PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan jenis tumor uterus yang paling sering ditemukan
(1).
Diperkirakan bahwa 20% dari wanita berumur 35 tahun penderita mioma uteri
walaupun tidak disertai gejala-gejala atau sekitar 20-25% terdapat pada wanita usia
reproduktif dan 3-9 kali lebih banyak terdapat pada wanita berkulit hitam daripada
berkulit putih.(2,3) Mioma uteri berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya. Dalam berbagai literatur dikenal berbagai istilah seperti:
fibromioma, fibroid, leiomioma. Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti
(2,3)
Mioma uteri tidak terjadi sebelum menarche/pubertas dan dibawah pengaruh hormon.
Tapi dapat terjadi pada masa reproduktif. Mioma tidak pernah terjadi setelah
menopause bahkan yang telah ada pun biasanya mengecil bila mendekati masa
menopause
(2,3)
bertambah besar pada masa menopause, harus dipikirkan adanya degenerasi maligna
(1)
.
Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,4 11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat. Mioma uteri lebih sering didapatkan pada wanita nullipara
atau wanita yang kurang subur
(2)
terisolasi, mioma biasanya multiple dan berukuran kurang dari 15 cm tapi dapat
mencapai ukuran yang sangat besar dengan berat 45 kg (100 pon). Jarang ditemukan
1 mioma dalam satu uterus, pernah ditemukan mioma dengan 200 sarang mioma
dalam satu uterus. Walaupun biasanya asimptomatik, myoma banyak menimbulkan
problema diantaranya metrorraghia dan menorrhagia, rasa sakit, bahkan infertilitas (3).
Perdarahan uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling banyak untuk
dilakukan histerektomi di USA (3).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot polos dan
jaringan ikat yang menumpangnya dan sering juga disebut sebagai fibromioma,
leiomioma, fibroid
besar (100 pon)
dapat
(1,3)
dilepaskan
(1,2,3)
sekitarnya.
Penampangnya
berbentuk
whorl
like
Epidemiologi
Mioma paling banyak ditemukan pada usia 35-45 tahun (25%). Jarang sekali
ditemukan pada wanita berumur < 20 tahun. Mioma uteri lebih sering didapati pada
wanita nullipara atau yang kurang subur dan pada wanita berkulit hitam. Faktor
keturunan juga memegang peranan. Setelah menopause hanya kira-kira 10% yang
masih tumbuh (2,3).
2.3
Klasifikasi
mioma submukosa
mioma intramural/interstitial
mioma subserosa/subperitoneal.
maka
tangkai
dapat
atrofi
dan
diserap
sehingga
menjadi
wandering/parasitic myoma.
Kadang-kadang vena yang ada di permukaan pecah dan menyebabkan
perdarahan intra abdominal. Malah mioma subserosa ini juga dapat tumbuh di antara
2 lapisan peritoneal dari ligamentum latum menjadi myom intraligamenter yang
dapat menekan ureter dan A. Iliaca, sehingga menimbulkan gangguan miksi dan rasa
nyeri.
2.4
Patogenesis
Penyebab utama mioma uteri tidak diketahui. Ada bukti bahwa mioma berasal
(2)
Hal ini juga sesuai dengan percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen pada
kelinci percobaan yang ternyata dapat menimbulkan tumor fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen
(2)
(2,3)
reseptor estrogen yang lebih rendah. Sel-sel mioma tidak mempunyai reseptor
progesteron (3).
Hipotesis yang menyatakan HGH (Human Growth Hormon) berhubungn
dengan pertumbuhan mioma telah secara luas dibuktikan tidak berhubungan dengan
penelitian radioimmunoassay dari HGH pada wanita hamil dan wanita yang
menggunakan estrogen. Tapi, terdapat spekulasi bahwa pertumbuhan mioma pada
kehamilan berhubungan sinergis dengan aktivitas estradiol dan HPL (Human
Placental Lactogen) (3).
2.5
Patologi Anatomi
Mioma uteri biasanya multiple, terpisah dan sferis atau berlobulasi yang tidak
teratur. Walaupun mioma mempunyai pseudokapsul, mioma ini dapat jelas dibedakan
dari miometrium yang normal dan dapat di-enukleasi secara mudah dari jaringan
sekitarnya (1,2,3).
Secara makroskopik pada potongan melintang, mioma itu berwarna lebih
pucat, bulat, licin dan biasanya padat dan jika mioma yang baru saja diangkat tersebut
dibelah maka permukaan tumor akan terpisah dan mudah dibedakan dari
pseudokapsulnya (3).
