Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

BIOSTATISTIKA

RANCANGAN ACAK KELOMPOK


(RAK)

NAMA

: LILI NUR ENDA L

NIM

: H411 12 286

JURUSAN

: BIOLOGI

BIOSTATISTIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

Rancangan Acak kelompok

A. Pengertian Perancangan Percobaan


Perancangan percobaan merupakan suatu uji atau sederetan uji baik menggunakan
statistika deskriptif maupun staristika inferensia yang bertujuan untuk mengubah perubahan
input menjadi suatu output.
B. Azas Perancangan Percobaan
Dalam suatu perancangan percobaan, data yang dianalisis statistika dikatakan sah atau
valid apabila data tersebuut diperoleh dari suatu percobaan yang memenuhi tiga prinsip dasar
yaitu:
1. Harus ada ulangan, yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu terhadap beberapa unit
percobaan pada kondisi yang seragam.
Pengulangan bertujuan untuk:
a. Menduga ragam dari galat percobaan;
b. Menduga galat baku (standard eror) dari rataan perlakuan;
c. Meningkatkan ketepatan percobaan;
d. Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui pemilihan dan penggunaan
satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi.
2. Pengacakan, yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi
suatu perlakuan tertentu.
3. Pengendalian lingkungan (local control), yaitu usaha untuk mengendalikan keragaman
yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Usaha-usaha pengendalian
lingkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengelompokan (blocking)
satu arah, dua arah, maupun multi arah. Pengelompokan dikatakan baik jika keragaman di
dalm kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antara kelompok. Untuk

mencapai kondisi tersebut maka kelompok yang dibentuk harus tegak lurus dengan arah
keragaman unit percobaan.
Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau karakteristik obyek
percobaan yang digunkan dengan syarat kelompok tidak berinteraksi dengan perlakuan.
Tujuan dari pengelompokan adalah untuk mereduksi pengaruh dari peubah-peubah yang
tak terkendali.
C. Rancangan Acak Kelompok
Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan lingkungan yang menempatkan
perlakuan-perlakuan secara acak pada setiap satuan percobaan disetiap kelompok (blok).
Tujuan pengelompokan adalah untuk memperoleh satuan percobaan yang seseragam
mungkin dalam setiap kelompok, sehingga beda yang teramati sebagian besar disebabkan
oleh perlakuan. Keragaman antar satuan percobaan dalam kelompok yang berbeda secara
rata-rata akan berbeda dari pada keragaman antar satuan dalam kelompok yang sama bila
tidak diberi perlakuan. Idealnya, keragaman antar satuan percobaan dapat dikendalikan
sehingga keragaman antar kelompok dimaksimumkan dan keragaman dalam kelompok
diminimumkan. Jadi, keragaman antar kelompok tidak mempengaruhi beda antar nilai tengah
perlakuan, karena setiap perlakuan muncul sama seringnya dalam setiap kelompok.
D. Keuntungan dan Kelemahan RAK
a. Keuntungan penggunaan RAK, yaitu:
1. Umumnya tingkat ketelitian lebih tinggi dibandingkan RAL
2. Jumlah perlakuan dan ulangan yang dipergunakan bersifat fleksibel (sesuai kebutuhan);
3. Analisis datanya masih sederhana (mudah).
b. Kelemahan penggunaan RAK
Kelemahan utama Rancangan Acak Kelompok adalah bila keragaman antar satuan
percobaan di dalam kelompok besar, yang mengakibatkan besarnya galat percobaan. Hal ini

