BAB 13
I. PENDAHULUAN
Garis-garis Besar Haluan Negara menyebutkan bahwa pembangunan
perhubungan
yang
meliputi
pembangunan
perhubungan
darat, laut dan udara, telekomunikasi serta pos dan giro diarahkan
untuk
memperlancar
arus
manusia,
barang
dan
jasa
perhubungan
akan
memperlancar
roda
perekonomian,
Wawasan
nasional.
Nusantara,
Pembangunan
serta
makin
perhubungan
meningkatkan
dilaksanakan
ketahanan
secara
serasi
dan terpadu baik dalam sektor perhubungan sendiri maupun dalam hubungannya dengan sektor-sektor pembangunan lainnya dan
selalu
memperhatikan
kelestarian
kemampuan
sumber
alam
dan
utama
pembangunan
perhubungan
dalam
Repelita
191
Tujuan itu akan dapat dicapai terutama dengan jalan meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan dalam pengelolaan usaha
perhubungan. Langkah-langkah yang juga perlu ditingkatkan untuk itu adalah mengembangkan dan memanfaatkan teknologi perhubungan yang tepat, menyelenggarakan pendidikan dan latihan
untuk penyediaan tenaga kerja yang ahli dan terampil, dan melaksanakan
penyederhanaan
peraturan
agar
meningkatkan
peran
dari
pada
mendorong
itu,
pemerataan
tujuan
pembangunan
pembangunan
ke
perhubungan
seluruh
wilayah
Tanah Air. Untuk mencapai hal itu langkah yang perlu ditingkatkan
yang
adalah
mengembangkan
diarahkan
pulau
terpencil,
untuk
jaringan
melayani
daerah
daerah
transmigrasi
dan
jasa
perhubungan
pedesaan,
dan
daerah
daerah
dan
perbatasan.
Dalam hal ini perhatian khusus perlu diberikan kepada pengembangan angkutan perintis baik di darat, laut maupun di udara
dan didukung dengan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan
yang
daerah-daerah
lain.
yang
terpencil
Pengembangan-pengembangan
dengan
tersebut
daerah-daerah
akan
mendukung
pengembangan daerah pemukiman baru, termasuk pemukiman transmigrasi, dan pengembangan daerah perbatasan dan membantu pembangunan daerah yang dilaksanakan secara terpadu dan serasi.
Selanjutnya keselamatan dan keamanan perhubungan baik di darat, di laut maupun di udara harus terus menerus ditingkatkan.
Pembangunan
perhubungan
dilaksanakan
dengan
memperha-
keseluruhan
keberhasilan
pembangunan
perhubungan
akan
membantu memperlancar roda perekonomian. Di samping itu keberhasilan pembangunan perhubungan juga akan makin memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dalam mewujudkan Wawasan
192
Nusantara,
dan
makin
dapat
meningkatkan
ketahanan
nasional/
negara.
Pembangunan kepariwisataan akan ditingkatkan dengan tujuan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan
nasional
agar
menjadi
kegiatan
ekonomi
yang
dapat diandalkan. Dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan kepariwisataan akan membantu memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja,
terlebih-lebih bagi masyarakat setempat. Di samping itu peningkatan
tersebut
akan
mempunyai
dampak
mendorong
pemba-
ngunan daerah, memperkenalkan dan mengembangkan nilai dan budaya bangsa, memperkenalkan keindahan alam dan negara. Dalam
hubungan ini perlu diperhatikan agar dalam melaksanakan pembangunan
kepariwisataan tetap
dijaga terpeliharanya
kepriba-
dian bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan hidup. Pembangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu
dengan
sektor-sektor
pembangunan
lainnya.
Dalam
pada
usaha-usaha
kepariwisataan
yang
kecil,
menengah
dan
lebih
memperkokoh
persatuan
dan
kesatuan
nasional.
kekayaan
peninggalan
sejarah
serta
keindahan
alam, termasuk alam bahari, di berbagai daerah di seluruh pelosok Tanah Air. Sehubungan dengan itu pelayanan dan penye-
193
lenggaraan
wisata
untuk
masyarakat
terutama
untuk
golongan
langkah-langkah
terpadu
yang
terarah
pada
pengembangan
kelompok-kelompok
seni
budaya,
industri
kerajinan
dan
usaha-usaha lain. Dalam rangka peningkatan usaha kepariwisataan akan dicegah hal-hal yang dapat merugikan kehidupan masyarakat dan bangsa.
Pembangunan
perhubungan
diarahkan
untuk
memperlancar
arus manusia, barang dan jasa serta informasi yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan memperhatikan kemampuan
dan kelestarian sumber alam dan lingkungan serta penghematan
penggunaan energi. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan kemampuan perhubungan dalam memperlancar roda
perekonomian
mendorong
agar
dapat
pemerataan
menunjang
pembangunan
kehidupan
ke
seluruh
masyarakat
wilayah
dan
Tanah
Air. Sejalan dengan itu ditingkatkan pula pembangunan kepariwisataan melalui langkah yang serasi dan terpadu agar tumbuh
menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sehingga dapat
memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta meningkatkan kualitas kehidupan bangsa.
194
pembangunan
perhubungan
sejak
Repelita
Menyadari
akan
luasnya
wilayah
Tanah
Air
dan
persebaran sumber daya manusia serta sumber daya alam yang tidak
seimbang, pembangunan perhubungan terus diupayakan agar dapat
mendorong
hingga
kelancaran
dapat
menjadi
kegiatan
faktor
perdagangan
pendorong
dalam
negeri
keseimbangan
se-
pertum-
Hasil-hasil
pelaksanaan
pembangunan
perhu-
dipadukan
bangan
kegiatan
pembangunan
dan
dan
perhubungan
diserasikan
selama
prioritasnya
pertumbuhan
Repelita
dengan
masing-masing
sub
IV
perkemsektor
menyempurnakan
bungan,
sehingga
peraturan-peraturan
dapat
pula
di
meningkatkan
bidang
perhu-
keterandalan
dan
telah
jasa
diupayakan
perhubungan
peningkatan
yang
cukup,
kemampuan
murah,
dalam
aman
dan
prasarana
dan
sarana
yang
ada
pada
akhir
Repelita
IV
masih terdapat wilayah-wilayah yang belum dapat terlayani kebutuhannya akan prasarana dan sarana perhubungan secara
195
dalam
sub
sektor
masing-masing
dipaparkan
dalam
1. Perhubungan Darat
Sub sektor ini
angkutan
jalan
meliputi
raya,
angkutan
prasarana
kereta
jalan
api,
dan
jembatan
serta
angkutan
No.26
tahun
1985.
Dalam
Undang-undang
tersebut
sistem
196
jalan
dan
jembatan
kabupaten
dan
lokal
sepanjang
49.300 km, pembangunan jalan baru sepanjang 989 km dan jembatan 2.195 m, serta pembangunan jalan tol 224 km. Dengan demikian
terlihat
bahwa
program
rehabilitasi
dan
pemeliharaan
IV.
Sedangkan
untuk
beberapa
program
lainnya,
yaitu
program peningkatan jalan dan penggantian jembatan serta program pembangunan jalan dan jembatan baru, masih terdapat sasaran
yang
harus
program-program
lita
IV
diselesaikan
di
bidang
dibandingkan
dalam
Repelita
V.
dan
jembatan
selama
jalan
dengan
hasil
pelaksanaan
Realisasi
Repe-
Repelita
III
pada
awal
Repelita
IV
panjang
jaringan
jalan
yang ada adalah 199.707 km, pada akhir Repelita IV telah mencapai
228.003
km,
terdiri
dari
jalan
nasional
sepanjang
12.594 km, jalan propinsi sepanjang 33.398 km, jalan kabupaten dan lokal 152.168 km, jalan kotamadya 29.539 km dan jalan
tol 304 km. Dengan pertumbuhan lalu lintas yang terjadi maka
jalan
nasional
fungsi
sebagai
dan
propinsi
jalan
arteri
sepanjang
45.992
sepanjang
km
12.835
telah
km,
ber-
sebagai
jalan tersebut,
maka dapat
diperkirakan bahwa
se-
dilihat
kondisi
prasarana
jalan
tersebut,
pada
awal Repelita IV terdapat hanya 15.402 km (34,7%) panjang jaringan jalan nasional dan jalan propinsi yang berada dalam
197
TABEL 13 - 1
REALISASI PROGRAM-PROGRAM DI BIDANG JALAN DAN
JEMBATAN REPELITA III DAN REPELITA IV
No.
Jenis Program
Repelita
III
Repelita
IV
km
m
31.971
41.022
101.018
72.172
km
m
90.547
135.329
58.370
114.877
km
m
10.707
14.416
16.148
11.642
32.723
40.119
km
m
1.385
7.037
989
2.195
km
80
224
Satuan
198
kritis.
Dengan
pelaksanaan
pembangunan
prasarana
nasional
dan
propinsi.
Pelaksanaan
pembangunan
dalam
tahun 1988/89 diharapkan akan dapat meningkatkan panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap menjadi 27.480 km atau 59%
dari
panjang
jaringan
jalan
nasional
dan
propinsi.
Apabila
akhir
panjang
Repelita
dan
IV
kondisi
jalan
dibandingkan
arteri
dengan
dan
hasil
ko-
Repe-
pelaksanaan
Repelita
IV
realisasi
penunjangan
penunjangan
jalan
tersebut
telah
berhasil
meningkatkan
Hasil-hasil
pelaksanaan
penunjangan
jalan
kabu-
199
TABEL13 - 2
PANJANG DAN KONDISI
JALAN ARTERI DAN JALAN KOLEKTOR
REPELITA III dan REPELITA IV
No.
1.
Kondisi
Repelita III
Repelita IV
15.402
27.480
26.778
17.207
Kritis
2,259
1.305
Jumlah
44.439
45.992
Mantap
Satuan
km
km
2.
Tidak mantap
km
3.
200
pelaksanaan
peningkatan
jalan
kabupaten
keterba-
pelaksanaan
program
penunjangan
jalan
kabupaten
dan lokal. Upaya itu dilaksanakan melalui peningkatan kemampuan dengan memberikan kepada aparatur teknis Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten, pendidikan dan latihan. Mengingat fungsi jaringan jalan kabupaten dan lokal sangat strategis, baik dalam
meningkatkan perkembangan pusat-pusat produksi, seperti pusat
produksi pertanian dan perkebunan, maupun dalam membuka wilayah
terisolir,
maka
pelaksanaan
program
kegiatan
ini
dalam
Repelita V akan ditingkatkan. Program penunjangan jalan kabupaten dan lokal tersebut terutama bertujuan untuk mengembangkan sistem jaringan jalan kabupaten dan lokal yang terpadu
dengan jaringan jalan nasional dan jalan propinsi.
Selama Repelita IV telah dapat dilaksanakan peningkatan
jalan kota sepanjang 582 km dan jembatan 2.500 m. Pembangunan
jalan baru di wilayah perkotaan adalah sepanjang 172 km dan
pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 224 km.
Dengan terdapatnya kondisi prasarana jalan yang semakin
baik maka langkah kebijaksanaan dalam Repelita IV perlu dilanjutkan
dalam
Repelita
dengan
mengutamakan
pelaksanaan
program pemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan jembatan secara terpadu di masing-masing propinsi, kabupaten dan kotamadya.
Pelaksanaan
program
yang
demikian
dalam
Repelita
akan memerlukan usaha-usaha peningkatan kemampuan teknis aparatur, pengembangan standar teknis yang lebih efisien dengan
201
yang
diperlukan
dalam
rangka
pengembangan
kemampuan
jalan
dan
rays
penertiban
adalah
melaksanakan
lalu
lintas
jalan
peningkatan
raya.
kesela-
Kebijaksanaan
angkutan
angkutan
dalam
barang
kota
dan
maupun
penumpang
angkutan
di
antar
jalan
raya,
kota.
baik
Prioritas
pembinaan
sistem
operasi
angkutan
dengan
mengeluarkan
angkutan,
maka
melalui
pembinaan
tersebut
telah
dapat
jalan
menyesuaikan
kapasitas
sarana
angkutan
dengan
kesempatan penggunaan ruas jalan, dan dapat` didorong terjadinya keseimbangan antara kebutuhan dan penawaran jasa angkutan jalan raya.