Secara mikroskopik, mioma uteri terdiri dari berkas otot polos dan jaringan
ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air (whorl like appearance). Sel-sel
individual berbentuk spindle, nuklei yang elongasi dan sel-selnya berukuran sama
besar (1,2,3).
2.6
besar :
1. Degenerasi jInak, yang terbagi lagi menjadi 7, yaitu (1,2,3):
a. Atrofi
Tanda dan gejala-gejala berkurang atau menghilang sesuai dengan ukuran
mioma yang mengecil pada saat menopause atau sesudah kehamilan.
b. Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita usia lanjut karena mioma
telah menjadi matang. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen dimana
tumor ini tetap berwarna putih tapi di dalamnya berwarna kuning, lembut bahkan
seperti
gel/agar-agar bergelatin.
c. Degenerasi Kistik (likuifikasi)
Merupakan kelanjutan dari degenerasi kistik sehingga seluruh tumor mencair
seolah- olah menyerupai uterus yang gravid atau kista ovarium. Stress fisik dapat
menyebabkan pecahnya tumor ini sehingga menyebabkan evakuasi isi cairan tersebut
ke dalam uterus, rongga peritoneum dan reroperitoneal. Dapat juga terjadi
pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.
d. Kalsifikasi (degenerasi membatu)
mioma uteri ini tidak memberikan gejala (kebetulan ditemukan) dan bahkan mioma
yang sangat besarnya tidak dapat terdeteksi terutama pada pasien yang gemuk
(2,3)
(1,2,3)
(1,2,3)
adalah myoma submukosa (2,3). Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini
antara lain adalah(2) :
a.
Pengaruh
ovarium
sehingga
terjadi
hiperplasia
endometrium
sampai
adenokarsinoma endometrium
b. Permukaan endometrium diatas miom submukosa
c. Atrofi endometrium diatas miom submukosa
d. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di
antara serabut miometrium sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang
melaluinya dengan baik.
Jenis mioma yang sering menyebabkan perdarahan adalah mioma submukosa
akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah. Mioma intramural juga dapat
menyebabkan perdarahan karena ada gangguan kontraksi otot uterus. Perdarahan oleh
mioma dapat menimbulkan anemia yang berat.
Nyeri
(1,2,3)
sirkulasi darah pada mioma, infeksi, nekrosis, torsi mioma yang bertangkai atau
kontraksi mioma subserosa dari cavum uteri
(1,2,3)
dari torsi atau degenerasi merah dapat menyerupai akut abdomen (disertai mualmuntah)(1,3).
Mioma yang sangat besar menyebabkan sensasi berat (penuh) pada daerah
panggul
(3)
. Punggung yang pegal atau sakit adalah gejala yang umum karena
penekanan terhadap saraf yang menjalar ke punggung, pinggang dan tungkai bawah
(1,3)
menyebabkan dismenorrhe.
Akibat tekanan
Menimbulkan kerentanan kandung kemih, polakisuria dan disuria. Bila uretra
tertekan dapat menyebabkan retensi urin yang bila berlarut-larut dapat menyebabkan
hydroureteronephrosis. Tekanan pada rektum tidak begitu besar, kadang-kadang
menyebabkan konstipasi dan kadang-kadang sakit pada waktu defekasi.
Bila terjadi tekanan pada vena kava akan terjadi oedem tungkai bawah.
Mioma pada cervix dapat menyebabkan sekret vagina yang serosanguineus,
perdarahan vaginal, dyspareunia dan infertilitas.
Gejala Sekunder
Akibat perdarahan yang hebat :
Anemia
Lemah
Pusing
10
Infertilitas
Mioma yang menyebabkan infertilitas primer hanya 2-10% dari pasien. Jenis
mioma yang berhubungan dengan infertilitas adalah mioma submukosa yang
bertangkai dan mioma yang terletak di dekat cornu.
Infertilitas sekunder yang disebabkan mioma dikarenakan distorsi dari kavitas
uterus, sarang mioma menutup atau menekan pars interstialis dan perdarahan uteri
abnormal. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila penyebab lain infertilitas sudah
disingkirkan dan mioma merupakan penyebab infertlitas tsb maka merupakan
indikasi untuk dilakukan miomektomi untuk membesarkan kemungkinan hamil.
Angka kehamilan setelah miomektomi berkisar 25-40%.
