PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shigella flexneri merupakan salah satu penyebab diare yang sering yaitu
60% kasus diare yang berat dan mengancam jiwa. Salah satu pengobatannya
yaitu menggunakan antibiotik akan tetapi penggunaan antibotik yang kurang
tepat dan dalam dosis yang cukup tinggi dapat menyebabkan resistensi.
Timbulnya resistensi bahkan multiresistensi dari populasi bakteri terhadap
berbagai jenis antibiotik menimbulkan banyak masalah dalam pengobatan
penyakit infeksi. Sekarang ini, gaya hidup kembali ke alam (back to nature)
menjadi sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam,
termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat (herbal). Untuk itu penelitian
mengenai kandungan senyawa dari tanaman perlu terus dilakukan untuk
memberikan efek yang komplemen terhadap terapi pengobatan.
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah tanaman
manggis. Kulit buah manggis biasa digunakan untuk pengobatan penyakit
sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim (ICUC, 2003). Kulit buah
manggis mengandung flavonoid, saponin, tanin, steroid/triterpenoid dan kuinon
(Poeloengan et al, 2010). Metabolit utama dari kulit buah manggis adalah
xanthon.
Penelitian yang dilakukan oleh Priya et al (2010) melaporkan ekstrak kulit
buah manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Shigella flexneri
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang KHM dan
KBM ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap Shigella
flexneri dan memberi informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan
terhadap penelitian lain yang terkait dengan penggunaan obat tradisional, serta
dapat memperkaya data ilmiah mengenai senyawa yang memiliki aktivitas
antibakteri.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan data empiris yang terkumpul telah banyak penelitian
sebelumnya tentang kulit buah manggis diantaranya adalah :
1. Penelitian dilakukan oleh Masniari Poeloengan, dan Praptiwi (2010)
membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana)
mempunyai aktivitas anti bakteri terhadap bakteri Salmonella typhmurium
Escherichia coli, Staphylococcus aureus ATCC 25922 dan Staphylococcus
epidermidis. Hasil yang diperoleh ekstrak etanol kulit buah manggis dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
epidermidis dengan KHM 2%.
2. Penelitian dilakukan oleh Iska (2012) membuktikan bahwa ekstrak kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) mempunyai aktivitas anti bakteri terhadap
bakteri Shigella flexneri. Hasil yang diperoleh ekstrak etanol kulit buah
manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri dengan
nilai IC50 pada kosentrasi 406,44 ppm.