202
kebijaksanaan
pengembangan
angkutan
jalan
raya
seperti
masih
menghadapi
berbagai
hambatan.
Adanya
berbagai
dalam
menjabarkan
fungsi
dan
tanggung
jawab
berbagai
instansi yang terkait dalam pengendalian lalu lintas dan angkutan jalan raya di masing-masing daerah.
Sementara itu perkembangan teknologi sarana angkutan dan
perkembangan teknologi pembangunan prasarana jalan sudah berkembang sehingga diperlukan adanya penyempurnaan atas Undangundang Angkutan jalan Raya Nomor 3 Tahun 1965.
Salah satu kelemahan yang dapat dirasakan akibatnya di
setiap daerah adalah kurangnya pengawasan atas mutu pelayanan
yang diberikan oleh perusahaan angkutan umum. Lemahnya pengawasan atas kualitas angkutan menyebabkan terjadinya kekurang
terpaduan dalam perizinan trayek. Hal ini berakibat terdapatnya
beraneka
ragam
pelayanan
angkutan
dengan
mutu
angkutan
yang berbeda-beda.
Selain dari pada itu dengan adanya Undang-undang Jalan
Nomor 13 Tahun 1980, maka Undang-undang Angkutan Jalan Raya
Nomor 3 Tahun 1965 perlu pula disesuaikan. Hal-hal yang perlu
disesuaikan terutama menyangkut peraturan umum angkutan jalan
raya,
antara
tanggung
jawab
keselamatan
cacat
lain
yang
pengemudi,
pejalan
tubuh.
mengenai
Dengan
kaki,
peraturan
tanggung
jawab
pengendara
batas
kecepatan,
pemilik
kendaraan,
sepeda
dan
penyandang
penyesuaian-penyesuaian
itu
diharapkan
203
Selama Repelita IV pertumbuhan sarana lalu lintas angkutan jalan raya per tahun rata-rata adalah 21,8% untuk kendaraan bis, 8,2% untuk kendaraan truk dan pick up dan 7,4%
untuk
kendaraan
penumpang.
Perincian
perkembangannya
selama
IV
adalah
dalam
peralatan
pemasangan
24.014
keselamatan
buah
rambu
angkutan
lalu
jalan
lintas,
raya
37
unit
daripada
itu
dilanjutkan
penyelesaian
pembangunan
pusat-pusat pengujian kendaraan bermotor di Jawa Barat, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur.
Selama Repelita IV telah pula terjadi pertumbuhan arus
lalu lintas di berbagai wilayah perkotaan. Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan angkutan di berbagai kota telah dikembangkan berbagai jenis angkutan umum.
Pelayanan angkutan umum dalam kota terdiri dari angkutan
kereta api, yang. terdapat di beberapa kota, angkutan bis kota
dan jenis angkutan umum lainnya. Angkutan umum itu umumnya
dikelola
dan
dikembangkan
oleh
perusahaan
perusahaan
swasta
204
TABEL 13 - 3
ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYA
No.
Janis Armada
1983
1988
1)
1.
B i s
160.260
334.741
2.
T r u k
717.873
1.012.770
3.
Mobil Penumpang
869.940
1.189.764
4.
Sepeda Motor
4.135.677
11.536.212
205
Medan,
Ujung
Pandang,
Bandar
Lampung,
Surakarta,
Jember,
angkutan
ke
daerah-daerah
terpencil
di
beberapa
daerah dikembangkan pelayanan bis perintis dengan armada sebanyak 170 buah, tersebar di 19 lokasi. Penyediaan bis perintis tersebut telah dapat memperlancar arus penumpang umum
ke daerah-daerah terpencil.
Repelita
ningkatan
penambahan
jalan
IV
adalah
kereta
sarana
melanjutkan
api
dan
disertai
fasilitas
rehabilitasi
dengan
dan
pe-
peningkatan
dan
operasionalnya.
Hasil
yang
telah dicapai berupa rehabilitasi dan peningkatan jalan kereta api sepanjang 1.324 km, rehabilitasi lokomotif 193 buah,
rehabilitasi kereta rel listrik dan diesel 435 buah, rehabilitasi
kereta
penumpang
530
buah,
dan
rehabilitasi
gerbong
perangkat
sinyal
dan
telekomunikasi
403
buah.
Di
samping rehabilitasi dan peningkatan tersebut telah pula dilakukan penambahan berbagai sarana dan prasarana kereta api
untuk melayani kebutuhan angkutan bahan-bahan hasil produksi
pertanian,
perkebunan,
industri
dan
pertambangan.
Untuk
tu-
peningkatan
prasarana
angkutan
kereta
api
seperti yang disebutkan di atas ini telah berhasil meningkatkan kualitas jalan kereta api, kemampuan jalan kereta api
dan kemampuan beban jalan kereta api.
206
meningkat
rata-rata
1,3%
per
tahun
sehingga
pada
menjadi
rata
6,2%
dalam
8.032.400.000
per
2.209.000.000
satuan/penumpang/km
tahun
ton/km
ton/km
untuk
dengan
dengan
angka-angka
pertumbuhan
angkutan
pertumbuhan
rata-
penumpang
rata-rata
di
dan
26,5%
per
langkah-langkah
dan
Repelita
IV
telah
dilakukan
upaya yang terpadu dalam meningkatkan efisiensi operasi kereta api. Upaya itu terutama bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya angkutan kereta
api. Dengan upaya itu diharapkan PJKA segera dapat melayani
kebutuhan masyarakat akan angkutan secara mandiri. Dalam hubungan ini disadari bahwa angkutan kereta api mempunyai beberapa keunggulan komparatif dibandingkan angkutan jalan raya.
Dengan
kapasitas
yang
dimiliki
PJKA
akan
berusaha
menggali
jalan
ratif
yang
besar,
yang
memanfaatkan
dimiliki
dan
PJKA,
memungkinkannya
mengembangkan
antara
lain
keunggulan
kompa-
daya
angkutnya
yang
menyelenggarakan
angkutan
yang
207
(Bandung).
Usaha
itu
akan
membantu
memperlancar
kegiatan
ekspor non migas dengan jalan mengangkut langsung dari pusatpusat produksi Jawa Barat ke pelabuhan ekspor Tanjung Priok.
Usaha itu akan dikembangkan pula di beberapa lokasi lainnya
yang mempunyai potensi peningkatan ekspor komoditi non migas.
Pengembangan kegiatan ini telah dapat meningkatkan efisiensi
angkutan
barang
dan
mendorong
pengembangan
dan
pemanfaatan
teknologi transportasi dengan peti kemas. Di samping itu kegiatan tersebut dikembangkan secara terpadu dengan mempertemukan keunggulan komparatif yang dimiliki angkutan lanjutan,
yaitu angkutan laut.
selama
Repelita
IV
kapal,
peningkatan
fasilitas
ngunan
rambu-rambu
sungai
meliputi
dermaga
dan
laut
pengembangan
dan
armada
terminal,
serta
pemba-
pembersihan
dan
pengerukan alur pelayaran. Selain dari itu dilakukan pula peningkatan pelayanan operasional dan pembinaan usaha angkutan,
baik
untuk
lintasan
utama
maupun
pelayanan
perintis.
Hasil
pembangunan yang dilaksanakan dalam Repelita IV adalah penambahan 7 buah kapal penyeberangan, 7 buah dermaga sungai, 16
buah
dermaga
penyeberangan,
unit
dermaga
danau,
buah
hasil
dari
pelaksanaan
pembangunan
angkutan
sungai, danau dan penyeberangan maka menjelang akhir Repelita IV telah dapat dilakukan penyeberangan secara teratur di
27 lintasan. Jasa angkutan penyeberangan telah dapat melayani
angkutan penumpang, barang dan kendaraan (roll on roll off)
dengan menggunakan 78 buah kapal penyeberangan, sedangkan di
208
buah
kapal
di
46
sungai
yang
terutama
terdapat
di
akhir
Repelita
IV
telah
dapat
dilakukan
penyeberangan
secara teratur antara: Balohan - Krueng Aceh, Meulaboh - Sinabang, Palembang - Kayu Arang, Bangka - Belitung, Merak Bakauhuni,
Kalipucang
Cilacap,
Ujung
Kamal,
Jangkar
Kalianget, Ketapang - Gilimanuk, Padangbai - Lembar, Lombok Alas, Sape - Komodo - Labuhan Bajo, Larantuka - Kupang, Kupang Rote,
Penajam
Balikpapan,
Bajoe
Kolaka,
Bira
meningkatnya
sungai,
danau
fasilitas
dan
angkutan
penyeberangan
maka
juga
produksi
meningkat.
meningkat
rata-rata
3,80%
per
tahun.
Perinciannya
dan
penambahan
rute
penyeberangan
telah
pula
dilaksanakan. Namun masih cukup banyak kebutuhan lintas penyeberangan yang belum dapat dilayani, khususnya wilayah yang
terpencil. Terutama yang masih perlu mendapat perhatian dalam
rangka penyediaan lintas penyeberangan dengan teratur adalah
di daerah-daerah kepulauan dan daerah-daerah perbatasan. Sehubungan
dengan
itu,
keterpaduan
pelayanan
angkutan
sungai,
danau dan penyeberangan dengan angkutan laut, khususnya angkutan perintis, perlu semakin ditingkatkan. Kedua jasa angkutan
itu
perlu
dikembangkan
menjadi
sistem
angkutan
yang
TABEL 13 - 4
PRODUKSI ANGKUTAN PENYEBERANGAN
1983/84 - 1988/89
No.
Jenis Angkutan
Satuan
1983/84
18.005
25.050
1.
Angkutan penumpang
ribu orang
2.
Angkutan barang
ribu ton
4.753
4.802
3.
Angkutan kendaraan
ribu buah
1.585
2.489
210
1988/89 1)
2. Perhubungan Laut
Kebijaksanaan
pembangunan
perhubungan
laut
dalam
Repe-
lita IV adalah meningkatkan peranan dan kemampuan jasa angkutan laut nasional secara terpadu dengan sektor pembangunan
lainnya. Peningkatan sarana dan kemampuan tersebut bertujuan
untuk dapat menyediakan pelayanan perhubungan laut yang semakin luas, tertib, teratur, aman, lancar dan efisien. Dalam
hubungan ini perhatian yang lebih besar akan diberikan untuk
peningkatan pelayanan daerah terpencil.
Langkah-langkah kebijaksanaan yang ditempuh selama Repelita IV dan sebelumnya, secara bertahap, telah dapat meningkatkan peran serta angkutan laut dalam menunjang pelaksanaan
pembangunan
nasional,
terutama
dalam
mendorong
pertumbuhan
pembinaan
armada
pelayaran
nasional
dan
peningkatan
strategis
ningkatkan
demikian
sumber
telah
efisiensi
sebab-sebab
di
dilakukan,
bidang
penyediaan
adanya
terutama
jasa
ekonomi
perhubungan
laut
dengan
angkutan
biaya
akan
tujuan
laut.
tinggi
dapat
me-
Dengan
yang
ber-
dihilangkan.
arus
tersebut
barang
untuk
mencakup
meningkatkan
penyempurnaan
kegiatan
peraturan
ekonomi.
di
bidang
dan
Pengusahaan
Angkutan
Laut
telah
211
Peraturan
Pemerintah
Pembinaan
Kepelabuhanan
aturan
Pemerintah
nyangkut
penataan
Nomor
Nomor
11
tahun
1983
disempurnakan
25
kembali
Tahun
tentang
dengan
1985
yang
Administrator
Perme-
Pelabuhan
Penyempurnaan
Pedoman
Perhitungan
Tarip
Bongkar
Penambahan
jumlah
pelabuhan
yang
dapat
disinggahi
langkah-langkah
penyempurnaan
tersebut
di
atas,
dan
pengusahaan
angkutan
laut,
serta
Per-
antara
lain
dengan
menyesuaikan
dan
menentukan
ke-
kuatan armada serta daerah operasinya. Dengan Peraturan Pemerintah ini perusahaan pelayaran bebas untuk menentukan trayek
pelayarannya. Di
samping itu
Peraturan Pemerintah
ini juga
menentukan bahwa dalam menambah pengadaan kapal dapat dilakukan melalui kontrak sewa pakai ataupun beli baru.