Abortus spontan
Insidens abortus spontan yang berhubungan sekunder dengan myoma tidak
diketahui tapi insidens ini 2x lebih banyak daripada kehamilan normal. Contohnya,
kejadian abortus spontan sebelum myomectomi kira-kira 40% dan sesudah
miomektomi kira-kira 20%.
2.8
(1)
. Dengan
sondase, cavum uteri menjadi luas dan tidak rata yang terutama terdapat pada myoma
intramural (1,2).
11
myoma tapi bukan berarti USG pelvis merupakan pengganti pemeriksaan bimanual
dari uterus dan pemeriksaan abdomen(3). Leiomyoma yang besar terlihat sebagai
massa jaringan yang lunak pada rontgen abdomen bawah dan pelvis terutama akan
memberikan diagnosis yang kuat bila myoma mengalami kalsifikasi (gambaran
rontgen pada kasus ini radioopak)
(2,3).
tinggi akurasinya dalam menunjukkan jumlah, besar dan lokasi leiomyoma (3).
2.10
(3)
. Kadang-kadang
12
(6)
2.12
a. Massa solid lain seperti tumor ovarium yang solid, tumor dermoid, limphoma,
limphosarkoma (7)
b. Kehamilan uterus gravidus (1,2,3).
13
keinginan untuk memiliki keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta ukuran,
lokasi serta jenis mioma itu sendiri (3).
A.
tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun terutama bila mioma
masih kecil dan tidak menimbulkan keluhan. Walaupun demikian mioma memerlukan
pengamatan setip 3-6 bulan.
Pada wanita menopause mioma biasanya tidak menimbulkan keluhan (1,2,3).
Bahkan pertumbuhannya dapat menjadi terhenti bahkan lisut
(2)
(2)
. Bila
B.
14
pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin hingga uterus menjadi mengecil
(2,5)
(3)
(3)
dihentikan maka mioma yang lisut itu tumbuh kembali dibawah pengaruh estrogen
karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang
tinggi.(2,5)
C.
Pengobatan Operatif
Miomektomi
Tindakan bedah dimana pengambilan myom melalui laparatomi atau
laparoskopi tergantung ukuran, jumlah dan lokasi myom (6). Dilakukan pengambilan
sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.(2) Miomektomi dilakukan bila masih
menginginkan keturunan, syaratnya harus dilakukan dilatasi kuretase dulu untuk
menghilangkan kemungkinan keganasan.(1) Miomektomi berhasil untuk mengontrol
perdarahan kronik akibat mioma.(3)
2.
Histeroskopi
Menggunakan pipa panjang dengan kamera, dimasukkan kedalam vagina dan
uterus untuk melihat myom, kemudian myom di potong dan di buang. Teknik ini
15
tidak dapat dilakukan pada myoma yang terdapat di dalam dinding uterus atau pada
myoma yang bertangkai (6).
3.
Miolisis
Merupakan teknik operasi terbaru di Amerika, dengan menggunakan jarum
elektrik yang dimasukkan kedalam myom pada saat laparoskopi, yang dapat
menghentikan peredaran darah ke myom sehingga myom mengecil(6).
4.
Histerektomi
Merupakan teknik operasi untuk mengangkat / membuang uterus. Teknik ini
merupakan cara yang terbaik untuk menyembuhkan mioma uteri, biasanya dilakukan
pada wanita dengan mioma yang besar, dan multipel, perdarahan yang banyak,
menjelang / sudah menopause dan tidak menginginkan anak(6).
Kerugian miomektomi adalah(1) :
a. Melemahkan dinding uterus hingga dapat terjadi ruptur uteri saat hamil
b. Menyebabkan perlekatan
c. Residif
Histerektomi
masih
diperlukan
oleh
25-35%
penderita
tersebut.(2)
16
D. Radioterapi
Tindakan ini agar ovarium tidak lagi berfungsi sehingga penderita mengalami
menopause dan diharapkan akan menghentikan perdarahan.(1,2) Syarat-syarat
dilakukan radioterapi adalah
(1)
dioperasi (bad risk patient); Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan; Bukan
jenis submukosa; Tidak disertai radang pelvik; Tidak dilakukan pada wanita muda
sebab dapat menyebabkan menopause; Tidak ada keganasan uterus.
