PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit disentri dan diare persisten merupakan penyakit diare yang
disebabkan oleh infeksi Shigella sp. (Shigellosis) dan lebih sering terjadi di
negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia. Shigellosis endemik
merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas terutama pada usia balita. Angka
prevalensi diare sering terjadi setiap tahun sehingga menyebabkan sekitar 164,7
juta kasus shigellosis di seluruh dunia. Sekitar 1,1 juta orang diperkirakan
meninggal akibat infeksi shigella setiap tahun, dengan 60% dari kematian yang
terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun (WHO, 2009). Di Jakarta Utara, sebuah
penelitian surveilans menemukan adanya resistensi antibiotik ampisilin,
trimetoprim-sulfametoksazol, kloramfenikol dan tetrasiklin terhadap bakteri
Shigella flexneri pada anak usia 1 sampai 2 tahun dengan insiden tinggi
shigellosis dengan 73% sampai 95% (Agtini, 2005).
Antibiotik merupakan salah satu pengobatan yang digunakan penyakit
infeksi. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dan pemakaian yang terlalu
sering akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut resistensi antibiotik. Hal
tersebut menjadi masalah terbesar dalam masyarakat. Kejadian resisten antibiotik
terhadap bakteri S. flexneri memiliki resistensi >70%. Sehingga saat ini, sebagian
besar masyakarat kembali kealam (back to nature) dengan menggunakan tanaman
yang memiliki potensi sebagai pengobatan. Tanaman tersebut mempunyai
B. Perumusan Masalah
1. Berapa Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri S. flexneri.
2. Berapa Kadar Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol kulit buah manggis
(Garcinia mangostana) yang dapat membunuh pertumbuhan bakterti
bakteri Shigella flexneri.
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Shigella flexneri.
2. Mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) yang dapat membunuh pertumbuhan
bakteri Shigella flexneri
.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang KHM dan
KBM ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap Shigella
flexneri sehingga dapat digunakan untuk alternatif pengobatan penyakit, terutama
terhadap diare akibat infeksi oleh bakteri Shigella flexneri dan memberi informasi
yang dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan terhadap penelitian lain yang
terkait dengan penggunaan obat tradisional, serta dapat memperkaya data ilmiah
mengenai senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian dilakukan oleh Masniari Poeloengan, dan Praptiwi (2010)
membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana)
mempunyai aktivitas anti bakteri terhadap bakteri Salmonella typhmurium
Escherichia coli, Staphylococcus aureus ATCC 25922 dan Staphylococcus
epidermidis. Hasil yang diperoleh ekstrak etanol kulit buah manggis dapat
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Staphylococcus
aureus
dan