212
kemudahan
adanya
muatan
dalam
dan
penyediaan
ruang
muat
jasa
kapal.
informasi
Tersedianya
tentang
informasi
dan
pemakai
jasa
angkutan
laut,
sehingga
dapat
menekan
akhir
Repelita
IV
armada
pelayaran
Nusantara
yang melayani angkutan dalam negeri berjumlah 255 kapal dengan kapasitas 434.900 dwt; armada pelayaran lokal, yang berperan
besar
pula
dalam
menunjang
sistem
jaringan
pelayaran
usaha
membuka
hubungan
ke
daerah
terpencil
dan
Pelayaran
16
kapal.
perintis
Di
melayani
samping
itu
16
juga
trayek
ada
yang
armada
dilayani
pelayaran
dan
industri
kimia.
Armada
itu
berjumlah
2.955
kapal dengan kapasitas 2.970.317 dwt. Selain itu masih terdapat tongkang dengan kapasitas 649.589 brt dan kapal tunda
dengan kapasitas 562.003 hp. Di samping itu armada pelayaran
samudera yang terdiri dari 35 kapal dengan kapasitas 446.980
dwt
menunjang
melayani
perdagangan
angkutan
internasional.
penumpang
antar
pulau
Selanjutnya
telah
pula
untuk
diting-
III
menjadi
buah
kapal
pada
akhir
Repelita
IV.
213
Dalam Repelita IV perkembangan jumlah muatan dalam negeri yang diangkut mengalami peningkatan yang sangat berarti;
selama
Repelita
III
telah
meningkat
dengan
54,6%,
dari
diizinkannya
pelaksanaan
angkutan
ekspor
dan
impor
214
TABEL 13 - 5
PRODUKTIVITAS ARMADA NASIONAL
1983/84 dan 1988/89
(Ton/MT/Tahun)
Jenis Pelayaran
1983/84
1988/89
- Nusantara -
14,82
18,46
Lokal
18,88
21,50
- Perahu Rakyat
15,87
20,17
30,41
14,80
25,20
39,99
215
pelampung
suar,
86
buah
stasiun
radio
pantai.
Dalam
3. Perhubungan Udara
Dalam Repelita IV kebijaksanaan pembangunan perhubungan
udara diarahkan untuk meningkatkan kemampuan angkutan udara
baik untuk pelayanan dalam negeri, termasuk angkutan udara
perintis, maupun untuk pelayanan luar negeri. Peningkatan kemampuan angkutan diusahakan sejalan dengan peningkatan permintaannya.
Untuk
melaksanakan
kebijaksanaan
tersebut
telah
dan
penambahan
frekuensi
penerbangan.
Upaya-
usaha
meningkatkan
operasi
lalu
lintas
angkutan
216
perusahaan penerbangan sehingga kerja sama penerbangan internasional dapat ditingkatkan. Untuk dapat memperluas jaringan
penerbangan
internasional
dilakukan
perundingan-perundingan
dengan negara-negara sahabat untuk mengatur peningkatan pemanfaatan sepenuhnya jalur penerbangan (Air Rights) bagi negara yang berlintasan.
Selama Repelita IV pertumbuhan angkutan udara dalam negeri rata-rata setiap tahun adalah: untuk penumpang sebesar
3,9%
dan
untuk
angkutan
barang
9,3%.
Untuk
angkutan
udara
IV
akhir
telah
dilaksanakan
Repelita
IV
sejumlah
peningkatan
5
bandara
landasan
dapat
udara.
digunakan
untuk pesawat sejenis B-747, 9 bandara digunakan untuk pesawat sejenis DC-10/A-300, 19 bandara digunakan untuk pesawat
sejenis DC-9, 37 bandara digunakan untuk pesawat sejenis F-28
dan 55 bandara digunakan untuk pesawat sejenis F-27/CN-235.
Pada akhir Repelita IV seluruh ibukota propinsi telah dapat
didarati oleh pesawat terbang bermesin jet. Di samping itu
sebanyak 17 bandara telah digunakan sebagai pintu gerbang penerbangan internasional. Salah satu dari bandar udara tersebut
adalah
bandar
udara
Soekarno-Hatta
yang
selesai
di-
217
TABEL 13 - 6
PRODUKSI PENERBANGAN DALAM NEGERI
DAN PENERBANGAN LUAR NEGERI
AKHIR REPELITA III DAN AKHIR REPELITA IV
U r a i a n
Satuan
Akhir
Repelita
III
Akhir
Repelita
IV
ribuan
88.163
101.650
2. Penumpang diangkut
orang
5.286.497
6.679.438
3. Barang
ton
49.772
76.486
4. Jam terbang
jam
226.783
242.388
5. Ton-km tersedia
ribuan
808.072
870.348
6. Ton-km produksi
ribuan
374.776
485.362
7. Faktor muatan 1)
persen
46
56
1.048.943
1.735.328
ton
28.366
61.576
3. Jam terbang
jam
36.835
60.046
4. Ton-km tersedia
ribuan
1.175.122
2.470.466
5. Ton-km produksi
ribuan
545.791
1.190.910
6. Faktor muatan 1)
persen
46
48
1) Faktor muatan =
218
ton-km produksi
ton-km tersedia
orang
telah berfungsi sebagai pintu gerbang utama penerbangan nasional dan internasional. Sedangkan pintu-pintu gerbang yang
lain,
adalah
Ngurah
Rai/Bali,
Pattimura/Maluku,
Sam
Ratu-
langi/Sulawesi Utara, Frans Kaisiepo/Irian Jaya, Polonia/Sumatera Utara, Simpang Tiga/Riau, Tabing/Sumatera Barat, Hang
Nadim/P.Batam,
El
Tari/Nusa
Tenggara
Timur,
Sepinggan/Kali-
Kijang/Riau,
Juwata/Kalimantan
Timur,
Mopah/Irian
Jaya. Di bidang keselamatan penerbangan telah dilakukan penambahan peralatan telekomunikasi dan navigasi udara, sehingga selama Repelita IV kehandalan operasional telah meningkat
secara berarti sehingga kemungkinan kecelakaan lalu lintas udara
makin
terkurangi.
Adapun
perkembangan
kemampuan
bandar
negeri,
pesawat
dengan
peningkatan
perusahaan
udaranya.
kebutuhan
penerbangan
Penambahan
armada
telah
angkutan
udara
menambah
armada
tersebut
terdiri
dari:
buah pesawat
berjadwal
yaitu,
dioperasikan oleh
oleh
Garuda
perusahaan pener-
Indonesia
sebanyak
81
TABEL 13 - 7
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BANDAR UDARA
AKHIR REPELITA I I I DAN REPELITA IV
Kemampuan untuk
pesawat sejenis
(penuh/terbatas)
Akhir
Repelita IV
( lokasi )
B - 747
DC-10/A-300
DC- 9
10
F - 28
18
23
18
F-27/CN-235
220
Akhir
Repelita III
( lokasi )
Penerbangan
domestik
komersial
berjadwal
telah
me-
ningkat dari 115 rute pada akhir Repelita III menjadi 134
rute pada akhir Repelita IV atau meningkat sebesar 16,5%. Sedangkan untuk angkutan penerbangan luar negeri, jumlah kota
yang disinggahi meningkat dari 23 kota menjadi 29 kota. Kenaikan rute penerbangan dalam negeri antara lain disebabkan
oleh adanya rute penerbangan perintis yang berkembang menjadi
rute komersial. Rute-rute penerbangan baru yang telah dibuka
adalah: Balikpapan - Pontianak, Pontianak - Batam, Batam Medan, Denpasar - Manado, Denpasar - Biak. Dalam Repelita IV
juga telah dikembangkan kerja sama penerbangan regional dengan
negara-negara
tetangga,
yaitu
lintasan
penerbangan
Kupang
Darwin, Balikpapan - Brunei Darusallam, Tarakan - Kota Kinibalu, Manado - Cebu dan Pontianak - Kuching.
lokasi
transmigrasi
dari
783
lokasi
transmigrasi
yang
pos
dan
giro
tersebut
dilaksanakan
oleh
313
kantor pos besar, 532 buah kantor pos tambahan, 1.978 buah
kantor pos pembantu, 9 buah sentral giro dan 103 buah loket
lanjutan.
Untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan
dan
efisiensi
dapur-dapur
pos
di
pusat-pusat
kegiatan
masyarakat.
kemudahan
pendaftaran
dan
tersebut
pungutan
meliputi,
iuran
misalnya,
Televisi,
pelaksanaan
penerimaan
pemba-
pajak,
penerimaan
penyetoran
tabungan
uang
muka
dan
angsuran KPR-BTN, penunjang penyelenggaraan kegiatan Universitas Terbuka, dan pelayanan lain di pusat-pusat wisata.
Dengan langkah-langkah tersebut lalu lintas pos dan giro
dalam negeri dan luar negeri meningkat rata-rata 9% per tahun. Lalu lintas pos tersebut meliputi surat pos biasa, surat
pos kilat, pos kilat khusus dan pos udara ke luar negeri. Peningkatan produksi tersebut didukung dengan usaha peningkatan
efisiensi dan efektivitas pelayanan yang terdiri dari penyempurnaan tolok ukur waktu tempuh, penyempurnaan pola antaran
pos serta pemasyarakatan pemakaian kode pos seluas-luasnya.
Di samping itu dikembangkan pula diversifikasi pelayanan jasa
pos
dengan
mengikutsertakan
swasta
dalam
penyelenggaraan
fungsi
pengawasan
melekat
dalam
sistem
operasional
5. Telekomunikasi
Pembangunan telekomunikasi selama Repelita IV ditujukan
222
pos
TABEL 13 - 8
FASILITAS POS DAN GIRO
REPELITA I I I DAN REPELITA IV
No.
Uraian
Satuan
Repelita III
Repelita IV
buah
1.218
1.978
buah
284
532
Kantor Pos
buah
211
313
2. Sentral Giro
buah
3. Loket Ekstension
buah
buah
5.
--
103
12
14
buah
607
buah
2.876
967
4.016
buah
6.422
12.674
6. Bis Surat
223
untuk
memperluas
telegrap
ngunan
dan
jaringan
teleks,
tersebut
dan
dan
terutama
sambungan
jaringan
telepon,
komunikasi
diutamakan
agar
transmisi,
data.
dapat
Pemba-
meningkatkan
pula
diperluas
jaringan
transmisi
yang
terdiri
dari:
Transmisi Gelombang Mikro di 3 lokasi, pembangunan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) di wilayah Jabotabek, pembangunan
transmisi laut berupa Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) di
2
lokasi,
dan
pembangunan
satelit
pembangunan
124
yang
buah
transmisi
SBB/SBS/SBK.
mendukung
Sistem
satelit
Juga
yang
dilakukan
Komunikasi
meliputi
peluncuran
Satelit
Domestik
maka
Repelita
IV
jangkauan
telah
pelayanan
mencapai
2.069
telekomunikasi
kecamatan,
pada
yang
akhir
berarti
tujuan
yang
dapat
dihubungi
dengan
Sambungan
Langsung
menjadi
langsung
127
negara
internasional
pada
dapat
akhir
Repelita
dilakukan
dari
IV.
8
kota
224
Hubungan
yaitu
Dua/Denpasar
dan
Makale/Tana
Toraja.
Di
samping
itu
telah
pula
pelayanan
Birofax
di
10
kota
lainnya.
Selain
batas
dengan
negara
tetangga
dari
kota-kota
Sekupang,
pelayanan
telekomunikasi
dikembangkan
dengan
di
beberapa
mengikutsertakan
kota
pihak
telah
swasta,
Kendaraan
cellular
yang
Bermotor
telah
(STKB)
dapat
pula
dengan
penggunaan
dioperasikan
teknologi
untuk
hubungan
antar kota.
