Anda di halaman 1dari 7

RHEMATIC

Rematik merupakan penyakit yang menyerang bagian tubuh pada anggota


gerak, seperti pada sendi, otot, tulang dan jaringan sekitar sendi. Keluhan yang lain
yang sering muncul adalah rasa nyeri, kaku, bengkak sampai keterbatasan
pergerakan anggota tubuh. Nyeri rematik hampir sama pada saat nyeri keseleo.
Namun, pada rematik disertai peradangan pada persendian dan kulit terlihat
memerah yang diakibatkan karena peradangan.
Penyebab rematik sangat banyak. Pada umumnya, dipengaruhi oleh masalah
autoimun yatu sistem kekebalan tubuh yang berbalik menyerang jaringan
persendian. Sehingga, tulang rawan padai sekitar sendi menipis. Dan sebagai
gantinya, muncul tulang baru. Di saat tubuh bergerak, tulang-tulang di persendian
bersinggungan. Kejadian ini yang menimbulkan rasa sakit dan nyeri.
Ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a.

Reumatik Sendi ( Artikuler )


Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering
ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ
di

luar

persendian.Peradangan

kronis

dipersendian

menyebabkan

kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya


mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat
proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang
mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya,
terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada
yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun
semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan
genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus
Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang
berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu-satunya
anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan

sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran


(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradangan pun
berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular
yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga
semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses
ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk
tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan
ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi
mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak
diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan
pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit

ini

berhubungan

(hiperurisemia).

Reumatik

dengan
gout

tingginya

merupakan

asam
jenis

urat

penyakit

darah
yang

pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan
monosodium

kerusakan
urat

di

sendi.

Penyakit

persendian

ini

meningkat.

timbul

akibat

Timbunan

kristal

kristal

ini

menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout


akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor
hormonal

yang

mengakibatkan

menyebabkan
meningkatnya

gangguan
produksi

metabolisme

asam

urat

atau

yang
bisa

dapat
juga

diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya


produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat
meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol
dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan
metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

b.

Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)


Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar
sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi
(ekstra artikuler rheumatism). Jenis jenis reumatik yang sering ditemukan
yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut,
penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal
di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa
timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau
radang sendi.

4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau
otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout
dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik
yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri
maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral
dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping.
Akibat pergerakan sendi bahu menjadi
terbatas.
8) Tenosivitis de quervain
Mengenai otot abductor pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis pada
pergelangan tangan yang searah dengan ibu jari. Tempat yang sakit bisa
tampak bengkak, terasa panas dan nyeri.
9) Jari pelatuk (stenosing tenosynovis)
Pada keadaan ini biasanya penderita mengeluh jari tanganyang ditekuk
sukar diluruskan kembali. Gerakan jari semakin lama semakin kaku
terutama pada malam hari sewaktu akan tidur. Suatu saat jari tidak bisa
ditekuk atau diluruskan kembali. Keadaan ini bisa timbul spontan akibat
trauma berulang pada telapak tangan ataupun terlalu banyak mengerjakan
pekerjaan tangan. Bisa terkait dengan osteoatritis atau reumatoid atritis
pada sendi tersebut atau disloksi tendon dapat menyebabkan gejala diatas.

10) Tendonitis achilles


Tendon achilles merupakan tendon dari otot otot betis yang melekat pada
tumit bagian belakang. Keadaan ini menimbulkan rasa nyeri bila kaki
digerakkan. Dalam keadaan lanjut, menampakkan kakipun sukar dilakukan.
11) Carpal Tunnel Syndrome
Kelainan ini menyebabkan rasa baal (parestesia) pada telapak tangan dan
jari-jari, tanpa melibatkan jari kelima (ibu jari). Keadaan ini terjadi akibat
penekanan pada saraf medianus melalui terowongan karpal oseosa-fibrosa.
12) Sindrom fibromialgia
Penyakit ini mungkin disebabkan oleh proses peradangan atau spasme
lokal otot. Namun faktor pencetus timbulnya fibromalgia adalah infeksi oleh
virus, kuman, atau parasit, trauma atau akibat beban kerja, postur tubuh
yang tidak normal, udara dingin dan lembab, serta ketegangan jiwa.

Perilaku preventif adalah upaya memelihara kesehatannya dengan mencegah


datangnya penyakit (Wawan dan Dewi, 2010). Caranya dapat dlilakukan dengan
Medical activities dan non-medical activities. Terdapat 2 tingkatan perilaku
pencegahan yaitu:
a.

Primary

preventive:

langsung

mencegah

penyakit:

medical

actiities

(imunisasi), non medical act (minum jamu)


b.

Secondary preventive: tidak langsung mencegah penyakit (mandi, rekreasi).

Pencegahan reumatik
a.

Pencegahan Primer :

1) Menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan


tubuh,terutama banyak memakan ikan dari laut dalam. Perempuan yang
makan paling sedikit 2 saji makanan kaya asam lemak omega-3 seperti tuna
dan mackerel berkemungkinan lebih kecil 43% mendapatkan rematik.
Omega-3 mengatasi inflamasi dan bahkan dapat mengatasi gen tertentu yang
bisa menyebabkan mengembangkan rematik. Selain minyak ikan atau untuk
penggantinya makan sumber omega-3 lainnya seperti walnut, flax, dan
suplemen.
2) Mengkonsumsi

vitamin

C.

