tengkorak manusia [16].
Kelainan temporomandiblar joint disebut juga dengan disfungsi/penyakit temporomandibular joint. Penanganan terhadap disfungsi atau penyakit temporomandibular joint sangat tergantung dari gambaran klinis dan diagnosis. Terdapat dua kategori umum untuk penanganannya, yaitu: perawatan konservatif dan perawatan bedah. Perawatan konservatif meliputi cara terapi fisik, obatobatan dan mekanis. Sedangkan penanganan secara bedah ditujukan untuk rekonstruksi, untuk kasus trauma dan patologi tertentu dan untuk kelainan susunan bagian dalam. Penderita dewasa, rekonstruksi dapat dilakukan dengan graft tulang autologus/alogenik atau dengan prosthesis/prostesa. [18] 1
Prosthesis (prostesa) dapat diartikan sebagai alat pengganti anggota gerak
yang berfungsi sebagai pengganti anggota gerak yang hilang baik dikarenakan oleh amputasi atau dikarenakan suatu penyakit [24]. Temporomadibular joint prosthesis adalah merupakan salah sutu dari joint aloplastik yang dimanfaatkan sebagai pengganti temporomandibular joint akibat disfungsi atau penyakit yang dialaminya sudah sangat parah. Bagian-bagian utama dari konstruksi TMJ prosthesis terdiri dari: fossaeminence prosthesis yang disekerup pada akar lengkungan zygomatic dan condylar prosthesis yang disekerup pada ramus mandibula. Titik awal perkembangan konstruksi ini adalah dari seorang ahli bedah yang menempatkan suatu material aloplastik antara skull dan mandible yaitu Eggers pada tahun 1946. Kemundian berkembang terus, yang oleh beberapa ahli mendesain alat ini secara bertahap yaitu dimulai dari fossa-eminence prosthesis kemudian condylar prosthesis
atau
sebaliknya,
setelah
itu
dipadukan
menjadi
total
temporomandibular joint prosthesis, namun ada juga yang mendesain secara
keseluruhan. Rata-rata alat tersebut diberi nama sesuai dengan nama penciptanya atau tempat dimana alat tersebut diciptakan. Groningen temporomandibular joint prosthesis (lihat gambar 1.2) adalah merupakan alat yang dikembangkan secara total oleh Jan Paul van Loon disalah satu universitas yang berada di Groningen yang proses desainnya dari tahun 19952002. Sebelum desain, ia melakukan evaluasi melalui tinjauan ulang artikel tentang TMJ prosthesis yang sudah ada sebelumnya dari tahun 1946 sampai 1994 kemudian merumuskan persyaratan utama tentang TMJ prosthesis. Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu TMJ prosthesis yang aman, berfungsi dengan baik dan mempunyai umur pakai yang panjang [33]. Mencapai tujuan tersebut beberapa kriteria utama desain harus dilakukan diantaranya: peninjauan terhadap gerakan-gerakan translasi condylar head prosthesis, konsep pusat rotasi optimum, simulasi model matematik tiga dimensi dari mandibular untuk pergerakan codylar dan beban maksimum yang tejadi pada prosthesis tersebut untuk pusat rotasi optimum, desain difokuskan pada pusat rotasi optimum, umur prosthesis ditentukan berdasarkan pengujian keausan in vitro dan pengujian in vivo pada model binatang. 2
Gambar 1.2. Posisi komponen-komponen Groningen temporomandibular
joint prosthesis pada tengkorak manusia [25]. Material disc (utra-high molecular weight polyethylene) dan material condylar head yang lebih keras (dipilih stainless steel) merupakan materialmaterial yang digunakan sebagai elemen-elemen berkontak dalam pengujian keausan in vitro. Hasil pengujian memperoleh umur prosthesis mencapai 30 tahun, lebih besar dari umur yang diharapkan yaitu 20 tahun. Namun umur tersebut perlu juga disesuaikan, dengan memprediksi umur material dari part-part yang lain (seperti skull part dan mandibular part) melalui analisa perilaku kelelahan. Sebenarnya yang menjadi prinsip, terkait dengan persoalan yang dikemukakan di atas adalah karena konstrusi Groningen temporomandibular joint prosthesis belum sampai pada analisa perilaku kelelahan. Demikian juga melalui pengkajian beberapa literatur tentang TMJ prosthesis, banyak desain belum sampai pada analisa perilaku kelelahan. Menurut Kayabasi, dan kawan-kawan (2006), mengatakan bahwa banyak literatur yang menyelidiki efek beban statik atau efek beban dinamik pada implan akan tetapi perilaku kelelahan tidak diselidiki secara formal. Senalp, dan kawan-kawan (2006) mengatakan, apabila gaya yang diterapkan pada implant terkait dengan aktivitas manusia, maka akan menghasilkan tegangan yang berulang pada fungsi waktu yang berubah-rubah dan menghasilkan kegagalan akibat kelelahan dari material implan. Dilihat dari fungsi gerakan mandibula ternyata konstruksi temporomandibular joint prosthesis juga mengalami tegangan yang berulang pada fungsi waktu tertentu, terutama diakibatkan oleh beban pada saat menggigit 3