Di
efisiensi
bidang
operasional
terus
melalui
peningkatan
operasi
diupayakan
peningkatan
keberhasilan
panggil
telepon. Pelaksanaannya telah dapat menurunkan tingkat gangguan telepon, yaitu dari 6,34 gangguan per 100 telepon pada
akhir Repelita III menjadi 5,53 gangguan per 100 telepon pada
akhir Repelita IV. Usaha ini telah meningkatkan produksi telekomunikasi dari 20.300,0 juta pulsa pada akhir Repelita III
menjadi 24.000,0 juta pulsa pada akhir tahun 1988. Demikian
pula halnya penggunaan teleks yang telah meningkat dari 790
juta pulsa pada akhir Repelita III menjadi 2.015,0 juta pada
akhir tahun 1988.
Walaupun
untuk
telah
kebutuhan
diupayakan
masyarakat,
penambahan
pertumbuhan
kapasitas
permintaan
telepon
sambungan
manajemen
pengendalian,
pengelolaan,
terus
diupayakan
keuangan,
untuk
perencanaan,
ditingkatkan
agar
penambahan
pengawasan
peralatan
penggunaan
ditingkatkan.
Untuk
tersebut,
spektrum
selama
frekuensi
meningkatkan
Repelita
radio
keterampilan
makin
dan
IV
dapat
efisiensi
operasi, sejumlah tenaga pelaksana telah pula dilatih dan ditambahkan di daerah-daerah.
Pemanfaatan peralatan telekomunikasi produksi dalam negeri telah pula ditingkatkan. Penggunaan perangkat telekomunikasi produksi dalam negeri meliputi antara lain Sentral Telepon
Otomat/Digital
(STO/STD),
Sambungan
Telepon
Kendaraan
radio.
Perangkat
komunikasi
radio
dengan
tingkat
ibukota
kecamatan.
Mutu
perangkat
telekomunikasi
pro-
226
TABEL 13 - 9
KAPASITAS TELEKOMUNIKASI
1983/84 dan 1988/89
No.
U r a i a n
1983/84
1988/89
666.133 sst
1.095.200 sst
2. Kapasitas Teleks
12.220 sstx
20.120 sstx
394.150ssp
960.660 ssp
106 kota
58 negara
113 kota
127 negara
6. Transmisi Satelit :
. SBB/SBS/SBK/SBM
. Retrofit Antenna
Kanal SCPC/FDMA/TDMA
. Palapa B1/B2P/B2R
. Saluran
97 buah
2 buah
25.730 kanal
1.407 Kec.
221 buah
24 lokasi
900 kanal
2 buah
38.833 kanal
2.069 Kec.
227
dan
geofisika
telah
dapat
pula
ditingkatkan.
Sasaran
utama ditujukan pada bidang prasarana; hasilnya adalah pembangunan stasiun meteorologi sebanyak 5 unit, stasiun klimatologi 1 unit, stasiun geofisika sebanyak 2 unit, stasiun kerja
sama (Pos Pengamatan Meteo Pertanian Khusus, Pos Pengamatan
Iklim, Pos Pengamatan Penguapan dan Pos Pengamatan Hujan) sebanyak 586 buah, dan stasiun bumi satelit cuaca sebanyak 1
buah. Dengan tersedianya peralatan tersebut telah dapat ditingkatkan dan diperluas jaringan stasiun pengamat dengan lokasi yang lebih tersebar di semua daerah sehingga dapat digunakan untuk pelayanan operasi data meteorologi dan geofisika
selama 24 jam. Di samping itu dengan penggunaan teknologi
yang lebih maju telah dimungkinkan usaha peningkatan dan perluasan
inventarisasi
data
meteorologi
dan
geofisika
yang
lebih teliti berdasarkan sumber daya alam yang dimiliki secara nasional. Selanjutnya telah ditingkatkan pula keterampilan tenaga ahli dalam pengelolaan jasa tersebut.
Pelaksanaan pembangunan tersebut pada akhir Repelita IV
telah
berhasil
mendekati
90%.
memberikan
ramalan
Pada
Repelita
akhir
cuaca
III
dengan
ketelitian
ketelitian
ramalan
alam
yang
terjadi,
seperti
hujan,
angin,
secara
teratur
untuk
penerbangan,
klimatologi
perta-
7. Pariwisata
Tujuan
diarahkan
patan
agar
pembangunan
dapat
berusaha.
jungan
devisa.
telah
ke
pariwisata
memperluas
Selain
wisatawan
penerimaan
lain
utama
Indonesia
ditempuh
kesempatan
daripada
Untuk
dalam
itu
kerja
dan
peningkatan
diharapkan
mencapai
Repelita
akan
sasaran
langkah-langkah
kesem-
arus
kun-
meningkatkan
tersebut
yang
IV
antara
diarahkan
pada
Berkaitan
dengan
kegiatan
pembinaan
lingkungan
pertumbuhan
wisata,
usaha
langkah
wisata
kepariwisataan,
menyederhanakan
tersebut
perizinan,
dikembangkan
dengan
jalan
meningkatkan
memperluas
pula
mendorong
mutu
produk
pintu
masuk
wisata serta memberikan kemudahan izin dan masa tinggal kunjungan wisatawan asing.
Selama Repelita III telah mulai dilaksanakan pengembangan 10 DTW, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Dalam Repelita IV selain
melanjutkan
pengembangan
DTW
tersebut,
telah
diperkenalkan
229
TABEL 13 - 10
KEADAAN STASIUN-STASIUN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
Tahun 1983/84 dan 1988/89
(buah)
No.
Jenis Stasiun
1983/84
1988/89
1.
Stasiun Meteorologi
107
112
2.
Stasiun Klimatologi
15
16
3.
Stasiun Geofisika
26
28
4.
Stasiun Kerjasama :
4.596
5.182
Pos Pengamatan
tanian Khusus
Pos Pengamatan
Pos Pengamatan
Pos Pengamatan
5.
230
Meteo per-)
)
Iklim
)
Penguapan )
Hujan
)
kunjungan ke DTW-DTW tersebut terutama berkat adanya peningkatan pengembangan obyek wisata alam dan budaya, peningkatan
kerja sama perusahaan penerbangan Indonesia dengan perusahaan-perusahaan
penerbangan
negara
lain,
pembinaan
industri
pameran
dan
peristiwa-peristiwa
pariwisata
dunia.
Di
samping itu telah ditambah pula pintu masuk bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke negara kita. Berkat langkah dan
usaha tersebut di atas jangkauan pasar wisata kita telah dapat diperluas ke negara-negara Eropa Barat, Skandinavia, Korea Selatan, Taiwan, Australia dan Selandia Baru.
Tantangan yang dihadapi dalam upaya meraih peningkatan
arus
kunjungan
wisatawan
selama
Repelita
IV
antara
lain
dari negara-negara
tujuan wisata
negara-negara tetangga.
lainnya,
Menghadapi kedua
hal
dengan
menambah
ke
obyek-obyek
langsung
dan
membuka
wisata
rute
seperti
penerbangan
Bali,
baru
Pontianak,
Kupang, Biak, Medan dan P. Batam. Untuk penerbangan ke obyekobyek wisata tersebut diberikan insentif berupa tarip penerbangan disertai perbaikan dalam pelayanan.
Beberapa tahun terakhir ini juga diupayakan untuk meningkatkan
kunjungan
wisatawan
terutama
dengan
memanfaatkan
231
mata uang asing terhadap rupiah. Di samping itu variasi produk wisata Indonesia akhir-akhir ini juga ditingkatkan, sehingga
mutu,
jenis
dan
nilai
jual
produk
wisata
meningkat
meningkatkan
iklim
investasi.
Berbagai
penyederhanaan
satu
bidang
untuk
ditingkatkan
pasar
konvensi
pemasaran
adalah
dan
yang
partisipasi
telah
diprioritaskan
nasional
pertemuan-pertemuan
dalam
pangsa
internasional.
Dalam
(meetings,
insentive
travels,
conventions,
exhibi-
yang
dapat
meningkatkan
kunjungan
wisatawan
asing
pelaksanaan
pembangunan
di
bidang
pariwisata,
pertumbuhan
yang
terus
meningkat.
Pertumbuhannya
dalam tahun 1984 mencapai 9,3%, tahun 1985 mencapai 6,9%, tahun 1986 mencapai 10,1%, tahun 1987 mencapai 27,3% dan tahun
1988
mencapai
26,4%.
Negara
pasaran
utama
adalah
Jepang,
lainnya.
Arus
kunjungan
wisatawan
asing
tahun
1983
peningkatan
industri
peran
serta
pariwisata,
kalangan
dewasa
ini
swasta
telah
dalam
dibangun
TABEL 13 - 11
ARUS KUNJUNGAN WISATAWAN ASING KE INDONESIA
1983 dan 1988
(orang)
T a h u n
1983
1988
Jumlah
Wisatawan
638.855
1.326.800
1) Angka sementara
233
berbintang. Jumlah hotel berbintang sampai tahun 1988 ada sebanyak 391 buah, tempatnya tersebar di 24 propinsi dan kapasitas seluruhnya sebanyak 29.253 kamar.
Sektor
Perhubungan
dan
Pariwisata
dalam
Repelita
dan
pembangunan
nanya
jasa
di
seluruh
perhubungan
pemerataan
sektor
bertujuan
pembangunan
ke
pembangunan.
pula
seluruh
Selain
mendorong
wilayah
itu
terlaksaTanah
Air,
dengan mengutamakan pembangunan perhubungan untuk daerah pedesaan, daerah dan pulau terpencil, daerah transmigrasi dan
daerah
perbatasan.
Pelaksanaan
pembangunan
perhubungan,
di
langsung
pembangunan
perhubungan
adalah
untuk
dapat memperlancar arus manusia, barang dan jasa serta informasi keseluruh penjuru Tanah Air. Sasaran itu dicapai dengan jalan meningkatkan pembangunan perhubungan darat, perhubungan laut dan perhubungan udara, telekomunikasi serta pos
dan giro. Di samping itu dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan produktivitas prasarana dan saran perhubungan akan
ditingkatkan kegiatan operasi dan pemeliharaan di masing-masing subsektor.
Pembangunan
perhubungan
selama
Repelita
dilaksanakan
234
hubungan sendiri maupun dalam hubungannya dengan sektor-sektor pembangunan lainnya. Tercapainya keserasian dan keterpaduan
itu
diharapkan
akan
dapat
meningkatkan
hasil-hasilnya
rangka
pengembangan
potensi
perhubungan
nasional
perlu dilaksanakan penyederhanaan peraturan di berbagai bidang perhubungan. Penyederhanaan peraturan di berbagai bidang
akan dapat mendorong peningkatan peran serta masyarakat dan
peningkatan mutu pelayanan serta peningkatan efisiensi dalam
pengelolaan usaha perhubungan. Di samping itu langkah-langkah
yang juga perlu dilanjutkan adalah pengembangan dan pemanfaatan teknologi perhubungan yang tepat. Langkah lain yang
juga masih sangat diperlukan adalah penyelenggaraan pendidikan dan latihan untuk penyediaan tenaga kerja yang ahli dan
terampil. Dalam pendidikan dan latihan yang diselenggarakan
perlu diperhatikan pembinaan jiwa kebaharian dan kedirgantaraan. Selanjutnya prasarana dan sarana keselamatan dan keamanan perhubungan baik di darat, di laut maupun di udara
juga perlu terus ditingkatkan.
Adapun
rencana
pengembangan
dan
langkah
kebijaksanaan
235
1. Perhubungan Darat
Pembangunan
perhubungan
darat
dalam
Repelita
dilan-
jutkan dengan tujuan agar dapat meningkatkan penyediaan, kemampuan, dan pelayanan angkutan jalan raya, angkutan kereta
api, serta angkutan sungai, danau dan penyeberangan dan angkutan di wilayah perkotaan. Langkah dan kebijaksanaan yang
ditempuh dalam Repelita V di bidang perhubungan darat adalah
seperti di bawah ini.
a. Jalan dan Jembatan
Kebijaksanaan
dan
langkah-langkah
di
bidang
Jalan
dan
Jembatan dalam Repelita V adalah melanjutkan kegiatan pembangunan jalan dengan mengutamakan pembangunan jaringan jalan
di pusat-pusat pertumbuhan dan pusat-pusat produksi serta jalan yang menghubungkan daerah produksi dengan daerah pemasarannya.
