1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari
Aktivitas
katalis
secara
enzim
diatur
langsung
melalui
dan
dua
cara
pengendalian
yaitu
genetik.
penyediaan
tahap
awal
bagi
komponen-komponen
sel
menghasilkan dan menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat ADP
dengan fosfat. Energi ini sangat penting untuk kegiatan proses lain yang dalam
prosesnya hanya bisa berlangsung kalau tersedia energi.
Salah satu cara yang dilakukan mikroba untuk mendapatkan energi adalah
dengan mendapatkan nutrient dari lingkungannya. Salah satunya adalah
karbohidrat
dan
sehingga
dikenal
adanya
mikroorganisme
sakharolitik.
Amilum adalah senyawa yang memiliki berat molekul tinggi, terdiri atas
polimer glukosa yang bercabang-cabang yang diikat dengan ikatan glikosidik.
Degradasi amilum membutuhkan enzim amilase yang akan memecah atau
menghidrolisis menjadi polisakarida yang lebih pendek (dextrin), dan selanjutnya
menjadi maltosa. Hidrolisis akhir maltosa menghasilkan glukosa terlarut yang
dapat ditransport masuk ke dalam sel. Reaksi hidrolisis pati menyebabkan
pencairan pati sehingga dapat mengakibatkan perubahan pada cita rasa makanan.
Mikroorganisme yang mempunyai sifat amilolitik terutama adalah berbagai jenis
kapang dan beberapa jenis bakteri.
Selain itu dilakukannya uji lipolitik didasarkan oleh makanan yng
berbahan dasar minyak atau lemak yang merupakan asupan energi. Lemak dapat
terkontaminasi oleh beberapa mikroorganisme bila kondisinya menguntungkan,
misalnya suhu, kelembaban, ketersediaan nutrisi yang cukup. Enzim yang
diproduksi akibat kontaminasi flora lipolitik dapat menghasilkan asam lemak
bebas yang memicu asam lemak oksidasi. Pada saat yang sama lemak dapat
melindungio mikroorganisme sehingga mereka dapat berthan hidup untuk beberp
waktu. Hal ini akan lebih berbahaya khususnya apabila organisme patogen yang
menginfeksi.
Sebagian besar makanan yang berbasis lemak mengandung up air dan
nutrisi non-lemak. Produk berbasis lemak memiliki fase kontinu atu sebagai fase
air yang kontinu, ini memiliki dampak yang kuat terhadap stabilitas mikrobiologi
makanan. Produk makanan bebasis lemak ditandai dengan kadar air yang sngat
rendah, sehingga system lemak ini dapat membatasi jumlah mikroorganisme yang
tumbuh tetapi ada kondisi ekstrim yang belum tentu dapat dibatasi oleh
pertumbuhan mikroba.