Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PERCOBAAN 1
ANALISA SPEKTRUM SINYAL

2.1 TUJUAN PERCOBAAN


Mengamati dan menganalisis spektrum dari berbagai bentuk sinyal
(sinus, kotak, segitiga, gigi gergaji).

2.2

DASAR TEORI

2.2.1 Pengertian Umum Analisa Spektrum Sinyal


Bentuk gelombang adalah persamaan atau grafik yang menunjukkan
perilaku sinyal sebagai fungsi waktu. Disamping sebagai fungsi waktu,
suatu sinyal juga dapat dinyatakan sebagai suatu spektrum, yang
menunjukkan perilaku sinyal sebagai fungsi frekuensi. Jadi suatu sinyal
dapat dipelajari di kawasan waktu dengan memandangnya sebagai bentuk
gelombang, atau di kawasan frekuensi dengan memandangnya sebagai suatu
spektrum.
Suatu sinyal periodik dapat diuraikan menjadi jumlah dari beberapa
komponen sinus, dengan amplitudo, sudut fasa, dan frekuensi yang
berlainan. Dalam penguraian itu, sinyal akan terdiri dari komponenkomponen sinyal yang berupa komponen searah (nilai rata-rata dari sinyal),
komponen sinus dengan frekuensi dasar f0, dan komponen sinus dengan
frekuensi harmonisa nf0.

Frekuensi harmonisa adalah nilai frekuensi yang merupakan perkalian


frekuensi dasar f0 dengan bilangan bulat n. Frekuensi f0 kita sebut sebagai
frekuensi dasar karena frekuensi inilah yang menentukan perioda sinyal T0
= 1/f0. Frekuensi harmonisa dimulai dari harmonisa ke-dua (2fo), harmonisa
ke-tiga (3f0), dan seterusnya yang secara umum kita katakan harmonisa ke-n
mempunyai frekuensi nf0.

2.2.2 Analisa Gelombang Fourier


Semua gelombang non sinus periodic adalah resultan dan sinyal sinusoida
dengan frekuensi dasar dan harmoninya. Dengan menggunakan deret
Fourier akan didapatkan gelombang sinus yang menyusun sinyal non sinus
tersebut.
Setiap bentuk gelombang periodic yakni bentuk f(t)=f(f+1) dapat
dinyatakan oleh sebuah deter Fourier jika memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Gelombang diskontinu dimana hanya terdapat diskontinu yang terbatas
dalam periode (T)
2. Gelombang memiliki rata-rata yang terbatas dalam periode (T)
3. Gelombang memiliki jumlah maksimum dan minimum yang terbatas
dalam periode (T)
Bila syarat-syarat tersebut terpenuhi, deret Fourier ada dan dapat dituliskan
dalam bentuk trigonometri
F(t) =

Koefisien Fourier a dan b ditentukan bagi sebuah gelombang berdasarkan


perhitungan integral

( )

Dari persamaan tersebut diperoleh


( )

a0 =

an =

( )

( )

bn =

( )

( )

Pada deret Fourier terdapat fungsi-fungsi istimewa genap,ganjil,dan simetri


gelombang setengah.

2.2.2.1

Fungsi Genap
Suatu fungsi f(t) merupakan fungsi genap bila f(t) = f(-t)
Persamaan- persamaan fungsi genap adalah :
a0 =

( )

an =

( )

bn =
Deret Fourier dan Fungsi Periodik genap hanya berisi suku-suku
cosines dan sebuah konstanta

2.2

ALAT DAN BAHAN


1. Frequency Generator
2. Osiloskop digital
3. Probe

2.3

CARA KERJA

2.3.1 Sinyal Sinus


1. Pasang osiloskop digital.
2. Sambungkan osiloskop digital dengan AFG menggunakan probe.
3. Mengamati sinyal sinus pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 3000
Hz, dan 5000 Hz, serta amplitude masukan 3 V.
4. Menggambarkan bentuk sinyal serta keterangannnya

2.3.2 Sinyal Kotak


1. Mengamati sinyal kotak pada frekuensi 100, 500, 1000, 2000 Hz dengan
duty cycle 25 %, 50 %, dan 75%, serta amplitude masukan 3 V.
2. Menggambarkan bentuk sinyalnya dan hasil FFT dari tiap sinyal., lengkap
dengan keterangan nilai frekuensi dan amplitudo dari sinyal fundamental
dan sinyal harmonisanya.

2.3.3 Sinyal Segitiga


1. Mengamati sinyal segitiga pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, dan
2000 Hz, serta amplitude masukan 3 V.
2. Menggambarkan bentuk sinyalnya dan hasil FFT dari tiap sinyal., lengkap
dengan keterangan nilai frekuensi dan amplitudo dari sinyal fundamental
dan sinyal harmonisanya.

2.3.4 Sinyal Gigi Gergaji


1. Mengamati sinyal gigi gergaji pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 1000 Hz,
dan 2000 Hz, serta amplitude masukan 3 V.
2. Menggambarkan bentuk sinyalnya dan hasil FFT dari tiap sinyal., lengkap
dengan keterangan nilai frekuensi dan amplitudo dari sinyal fundamental
dan sinyal harmonisanya.

2.3.5 Sinyal Modulasi AM


1. Memberi masukan gelombang sinus pada osiloskop digital.
2. Menset mod mode pada AFG pada frekuensi 30 kHz dengan amplitude 3
V dengan indeks modulasi 50 %, 75 %, dan 100%.
3. Menggambar spectrum sinyalnya.

2.3.6 Sinyal Modulasi FM


1. Memberi masukan gelombang sinus pada osiloskop digital.
2. Menset Mod mode pada AFG frekuensi 30 kHz dengan amplitude 3 V dan
indeks deviasi 1 %
3. Menggambar Spektrum Sinyal

Anda mungkin juga menyukai