sering terjadi bila banyaknya perlakuan cukup besar, sehingga sukar memperoleh kelompok
satuan yang relatif seragam.
E. Pengacakan
Fungsi pengacakan adalah untuk memastikan bahwa kita memperoleh nilai dugaan
yang sah atau tak-bias bagi galat percobaan, nilai tengah perlakuan dan beda antar nilai
tengah itu.
Untuk menghindari bias dalam pembandingan nilai tengah perlakuan, maka
diperoleh cara untuk meyakinkan bahwa suatu perlakuan tertentu secara konsisten tidak
diuntungkan atau dirugikan dalam ulangannya oleh sumber keragaman dari luar, baik
diketahui atau tidak. Jadi, setiap perlakuan harus mempunyai kesempatan yang sama untuk
diberikan pada sembarang sauna percobaan. Menurut Cochran dan Cox, pengacakan itu mirip
asuransi, dalam hal menjaga terhadap gangguan yang mungkin terjadi atau tidak, dan bila
terjadi gangguan itu mungkin serius tetapi mungkin pula tidak.
Dalam percobaan RAK setiap unit percobaan ditetapkan secara RAL dapat dituliskan:
=

= 1,2,.t

= 1,2,.r

dengan :
= nilai pengamatan pada perlakukan ke , ulangan ke -
= nilai tengah umum
= pengaruh perlakuan ke
= pengaruh perlakuan kelompok ke -j
= pengaruh acak (kesalahan percobaan) pada perlakukanke , ulangan ke -
t

= banyaknya perlakukan

=banyaknya ulangan

Langkah-langkah pengujian RAL adalah sebagai berikut :


1. Hipotesis :

H0 :

==

= 0 (perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : paling sedikit ada satu i dimana

2. Mebuat table anova


SumberKeragaman

Db

JumlahKuadrat

Kuadrat Tengah

F hitung

Pelakuan

t-1

JKP

KTP = JKP/(t-1)

KTP/KTG

Kelompok

r-1

JKK

KTK = JKK/(r-1)

KTK/KTG

Galat

(t-1)(r-1)

JKG

KTG = JKG/t(r-1)

Total

tr-1

JKT

Dengan rumus-rumus yang digunakan adalah :


-

Faktor Koreksi

FK =
-

..

Jumlah Kuadrat Total


JKT =

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)


JKP =

FK

Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK)


JKK =

FK

FK

Jumlah Kuadrat Galat


JKG = JKT JKP - JKK

3. Keputusan : tolak H0 jika Fhit > Ftabel ( ,

4. Jika H0 ditolak, maka perlu dilakukan uji lanjut. Uji lanjut yang biasa digunakan
adalah uji beda nyata terkecil (BNT).

BNT =

Uji BNT membandingkan pasangan perlakuan. Jika selisih rataan dua perlakuan <
BNT, maka kedua perlakuan tidak berbeda nyata dan sebaliknya.
Contoh:
Judul Penelitian:
Telaah Laju Pertumbuhan Rumput Laut Euchema spinosum yang di Budidaya pada Metode
Rakit Terapung dengan Beda Konstruksi di Pantai Pulau Nain Kecamatan Wori.
Peneliti:
Kawim N. Halim (1991).

Rancangan Penelitian
a.

Rancangan perlakuan
Penelitian ini merupakan penelitian di bidang perikanan (budidaya perairan). Dalam

penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah metode rakit terapung dengan beda konstruksi,
terdiri dari rakit bambu bentuk empat persegi panjang (perlakuan 1), bentuk bujur sangkar
(perlakuan 2), dan bentuk segitiga (perlakuan 3). Jarak tanam (ikat) rumput laut yang berbeda
(3 cm, 5 cm, 7 cm, 9 cm, 11 cm, dan 13 cm), sehingga terdapat 18 satuan percobaan.
b.

Rancangan lingkungan
Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK).

Hal ini didasarkan pada adanya pengelompokan jarak tanam (ikat) yang bertujuan untuk
meminimalisir galat dan hanya konstruksi rakit apung yang menjadi sumber keragaman.
Untuk analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Analisis data pengamatan
RAK mengikuti model matematis:
Yij

= + i + j + ij

Yij

= nilai pengamatan pada satuan percobaan dari perlakuan ke-i dan


kelompok ke-j

= nilai tengah umum

= pengaruh perlakuan ke-i

= pengaruh kelompok ke-j

ij

= pengaruh galat percobaan pada satuan percobaan dalam


perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Untuk mengetahui perlakuan yang memberikan respon dengan baik (perbedaan antar
perlakuan), maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji wilayah berganda Duncan.

c.