Sedapatnya diambil sikap konservatif karena miomektomi pada kehamilan
sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan juga dapat
menimbulkan abortus. Operasi terpaksa dilakukan bila ada penyulit yang
menimbulkan gejala akut atau mioma sangat besar. Jika mioma menghalangi jalan
lahir dilakukan SC disusul dengan histerektomi. Bila akan
dilakukan enukleasi
17
18
(1,2,7)
bulan pertama kehamilan karena pengaruh estrogen yang meningkat; Dapat terjadi
degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas yang kadang-kadang
memerlukan pembedahan segera guna mengangkat sarang mioma.
Terapi mioma dengan kehamilan adalah konservatif karena miomektomi pada
kehamilan sangat berbahaya, disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan dapat
juga menimbulkan abortus. (1,2) Operasi terpaksa dilakukan jika ada penyulit-penyulit
yang menimbulkan gejala akut atau karena mioma sangat besar.
(1)
Jika mioma
19
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS
Nama
: Ny. I
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 46 Tahun
Pekerjaan
Agama
: Islam
Alamat
MR
: 38 57 86
20
ANAMNESIS
Seorang pasien wanita usia 46 tahun datang ke Poliklinik Ginekologi RSAM,
Bukittinggi pada tanggal 27 September 2014 dengan :
Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan sejak 2 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 2 bulan yang lalu, warna
merah terang, mengalir, membasahi 2 kain sarung penuh.
Perut terasa bengkak, dimana bengkak ini dirasakan sejak 2 bulan yang lalu,
awalnya sebesar telur itik, sekarang sebesar kepalan tinju orang dewasa.
Keputihan (-)
Riwayat Menstruasi:
o Menarche umur 13 tahun, siklus haid teratur 1x sebulan, lamanya 6
hari, banyaknya 3-4x ganti duk/hari, nyeri (+).
Riwayat melahirkan : SC 1x pada tahun 2000 atas indikasi janin letak lintang
21
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, DM, dan
keganasan.
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1x : tahun 1998, namun sekitar 10 tahun yang lalu
pasien bercerai.
Riwayat Kehamilan dan persalinan sebelumnya
1. Keguguran, gravid 3 bulan
2. Tahun 2000, laki-laki, 2750gr, 48cm, SC, hidup
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Pasien memakai kontrasepsi spiral sejak tahun 2000.
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien berobat ke bidan, dan disarankan oleh bidan untuk
melakukan pemeriksaan USG. Setelah melakukan USG di RS Yarsi kemudian pasien
berinisiatif sendiri untuk pergi berobat ke polikilinik RSAM pada tanggal 25 Agustus
2014 dengan membawa hasil USG. Dari hasil USG pasien didiagnosis Mioma Uteri
dan direncanakan untuk Operasi.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A.
Status Generalis
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Composmentis Cooperatif
Tanda Vital
22
o TD : 170/100 mmHg
o N : 86 x/menit
o RR : 20 x/menit
o S : afebris
Mata
Leher
Jantung :
o Inspeksi
o Palpasi
V
o Perkusi
o Palpasi
o Perkusi
: Sonor
B.
Abdomen
: Status Ginekologi
Genitalia
: Status Ginekologi
Ekstremitas
Status Ginekologi
Muka dan mammae: tanda-tanda hamil tidak ada
Abdomen :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
23
Genitalia
Inspeksi
VT Bimanual:
- vagina : tumor (-)
- portio : sebesar jempol kaki dewasa
- cavum uteri : Antefleksi, sebesar kepala bayi
- Adneksa Parametrium : teraba pul bawah tumor
- Cavum douglas : tidak menonjol
Inspekulo
- vagina : tumor (-), laserasi (-), tidak tampak darah dan cairan
menumpuk pada forniks posterior
- portio : tumor (-), laserasi (-), tidak tampak darah dan cairan
menumpuk pada canalis cervikalis, OUE tertutup
IV. LABORATORIUM
Tanggal 27-9-2014
Hb
: 12,8 gr/dl
Ht
: 39,6%
Leukosit
: 7.500/mm3
Trombosit
: 562.000/mm3
24
Siapkan darah
VIII. RENCANA
Kuret PA
25
Laparatomi
Follow Up
Tanggal
Catatan Dokter
27/9/2014 D/ Mioma Uteri