Selain
dari
itu
diutamakan
pula
pembangunan
jalan
pemukiman
transmigrasi.
Pembangunan
jalan
dalam
sistem
tersebut
dapat
mendukung
peningkatan
kemampuan
perhubungan darat yang lebih luas dan efisien diseluruh daerah. Dengan demikian sistem jaringan yang ada akan dapat melayani kebutuhan masyarakat secara optimal.
Sasaran
utama
pembangunan
jaringan
jalan
nasional
dan
tersebut. Dengan peningkatan itu diharapkan pada akhir Repelita V jaringan jalan nasional dan propinsi yang telah berada
dalam kondisi mantap semakin meningkat. Di samping itu kegiatan pemeliharaan yang terencana dan berjadwal teratur akan
ditingkatkan sehingga jalan dapat dipertahankan dalam keadaan
baik. Mengingat sebagian besar dari jaringan jalan tersebut
mempunyai
fungsi
sebagai
jalan
arteri
dan
jalan
kolektor,
tersebut mempunyai
terlebih-lebih
mengingat
kemampuan teknis
jaringan
jalan
yang lebih
tinggi,
tersebut
melayani
utama
adalah
pembangunan
memperpanjang
jalan
kabupaten
jaringan
jalan
dalam
kabupaten
Repeyang
berada dalam kondisi mantap. Di samping itu melalui peningkatan kegiatan pemeliharaan yang teratur dan mantap kondisinya dapat dipertahankan. Dengan demikian dapat diperluas jaringan jalan dalam kondisi mantap dan terpadu yang akan mampu
mendukung perkembangan daerah-daerah produksi dan perkembangan
pemukiman,
termasuk
pemukiman
transmigrasi.
Peningkatan
kemampuan struktur dan geometri jalan kabupaten dalam Repelita V akan menjadi perhatian utama dan dilaksanakan secara
bertahap di semua daerah. Dengan usaha-usaha itu diharapkan
pada
akhir
Repelita
semakin
banyak
jalan
kabupaten
yang
237
itu
dikembangkan
kemampuan
pelaksanaannya
di
ma-
dapat memperluas
kesempatan kerja
bagi tenaga
kerja
setempat.
Tujuan
pembangunan
jalan
kotamadya
adalah
meningkatkan
diutamakan
penyelesaian
sasaran
Repelita
IV.
Biaya
pembangunannya dibebankan pada pemakai jalan melalui penerimaan biaya tol dan pengerahan tabungan masyarakat. Pembangunan jalan bebas hambatan dilaksanakan setelah dilakukan penelitian yang seksama mengenai manfaat dan biayanya secara keseluruhan.
Pelaksanaan
pembangunannya
mengikutsertakan
seba-
agar seluruh
jaringan jalan
dapat berfungsi
dalam
hubungan yang saling mendukung secara terpadu. Kegiatan masing-masing program diarahkan untuk menjadikan fungsi jaringan jalan sebagai suatu sistem jaringan prasarana yang meluas
dan terpadu sehingga dapat mengikat dan menghubungkan pusatpusat pertumbuhan dan pusat-pusat produksi dengan simpul-simpul jasa distribusi di semua daerah.
Dengan memperhatikan kemampuan yang dapat tersedia dalam
Repelita V, kapasitas masing-masing ruas jalan tahap demi tahap
ditingkatkan.
Peningkatannya
dilaksanakan
melalui
238
bebe-
pemeliharaan jalan
hankan
kemampuan
jaringan
jalan
dan jembatan
ruas-ruas
nasional,
terutama bertujuan
jalan
strategis
propinsi,
dan
kabupaten
memperta-
mantap
dan
dalam
kotamadya.
Program rehabilitasi dan pemeliharaan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berjangka, penunjangan dan rehabilitasi
dan
konstruksi
pemeliharaan
jalan
dan
ruas-ruas
jembatan.
jalan
juga
Selain
rehabilitasi
dilakukan
peningkatan
penggantian
perlu
jembatan
ditingkatkan
meliputi
serta
jalan
diupayakan
yang
sudah
mantap
dapat
pula
memper-
rehabilitasi
dan
pemeliharaan
jalan
nasional
dan
peningkatan jalan dan jembatan nasional dan propinsi sepanjang 24.800 km dan 54.000 in, jalan dan jembatan kabupaten 45.153 km dan 80.000 m, jalan dan
jembatan kotamadya 1.100 km dan 15.000 in.
(3)
sepanjang
4.200
in,
jalan
dan
jembatan
TABEL 13 - 12
RENCANA PROGRAM DI BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
UNTUK REPELITA V
No.
Satuan
Sasaran
Repelita V
km
188.010
b. Jalan Kabupaten
km
323.500
c. Jalan Kota
km
68.950
km
m
24.800
54.000
b. Jalan Kabupaten
Jembatan
km
m
45.153
80.000
c. Jalan Kota
Jembatan
km
m
1,100
15.000
Jenis Program
240
km
m
500
4.200
c. Jalan Kota
km
344
d. Jalan Tol
km
295
Perincian
program
pembangunan
jalan
dan
jembatan
dapat
jalan
Haluan
raya,
Negara,
sesuai
ditujukan
dengan
untuk
petunjuk
dapat
Garis-garis
meningkatkan
Besar
efisiensi
daya
guna
masing-masing
jenis
angkutan
dalam
mendukung
kelancaran mobilitas barang dan penumpang sehingga biaya angkutan dapat rendah sesuai dengan kemampuan masyarakat.
Dalam
jasa
hubungan
angkutan
ini
dilakukan
peningkatan
dengan
efisiensi
menyempurnakan
pengelolaan
jaringan
ang-
kutan jalan raya yang terpadu yang terdiri dari jaringan lintas angkutan penumpang dan jaringan lintas angkutan barang.
Dalam hubungan ini diperhatikan penggunaan ruang angkut dengan kendaraan yang sesuai, sehingga dapat menciptakan keteraturan dan keterandalan pelayanan angkutan
yang
didasarkan
rangka
usaha
meningkatkan
efisiensi
pengelolaan
Selain itu dalam usaha meningkatkan efisiensi jasa angkutan jalan raya, di masing-masing daerah dikembangkan terminal-terminal
angkutan,
baik
Pengelolaan
cara-cara
jalan
raya
angkutan
kawasan
yang
sebagai
penumpang
terminal
dapat
simpul
jaringan
maupun
tersebut
meningkatkan
distribusi
angkutan
diusahakan
efisiensi
jasa
barang.
dengan
angkutan
Repelita
dilakukan
penyederhanaan
perizinan
usaha angkutan jalan raya, dengan mengutamakan pemberian perizinan sesuai dengan profesionalisme dalam berusaha. Masingmasing pengusaha jenis angkutan dapat menyediakan jasa angkutan dengan mempertimbangkan mutu pelayanan. Untuk itu perlu
terus diberikan pembinaan dan bimbingan kepada masing-masing
perusahaan dalam usaha meningkatkan kemampuan profesionalisme
berusaha melalui pemberian petunjuk tentang sistem pengelolaan angkutan jalan raya.
Salah
satu
langkah
yang
dapat
mendukung
keberhasilan
membantu
meningkatkan
peranan
dan
fungsi
Dinas
Lalu
pembangunan
prasarana
jalan.
Penyempurnaan
itu
juga
lalu
lintas
sebanyak
63.140
buah,
lampu
persimpangan
jalan lebih dari 30@ unit dan marka jalan sepanjang 300.000
meter. Di samping itu dilakukan rehabilitasi jembatan timbang
11
buah,
perawatan
jembatan
timbang
175
buah,
relokasi
10
rehabilitasi
unit
pengujian
kendaraan
bermotor
perbaikan
lalu
arus
lintas
lalu
lintas,
elektronis
pengembangan
terpadu,
sistem
penyempurnaan
dan penambahan rambu lalu lintas dan marka jalan, dan pembentukan unit pengendali lalu lintas kota secara terpadu. Sejalan dengan itu diperhatikan penyediaan prasarana bagi pejalan
kaki dan penyandang cacat tubuh serta jenis kendaraan tanpa
mesin, jembatan penyeberangan, dan perluasan tempat perhentian bus kota. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan kendaraan dalam kota, khususnya kendaraan pribadi, ditingkatkan pula
penyediaan angkutan umum dalam kota dengan kapasitas dan mutu
pelayanan yang semakin baik. Di samping itu dalam merangsang
penggunaan angkutan umum, khususnya dalam kota yang kepadatan
243
dan
biaya
operasinya
agar
tidak
menimbulkan
beban
pembangunan
perkeretapian,
sesuai
dengan
Garis-garis Besar Haluan Negara, dilanjutkan dengan meningkatkan daya angkut, mutu pelayanan dan efisiensi pengelolaannya agar dapat diandalkan oleh masyarakat sebagai angkutan
umum penumpang dan barang. Selanjutnya dalam meningkatkan pelayanan angkutan dalam kota dan antar kota diusahakan pula
peningkatan pengembangan sistem angkutan kereta api.
Dalam Repelita V pemanfaatan angkutan kereta api sebagai
jasa angkutan yang murah, aman dan hemat energi dikembangkan
secara
terpadu
dengan
angkutan
jalan
raya
dan
perhubungan
dan
dengan
kapasitas
muatan
yang
besar
dari
244
TABEL 13 - 13
PERKIRAAN PRODUKSI JASA ANGKUTAN KERETA API
SELAMA REPELITA V
Jenis Angkutan
Penumpang (ribuan)
Penumpang/km (jutaan)
Barang/ton (ribuan)
Barang/ton/km
1989
1994
52.518
65.647
8.020
9.987
11.416
16.553
2.708
4.002
245
serta
dapat
mempertahankan
mutu
barang
sampai
ke
tujuan
pelayanan
kereta
api
memerlukan
dukungan
pengembangan teknologi pengepakan dan pengiriman dengan menggunakan peti kemas. Untuk itu dalam Repelita V dibangun dan
dikembangkan
beberapa
terminal
peti
kemas
yang
mempunyai
Perujakan
(Jawa
Barat),
Solo
Jebres
(Jawa
Tengah)
dan
Rambipuji (Jawa Timur), Tebing Tinggi (Sumatera Utara), Kertapati (Sumatera Selatan), dan lokasi lain di Sumatera Barat.
Dengan
pengembangan
jasa
angkutan
ini
dapat
pula
dikurangi
sehingga
dapat
mempertahankan
siap
guna
operasi
operasi
operasi
kereta
api
dilakukan
dan
agar
peningkatan
dapat
pengendalian
meningkatkan
utili-
itu
dilakukan
pula
rehabilitasi
dan
peningkatan
lintas
dan
mempertinggi
kapasitas
angkut
dengan
tetap
mengem-
dapat
langkah-langkah
mencapai
sasaran
kebijaksanaan
tersebut
pembangunan
dalam
Repelita
perkeretaapian
juga
operasi
dan
pemeliharaan.
Dengan
demikian
angkutan
kereta api akan mampu melayani pertumbuhan permintaan masyarakat baik untuk angkutan penumpang maupun barang.
Prasarana
melaksanakan
dan
sarana
rehabilitasi
perkeretaapian
dan
ditingkatkan
pembangunan
jalan
dengan
kereta
api
kereta
penumpang
2.009
buah
dan
penambahan
kereta
prasarana
dan
sarana
tersebut
dapat
dilihat
dalam
Tabel 13 - 14.
angkutan
sungai,
danau
dan
penyeberangan,
dan
pelayanan
penyeberangan
pada
jalur
diutamakan
sungai,
danau
untuk
dan
lebih
jalur
meningkatkan
penyeberangan
TABEL 13 - 14
SASARAN DI BIDANG PEMBANGUNAN PERKERETA APIAN
SELAMA REPELITA V
u r a i a n
1.