Dalam

sebuah

studi,

orang-orang

yang

mendapatkan kurang dari 56 mg vitamin C per hari, berkemungkinan 3 kali

lebih besar mengembangkan rematik dibanding yang mendapatkan 95 mg,


jumlah dalam jeruk. Riset menunjukkan, vitamin C, sejenis antioksidan,
terutama kuat dalam menyapu radikal-radikal bebas yang menyebabkan
inflamasi
3) Hindari merokok. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok dapat
memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini. Pada
kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan resiko
sampai dua kali lipat mengembangkan rematik.
4) Menjaga berat badan agar tetap stabil. Berat badan, harus selalu dikontrol.
Dengan mengontrol berat badan, berarti telah melakukan pencegahan
rematik. Pasalnya, bobot badan yang berlebihan akan membebani tubuh,
lutut, dan sendi. Bagi penderita rematik, mengurangi berat badan justru dapat
mengurangi risiko rematik.

b.

Pencegahan Sekunder :

1) Hentikan pemicu. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok


dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini.
Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan
resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rematik.
2) Tidak melakukan olahraga secara berlebihan. Aktivitas yang dianjurkan untuk
dihindari adalah berjalan kaki yang berjarak jauh, naik turun tangga, dan
berolahraga yang memiliki high impact seperti aerobik.
3) Konsumsi banyak jenis sayuran, misalnya jus seledri, kubis atau wortel yang
bisa mengurangi gejala rematik
4) Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik, misalnya
jahe dan kunyit, biji seledri, daun lidah buaya, aroma terapi, atau minyak
juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada sendi

c.

Pencegahan Tersier :
1) Olahraga yang tepat adalah olahraga yang menitikberatkan pada kelenturan
sendi, kekuatan otot, dan bisa juga latihan di air hangat. Dengan latihan
dalam air yang disesuaikan dengan suhu tubuh, pasien tidak perlu menggigil
dan bisa berolahraga dengan lebih leluasa.

2) Pasien bisa melakukan senam rematik yang berfungsi mencegah sekaligus


terapi terhadap gejala rematik. Jika terapi tersebut tidak bisa menghilangkan
rasa nyeri, perlu dikombinasikan dengan obat antirematik khusus karena itu
bergantung pada jenis rematik pasien. Setiap jenis rematik, terangnya,
mempunyai jenis obat yang sangat berbeda. Bahkan penggunaan antibiotik
kepada penderita rematik juga harus berhati-hati
3) Mengonsumsi obat konvensional jenis Hormon Reducement Therapy (HRT)
atau dengan cara tradisional yaitu mengonsumsi kedelai atau susu kedelai
4) Berjemur sinar matahari di bawah pukul 09.00. Ini bisa membantu
penyerapan kalsium dalam tubuh yang bisa membantu fungsi tulang

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • New Farmakoterapi Terapan
    New Farmakoterapi Terapan
    Dokumen20 halaman
    New Farmakoterapi Terapan
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Just Intisari
    Just Intisari
    Dokumen1 halaman
    Just Intisari
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Hasil Uji Dilusi
    Hasil Uji Dilusi
    Dokumen3 halaman
    Hasil Uji Dilusi
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Revisi 2 Bab 3
    Revisi 2 Bab 3
    Dokumen9 halaman
    Revisi 2 Bab 3
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Farmakoterapi 4
    Tugas Farmakoterapi 4
    Dokumen12 halaman
    Tugas Farmakoterapi 4
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Alhmdllh Fix 4 Bab 1
    Alhmdllh Fix 4 Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Alhmdllh Fix 4 Bab 1
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Leaflet DIABETES KIE
    Leaflet DIABETES KIE
    Dokumen2 halaman
    Leaflet DIABETES KIE
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Lap PBL
    Lap PBL
    Dokumen38 halaman
    Lap PBL
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Puskesmas Pasar Minggu
    Penyuluhan Puskesmas Pasar Minggu
    Dokumen19 halaman
    Penyuluhan Puskesmas Pasar Minggu
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Terstruktur Statistika
    Tugas Terstruktur Statistika
    Dokumen13 halaman
    Tugas Terstruktur Statistika
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Analisa Resep
    Tugas Analisa Resep
    Dokumen40 halaman
    Tugas Analisa Resep
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • H. 2 Bab 1
    H. 2 Bab 1
    Dokumen5 halaman
    H. 2 Bab 1
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • H. 2 Bab 3
    H. 2 Bab 3
    Dokumen8 halaman
    H. 2 Bab 3
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • H. 2 Bab 5
    H. 2 Bab 5
    Dokumen1 halaman
    H. 2 Bab 5
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • H. New Dapus
    H. New Dapus
    Dokumen3 halaman
    H. New Dapus
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • TUGAS TOKSIKOLOGI Revisi
    TUGAS TOKSIKOLOGI Revisi
    Dokumen12 halaman
    TUGAS TOKSIKOLOGI Revisi
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Layanan Kefarmasian
    Tugas Layanan Kefarmasian
    Dokumen5 halaman
    Tugas Layanan Kefarmasian
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • H. 2 Bab 2
    H. 2 Bab 2
    Dokumen8 halaman
    H. 2 Bab 2
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Akhir TSF
    Tugas Akhir TSF
    Dokumen23 halaman
    Tugas Akhir TSF
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Farter 3 Vertigo
    Farter 3 Vertigo
    Dokumen20 halaman
    Farter 3 Vertigo
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Farter 3 Vertigo
    Farter 3 Vertigo
    Dokumen20 halaman
    Farter 3 Vertigo
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Furosemid
    Furosemid
    Dokumen1 halaman
    Furosemid
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Ranitidin HCL
    Identifikasi Ranitidin HCL
    Dokumen3 halaman
    Identifikasi Ranitidin HCL
    Harisa Nida Khofia
    Belum ada peringkat