dan pengunyahan. Oleh sebab itu, sangatlah penting menganalisa perilaku
kelelahan. Disamping itu juga akan dilakukan analisa perilaku statik. Terpenting dalam analisa kelelahan adalah dapat memprediksi umur, rasio kerusakan akibat kelelahan, faktor keamanan dan besar tegangan alternating yang mepengaruhi umur dari material yang dipakai. Condylar prosthesis merupakan komponen pertama dari TMJ prosthesis yang langsung menerima beban akibat mengigit dan mengunyah kemudian terdistribusi ke komponen-komponen yang lain. Oleh sebab itu, pada penulisan ini dilakukan analisa statik dan analisa kelelahan material lebih difokuskan pada peralatan tersebut, terutama Groningen condylar prosthesis. Rata-rata TMJ prosthesis pada daerah lubang baut dibuat diameternya bertangga yang berfungsi sebagai tempat dudukan kepala baut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kestabilan agar gerakan-gerakan yang mungkin terjadi antara baut dan prosthesis dapat dielminasi. Secara teori daerah tersebut merupakan daerah konsentrasi tegangan cukup tinggi. Sangat riskan apabila daerah diameter bertangga tersebut tidak diperhitungkan secara matang, apalagi ketebalan palat yang digunakan maksimum 3 mm. Berdasarkan kenyataan inilah, maka penulis ingin mengkaji dua tipe lubang tempat dudukan kepala baut yang disesuaikan dengan bagian bawah dari kepala baut yaitu bentuk rata (counter boring) dan bentuk kerucut (counter shinking) dan kemudian masing-masing tipe lubang tempat dudukan kepala baut divariasikan juga ketebalan plat pada Groningen condylar prosthesis. SOFTWARE ANSYS WORKBENCH RELEASE 11 merupakan salah satu tool metode elemen hingga yang sering digunakan untuk melakukan penelitianpenelitian biomekanikal. Oleh sebab itu dalam penulisan ini analisa dilakukan dengan menggunakan tool tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikaji dalam latar belakang, maka dalam penulisan ini rumusan masalah dapat dibuat sebagai berikut: bagaimana kemampuan condylar prosthesis dari Gronigen TMJ prosthesis untuk tipe lubang baut counter boring dan tipe lubang baut counter shinking dengan berbagai variasi 4
ketebalan platnya terhadap perilaku statik dan perilaku kelelahan yang diperoleh berdasarkan
hasil
modeling
dan
simulasi
dengan
SOFTWARE
ANSYS
WORKBENCH RELEASE 11.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan tipe lubang baut dan ketebalan plat yang sangat cocok untuk condylar prosthesis dari Gronigen TMJ prosthesis berdasarkan analisa statik. 2. Mendapatkan tipe lubang baut dan ketebalan plat yang sangat cocok untuk condylar prosthesis dari Gronigen TMJ prosthesis berdasarkan analisa kelelahan.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melengkapi hasil desain Groningen temporomandibular joint prosthesis terutama komponen condylar. 2. Umur material condylar prostehsis dari Groningen temporomandibular joint prosthesis dapat diprediksi dan dibandingkan dengan umur yang diinginkan untuk desain.
1.4. Batasan Masalah
Agar supaya penyelesaian masalah ini lebih terarah maka, penulisan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Propertis material yang dipakai dalam analisa mengikuti sifat material titanium murni (cp Ti grade 4) dan disesuaikan dengan data base yang ada di ANSYS WORKBENCH RELEASE 11. 2. Analisa hanya menggunakan condylar prosthesis yang dimiliki oleh Groningen temporomandibular joint prosthesis. 3. Tipe analisa kelelahan hanya menggunakan metode nominal stress-life (S-N) dengan diterapkan tipe pembebanan amplitudo konstan (fully reversed) serta efek tegangan rata-rata adalah teori Gerber. 4. Material condylar prosthesis dianggap homogen. 5. Beban (load) pemodelan diambil dari referansi 6. Efek kontak atau gaya gesek antar permukaan joint tidak dilibatkan.