Satuan
Jumlah
( km )
1.835
2.
Pembangunan jembatan :
- Jembatan bawah
- Jembatan atas
(buah)
( ton )
175
2.500
3.
Lokomotip :
- Rehabilitasi/pemeliharaan
- Penambahan
(buah)
(buah)
739
50
(buah)
(buah)
2.009
272
- Rehabilitasi/pemeliharaan
- Penambahan
(buah)
(buah)
13.997
300
6.
K.R.L.
- Rehabilitasi/pemeliharaan
- Penambahan
(buah)
(buah)
640
136
7.
K.R.D.
- Rehabilitasi/pemeliharaan
(buah)
224
4.
Kereta Penumpang :
- Rehabilitasi/pemeliharaan
- Penambahan
5.
248
Gerbong
semakin meningkat. Untuk maksud tersebut dilakukan rehabilitasi dan peningkatan prasarana dan sarana angkutan, khususnya
penyelesaian pembangunan fasilitas dermaga pada lintasan-lintasan
yang
telah
dimulai
pembangunannya.
Juga
dikembangkan
terutama
yang
dapat
mendorong
pertumbuhan
lalu
lintas
yang mempunyai potensi untuk berkembang sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang handal dan berjadwal teratur.
Dalam usaha meningkatkan pelayanan jasa angkutan sungai,
danau dan penyeberangan juga direncanakan untuk menyempurnakan peraturan perundang-undangan, khususnya yang mencakup ketentuan pemuatan kapal, penetapan izin trayek dan rincian tujuan pelayaran. Selain itu akan diadakan peraturan yang dapat
mendorong
dan
pengusaha
keterampilan
pelayaran
pengemudi
untuk
kapal
meningkatkan
serta
pendidikan
meningkatkan
keleng-
perairan
pedalaman
terlaksanakan
dengan
lancar
dan
aman.
Dalam
Repelita
penyediaan
sarana
angkutan
sungai,
dunia
usaha
swasta
dan
koperasi
serta
mening-
yang
direncanakan
dalam
Repelita
adalah
pe-
dermaga
penyeberangan
sebanyak
16
unit.
Juga
dilakukan
sungai
sebanyak
14
unit
dan
rehabilitasi
dermaga
22
249
TABEL 13 - 15
SASARAN DI BIDANG PEMBANGUNAN FASILITAS ANGKUTAN SUNGAI
DANAU DAN PENYEBERANGAN SELAMA REPELITA V
Jumlah
U r a i a n
a. Prasarana :
1.
16 unit 65
unit
2.
Dermaga
danau
Rehabilitasi
4 unit
Pembangunan
3.
Dermaga
sungai
Rehabilitasi
10
unit
Pembangunan
22 unit 14
unit
4.668 buah
b. Sarana
250
18 buah
8 buah
2. Perhubungan Laut
Sesuai dengan petunjuk Garis-garis Besar Haluan Negara,
pembangunan perhubungan laut akan dilanjutkan untuk dapat meningkatkan pelayanan angkutan laut agar makin mampu menghubungkan seluruh wilayah Tanah Air. Di samping itu pembangunan
perhubungan laut juga bertujuan mendorong pertumbuhan perdagangan serta meningkatkan daya saing dan pemasaran hasil produksi dalam negeri baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sejalan
dengan
itu
pelayaran
nasional
untuk
angkutan
kesatuan
armada
angkutan
yang
tangguh
sehingga
dapat mendorong peningkatan perdagangan antar pulau dan perdagangan luar negeri.
Pelayaran nasional luar negeri direncanakan ditingkatkan
kemampuan, peranan dan daya saingnya, terutama dalam pengangkutan barang ekspor. Usaha pelayaran rakyat dan pelayaran perintis terus pula dibina dan dikembangkan agar jasa angkutan
laut ini makin dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dan dapat mendorong pertumbuhan perdagangan dan pemasaran hasil
produksi,
terutama
dari
dan
ke
daerah-daerah
terpencil
perintis
direncanakan
pengikutsertaan
usaha
angkutan
251
kebijaksanaan
pembangunan
perhubungan
dan
efektivitas
pemanfaatan
prasarana
dan
sarana
jasa
kebutuhan
angkutan
angkutan.
sesuai
Untuk
dengan
itu
perkembangan
antara
lain
permintaan
akan
diciptakan
pelayaran
nasional,
struktur
industri
pelayaran
dan
makin
mampu
merangsang
pertumbuhan
perdagangan
dalam dan luar negeri. Dalam hubungan ini salah satu usaha
yang akan dilaksanakan ialah meningkatkan keterpaduan penyelenggaraan kegiatan informasi mengenai muatan dengan informasi
mengenai
persediaan
ruang
kapal
agar
penyelenggaraan
peningkatan peran
dunia usaha
pelayaran
252
nasional dalam menangani angkutan peti kemas. Peningkatan kemampuan tersebut dimaksudkan untuk mendorong pelaksanaan sistem angkutan laut yang terpadu melalui pelaksanaan kerja sama
konsesi angkutan antar usaha pelayaran. Dengan adanya kerja
sama dalam penggunaan angkutan peti kemas dunia usaha akan
makin dapat menekan biaya angkutan. Dalam hubungan itu perlu
ditingkatkan
kemampuan
dan
efisiensi
perusahaan
ekspedisi
muatan, perusahaan jasa bongkar muat dan perusahaan jasa angkutan darat.
Pada akhir Repelita V muatan laut diperkirakan akan mencapai 12 juta ton untuk pelayaran nusantara, 4,5 juta ton untuk pelayaran lokal, 3,4 juta ton untuk pelayaran rakyat dan
22,4 juta ton untuk pelayaran luar negeri. Sehubungan dengan
itu selama Repelita V diperkirakan penggantian dan penambahan
armada pelayaran nusantara sebesar 168.400 dwt. Dalam armada
pelayaran lokal diperkirakan penambahan kapasitas kapal sebesar 79.500 brt dan dalam pelayaran rakyat diharapkan ada penambahan kapasitas sebesar 63.590 brt. Sejalan dengan pertumbuhan pusat-pusat industri, dalam pelayaran khusus dalam negeri diperkirakan penambahan kapasitas sebesar 119.800 DWT.
Dengan
keterpaduan
langkah-langkah
seperti
diuraikan
muatan
kapal
maka
diperhitungkan
produktivitas
armada
pengembangan
armada
laut
selama
Repelita
dapat
TABEL 13 - 16
SASARAN DI BIDANG PENGEMBANGAN ARMADA LAUT
SELAMA REPELITA V
Jenis Armada
Pelayaran Nusantara:
1. Armada Niaga Nusantara
(DWT)
2. Kapal Penumpang
(BRT)
(DWT)
(BRT)
(DWT)
168.400
40.000
79.500
63.590
119.800
254
Dumai
kita
akan
tersedia
kapasitas
dermaga
pela-
buhan sepanjang 16.539 m. Di samping itu dalam rangka mempertahankan produktivitas dan mutu pelayanan kegiatan pemeliharaan di seluruh pelabuhan akan ditingkatkan.
Pengerukan
kedalaman
pelabuhan
dan
beberapa
alur
pe-
volume
juta
lumpur
m3 setiap
yang
dikeruk
tahunnya. Untuk
rata-rata
akan
berjumlah
meningkatkan kemampuan
15
keruk
pengembangan
fasilitas
pelabuhan
dan
pengerukan
selama
Repelita
melalui
pengembangan
penyempurnaan
keselamatan
peraturan
maritim
keselamatan
juga
pe-
akan
direhabilitasi
dan
ditingkatkan
kapal
kesyahban-
3. Perhubungan Udara
Garis-garis
Besar
Haluan
Negara
menegaskan
agar
perhu-
TABEL 13 - 17
SASARAN DI BIDANG PENGEMBANGAN FASILITAS
PELABUHAN DAN PENGERUKAN
SELAMA REPELITA V
Jenis Fasilitas
256
Satuan
Repelita V
1. Dermaga
( M )
4.910
2. Gudang
( M2)
53.750
3. Lapangan Penumpukan
( M2)
67.200
( M2)
80.000
1. Pengerukan rutin
(ribu m3)
75.250
jasa
Repelita
angkutan
diperkirakan
udara
dalam
pertumbuhan
negeri
meningkat
permintaan
rata-rata
8,6% setiap tahunnya, angkutan udara internasional 9,1% setiap tahunnya dan angkutan perintis 11,2% setiap tahunnya.
Untuk dapat mengimbangi tingkat pertumbuhan tersebut, dalam
Repelita V kemampuan jasa angkutan udara perlu ditingkatkan
terutama dengan jalan meningkatkan keterpaduan antara pembangunan prasarana dan pengadaan sarana angkutan udara.
Sejalan dengan itu rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana angkutan udara ditingkatkan melalui pemeliharaan dan peningkatan landasan serta pengadaan peralatan keselamatan lalu lintas penerbangan. Peningkatan rehabilitasi dan
pemeliharaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan prasarana dan sarana angkutan udara yang sudah ada untuk
memenuhi permintaan masyarakat.
Selain dari itu ditingkatkan pula kemampuan operasional
pengelolaan jasa pelabuhan udara untuk memperlancar arus lalu
lintas penumpang dan barang. Dalam Repelita V semakin ditingkatkan
keteraturan
pelayanan,
mutu
pelayanan
dan
ketepatan
jadwal penerbangannya. Peningkatan dalam hal-hal itu akan dapat mendorong penyediaan jasa angkutan yang saling mendukung,
257
yaitu tersedianya kapasitas tempat duduk dan ruang angkut barang yang sesuai dengan pola jaringan penerbangan. Dengan demikian diperoleh peningkatan utilisasi pesawat sesuai dengan
keseimbangan antara permintaan dan penyediaan kapasitas angkutan.
Untuk
mendukung
penyederhanaan
sasaran
peraturan
tersebut
agar
dapat
diatas
akan
memberikan
diadakan
kesempatan
tingkat
pembangunan
daerah
yang
berbeda-beda,
angkutan
Irian
Jaya
dan
Kalimantan,
sangat
tergantung
dari
tersedianya jasa angkutan tersebut. Pengembangannya dilaksanakan dengan memanfaatkan jenis pesawat yang lebih sesuai dan
258
efisien
sehingga
dapat
tersedia
jasa
pelayanan
yang
aman,
penerbangan
nasional
milik
pemerintah
akan
tersebut
terus
dilakukan
mampu
upaya
meningkatkan
agar
pangsa
perusahaan
penerbangan
kapasitasnya
melayani
penerbangan internasional. Sasaran utama ditujukan untuk meningkatkan angkutan para wisatawan dari mancanegara yang datang berkunjung ke Tanah Air. Dalam hubungan ini ditingkatkan
kerja sama yang semakin serasi dan terpadu dengan kegiatan
pemasaran pariwisata, sehingga tersedia jalur pelayanan yang
berkesinambungan
strategis
dan
sampai
ke
potensial
daerah
terus
tujuan
wisata.
ditingkatkan
dan
Rute-rute
dikembangkan
penerbangan
benua
Eropa,
nasional
Amerika,
terutama
menyediakan
Australia,
dan
negara
pelayanan
ke
Jepang
dan
Selandia Baru.
Pembangunan
dan
peningkatan
peralatan
keselamatan
lalu
navigasi
dan
listrik,
direncanakan
diperluas
keamanan
dan
kelancaran
arus
penerbangan.
Kegiatan
ini diutamakan untuk mendukung peningkatan keselamatan penerbangan internasional, khususnya di pintu-pintu masuk kunjungan
arus
memenuhi
kepariwisataan.
standar
Kegiatan
keselamatan
ini
bertujuan
penerbangan
untuk
dapat
internasional
untuk
259
bandar udara
dapat melayani
pesawat sejenis
F-28
dan
39 bandar
63
bandar
udara dapat
udara
dapat
didarati pesawat
melayani
pesawat
untuk
memantapkan
terbentuknya
dan
terselenggaranya
jalan
pengelolaan
Untuk
meningkatkan
dan
mencapai
profesionalisme,
pengawasan
hal
dalam
tersebut,
ditingkatkan pemantapan
waktu
kemampuan
penyelenggaraan
selama
Repelita
operasi,
pelayanan.
