Kontrasepsi
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga Berencana
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Anugrah Swarna Mahardika
P17324113024
Ayang Fili
P17324113048
Dea Indriani
P17324113049
Melinda S. M.
P17324113031
Nurita Maulina
P17324113046
Pipin Sutrianingsih
P17324113001
P17324113035
Jalum II B
Daftar Isi
2.3.1
2.3.2 Manfaat.............................................................................................. 22
2.3.3 Keterbatasan ..................................................................................... 23
2.3.3
Indikasi ......................................................................................... 23
BAB I
Pembahasan
2.1 TUBEKTOMI
2.1.1 Definisi
terhadap
kedua
saluran
telur
kanan
dan
kiri,
yang
menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel
telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi
kahamilan.
Metode ini merupakan metode jangka panjang dan merupakan
metode yang patent. Artinya metode ini dipilih oleh mereka yang sudah
tidak menginginkan memiliki keturunan lagi. Metode ini dilaksanakan
dengan cara operasi, maka disebutlah sebagai metode operasi wanita.
(Depkes, 2012)
2.1.2 Tujuan
Para ahli kebidanan banyak merekomendasikan sterilisasi pada
wanita yang berisiko tinggi untuk hamil dan melahirkan lagi. Namun, tidak
pada mereka yang belum berusia 35 tahun. Pengalaman menunjukkan
banyak perempuan yang disterilkan lalu menyesali keputusannya.
Dalam perkembangan sejarahnya, sejak dulu sampai sekarang
tercatat 4 macam sterilisasi berdasarkan tujuannya :
1. Sterilisasi hukuman (compulsary sterilization).
2. Sterilisasi eugenik, yaitu untuk mencegah berkembangnya kelainan
mental secara turun temurun.
3. Sterilisasi medis, yaitu dilakukan berdasarkan indikasi medis demi
keselamatan wanita tersebut karena kehamilan berikutnya dapat
membahayakan jiwanya.
4. Sterilisasi sukarela, yaitu yang bertujuan ganda dari sudut
kesehatan, sosial ekonomi, dan kependudukan.
2.1.3 Macam-Macam MOW
Cara-cara yang dilakukan di indonesia saat ini ialah dengan
laparotomi, laparotomi mini, dan laparoskopi.
a. Laparotomi
Cara mencapai tuba melalui laparotomi biasa, terutama pada masa pasca
persalinan, merupakan cara yang banyak dilakukan di Indonesia sebelum
tahun 70an. Tubektomi juga dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea,
dimana kehamilan selanjutnya tidak diinginkan lagi, sebaiknya setiap
laparotomi harus dijadikan kesempatan untuk menawarkan tubektomi.
b. Laparotomi mini
Laparotomi khusus tubektomi ini paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca
persalinan. Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang, dan
dinding perut yang masih longgar memudahkan mencapai tuba dengan
sayatan kecil sepanjang 1-2 cm dibawah pusat.
Jika tubektomi dilakukan pada 3-5 hari postpartum, maka dapat dilakukan
insisi mediana karena uterus dan tuba telah berinvolusi. Dilakukan insisi
mediana setinggi 2 jari dibawah fundus uteri sepanjang 1-2 cm.
c. Laparoskopi
Laparoskop dimasukkan ke dalam selubung dan alat panggul diperiksa.
Tuba dicari dengan menggunakan manipulasi uterus dari kanula rubin,
lalu sterilisasi dilakukan dengan menaggunakan cincin folope yang
dipasang pada pars ampularis tuba. Setelah yakin tidak terdapat
perdarahan, pnemoperitonium dikelurkan dengan menekan dinding perut.
Luka ditutup dengan 2 jahitan subkutikuler, lalu dipasang band aid. Pasien
dapat dipulang 6-8 jam.
2.1.4 Indikasi
1. Indikasi medis umum
2. Apabila adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih
berat bila wanita ini hamil lagi.
a.
b.
2. Efek Samping
Efek samping tubektomi sangat minimal. Satu-satunya bahaya yang
mungkin timbul adalah karena tubektomi merupakan proses operasi.
Jadi, semua komplikasi yang mungkin muncul pada suatu operasi.
KOMPLIKASI
PENANGANAN
Infeksi luka.
Apabila
terlihat
luka,
obati
Luka
pada
kandung
operasi,
lakukan
reparasi
primer.