Rancangan Respon
Peubah yang diukur adalah pertambahan berat per hari Eucheuma spinosum, dengan

menggunakan rumus menurut Weatherley dan Gill (1989):

GR (%) = x 100
GR (%) = Pertumbuhan nisbi
Wt

= Berat rumput laut pada akhir penelitian

W0

= Berat rumput laut pada awal penelitian

d.

Hipotesis :

H0

Rakit

terapung

yang

berbeda

konstruksi

memberikan

pengaruh

yang relatif sama terhadap laju pertumbuhan harian rumput laut Euchema
spinosum
H1

Paling tidak ada dua rataan rakit terapung beda konstruksi memberikan

pengaruh yang tidak sama terhadap laju pertumbuhanharian

rumputlaut

Euchema spinosum.

Data:
Tabel 1. Data Pertumbuhan Harian Rumput Laut Euchema spinosum.

Kelompok

Perlakuan

Jumlah

Kelompok

4,48

4,64

6,34

15,46

II

5,80

6,59

8,77

21,16

III

5,72

7,33

7,97

21,02

IV

6,07

6,93

7,37

20,37

5,91

6,49

6,66

19,06

VI

5,31

6,01

6,19

17,51

Total

33,29

37,99

43,30

114,58

Rata-rata

5,55

6,33

7,22

6,37

Faktor Koreksi

= = 729,37

Jumlah Kuadrat Perlakuan

729,37

= 8,36
JKK

- 729,37

= 8,44
JKT

= - 729,37
= 19,60

JKG

= JKT JKK JKP


= 19,60 8,44 8, 36
= 2,80

dbK

= b1=61=5

dbP

= t1=31=2

dbG

= (t 1) (b -1) = (3 1 ) (6 1) = (2) (5) = 10

dbT

= tb 1 = 3x6 1 = 17

KTK = JKK/dbK = 8,44/5

= 1,67

KTP

= 4,18

= JKP/dbP

= 8,36/2

KTG = JKG/dbG = 2,80/10

= 0,28

Fhit kelompok = KTK/KTG = 1,67/0,28 = 5,96


Fhit perlakuan = KTP/KTG = 4,18/0,28 = 14,93

Tabel 2. Analisis Ragam Pertumbuhan Harian Rumput Laut Euchema spinosum.


SK

dB

JK

KT

Fhit

Kelompok

8,44

1,67

5,96

Perlakuan

8,36

4,18

14,93**

Galat

10

2,80

0,28

Total

17

19,60

Ket : ** = berbeda sangat nyata

Ftabel
5%

4,10

UJI LANJUT
Berdasarkan analisis ragam, diperoleh hasil yang sangat nyata pada taraf 5% maka untuk
menguji perlakuan mana yang terbaik diantara perlakuan-perlakuan yang dicobakan maka
dilanjutkan dengan menggunakan uji wilayah berganda Duncan.
Uji Wilayah Berganda Duncan
1. Penyusunan nilai tengah dari yang terendah hingga tertinggi:
5,55

6,33

7,22

2. Penentuan Galat Baku


= 0,09
3. Penentuan Wilayah Nyata Terpendek
= 10
Wilayah Nyata Student untuk taraf 5%
p

(0,05)

(0,05)

3.15

0.28

3.30

0.29

Perlakuan

Nilai Tengah

7,22

6,33

0,89**

5,55

1.67**

0,78**

Keterangan : ** = berbeda sangat nyata


Kesimpulan :
Konstruksi rakit apung yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak sama dalam memacu
pertumbuhan harian rumput laut Euchema spinosum, kecuali antara konstruksi rakit apung
bentuk persegi panjang (1) dan bujursangkar (2), memberikan pengaruh yang relatif sama,
dengan kata lain konstruksi rakit apung bentuk segi tiga (3) berbeda sangat nyata.

Anda mungkin juga menyukai