V
semakin
secara optimal.
Peningkatan
pemantapan
itu
akan
dilaksanakan
melalui
260
standardisasi
sampul
surat
dan
penyebarluasan
penerimaan
penyetoran
angsuran
perumahan
KPR/BTN
dan
peningkatan
pembinaan
kemampuan
tenaga
kerja
pos,
baik
karyawan perusahaan maupun tenaga kerja tidak langsung, khususnya tenaga pelayanan di desa-desa, daerah pemukiman transmigrasi dan daerah-daerah terpencil. Dengan peningkatan pembinaan itu mereka akan makin dapat membantu meningkatkan kelancaran pos sampai ke tempat-tempat tujuan yang terpencil.
Peran serta usaha swasta juga diupayakan agar semakin meningkat, khususnya dalam melayani pengiriman jenis surat pos tertentu. Peningkatan peran serta usaha swasta diharapkan akan
mendorong jasa angkutan pos untuk semakin meningkatkan daya
saingnya.
Di samping itu akan ditingkatkan pula kerja sama dengan
pengelola pos di negara lain, baik ditingkat regional maupun
internasional agar dapat membantu makin memantapkan jaringan
pos dunia. Diupayakan pula adanya kerja sama yang semakin meningkat dalam melayani pos remaja dan pramuka serta pengembangan potensi philately sebagai sarana peningkatan hubungan
pos internasional. Sejalan dengan itu akan semakin ditingkat-
261
kan produk-produk perangko baru yang dapat memperluas pengenalan alam, nilai budaya bangsa dan obyek-obyek wisata agar
dapat semakin memupuk dan meningkatkan rasa cinta Tanah Air,
khususnya bagi remaja dan pemuda, dan untuk promosi wisata di
luar negeri.
Selama Repelita V direncanakan pembangunan sebanyak 820
kantor pos, kantor pos pembantu dan kantor pos tambahan.
Adapun perincian sasaran pembangunan prasarana dan sarana pos dan giro selama Repelita V dapat dilihat dalam Tabel
13 - 18.
5. Telekomunikasi
Garis-garis Besar Haluan Negara menggariskan bahwa pembangunan
telekomunikasi
meningkatkan
jangkauan
dalam
dan
Repelita
mutu
dilanjutkan
pelayanannya
dengan
untuk
memper-
perdagangan,
masyarakat
(pusat
industri,
pariwisata,
perbelanjaan,
pusat
ke-
terminal-terminal
akan
jasa
telekomunikasi
selama
Repelita
IV
semakin meningkat, setiap tahun rata-rata tumbuh dengan 12% 15%. Hal itu merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam
Repelita V. Dengan demikian terdapat perbedaan yang semakin
besar antara kapasitas telepon yang tersedia dengan permintaan masyarakat.
262
TABEL 13 - 18
SASARAN DI BIDANG PENGEMBANGAN FASILITAS POS DAN GIRO
SELAMA REPELITA V
U r a i a n
Satuan
Sasaran
Repelita V
(buah)
1. Pembangunan Kpp/Kptb
buah
805
2. Pembangunan Kp/Kpb.
buah
15
buah
buah
a. Mobil/Kendaraan pos
unit
300
b. Sepeda Motor
unit
1.500
buah
2.500
buah
500
b.
7. Timbangan Elektronik
263
telepon
jaringan
kepada
kabel
masyarakat,
dan
dilanjutkan
transmisi
darat,
pula
laut,
per-
transmisi
sasaran
tersebut
di
atas
pada
tahap
selanjutnya
dalam Repelita V akan dilaksanakan pula langkah-langkah persiapan untuk meningkatkan jumlah sambungan telepon. Dalam hubungan ini dilakukan langkah-langkah persiapan bagi perencanaan
lokasi,
fasilitas
pendukungnya
serta
perekayasaannya
yang terpadu. Dengan demikian diharapkan dapat menambah sambungan telepon sebanyak 799.590 sst, sambungan teleks 15.200
sst, telepon pedesaan 5.000 sst dan telepon umum 27.000 sst.
Untuk
ini
perlu
pelaksanaannya
ditingkatkan
dan
peningkatan
keterpaduan
kerja
pengendalian
sama
antara
dalam
industri
dan
perangkat
pendukung
lainnya.
Dengan
264
langkah
pembangunan
ini
memanfaatkan
sebesar-besar-
nya produksi dalam negeri dan kemampuan sumber daya dalam negeri. Dalam memperluas kapasitas sentral telepon pada tahap
kedua dalam Repelita V sedang dipersiapkan kemungkinan penggunaan sistem telepon digital kedua untuk melengkapi perpaduan teknologi telekomunikasi yang telah digunakan selama ini.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang sebesar besarnya dalam mewujudkan sistem telekomunikasi nasional melalui peningkatan mutu dan daya saing pemanfaatan teknologi sentral telepon.
Selain dari itu direncanakan pula untuk memperluas penyelenggaraan
perkembangan
telekomunikasi
teknologi
untuk
umum
telekomunikasi.
dengan
memanfaatkan
Pengembangannya
ditu-
mengembangkan
dunia
ilmu
pengetahuan,
mendorong
perkembangan dunia usaha dan investasi, meningkatkan kelancaran perdagangan dan pemasaran, memperluas penerangan serta
meningkatkan pembangunan pariwisata.
Untuk
negeri
meningkatkan
direncanakan
gerbang
pelayanan
penambahan
internasional,
jasa
telekomunikasi
pembangunan
pembangunan
sistem
sebuah
luar
sambungan
komunikasi
kabel
sambungan
langsung
internasional
yang
mencakup
27
produksi
telepon
digital
sebanyak
160.000
sst/
265
periode
Repelita
secara
rinci
dapat
dilihat
pada
Tabel 13 - 19.
Dalam pelaksanaan rencana tersebut akan diperlukan dana
yang
sangat
besar.
Untuk
itu
dalam
upaya
mencapai
sasaran
tersebut, dunia usaha nasional yang terdiri dari usaha negara, koperasi dan usaha swasta diharapkan akan turut berperan
serta dalam mendukung pencapaian sasaran tersebut. Penanaman
modal oleh masyarakat, terutama penanaman modal dalam negeri
perlu di kembangkan untuk menunjang pembangunan telekomunikasi
juga.
Dalam
mengembangkan
peningkatan
peran
serta
dunia
Kerja
sama
yang
serasi
antara
usaha
negara
dan
dan
yang
pengendaliannya
optimal
bagi
agar
dapat
masyarakat.
memberikan
keun-
Pelaksanaannya
tetap
memperhatikan kedudukan badan-badan usaha milik negara di bidang telekomunikasi selaku pengelola tunggal jasa telekomunikasi nasional.
sektor-sektor
pembangunan
lainnya,
maka
Garis-
geofisika perlu
dilanjutkan untuk
menunjang
266
TABEL 13 - 19
SASARAN PEMBANGUNAN FASILITAS TELEKOMUNIKASI
DALAM REPELITA V
No.
Jenis Kegiatan
Satuan
Sasaran
1. Telepon : - Analog
- Digital
sst
sst
20.000
580.410
2. Telepon Umum
sst
A.
Lanjutan Repelita IV
I.
3. Teleks
II.
15.000
6.620
kota
lokasi
11
B.
Repelita V
(Perencanaan/Perekayasaan/Pembangunan)
I.
II.
III.
sstx
1. Telepon : - Analog
- Digital
sst
799.590
2. Telepon Umum
sst
27.000
3. Teleks
sstx
15.200
4. Telepon Pedesaan
sst
5.000
III.
kota
negara
20
150
lokasi
39
267
dan penerbangan pada khususnya serta untuk kepentingan pembangunan di berbagai sektor. Untuk itu perlu ditingkatkan pembangunan sarana dan prasarana meteorologi dan geofisika, agar
dapat menunjang kegiatan di berbagai sektor yang membutuhkan
seperti
perhubungan,
pertanian,
perindustrian
dan
pertam-
bangan.
Langkah kebijaksanaan pembangunan selama Repelita V adalah,
pertama-tama
meningkatkan
kemampuan
Badan
Meteorologi
dan Geofisika untuk mengadakan analisis iklim. Dengan kemampuan analisis yang meningkat badan itu makin mampu membantu
pembangunan
sektor-sektor
produksi
dan
semakin
mampu
me-
ngurangi kecelakaan sebagai akibat gangguan alam terutama kecelakaan perhubungan laut atau udara. Dalam pada itu semakin
ditingkatkan pendidikan dan latihan tenaga terampil, demikian
juga penyediaan peralatan analisa dan informasi data.
Dengan
langkah-langkah
peningkatan
tersebut
Badan
Mete-
iklim
dengan
tingkat
ramalan
yang
semakin
teliti
dan
informasi
dan
analisa
dengan
badan-badan
internasional
maksud
tersebut
sasaran
pembangunan
meteorologi
stasiun-stasiun
pendukungnya.
Di
pengamat
samping
itu
dengan
akan
menambah
dikembangkan
kelengkapan
pula
sistem
268
yang diperlukan dapat tepat dan cepat sampai pada pemakai jasa.
Pengembangan
sistem
tersebut,
selain
dilakukan
dengan
bidang
kemampuan
harinya,
operasi
operasi
selama
stasiun
ditingkatkan
Repelita
pengamat
kecepatan
akan
menjadi
ditingkatkan
24
telekomunikasi
jam
setiap
sesuai
dengan
jaringan
pengamatan
meteorologi,
pengamatan
klimatologi
meningkatkan
mutu
pelayanan
dan
produktivitas
prasarana
sasaran
pembangunan
di
bidang
meteorologi
dan
pencarian
dan
penyelamatan
sebagaimana
telah
ditingkatkan
koordinasi
serta
dengan
memperkuat
mengembangkan
organisasi,
kemampuan
tenaga
memantapkan
dan
sarana
jiwa
manusia.
Untuk
itu
langkah
kebijaksanaan
yang direncanakan dalam Repelita V adalah meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan aparatur dan lembaga masyarakat
yang mempunyai potensi untuk meningkatkan us-aha pencarian dan
penyelamatan. Dalam hubungan ini akan dikembangkan peningkatan kemampuan tenaga operasional melalui pendidikan dan latihan keterampilan. Dengan langkah ini akan dapat tersedia sumber
269
TABEL 13 - 20
SASARAN BIDANG PENGEMBANGAN FASILITAS METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
SELAMA REPELITA V,
(1989/90-1993/94)
270
daya
yang
baik
yang
tangguh
dalam
disebabkan
menghadapi
unsur
kecelakaan
teknis,
gejala
dan
musibah,
gangguan
alam,
melalui
antara
tata
laksana
unsur-unsur
dan
peraturan
penunjangnya
dan
operasional
melalui
terpadu
penyebarluasan
maksud
tersebut
badan
pelaksana
SAR
di
wilayah
akan
8. Pariwisata
Pembangunan
Haluan
Negara,
kepariwisataan,
terus
sesuai
dilanjutkan
dan
Garis-garis
Besar
ditingkatkan
dengan
mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja terutama bagi
masyarakat setempat, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan alam, nilai dan budaya bangsa. Perlu diperhatikan
pula bahwa dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga terpeliharanya
kepribadian
bangsa
dan
kelestarian
serta
mutu
Repelita
pariwisata
dalam
negeri
terus
dikem-
dan
bangsa
serta
menanamkan
jiwa,
semangat
dan
nilai-
271
kepariwisataan
langkah-langkah
obyek-obyek
yang
dalam
terarah
Repelita
dan
wisata, peningkatan
terpadu
perlu
ditingkatkan
dalam
pengembangan
dan penambahan
DTW, pening-
katan produk pariwisata serta kegiatan promosi dan pemasarannya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk lebih menambah
lama tinggal wisatawan serta dalam rangka diversifikasi produk dan atraksi wisata, diperkenalkan konsep Wilayah Tujuan
Wisata (WTW), yaitu suatu wilayah yang meliputi beberapa Provinsi atau DTW yang berdekatan, dirangkai menjadi suatu paket
wisata yang terintegrasi dan saling mengisi. Sehubungan dengan itu selanjutnya perlu ditingkatkan pendidikan dan latihan kepariwisataan agar dapat menyediakan tenaga yang terdidik
dan
terampil.
peningkatan
Hal
prasarana
yang
dan
tidak
sarana
kalah
serta
pentingnya
mutu
dan
adalah
kelancaran
pembangunan
kepariwisataan
sangat
ditentu-
perlu
ditingkatkan
melalui
pembinaan kelompok-kelompok
usaha-usaha
seni budaya,
penyuluhan
industri kera-
jinan dan usaha-usaha lain guna dapat memelihara, memperkenalkan dan mengembangkan kebudayaan bangsa dengan tetap menjaga kepribadian dan martabat bangsa. Dalam pada itu dalam
272
hal-hal
yang
dapat
merugikan
kehidupan
masyarakat
dan
bangsa.
Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas dalam Repelita V
akan semakin dimantapkan upaya untuk meningkatkan keunggulan
dan
memanfaatkan
peluang
yang
dimiliki
kepariwisataan
nasi-
setiap
tahun
diperkirakan
sebesar
15%
sehingga
pada
demikian
kepariwisataan
akan
dapat
membantu
menjadi
pembangunan
kepari-
kebijaksanaan
dalam
peningkatan
kualitas
kebudayaan
nasional,
optimalisasi
273
Untuk
dan
mendukung
profesionalisme
hal-hal
usaha
tersebut
jasa
ditingkatkan
perjalanan
kemampuan
melalui
pembinaan
dan peningkatan jumlah perusahaan perjalanan. Jumlah perusahaan perjalanan diperkirakan akan meningkat jumlahnya sekitar
16%
setiap
tahunnya.
Peranan
perusahaan
perjalanan
nasional
hubungan
langsung
dengan
pasar-pasar
wisata
untuk
terpadu
mencapai
dengan
hal
jasa-jasa
itu
disediakan
lainnya,
agar
secara
dapat
serasi
dan
terbentuk
ja-
kawasan
ASEAN,
pasar
dan
jarak
Australia,
Amerika.
informasi
pasar,
menengah
pasar
Selanjutnya
dan
yaitu
jarak
pasar
sekitar
jauh
direncanakan
inventarisasi
jarak
dekat
negara
sekitar
Pasifik,
negara-negara
untuk
di
Eropa
meningkatkan
kepariwisataan
Jepang
nasional.
dan
sistem
Sistem
produk
wisata,
informasi
mengenai
tempat
berbelanja,
itu
dikembangkan
menjadi
sistem
informasi.
yang
terpadu dengan rencana pariwisata yang siap jual dengan pilihan rute yang mempunyai daya tarik cukup besar. Keterpaduannya dengan jaringan penerbangan internasional perlu pula
ditingkatkan dan diserasikan sehingga dapat memberikan pilihan rute yang terbaik dan termurah bagi wisatawan.
Di samping segmen pasar yang telah ada, akan lebih ditingkatkan lagi segmen pasar baru, misalnya wisata konvensi
dan wisata kapal pesiar. Kedua segmen pasar ini merupakan
274
potensi
pelayanan
yang
diharapkan
dapat
menghasilkan
penge-
yang
semakin
menyebar
di
pusat-pusat
daerah
tujuan
wisata di Indonesia.
Pengembangan wisata kapal pesiar perlu ditingkatkan melalui kerja sama dengan perusahaan wisata kapal pesiar internasional untuk dapat menjaring peningkatan kunjungan transit
ke
objek-objek
wisata
bahari
dan
taman
laut,
serta
obyek
wisata lainnya.
Upaya
penyederhanaan
berbagai
peraturan
yang
menyangkut
lebih
menjamin
ditingkatkan.
kepastian
Di
berusaha
samping
itu
di
bidang
terus
pariwisata
ditingkatkan
kerja
sama dalam pelaksanaan memberi kemudahan pelayanan keimigrasian dan bea cukai.
Pembangunan
kepariwisataan
dalam
negeri
dilaksanakan
serta
nasional.
insentif
menikmati
Dalam
bagi
potensi
hubungan
wisatawan
ini
dan
obyek-obyek
direncanakan
dalam
negeri,
kepariwisataan
pula
menciptakan
terutama
wisatawan
pelaksanaannya
dapat
dikaitkan
dengan
paket-paket
rom-
bongan studi ilmiah dan study lingkungan, pengenalan kebudayaan nasional, kegiatan pesta olah raga, dan masa liburan.
Dalam Repelita V direncanakan penyusunan peraturan perundangan yang lebih mantap yang dapat mendukung pembangunan
kepariwisataan.
Dalam
rangka
peningkatan
persediaan
dan
ke-
itu
ditingkatkan
juga
pembinaan
akademi
dan
pusat
dengan
hal-hal
yang
dikemukakan
di
atas
ini,
pembangunan industri kepariwisataan, khususnya industri kerajinan termasuk yang informal dan tradisional, akan diprioritaskan. Pemberian bimbingan teknis kepada mereka dilanjutkan
untuk meningkatkan efisiensi produksi. Kemampuan koperasi pariwisata akan ditingkatkan dan akan didorong kerja sama antara
koperasi
dan
perusahaan-perusahaan
negara
dan
swasta
yang
sasaran
peningkatan
dan
pembangunan
prasarana
obyek wisata sesuai dengan potensi dan keunggulan yang dimiliki dapat dilihat dalam Tabel 13 - 21.
IV. PROGRAM-PROGRAM
Pelaksanaan pembangunan selama Repelita V disektor perhubungan
dan
pariwisata
dilaksanakan
melalui
program-program
TABEL 13 - 21
SASARAN PEMBANGUNAN
OBYEK WISATA
Potensi
Obyek Wisata
3.
277
a.
Rehabilitasi
dan
pemeliharaan
jalan
dan
jembatan
mencakup
jalan
nasional
dan
propinsi
meningkatkan
kondisi
jalan
dan
jembatan
yang
meningkat
Program
dengan
peningkatan
masa
jalan
pelayanan
dan
5-10
jembatan
tahun.
ini
dalam
jembatan
dan
akan
mencakup
jalan
sepanjang
berupa
pekerjaan
Pembangunan
jalan
dan
jembatan
jembatan
daerah-daerah
baru
juga
pemukiman
sangat
diperlukan
transmigrasi,
oleh
daerah-daerah
produksi pertanian, dan perkebunan. Sasaran pembangunan jalan selama Repelita V, 1.139 km.
rangka
pengembangan
lalu
lintas
angkutan
278
jalan
rambu
pengaman
bermotor
rangka
jalan,
jalan,
serta
pembuatan
pembangunan
pengadaan
pengembangan
bus
marka
jalan,
pemasangan
fasilitas
pengujian
kota
bus
lalu-lintas
dan
di
wilayah
pagar
kendaraan
perintis.
Dalam
perkotaan
juga
3.
menjadikan
perkeretaapian
tetap
berfungsi
sebagai
angkutan umum yang murah, tertib dan aman, maka dalam peningkatan jasa angkutan kereta api selama Repelita V akan dilanjutkan rehabilitasi dan pembangunan jalan kereta api sepanjang 1.835 km dan peningkatan pemasangan jembatan kereta api
sebanyak 175 buah untuk jembatan bawah dan 2.500 ton untuk
jembatan atas.
4.
sedangkan
numpang
sebanyak
pembangunan
272
buah,
meliputi
gerbong
pembangunan
barang
300
kereta
pe-
buah,
dan
5.
tasan penyeberangan, dan 10 dermaga danau. Juga akan dilakukan rehabilitasi beberapa dermaga dan terminal penyeberangan,
dermaga
sungai
serta
dermaga
danau
dan
penambahan
sejumlah
6.
m,
akan
lapangan
dibangun
peti
pelabuhan
kemas
seluas
dermaga
80.000
sepanjang
m,
2
lapangan
7.
pengerukan
rutin
sebanyak
75,25
juta
m3
lumpur.
Ke-
antara
lain
di
Belawan,
Palembang,
Tanjung
Priok,
8.
kan penambahan fasilitas kapal bandar 18 buah. Di bidang pembangunan navigasi akan dilanjutkan kegiatan rehabilitasi dan
pembangunan menara suar 32 buah, rambu suar 80 buah, peralatan telekomunikasi dan radio pantai di 6 lokasi dan peremajaan
kapal sebanyak 22 buah. Sedangkan untuk kesatuan penjagaan
280
9.
usaha
meningkatkan
produktivitas
armada
pelayaran
nusantara, armada pelayaran lokal dan armada pelayaran rakyat, dalam Repelita V akan dilakukan penambahan armada baru
sebesar 178.500 DWT untuk pelayaran nusantara. Armada pelayaran rakyat juga akan ditingkatkan serta pengoperasian armada perintis dilanjutkan.
10.
keselamatan
kebutuhan
penerbangan
dalam
Repelita
pengoperasian
semua
jenis
disesuaikan
pesawat
dengan
penerbangan
ko-
penerbangan
ditingkatkan
lainnya
kemampuannya,
di
bandar-bandar
serta
udara
pembangunan
yang
fasilitas
11.
pengembangan
jasa
pos
dan
giro
akan
mencakup
12.
dan pembangunan
baru transmisi,
seperti
Gelombang Mikro Trans Sumatera, Gelombang Mikro Cross Kalimantan, Jawa-Bali dan Gelombang Mikro Indonesia Bagian Timur
sampai ke Ujung Pandang serta sistem komunikasi kabel laut
Surabaya-Banjarmasin.
Juga
diadakan
perluasan
pemanfaatan
13.
serta pembangunan
baru stasiun
kerja
sama pengamatan iklim, pertanian khusus, penguapan dan pengamatan hujan. Di samping itu juga pembangunan laboratorium
282
dengan
peralatan
yang
mutakhir
disesuaikan
dengan
14.
tingkatkan
nasi
kemampuan
dengan
serta
pencarian
memperkuat
mengembangkan
dan
penyelamatan
organisasi,
kemampuan
lebih
memantapkan
tenaga
dan
di-
koordi-
sarana
dalam
15.
lebih
Repelita
diarahkan
pada
program
usaha
pengembangan
untuk
menarik
pariwisata
jumlah
akan
wisatawan
asing hingga mencapai lebih dari 2,5 juta orang pada tahun
terakhir Repelita V. Untuk itu akan ditempuh berbagai langkah, seperti: pemberian izin bebas visa bagi wisatawan asing
yang
berasal
dari
negara
pasaran
wisata,
pelonggaran
lebih
(perpajakan,
retribusi,
pungutan)
dan
pemantapan
283
TABEL 13 - 22
PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA,
1989/90 - 1993/94
(dalam milyar rupiah)
PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA
No. Kode
SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM
1989/90
(Anggaran
Pembangunan)
1989/90-1993/94
(Anggaran
Pembangunan)
04
2.522,1
20.512 ,0
04.1
1.380,3
11_89411
04.1.01
300,8
2.677,4
04.1.02
887,3
7.630,3
04.1.03
192,2
1.586,4
04.2
295,7
2.338,6
04.2.01
04.2.02
04.2.03
04.2.04
284
80,1
625,0
109,5
886,9
52,2
396,7
53,9
430,0
SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM
1989/90
(Anggaran
Pembangunan)
1989/901993/94
(Anggaran
Pembangunan)
04.3
285,5
2.169,8
04.3.01
159,6
1.245,1
04.3.02
16,6
189,0
04.3.03
41,0
303,4
68,3
432,3
04.3.04
04.4
378,2
2.563,8
04.4.01
237,6
1.663,3
04.4.02
140,6
900,5
04.5
144,9
1.177,9
04.5.01
04.5.02
04.6
04.6.01
20,5
144,4
124,4
1.033,5
3725
367,8
37,5
367,8
285