Instruksi
Sikap
-observasi KU, VS, PPV
Rencana
PF :
KU : sedang/ CMC
- persiapan laparatomi
TD : 170/100 mmhg
Terapi
Nd : 82x/menit
R : 20x/ menit
Rencana
: Afebris
Sikap
PF :
KU : sedang/ CMC
Terapi
TD : 170/100 mmhg
-Nifedipin 1x1mg
Nd : 82x/menit
R : 20x/ menit
ini
S : Afebris
Abd : I : tampak buncit
26
Sikap
perdarahan
Terapi
- IVFD RL : D5 = 3x1
Sikap
PF :
- mobilisasi
KU : sedang/ CMC
- diet TKTP ML
TD : 110/70 mmhg
Nd : 80x/menit
Terapi
R : 20x/ menit
S : Afebris
Abd :
perban
27
Aus : BU (+) N
Gen : V/U tenang, PPv (-)
Labor 29-9-2014:
- Hb : 11,6g/dl
Ht : 36,2 %
- Leukosit : 18.290 / mm3
- Trombosit : 462.000/mm3
Dx/ post histerektomi total +
salphingoovorektomi bilateral Hari I
28
DISKUSI
Seorang pasien wanita usia 46 tahun datang ke Poliklinik Ginekologi RSAM,
Bukittinggi pada tanggal 27 September 2014 dengan keluhan utama Keluar darah dari
kemaluan sejak 2 bulan yang lalu. Pada pasien ini ditegakkan diagnosa mioma uteri
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesis pasien mengeluh keluar darah yang banyak dari kemaluan
sejak 2 bulan yang lalu, warna merah kehitaman, mengalir, membasahi 2 kain sarung
penuh. Gejala klinis yang muncul pada kasus mioma uteri sangat tergantung pada
lokasi, besarnya miom dan perubahan-perubahan yang terjadi pada mioma tersebut,
dan salah satu gejala yang sering terjadi pada mioma uteri adalah perdarahan
pervaginam. Bisa dikatakan bahwa jenis dari mioma tersebut adalah submukosa atau
intramural sedangkan jenis subserosa dapat disingkirkan karena mioma subserosa
tidak mengalami perdarahan pervaginam, dan kalaupun ada biasanya bersamaan
dengan adanya adenokarsinoma polip. Selain itu mioma subserosa juga tidak terjadi
pembesaran uterus sedangkan perut pasien terasa bengkak, dimana bengkak ini
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, awalnya sebesar telur itik, sekarang sebesar
kepalan tinju orang dewasa. Dari pemeriksaan fisik, dengan inspeksi terlihat abdomen
agak membuncit, pada palpasi abdomen didapatkan teraba massa berukuran 9x5x3
cm, konsistensi padat, permukaan rata, , bisa digerakkan, nyeri (-) .
Faktor risiko yang sesuai dengan teori dan didapatkan pada pasien ini
hanyalah usia yang lebih dari 35 tahun, sedangkan untuk faktor risiko lainnya tidak
ditemukan pada pasien ini. Pemeriksaan penunjang yang utama adalah USG, Pada
pasien ini dilakukan USG dengan kesan mioma uteri dengan ukuran 14,7x 5,5 x 8,5
cm. Berdasarkan hasil tersebut pasien didiagnosa mioma uteri.
Penatalaksanaan diberikan berdasarkan beberapa pertimbangan seperti
seberapa berat keluhan, faktor usia, keinginan untuk memiliki anak, KU dan
karakteristik mioma. Dikarenakan usia pasien 46 tahun dengan masa kesuburan yang
29
tidak lama lagi, jenis mioma adalah intramural dan sangat besar, sehingga sulit bila
hanya dilakukan miomektomi. Maka pada pasien ini dilakukan histerektomi.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Obstetri Gineacologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung : Ginaecologi, Elstar Offset, Bandung, 6 : 154-163
2. Winkjosastro, Hanifa : Ilmu Kandungan, edisi ke 3, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1997, 13 : 338-345
3. DeCherney, Alan H ; Current Obstetric & Gginecologic Diagnosis &
Treatment, 9th edition, International edition, 2003, 36 : 693-699
4. Cunningham, F Gary ; Mac Donald, Paul C ; Gant, Norman F : Obstetri
Williams, edisi 18, EGC, Th 1995
5. www.mayoclinic.com ; Uterine Fibroids 17 June 2005 ayo Foundation for
Medical Education and Research (MFMER)
6. www.obgyn.net ; FIBROIDS, Advanced Gynecology Solution by Paul D.
Indman, M.D. 2000
7. www.4woman.gov ; Uterine Fibroids, U.S Department of Health & Human
Services, September 2004
8. www.ifv.com ; Leiomyomas of the Uterus Fibriods Tumors, by Georgia
Reproductive Specialist, 2005
31