Apabila
drainase
bila
ekstensif.
Emboli gas yang diakibatkan Ajukan ke tingkat asuhan yang
oleh laparoskopi (sangat jarang tepat dan mulailah resusitasi
terjadi)
intensif, termasuk
Cairan
intravena,
resusitasi
Rasa
sakit
pada
pembedahan.
obati
perdarahan
berdasarkan
apa
dan
yang
ditemukan.
2.2 VASEKTOMI
2.2.1 Pengertian
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga
alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi. (BP3K)
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan
ovum) tidak terjadi (saifuddin, 2003).
Menurut Mochtar (1998) vasektomi (sterilisasi pria) adalah tindakan
memotong dan menutup saluran mani (vasdeferens) yang menyalurkan
sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di testis.
Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor
pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek buruk pada pria terhadap
kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi setelah menjalani
operasi (Hartanto, 2004).
2.2.2 Tujuan
2.2.3 Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria
dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
(BP3K)
2.2.4 Macam
Macam-macam Vasektomi (BKKBN, 2008):
a. Vasektomi dengan pisau operasi
menggunakan pisau bedah, menggunakan bius lokal, titik
saluran vas sebagai jalan dari sperma akan sedikit disayat di
masing-masing testis untuk mengeluarkan saluran vas yang
kemudian di potong saluran vas tersebut, diikat dan dilakukan
penjahitan dari bekas luka sayat kecil tadi. Prosesnya antara 30-45
menit.
Teknik ini ada 10 langkah, diantaranya yaitu :
1. Celana
dibuka
dan
baringkan
pasien
dengan
posisi
terlentang.
2. Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis dan bagian dalam
bingkai dalam pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan
cairan yang tidak merangsang seperti larutan betadin 0,75%
atau larutan klorheksidin (hibiscrub) 4% atau asam pikrat
2%. Bila ada bulu perlu dicukur terlebih dahulu, sebaiknya
dilakukan oleh pasien sendiri sebelum berangkat ke klinik.
3. Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan
kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar.
kulit
dibuka,
vasdeferens
dipegang
dengan
j.
k. Pada
tempat
vas
deferens
yang
melengkung,
jaringan
perdarahan
dan
kembalikan
putung-putung
vas
telah
dilekuarkan
seluruhnya.
Secara
empiric,
segera
dalam
72
jam,
disarankan
kembali
untuk
kembali
namun
tidak
memperhatikan
benar/tidaknya.
b. Menanyakan apakah sudah jelas/belum dan meminta klien
mengulang kembali, teruji memperhatikan apakah benar/salah
serta mengoreksi jika ada kesalahan.
Jenis
Cara
1. Mekanik
AKDR-Cu
Merek dagang
Dosis
Waktu pemberian
Copper T
Satu
Multiload
pemasangan
Nova T
pascasenggama
2. Medik
Microgynon 50 2 x 2 tablet
pascasenggama,
dosis tinggi
Neogynon
Nordiol
kmudian
Eugynon
Dosis rendah
Microgynon 30 2 x 4 tablet
Mikrodiol
Nordette
pascasenggama,
dosis kedua 12 jam
Progestin
Postinor-2*
2 x 1 tablet
kmudian
Lynoral
2,5 mg/dosis
pascasenggama,
Premarin
10 mg/dosis
Progynova
10 mg/dosis
kmudian
Dalam waktu 3 hari
Mifepristone
RU-486
1 x 600 mg
pascasenggama, 2 x
1 dosis selama 5 hari
Danazol
Danocrine
2 x 4 tablet
Azol
2.3.2 Manfaat
Sangat efektif (tingkat kehamilan <3%)
2.3.3 Keterbatasan
Pil kombinasi hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam sesudah
hubungan seksual tanpa perlindungan.
2.3.3 Indikasi
Indikasi kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak
dikehendaki.
AKDR ekspulsi
Perkosaan
2.3.4 Kontraindikasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://measiamagazine.net/vasektomi-proses-jenis-dan-efek-samping/
diakses pada tanggal 16 November 2014
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/checklist-konseling-pilkondar.html#ixzz3JIdQeG
http://www.femina.co.id/isu.wanita/seks/efek.samping.tubektomi/005/004/1
71
Sarwono Prawirohardjo.(2010).Ilmu kebidanan,. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/checklist-konseling-pilkondar.html